“Pelurunya kosong,” ucap Fox lalu mengambil pistol dari tangan Alicia.
Alicia mulai membuka mata dan ternyata perkelahian sudah usai. Di mata Alicia, perkelahian itu seperti rubah dan kucing hutan yang sedang berebut mangsa.
“Adik kecil kita sudah berani memegang senjata!” ucap Rin sembari memeluk Alicia karena senang.
“Berhenti memperlakukanku seperti anak kecil! Tapi, ini rasanya empuk dan lembut. Bagaimana kamu menumbuhkannya, Rin?” Alicia merasakan kenyamanan pada dada Rin.
“Kamu bertanya pada orang yang tepat, ayo ikut ke atas.”
Alicia dan Rin pergi menuju lantai dua. Sunny mendekat dan melihat penampilan Fox berantakan, apalagi bajunya robek sampai memperlihatkan bentuk tubuh bagian atas. Sunny menyarankan untuk sesegera mungkin berganti pakaian karena dia harus berangkat bekerja. Dia juga memuji tubuh Fox yang ramping. Tapi sayang, pemikat laki-laki mata keranjangnya tak sebesar milik Rin.
“Aku masih punya tenaga untuk menghadapi satu orang lagi. Dan apa gunanya memiliki dada sebesar itu? Hanya akan menghambat pergerakanku.” Fox memasang kuda-kuda bersiap untuk menyerang.
“Aku kalah,” ucap Sunny segera dan mengangkat tangannya.
Fox menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan dirinya. Rambut blondenya berantakan dan bajunya rusak akibat pertengkaran tadi. Kerusakan itu membuat moodnya hari ini menjadi rusak. Dia pun menelepon bosnya meminta izin untuk tak masuk kerja dengan alasan sakit.
Setelah Sunny selesai mandi, ia berencana menghibur Fox yang sedang sarapan di meja makan dan sudah mengganti pakaian.
“Aku selalu kagum denganmu yang tampil stylish setiap saat,” puji Sunny lalu bergabung di meja makan.
Fox yang kehilangan mood sedang berusaha mengembalikannya. Setelah berpikir lama, dia berencana untuk mengunjungi Gin di kampus karena selama ini dia tak tahu kegiatan Gin saat di luar rumah. Setelah selesai sarapan, Fox memanggil Alicia dan memintanya untuk menemani dirinya menemui Gin di kampus.
“Alicia, apa kamu yakin ini jalanya?” tanya Fox fokus mengendarai mobil.
“Emm, sepertinya tadi harus belok ke kanan hehe.” Alicia kebingungan membaca maps yang ada di smartphonenya.
“Sini adik manis, biar aku saja yang baca maps.” Rin meminta smartphone milik Alicia.
“Kenapa ubur-ubur laut itu harus ikut, Alicia?!” protes Fox.
Fox yang masih kesal kepada Rin lalu menginjak gas dalam-dalam dan mulai mengendarai mobil dengan ugal-ugalan.
“Hey, rubah licik! Kau berencana membunuh kami?” tanya Rin yang tetap santai di kursi belakang walau Fox memacu mobilnya dengan cepat.
“Diam saja kau kucing penjilat. Cukup beritahu saja ke mana jalannya,” umpat Fox pada Rin.
Berbeda dengan Rin, Alicia terus berteriak ketakutan sampai menangis dan memohon Fox untuk mengurangi kecepatannya tapi Fox tak bergeming dengan tangisan Alicia.
Alicia, Fox dan Rin telah tiba di Washington University tempat Gin berkuliah dengan selamat. Mereka langsung memarkirkan mobil lalu mulai mencari keberadaan Gin di kampus yang luas itu. Untungnya Alicia tahu kalau Gin berkuliah di jurusan kedokteran. Mereka semakin bersemangat mencari Gin saat melihat Tim, nama mobil milik Gin, terparkir di deretan mobil-mobil lainnya.
“Aku yakin itu Gin.” Alicia menunjuk ke arah seseorang.
“Dari bentuknya memang seperti Gin,” ujar Fox.
Alicia sempat beberapa kali memanggil Gin tapi orang yang dipanggil oleh Alicia tak menoleh sedikit pun dan pergi begitu saja. Mungkin karena merasa terganggu oleh kedatangan mereka. Alicia, Fox dan Rin terus mengikuti ke mana pun orang tersebut berjalan. Fox yang masih tak yakin sempat menyarankan untuk berhenti mengikuti orang tersebut karena jika itu Gin pasti langsung menemui mereka. Tetapi Alicia terus memaksa untuk mengikuti orang itu.
