Ketika detektif itu datang, suasana tegang memenuhi seisi rumah. Bahkan membuat semua penghuni rumah kesulitan bernapas seperti seekor mangsa yang berhadapan langsung dengan pemangsanya. Dan setelah detektif itu pergi, semua orang di dalam rumah menghela napas setelah selamat dari ancaman binatang buas yang siap memangsa mereka. Namun, Gin terlihat santai dengan kejadian tadi karena dia sudah menduga akan terjadi hal seperti ini.
“Fox, keluarlah. Keadaan sudah terkendali,” ujar Gin memanggil seseorang.
Pintu kamar dekat ruang tamu perlahan terbuka. Terlihat seseorang menggunakan seragam kantoran dengan blazer warna abu-abu keluar dari kamar lalu mendekat ke arah Gin dengan membawa sebuah pistol berjenis Glock Seventeen di tangannya. Ia menodongkan pistol itu ke arah kepala Gin.
“Orang gila macam apa yang memilih tempat persembunyian di samping markas musuhnya sendiri?” Fox mengarahkan pistol dengan tenang seperti sudah terbiasa menggunakan benda berbahaya itu.
“Tempat paling aman untuk pencuri bersembunyi adalah lokasi pencurian itu sendiri,” ucap Gin sembari memangku kakinya dan menyilangkan tangan.
“Pemikiran gila macam apa itu?” tanya Fox, ia menurunkan Glock Seventeen warna hitam dan mengosongkan pelurunya.
“Fox, aku memujimu karena tak ada keraguan menodongkan pistol ke arah seseorang yang sudah menolongmu.”
Gin terlihat santai walaupun sempat ditodong senjata oleh Fox. Gin memperingati Fox agar tidak membawa senjata api ke kantor tempat ia bekerja sekarang. Namun, Fox beralasan untuk berjaga-jaga jika bertemu seseorang yang sedang memburunya saat ini. Gin meyakinkan Fox jika orang yang memburunya akan sangat sulit menemukannya jika di bawah perlindungan Gin. Jika Fox ketahuan membawa senjata api pasti Gin akan direpotkan karena hal itu.
“Aku mau berangkat kuliah, jadi seperti biasa aku butuh sesuatu yang bisa membuatku bertahan hidup di kampus,” kata Gin menadahkan tangannya.
“Ini dari Sunny. Ia sudah membuatkanmu bekal tadi pagi,” kata gadis kecil yang bernama Alicia Baker lalu memasukkan bekal itu ke dalam tas milik Gin.
“Sebelum berangkat aku akan melakukan pelayanan spesial untukmu, Gin.”
Rin menempelkan badannya ke badan Gin, tapi Gin dengan cepat mengambil Glock Seventeen yang tersimpan di dalam tas milik Fox lalu mengarahkannya ke dada Rin.
“Kita ini keluarga, jangan melakukan hal bodoh seperti itu!” ucap Gin sembari mengarahkan pistolnya dengan matanya tertutup.
“Lihat di mana kau mengarahkan pistol itu wahai anak muda.” Rin lalu mengecup pipi Gin.
“Maaf, aku tidak bermaksud.” Pipi Gin mulai memerah.
Fox mengeluarkan sesuatu dari kantongnya lalu memberikan sesuatu kepada Gin. Suara kerincing terdengar seperti suara koin. Tapi yang diberikan Fox adalah segenggam peluru pistol.
“Tolong jelaskan mahasiswa macam apa yang membawa peluru ke kampusnya?” tanya Gin, ia hanya bisa menggelengkan kepalanya dengan kelakuan Fox. Gin menyimpan pistol dan pelurunya di laci meja lalu menadahkan kembali tangannya di depan Fox.
“Aku butuh sesuatu yang lebih mematikan daripada pistol,” ungkap Gin.
“Apa itu?” tanya Fox yang tak tahu maksud dari Gin.
“Uang.”