Karena lelah, Rin mempunyai ide untuk mengetahui apakah itu Gin atau bukan.
“Sayang, berhenti!” teriak Rin yang seketika menjadi pusat perhatian.
Benar saja, teriakan Rin membuat orang yang diikutinya berhenti dan menghampiri mereka. Orang itu terlihat kesal dan merasa terganggu karena dari tadi mereka selalu mengikuti keduanya seolah ingin melakukan tindakan kejahatan.
“Saya bisa panggil satpam atau polisi jika kalian terus mengikuti kami,” ucap salah satu orang yang mereka ikuti dengan kesal.
Wajah Alicia, Rin dan Fox terlihat panik setelah orang yang mereka ikuti mengancam akan memanggil polisi karena gerak-gerik mereka mencurigakan tadi.
--------------xxxx----------------
Sunny datang ke sebuah hotel mewah bintang lima untuk menandatangani kontrak kerja sebagai koki di sana. Dengan berbekal pengalaman di dapur dan kemampuan masaknya yang mumpuni tak sulit bagi Sunny untuk mendapatkan pekerjaan itu. Sunny datang satu jam sebelum waktu yang sudah ditentukan dan dipersilakan menunggu di ruang tunggu hotel oleh resepsionis. Sunny mulai merasa bosan menunggu memutuskan untuk mengunjungi dapur hotel itu.
“Maaf Nona, area ini terlarang untuk pengunjung hotel,” sambut salah satu koki di sana.
“Maaf saya tersesat.”
Sunny yang sudah dilarang malah masuk semakin ke dalam dapur hotel itu dan mencicipi saus yang ada di panci besar. Orang yang melarang Sunny tadi sedikit kewalahan dengan kelakuan Sunny dan melapor kepada koki senior di sana.
“Apa yang kamu lakukan di sini? Ini bukan tempat umum,” ujar koki senior itu.
“Terlalu banyak lada. Walaupun lada bagus untuk pencernaan tapi agak kurang bijak jika menambahkan lada terlalu banyak karena bisa menutupi rasa alami dari bahan yang lain,” komentar Sunny tentang saus yang dibuat oleh koki di sana.
“Orang sepertimu tahu apa soal masakan?” omel koki senior.
“Kalau dibiarkan, hotel sebagus ini memiliki standar yang kurang dalam hal saus masakannya,” imbuh Sunny.
“Kurang ajar! Saya sudah bekerja di dapur ini selama lima tahun dan tak ada tamu satu pun yang mengelukan sausnya,” murka koki senior lalu menarik kasar Sunny dan mengusirnya dari dapur hotel.
“Kasar sekali Anda dengan wanita,” sindir Sunny.
“Saya tak butuh komentar dari kamu dan jangan pernah lagi menginjakkan kaki di dapur ini,” bentak koki senior lalu membanting pintu dapur.
Ketika Sunny berjalan menuju ruang tunggu, dia dihampiri oleh resepsionis yang telah mencarinya sedari tadi. Resepsionis itu memberitahu Sunny bahwa dia telah ditunggu manajer di ruangannya. Setelah semua urusan kontrak telah selesai, manajer muda itu mengajak Sunny ke dapur untuk memperkenalkan pada orang yang akan bekerja bersamanya.Seperti yang sudah diduga, koki senior yang sempat mengusir Sunny memprotes bahwa orang yang kurang ajar seperti Sunny tak pantas berada di dapur itu dan meminta kepada manajer untuk memikirkan kembali menerima Sunny sebagai koki di sana.“Maaf Nona Sunny, apa yang Anda lakukan pada koki kami sehingga dia terlihat marah?” tanya manajer muda pada Sunny. Sunny pun memberi tahu pada manajer hotel kalau dia hanya sebatas mengomentari saus yang dibuat oleh koki senior itu tapi dia mendapatkan perlakuan tak mengenakan darinya.“Saya tidak peduli dengan komentarnya. Saya sebagai koki senior di sini tak terima jika dia ada di dapur ini,” protes sang koki senior.