Fox pun memberikan uang kepada Gin sembari menggerutu karena Gin selalu meminta uang kepadanya. Padahal menurut Fox, dia memiliki harta yang melimpah. Tapi kenapa setiap hari dia selalu meminta uang kepadanya?
Gin meminta Alicia untuk membangunkan Sunny karena hari ini gadis itu memiliki agenda untuk menandatangani kontrak kerja di hotel bintang lima, di mana pemiliknya adalah kenalan dari Gin. Jadi, jangan sampai membuat Gin malu dengan kebiasaan Sunny yang selalu bermalas-malasan.
Setengah jam setelah Gin berangkat ke kampus, terjadi sedikit pertengkaran kecil antara Fox dan Rin.
“Mulailah lakukan sesuatu, wahai tuan putri!” ucap Fox kesal yang melihat Rin tak melakukan apa pun semenjak mereka pindah ke rumah ini beberapa bulan yang lalu.
“Tugasku hanya memanjakan Gin seorang, penyihir jahat,” balas Rin.
“Kucing penjilat,” ejek Fox pada Rin yang sedang memamerkan kukunya yang lentik.
“Bilang saja kau iri denganku. Mana ada anak muda seperti dia mau dengan tante-tante sepertimu.”
Mendengar itu, Fox langsung menyerang dengan beberapa pukulan dan tendangan. Namun, dengan sigap Rin menghindari serangan Fox dengan gerakan akrobatik. Ia memutar badannya ke belakang beberapa kali seperti atlet senam yang sedang melakukan flip dengan elegan. Setelah menghindari serangan Fox, Rin langsung membalas dengan serangan bela diri akrobatik yang ia kuasai.
Tubuh Rin yang lebih lentur sedikit menyulitkan Fox untuk menghadapi serangannya. Namun, teknik bela diri yang dikuasai Fox bisa dengan mudah melukai, bahkan membunuh lawannya secara instan.
Perkelahian antara dua orang yang memiliki keahlian bela diri tangan kosong membuat seisi ruangan berantakan. Alicia yang melihat itu tak mampu berbuat banyak karena tubuhnya terlalu kecil untuk melerai mereka. Walaupun ini adalah sebuah perkelahian, akan tetapi terlihat seperti dua ekor angsa yang sedang menari. Gerakan saling serang dan bertahan yang apik tapi mematikan ditunjukkan oleh kedua orang itu. Di balik pesona mereka yang memanjakan mata para pria dengan paras yang cantik dan kemolekan tubuhnya, mereka ibarat senjata api yang mampu melukai seseorang dengan mudahnya.
“Sunny, untung kamu sudah bangun, tolong lerai mereka,” ucap Alicia yang tak mampu berbuat banyak dengan panik.
“Alicia, biarkan saja mereka. Toh, hampir setiap hari mereka seperti itu.” Sunny dengan santai melewati arena pertarungan itu.
Tarian angsa terhenti saat mereka menahan dan mengunci satu sama lain.
“Nenek tua, kau selalu iri denganku bukan?” Rin menahan kaki dan tangan Fox.
“Apa katamu, gumpalan lemak?!!” Fox tak mampu bergerak.
“Kalian berhenti sekarang juga!” ancam Alicia dengan menodongkan pistol kepada mereka dengan mata tertutup serta kaki dan tangannya gemetaran.
Tindakan nekat Alicia sontak membuat mereka berdua terkejut, tak menyangka dengan apa yang sudah Alicia lakukan. Fox dan Rin akhirnya melepaskan satu sama lain tapi karena Alicia menutup matanya, dia terus menodongkan pistol dan mengancam akan menarik pelatuknya jika mereka berdua tak menyudahi perkelahian itu.