Beberapa hari ini, terjadi keributan besar di kampus karena tersebar video tidak senonoh yang diperankan oleh salah satu mahasiswi dan secara tidak langsung mencoreng nama baik kampus Washington University tempat Gin kuliah saat ini. Atas kejadian tersebut, berujung dengan pembullyan terhadap mahasiswi tersebut yang diketahui bernama Rena.Tring!Suara dering telepon rumah berbunyi.“Halo, kediaman Morgan. Ada yang bisa saya bantu?” sapa Alicia yang mengangkat telepon itu.“Alicia, tolong beritahu Gin untuk pergi ke tempat Rena sekarang juga!” kata Ashley yang terdengar panik dari telepon.Alicia langsung memberitahukan Gin kalau Ashley baru saja menelepon dan terdengar panik dari nada bicaranya. Alicia meminta untuk ikut karena dia sudah menganggap Ashley adalah kakaknya sendiri. Mereka berdua pun langsung bersiap dan bergegas menuju apartemen milik Rena.Sesampainya di sana, Gin melihat Rena yang terduduk pucat dan memiliki pandangan yang kosong. Terlihat jelas kejiwaan Rena sangat t
Ada beberapa barang yang rusak dan hampir seisi bar berantakan karena perkelahian itu. Tak ada yang berani menghentikan Gin setelah melihat keganasan Gin menghajar Pablo dan teman-temannya. Sebelum meninggalkan bar, Gin memberikan kartu nama kepada pemilik bar tersebut. “Taruh semua tagihannya di sana,” ucapnya kepada pemilik bar lalu berjalan meninggalkan tempat itu. Saat Gin kembali ke apartemen, dia melihat Alicia sedang dikeroyok oleh Rena dan Ashley yang gemas dengannya. “Gin, tolooong!!!” Alicia merengek. Gin hanya tertawa melihat Rena dan Ashley yang tak membiarkan Alicia lepas dari genggaman mereka. Gin merasa lega karena melihat Rena tersenyum dengan kehadiran Alicia yang mengalihkan pikirannya. Mereka berempat lanjut dengan minum bersama tak terkecuali Alicia. Awalnya Rena ragu melihat Alicia seperti anak di bawah umur tapi Gin memberi tahu Rena kalau Alicia sebenarnya lebih tua dari Gin dan seperti biasa Alicia memukul Gin dengan loyang tepat di kepalanya. Walaupun Alici
Allan berjanji kepada ketua perompak akan mengganti anggotanya yang terbunuh dengan sepuluh anggota baru yang akan dikirim secepatnya. Allan kemudian mengulurkan tangannya kepada Alicia dan mengajaknya pergi dari gudang yang penuh dengan tawanan.Saat ditanya nama, Alicia selalu menggelengkan kepala dan terlihat kebingungan.“Sekarang namamu Nataline,” ucap Allan menggandeng tangan Alicia.“Aku punya teman bernama Alicia. Nanti aku kenalkan kamu sama dia,” celetuk kepribadian Alicia yang lain, Nataline.Nataline dan Allan berjalan keluar dari gudang sembari berbincang tentang teman Nataline yang bernama Alicia. Mereka berdua seketika menjadi seperti teman dekat. Bahkan, Nataline melempar senyum kepada Allan.Sesampainya di rumah, Allan memerintahkan pelayannya untuk memandikan Nataline dan membelikannya baju yang bagus. Saat makan malam, Allan sedikit tak menyangka bahwa Nataline adalah sosok yang cantik seperti putri di ker
Yuri yang memeluk Allan menanyakan siapa anak kecil yang ia bawa dan bersembunyi ketakutan di belakangnya. Allan memberi tahu bahwa Alicia akan menjadi anggota keluarga baru mereka. Rin yang gemas melihat muka imut Alicia langsung memeluknya dengan erat dan mencubiti pipi Alicia sampai pipinya berwarna merah.Alicia yang tadinya ketakutan dengan kata keluarga sekarang mulai terbuka karena ia mendapat sambutan hangat dari seluruh anggota keluarga Allan yaitu Fox, Rin dan Sunny. Semenjak itulah hubungan antara Alicia dengan anggota keluarga yang lain mulai semakin erat dan Alicia mengais haru karena kehidupan saat ini tak pernah ia bayangkan sebelumnya.--------------xxxx----------------Kembali ke masa sekarang.Pihak kampus terus menyelidiki kasus ini demi membersihkan nama Rena yang sudah tercoreng di mata masyarakat luas. Sudah tiga hari penyelidikan tapi masih mengalami kebuntuan karena tidak ada jejak sama sekali mengenai penyebaran video itu dan Rena