“Pelurunya kosong,” ucap Fox lalu mengambil pistol dari tangan Alicia. Alicia mulai membuka mata dan ternyata perkelahian sudah usai. Di mata Alicia, perkelahian itu seperti rubah dan kucing hutan yang sedang berebut mangsa. “Adik kecil kita sudah berani memegang senjata!” ucap Rin sembari memeluk Alicia karena senang. “Berhenti memperlakukanku seperti anak kecil! Tapi, ini rasanya empuk dan lembut. Bagaimana kamu menumbuhkannya, Rin?” Alicia merasakan kenyamanan pada dada Rin. “Kamu bertanya pada orang yang tepat, ayo ikut ke atas.” Alicia dan Rin pergi menuju lantai dua. Sunny mendekat dan melihat penampilan Fox berantakan, apalagi bajunya robek sampai memperlihatkan bentuk tubuh bagian atas. Sunny menyarankan untuk sesegera mungkin berganti pakaian karena dia harus berangkat bekerja. Dia juga memuji tubuh Fox yang ramping. Tapi sayang, pemikat laki-laki mata keranjangnya tak sebesar milik Rin. “Aku masih punya tenaga untuk menghadap
Ketika Sunny berjalan menuju ruang tunggu, dia dihampiri oleh resepsionis yang telah mencarinya sedari tadi. Resepsionis itu memberitahu Sunny bahwa dia telah ditunggu manajer di ruangannya. Setelah semua urusan kontrak telah selesai, manajer muda itu mengajak Sunny ke dapur untuk memperkenalkan pada orang yang akan bekerja bersamanya.Seperti yang sudah diduga, koki senior yang sempat mengusir Sunny memprotes bahwa orang yang kurang ajar seperti Sunny tak pantas berada di dapur itu dan meminta kepada manajer untuk memikirkan kembali menerima Sunny sebagai koki di sana.“Maaf Nona Sunny, apa yang Anda lakukan pada koki kami sehingga dia terlihat marah?” tanya manajer muda pada Sunny. Sunny pun memberi tahu pada manajer hotel kalau dia hanya sebatas mengomentari saus yang dibuat oleh koki senior itu tapi dia mendapatkan perlakuan tak mengenakan darinya.“Saya tidak peduli dengan komentarnya. Saya sebagai koki senior di sini tak terima jika dia ada di dapur ini,” protes sang koki senior.
Beberapa hari ini, terjadi keributan besar di kampus karena tersebar video tidak senonoh yang diperankan oleh salah satu mahasiswi dan secara tidak langsung mencoreng nama baik kampus Washington University tempat Gin kuliah saat ini. Atas kejadian tersebut, berujung dengan pembullyan terhadap mahasiswi tersebut yang diketahui bernama Rena.Tring!Suara dering telepon rumah berbunyi.“Halo, kediaman Morgan. Ada yang bisa saya bantu?” sapa Alicia yang mengangkat telepon itu.“Alicia, tolong beritahu Gin untuk pergi ke tempat Rena sekarang juga!” kata Ashley yang terdengar panik dari telepon.Alicia langsung memberitahukan Gin kalau Ashley baru saja menelepon dan terdengar panik dari nada bicaranya. Alicia meminta untuk ikut karena dia sudah menganggap Ashley adalah kakaknya sendiri. Mereka berdua pun langsung bersiap dan bergegas menuju apartemen milik Rena.Sesampainya di sana, Gin melihat Rena yang terduduk pucat dan memiliki pandangan yang kosong. Terlihat jelas kejiwaan Rena sangat t
Ada beberapa barang yang rusak dan hampir seisi bar berantakan karena perkelahian itu. Tak ada yang berani menghentikan Gin setelah melihat keganasan Gin menghajar Pablo dan teman-temannya. Sebelum meninggalkan bar, Gin memberikan kartu nama kepada pemilik bar tersebut. “Taruh semua tagihannya di sana,” ucapnya kepada pemilik bar lalu berjalan meninggalkan tempat itu. Saat Gin kembali ke apartemen, dia melihat Alicia sedang dikeroyok oleh Rena dan Ashley yang gemas dengannya. “Gin, tolooong!!!” Alicia merengek. Gin hanya tertawa melihat Rena dan Ashley yang tak membiarkan Alicia lepas dari genggaman mereka. Gin merasa lega karena melihat Rena tersenyum dengan kehadiran Alicia yang mengalihkan pikirannya. Mereka berempat lanjut dengan minum bersama tak terkecuali Alicia. Awalnya Rena ragu melihat Alicia seperti anak di bawah umur tapi Gin memberi tahu Rena kalau Alicia sebenarnya lebih tua dari Gin dan seperti biasa Alicia memukul Gin dengan loyang tepat di kepalanya. Walaupun Alici
Allan berjanji kepada ketua perompak akan mengganti anggotanya yang terbunuh dengan sepuluh anggota baru yang akan dikirim secepatnya. Allan kemudian mengulurkan tangannya kepada Alicia dan mengajaknya pergi dari gudang yang penuh dengan tawanan.Saat ditanya nama, Alicia selalu menggelengkan kepala dan terlihat kebingungan.“Sekarang namamu Nataline,” ucap Allan menggandeng tangan Alicia.“Aku punya teman bernama Alicia. Nanti aku kenalkan kamu sama dia,” celetuk kepribadian Alicia yang lain, Nataline.Nataline dan Allan berjalan keluar dari gudang sembari berbincang tentang teman Nataline yang bernama Alicia. Mereka berdua seketika menjadi seperti teman dekat. Bahkan, Nataline melempar senyum kepada Allan.Sesampainya di rumah, Allan memerintahkan pelayannya untuk memandikan Nataline dan membelikannya baju yang bagus. Saat makan malam, Allan sedikit tak menyangka bahwa Nataline adalah sosok yang cantik seperti putri di ker
Yuri yang memeluk Allan menanyakan siapa anak kecil yang ia bawa dan bersembunyi ketakutan di belakangnya. Allan memberi tahu bahwa Alicia akan menjadi anggota keluarga baru mereka. Rin yang gemas melihat muka imut Alicia langsung memeluknya dengan erat dan mencubiti pipi Alicia sampai pipinya berwarna merah.Alicia yang tadinya ketakutan dengan kata keluarga sekarang mulai terbuka karena ia mendapat sambutan hangat dari seluruh anggota keluarga Allan yaitu Fox, Rin dan Sunny. Semenjak itulah hubungan antara Alicia dengan anggota keluarga yang lain mulai semakin erat dan Alicia mengais haru karena kehidupan saat ini tak pernah ia bayangkan sebelumnya.--------------xxxx----------------Kembali ke masa sekarang.Pihak kampus terus menyelidiki kasus ini demi membersihkan nama Rena yang sudah tercoreng di mata masyarakat luas. Sudah tiga hari penyelidikan tapi masih mengalami kebuntuan karena tidak ada jejak sama sekali mengenai penyebaran video itu dan Rena
Sesampainya Gin di depan pintu rumah terdengar rintihan tangis penuh emosi yang berasal dari Ashley. Tangisan seseorang sahabat yang telah kehilangan orang terdekatnya dan suara tangisn itu terdengar trenyuh menyayat hati membuat siapa saja yang mendengarnya akan ikut tenggelam dalam kesedihan yang dirasakan oleh Ashley.“Maaf aku terlambat,” sesal Gin menundukan kepala tak berani menatap kearah Ashley.Ashley yang melihat Gin pulang langsung memeluknya dan menangis dalam pelukannya, semakin lama pelukan Ashley semakin kuat membuat Gin terdiam tak mampu berbuat apa pun sampai tubuh Ashley lemas pingsan karena tak mampu menahan ini semua.“Orang yang menyakiti seenaknya akan diadili seenaknya,” murka Gin dan esksprsinya berubah seketika.Gin berganti pakaian dengan setelan jas hitam lalu pergi ke suatu tempat. Gin masuk ke dalam gudang yang terlihat usang dari luar tapi saat melewati beberapa pintu terlihat isi ruangan yang ra