Sesampainya Gin di depan pintu rumah terdengar rintihan tangis penuh emosi yang berasal dari Ashley. Tangisan seseorang sahabat yang telah kehilangan orang terdekatnya dan suara tangisn itu terdengar trenyuh menyayat hati membuat siapa saja yang mendengarnya akan ikut tenggelam dalam kesedihan yang dirasakan oleh Ashley.“Maaf aku terlambat,” sesal Gin menundukan kepala tak berani menatap kearah Ashley.Ashley yang melihat Gin pulang langsung memeluknya dan menangis dalam pelukannya, semakin lama pelukan Ashley semakin kuat membuat Gin terdiam tak mampu berbuat apa pun sampai tubuh Ashley lemas pingsan karena tak mampu menahan ini semua.“Orang yang menyakiti seenaknya akan diadili seenaknya,” murka Gin dan esksprsinya berubah seketika.Gin berganti pakaian dengan setelan jas hitam lalu pergi ke suatu tempat. Gin masuk ke dalam gudang yang terlihat usang dari luar tapi saat melewati beberapa pintu terlihat isi ruangan yang ra
Mr. Bill yang percaya diri akan mengalahkan Sunny dan mengusir dia dari dapur untuk selamanya membuat ekspresi wajah Mr. Bill semakin cerah.“Wow!” teriak girang Thomas yang baru saja mencicipi masakan Sunny.“Unbeliveble.”Mr. Bill yang merasa sudah terbang di atas awan tiba-tiba jatuh terhempas.“Saya menyayangkan tindakan Anda Mr. Bill, sebagai Sous Chef itu merupakan tindakan yang tidak profesional,” ujar Thomas yang kecewa dengan tindakan Mr. Bill.“Seperti kesepakatan awal saya akan keluar dari dapur ini,” sesal Mr. Bill melepaskan topi kokinya dan meletaknya di atas meja lalu berjalan pergi meninggalkan dapur.“Mau ke mana Anda Mr. Bill, dapur ini masih membutuhkan Sous Chef berbakat seperti Anda,” celetuk Sunny yang masih berharap Mr. Bill memasak di dapur hotel.Mr. Bill berdiri mematung mendengar ucapan Sunny barusan, dia meminta maaf dan berterima kasih kepad
Vigilante adalah julukan kepada seseorang yang menegakkan keadilan dengan caranya sendiri, hal itu dilakukan karena berdasarkan rasa ke tidak percayaan kepada penegak hukum untuk menegakkan keadilan. Gin tak jarang selalu berurusan dengan kepolisian mengingat moto yang ia anut adalah seseorang yang menyakiti seenaknya, menurut kepolisian apa yang dilakukan Gin terlalu brutal dan melanggar hukum yang ada.Gin merupakan orang yang sangat teliti untuk tidak meninggalkan sedikit pun petunjuk yang mengarah kepada dirinya dan dia adalah sosok yang manipulatif sehingga takkan’ ada yang percaya kalau Gin melakukan banyak sekali kejahatan demi menegakkan keadilan. Kebenciannya yang mendalam terhadap dunia yang menurutnya tak berpihak padanya.Setelah Gin memalsukan kematiannya dia harus memulai semuanya dari bawah untuk melancarkan semua rencananya, segala sesuatu yang ia lakukan sekarang akan selalu berhubungan dengan rencananya di masa depan. Gin harus berhati-hati karena selain berurusan de
Vigilante adalah julukan kepada seseorang yang menegakkan keadilan dengan caranya sendiri, hal itu dilakukan karena berdasarkan rasa ke tidak percayaan kepada penegak hukum untuk menegakkan keadilan. Gin tak jarang selalu berurusan dengan kepolisian mengingat moto yang ia anut adalah seseorang yang menyakiti seenaknya, menurut kepolisian apa yang dilakukan Gin terlalu brutal dan melanggar hukum yang ada.Gin merupakan orang yang sangat teliti untuk tidak meninggalkan sedikit pun petunjuk yang mengarah kepada dirinya dan dia adalah sosok yang manipulatif sehingga takkan’ ada yang percaya kalau Gin melakukan banyak sekali kejahatan demi menegakkan keadilan. Kebenciannya yang mendalam terhadap dunia yang menurutnya tak berpihak padanya.Setelah Gin memalsukan kematiannya dia harus memulai semuanya dari bawah untuk melancarkan semua rencananya, segala sesuatu yang ia lakukan sekarang akan selalu berhubungan dengan rencananya di masa depan. Gin harus berhati-hati karena selain berurusan de