Mr. Bill yang percaya diri akan mengalahkan Sunny dan mengusir dia dari dapur untuk selamanya membuat ekspresi wajah Mr. Bill semakin cerah.“Wow!” teriak girang Thomas yang baru saja mencicipi masakan Sunny.“Unbeliveble.”Mr. Bill yang merasa sudah terbang di atas awan tiba-tiba jatuh terhempas.“Saya menyayangkan tindakan Anda Mr. Bill, sebagai Sous Chef itu merupakan tindakan yang tidak profesional,” ujar Thomas yang kecewa dengan tindakan Mr. Bill.“Seperti kesepakatan awal saya akan keluar dari dapur ini,” sesal Mr. Bill melepaskan topi kokinya dan meletaknya di atas meja lalu berjalan pergi meninggalkan dapur.“Mau ke mana Anda Mr. Bill, dapur ini masih membutuhkan Sous Chef berbakat seperti Anda,” celetuk Sunny yang masih berharap Mr. Bill memasak di dapur hotel.Mr. Bill berdiri mematung mendengar ucapan Sunny barusan, dia meminta maaf dan berterima kasih kepad
Vigilante adalah julukan kepada seseorang yang menegakkan keadilan dengan caranya sendiri, hal itu dilakukan karena berdasarkan rasa ke tidak percayaan kepada penegak hukum untuk menegakkan keadilan. Gin tak jarang selalu berurusan dengan kepolisian mengingat moto yang ia anut adalah seseorang yang menyakiti seenaknya, menurut kepolisian apa yang dilakukan Gin terlalu brutal dan melanggar hukum yang ada.Gin merupakan orang yang sangat teliti untuk tidak meninggalkan sedikit pun petunjuk yang mengarah kepada dirinya dan dia adalah sosok yang manipulatif sehingga takkan’ ada yang percaya kalau Gin melakukan banyak sekali kejahatan demi menegakkan keadilan. Kebenciannya yang mendalam terhadap dunia yang menurutnya tak berpihak padanya.Setelah Gin memalsukan kematiannya dia harus memulai semuanya dari bawah untuk melancarkan semua rencananya, segala sesuatu yang ia lakukan sekarang akan selalu berhubungan dengan rencananya di masa depan. Gin harus berhati-hati karena selain berurusan de
Mr. Bill yang percaya diri akan mengalahkan Sunny dan mengusir dia dari dapur untuk selamanya membuat ekspresi wajah Mr. Bill semakin cerah.“Wow!” teriak girang Thomas yang baru saja mencicipi masakan Sunny.“Unbeliveble.”Mr. Bill yang merasa sudah terbang di atas awan tiba-tiba jatuh terhempas.“Saya menyayangkan tindakan Anda Mr. Bill, sebagai Sous Chef itu merupakan tindakan yang tidak profesional,” ujar Thomas yang kecewa dengan tindakan Mr. Bill.“Seperti kesepakatan awal saya akan keluar dari dapur ini,” sesal Mr. Bill melepaskan topi kokinya dan meletaknya di atas meja lalu berjalan pergi meninggalkan dapur.“Mau ke mana Anda Mr. Bill, dapur ini masih membutuhkan Sous Chef berbakat seperti Anda,” celetuk Sunny yang masih berharap Mr. Bill memasak di dapur hotel.Mr. Bill berdiri mematung mendengar ucapan Sunny barusan, dia meminta maaf dan berterima kasih kepad
Sesampainya Gin di depan pintu rumah terdengar rintihan tangis penuh emosi yang berasal dari Ashley. Tangisan seseorang sahabat yang telah kehilangan orang terdekatnya dan suara tangisn itu terdengar trenyuh menyayat hati membuat siapa saja yang mendengarnya akan ikut tenggelam dalam kesedihan yang dirasakan oleh Ashley.“Maaf aku terlambat,” sesal Gin menundukan kepala tak berani menatap kearah Ashley.Ashley yang melihat Gin pulang langsung memeluknya dan menangis dalam pelukannya, semakin lama pelukan Ashley semakin kuat membuat Gin terdiam tak mampu berbuat apa pun sampai tubuh Ashley lemas pingsan karena tak mampu menahan ini semua.“Orang yang menyakiti seenaknya akan diadili seenaknya,” murka Gin dan esksprsinya berubah seketika.Gin berganti pakaian dengan setelan jas hitam lalu pergi ke suatu tempat. Gin masuk ke dalam gudang yang terlihat usang dari luar tapi saat melewati beberapa pintu terlihat isi ruangan yang ra
Yuri yang memeluk Allan menanyakan siapa anak kecil yang ia bawa dan bersembunyi ketakutan di belakangnya. Allan memberi tahu bahwa Alicia akan menjadi anggota keluarga baru mereka. Rin yang gemas melihat muka imut Alicia langsung memeluknya dengan erat dan mencubiti pipi Alicia sampai pipinya berwarna merah.Alicia yang tadinya ketakutan dengan kata keluarga sekarang mulai terbuka karena ia mendapat sambutan hangat dari seluruh anggota keluarga Allan yaitu Fox, Rin dan Sunny. Semenjak itulah hubungan antara Alicia dengan anggota keluarga yang lain mulai semakin erat dan Alicia mengais haru karena kehidupan saat ini tak pernah ia bayangkan sebelumnya.--------------xxxx----------------Kembali ke masa sekarang.Pihak kampus terus menyelidiki kasus ini demi membersihkan nama Rena yang sudah tercoreng di mata masyarakat luas. Sudah tiga hari penyelidikan tapi masih mengalami kebuntuan karena tidak ada jejak sama sekali mengenai penyebaran video itu dan Rena
Allan berjanji kepada ketua perompak akan mengganti anggotanya yang terbunuh dengan sepuluh anggota baru yang akan dikirim secepatnya. Allan kemudian mengulurkan tangannya kepada Alicia dan mengajaknya pergi dari gudang yang penuh dengan tawanan.Saat ditanya nama, Alicia selalu menggelengkan kepala dan terlihat kebingungan.“Sekarang namamu Nataline,” ucap Allan menggandeng tangan Alicia.“Aku punya teman bernama Alicia. Nanti aku kenalkan kamu sama dia,” celetuk kepribadian Alicia yang lain, Nataline.Nataline dan Allan berjalan keluar dari gudang sembari berbincang tentang teman Nataline yang bernama Alicia. Mereka berdua seketika menjadi seperti teman dekat. Bahkan, Nataline melempar senyum kepada Allan.Sesampainya di rumah, Allan memerintahkan pelayannya untuk memandikan Nataline dan membelikannya baju yang bagus. Saat makan malam, Allan sedikit tak menyangka bahwa Nataline adalah sosok yang cantik seperti putri di ker
Ada beberapa barang yang rusak dan hampir seisi bar berantakan karena perkelahian itu. Tak ada yang berani menghentikan Gin setelah melihat keganasan Gin menghajar Pablo dan teman-temannya. Sebelum meninggalkan bar, Gin memberikan kartu nama kepada pemilik bar tersebut. “Taruh semua tagihannya di sana,” ucapnya kepada pemilik bar lalu berjalan meninggalkan tempat itu. Saat Gin kembali ke apartemen, dia melihat Alicia sedang dikeroyok oleh Rena dan Ashley yang gemas dengannya. “Gin, tolooong!!!” Alicia merengek. Gin hanya tertawa melihat Rena dan Ashley yang tak membiarkan Alicia lepas dari genggaman mereka. Gin merasa lega karena melihat Rena tersenyum dengan kehadiran Alicia yang mengalihkan pikirannya. Mereka berempat lanjut dengan minum bersama tak terkecuali Alicia. Awalnya Rena ragu melihat Alicia seperti anak di bawah umur tapi Gin memberi tahu Rena kalau Alicia sebenarnya lebih tua dari Gin dan seperti biasa Alicia memukul Gin dengan loyang tepat di kepalanya. Walaupun Alici