Mr. Bill yang percaya diri akan mengalahkan Sunny dan mengusir dia dari dapur untuk selamanya membuat ekspresi wajah Mr. Bill semakin cerah.“Wow!” teriak girang Thomas yang baru saja mencicipi masakan Sunny.“Unbeliveble.”Mr. Bill yang merasa sudah terbang di atas awan tiba-tiba jatuh terhempas.“Saya menyayangkan tindakan Anda Mr. Bill, sebagai Sous Chef itu merupakan tindakan yang tidak profesional,” ujar Thomas yang kecewa dengan tindakan Mr. Bill.“Seperti kesepakatan awal saya akan keluar dari dapur ini,” sesal Mr. Bill melepaskan topi kokinya dan meletaknya di atas meja lalu berjalan pergi meninggalkan dapur.“Mau ke mana Anda Mr. Bill, dapur ini masih membutuhkan Sous Chef berbakat seperti Anda,” celetuk Sunny yang masih berharap Mr. Bill memasak di dapur hotel.Mr. Bill berdiri mematung mendengar ucapan Sunny barusan, dia meminta maaf dan berterima kasih kepad
Sesampainya Gin di depan pintu rumah terdengar rintihan tangis penuh emosi yang berasal dari Ashley. Tangisan seseorang sahabat yang telah kehilangan orang terdekatnya dan suara tangisn itu terdengar trenyuh menyayat hati membuat siapa saja yang mendengarnya akan ikut tenggelam dalam kesedihan yang dirasakan oleh Ashley.“Maaf aku terlambat,” sesal Gin menundukan kepala tak berani menatap kearah Ashley.Ashley yang melihat Gin pulang langsung memeluknya dan menangis dalam pelukannya, semakin lama pelukan Ashley semakin kuat membuat Gin terdiam tak mampu berbuat apa pun sampai tubuh Ashley lemas pingsan karena tak mampu menahan ini semua.“Orang yang menyakiti seenaknya akan diadili seenaknya,” murka Gin dan esksprsinya berubah seketika.Gin berganti pakaian dengan setelan jas hitam lalu pergi ke suatu tempat. Gin masuk ke dalam gudang yang terlihat usang dari luar tapi saat melewati beberapa pintu terlihat isi ruangan yang ra
Yuri yang memeluk Allan menanyakan siapa anak kecil yang ia bawa dan bersembunyi ketakutan di belakangnya. Allan memberi tahu bahwa Alicia akan menjadi anggota keluarga baru mereka. Rin yang gemas melihat muka imut Alicia langsung memeluknya dengan erat dan mencubiti pipi Alicia sampai pipinya berwarna merah.Alicia yang tadinya ketakutan dengan kata keluarga sekarang mulai terbuka karena ia mendapat sambutan hangat dari seluruh anggota keluarga Allan yaitu Fox, Rin dan Sunny. Semenjak itulah hubungan antara Alicia dengan anggota keluarga yang lain mulai semakin erat dan Alicia mengais haru karena kehidupan saat ini tak pernah ia bayangkan sebelumnya.--------------xxxx----------------Kembali ke masa sekarang.Pihak kampus terus menyelidiki kasus ini demi membersihkan nama Rena yang sudah tercoreng di mata masyarakat luas. Sudah tiga hari penyelidikan tapi masih mengalami kebuntuan karena tidak ada jejak sama sekali mengenai penyebaran video itu dan Rena
Allan berjanji kepada ketua perompak akan mengganti anggotanya yang terbunuh dengan sepuluh anggota baru yang akan dikirim secepatnya. Allan kemudian mengulurkan tangannya kepada Alicia dan mengajaknya pergi dari gudang yang penuh dengan tawanan.Saat ditanya nama, Alicia selalu menggelengkan kepala dan terlihat kebingungan.“Sekarang namamu Nataline,” ucap Allan menggandeng tangan Alicia.“Aku punya teman bernama Alicia. Nanti aku kenalkan kamu sama dia,” celetuk kepribadian Alicia yang lain, Nataline.Nataline dan Allan berjalan keluar dari gudang sembari berbincang tentang teman Nataline yang bernama Alicia. Mereka berdua seketika menjadi seperti teman dekat. Bahkan, Nataline melempar senyum kepada Allan.Sesampainya di rumah, Allan memerintahkan pelayannya untuk memandikan Nataline dan membelikannya baju yang bagus. Saat makan malam, Allan sedikit tak menyangka bahwa Nataline adalah sosok yang cantik seperti putri di ker