Beberapa hari ini, terjadi keributan besar di kampus karena tersebar video tidak senonoh yang diperankan oleh salah satu mahasiswi dan secara tidak langsung mencoreng nama baik kampus Washington University tempat Gin kuliah saat ini. Atas kejadian tersebut, berujung dengan pembullyan terhadap mahasiswi tersebut yang diketahui bernama Rena.Tring!Suara dering telepon rumah berbunyi.“Halo, kediaman Morgan. Ada yang bisa saya bantu?” sapa Alicia yang mengangkat telepon itu.“Alicia, tolong beritahu Gin untuk pergi ke tempat Rena sekarang juga!” kata Ashley yang terdengar panik dari telepon.Alicia langsung memberitahukan Gin kalau Ashley baru saja menelepon dan terdengar panik dari nada bicaranya. Alicia meminta untuk ikut karena dia sudah menganggap Ashley adalah kakaknya sendiri. Mereka berdua pun langsung bersiap dan bergegas menuju apartemen milik Rena.Sesampainya di sana, Gin melihat Rena yang terduduk pucat dan memiliki pandangan yang kosong. Terlihat jelas kejiwaan Rena sangat t
Ketika Sunny berjalan menuju ruang tunggu, dia dihampiri oleh resepsionis yang telah mencarinya sedari tadi. Resepsionis itu memberitahu Sunny bahwa dia telah ditunggu manajer di ruangannya. Setelah semua urusan kontrak telah selesai, manajer muda itu mengajak Sunny ke dapur untuk memperkenalkan pada orang yang akan bekerja bersamanya.Seperti yang sudah diduga, koki senior yang sempat mengusir Sunny memprotes bahwa orang yang kurang ajar seperti Sunny tak pantas berada di dapur itu dan meminta kepada manajer untuk memikirkan kembali menerima Sunny sebagai koki di sana.“Maaf Nona Sunny, apa yang Anda lakukan pada koki kami sehingga dia terlihat marah?” tanya manajer muda pada Sunny. Sunny pun memberi tahu pada manajer hotel kalau dia hanya sebatas mengomentari saus yang dibuat oleh koki senior itu tapi dia mendapatkan perlakuan tak mengenakan darinya.“Saya tidak peduli dengan komentarnya. Saya sebagai koki senior di sini tak terima jika dia ada di dapur ini,” protes sang koki senior.
“Pelurunya kosong,” ucap Fox lalu mengambil pistol dari tangan Alicia. Alicia mulai membuka mata dan ternyata perkelahian sudah usai. Di mata Alicia, perkelahian itu seperti rubah dan kucing hutan yang sedang berebut mangsa. “Adik kecil kita sudah berani memegang senjata!” ucap Rin sembari memeluk Alicia karena senang. “Berhenti memperlakukanku seperti anak kecil! Tapi, ini rasanya empuk dan lembut. Bagaimana kamu menumbuhkannya, Rin?” Alicia merasakan kenyamanan pada dada Rin. “Kamu bertanya pada orang yang tepat, ayo ikut ke atas.” Alicia dan Rin pergi menuju lantai dua. Sunny mendekat dan melihat penampilan Fox berantakan, apalagi bajunya robek sampai memperlihatkan bentuk tubuh bagian atas. Sunny menyarankan untuk sesegera mungkin berganti pakaian karena dia harus berangkat bekerja. Dia juga memuji tubuh Fox yang ramping. Tapi sayang, pemikat laki-laki mata keranjangnya tak sebesar milik Rin. “Aku masih punya tenaga untuk menghadap