Ada beberapa barang yang rusak dan hampir seisi bar berantakan karena perkelahian itu. Tak ada yang berani menghentikan Gin setelah melihat keganasan Gin menghajar Pablo dan teman-temannya. Sebelum meninggalkan bar, Gin memberikan kartu nama kepada pemilik bar tersebut. “Taruh semua tagihannya di sana,” ucapnya kepada pemilik bar lalu berjalan meninggalkan tempat itu. Saat Gin kembali ke apartemen, dia melihat Alicia sedang dikeroyok oleh Rena dan Ashley yang gemas dengannya. “Gin, tolooong!!!” Alicia merengek. Gin hanya tertawa melihat Rena dan Ashley yang tak membiarkan Alicia lepas dari genggaman mereka. Gin merasa lega karena melihat Rena tersenyum dengan kehadiran Alicia yang mengalihkan pikirannya. Mereka berempat lanjut dengan minum bersama tak terkecuali Alicia. Awalnya Rena ragu melihat Alicia seperti anak di bawah umur tapi Gin memberi tahu Rena kalau Alicia sebenarnya lebih tua dari Gin dan seperti biasa Alicia memukul Gin dengan loyang tepat di kepalanya. Walaupun Alici
Beberapa hari ini, terjadi keributan besar di kampus karena tersebar video tidak senonoh yang diperankan oleh salah satu mahasiswi dan secara tidak langsung mencoreng nama baik kampus Washington University tempat Gin kuliah saat ini. Atas kejadian tersebut, berujung dengan pembullyan terhadap mahasiswi tersebut yang diketahui bernama Rena.Tring!Suara dering telepon rumah berbunyi.“Halo, kediaman Morgan. Ada yang bisa saya bantu?” sapa Alicia yang mengangkat telepon itu.“Alicia, tolong beritahu Gin untuk pergi ke tempat Rena sekarang juga!” kata Ashley yang terdengar panik dari telepon.Alicia langsung memberitahukan Gin kalau Ashley baru saja menelepon dan terdengar panik dari nada bicaranya. Alicia meminta untuk ikut karena dia sudah menganggap Ashley adalah kakaknya sendiri. Mereka berdua pun langsung bersiap dan bergegas menuju apartemen milik Rena.Sesampainya di sana, Gin melihat Rena yang terduduk pucat dan memiliki pandangan yang kosong. Terlihat jelas kejiwaan Rena sangat t
Ketika Sunny berjalan menuju ruang tunggu, dia dihampiri oleh resepsionis yang telah mencarinya sedari tadi. Resepsionis itu memberitahu Sunny bahwa dia telah ditunggu manajer di ruangannya. Setelah semua urusan kontrak telah selesai, manajer muda itu mengajak Sunny ke dapur untuk memperkenalkan pada orang yang akan bekerja bersamanya.Seperti yang sudah diduga, koki senior yang sempat mengusir Sunny memprotes bahwa orang yang kurang ajar seperti Sunny tak pantas berada di dapur itu dan meminta kepada manajer untuk memikirkan kembali menerima Sunny sebagai koki di sana.“Maaf Nona Sunny, apa yang Anda lakukan pada koki kami sehingga dia terlihat marah?” tanya manajer muda pada Sunny. Sunny pun memberi tahu pada manajer hotel kalau dia hanya sebatas mengomentari saus yang dibuat oleh koki senior itu tapi dia mendapatkan perlakuan tak mengenakan darinya.“Saya tidak peduli dengan komentarnya. Saya sebagai koki senior di sini tak terima jika dia ada di dapur ini,” protes sang koki senior.
“Pelurunya kosong,” ucap Fox lalu mengambil pistol dari tangan Alicia. Alicia mulai membuka mata dan ternyata perkelahian sudah usai. Di mata Alicia, perkelahian itu seperti rubah dan kucing hutan yang sedang berebut mangsa. “Adik kecil kita sudah berani memegang senjata!” ucap Rin sembari memeluk Alicia karena senang. “Berhenti memperlakukanku seperti anak kecil! Tapi, ini rasanya empuk dan lembut. Bagaimana kamu menumbuhkannya, Rin?” Alicia merasakan kenyamanan pada dada Rin. “Kamu bertanya pada orang yang tepat, ayo ikut ke atas.” Alicia dan Rin pergi menuju lantai dua. Sunny mendekat dan melihat penampilan Fox berantakan, apalagi bajunya robek sampai memperlihatkan bentuk tubuh bagian atas. Sunny menyarankan untuk sesegera mungkin berganti pakaian karena dia harus berangkat bekerja. Dia juga memuji tubuh Fox yang ramping. Tapi sayang, pemikat laki-laki mata keranjangnya tak sebesar milik Rin. “Aku masih punya tenaga untuk menghadap