Yuri yang memeluk Allan menanyakan siapa anak kecil yang ia bawa dan bersembunyi ketakutan di belakangnya. Allan memberi tahu bahwa Alicia akan menjadi anggota keluarga baru mereka. Rin yang gemas melihat muka imut Alicia langsung memeluknya dengan erat dan mencubiti pipi Alicia sampai pipinya berwarna merah.
Alicia yang tadinya ketakutan dengan kata keluarga sekarang mulai terbuka karena ia mendapat sambutan hangat dari seluruh anggota keluarga Allan yaitu Fox, Rin dan Sunny. Semenjak itulah hubungan antara Alicia dengan anggota keluarga yang lain mulai semakin erat dan Alicia mengais haru karena kehidupan saat ini tak pernah ia bayangkan sebelumnya.
--------------xxxx----------------
Kembali ke masa sekarang.
Pihak kampus terus menyelidiki kasus ini demi membersihkan nama Rena yang sudah tercoreng di mata masyarakat luas. Sudah tiga hari penyelidikan tapi masih mengalami kebuntuan karena tidak ada jejak sama sekali mengenai penyebaran video itu dan Rena dikabarkan menghilang setelah video tersebut beredar.
Sampai suatu ketika, Rena muncul di kampus lalu membuat keributan yang lebih besar dengan melompat dari atas gedung utama. Kejadian itu disaksikan oleh banyak mata. Karena hal itu pun kampus langsung ditutup dan disterilkan dari orang yang tak berkepentingan.
Kasus bunuh diri ini langsung viral di media sosial dan menjadi tag line utama di berbagai media pemberitaan. Berita ini menjadi sorotan utama karena sudah ada tiga kasus yang serupa dalam kurun waktu delapan bulan belakangan ini. Polisi mulai mencium bahwa kasus bunuh diri ini bukanlah kasus biasa, karena dua kasus sebelumnya memiliki siklus yang serupa ditandai dengan penyebaran video tidak senonoh lalu berujung bunuh diri dan ketiga korbannya berasal dari universitas yang sama.
“Officer Tan, apakah korban sudah teridentifikasi?” tanya seorang detektif yang baru saja datang ke tempat kejadian perkara.
“Detektif, korban bernama Rena Morland, mahasiswi tahun kedua di kampus ini,” terang officer Tan kepada detektif yang bernama Gale.
Gale memerintahkan officer Tan untuk membawa para saksi dan mencari identitas detail dari Rena untuk memudahkan penyelidikan lebih lanjut. Setelah selesai meminta keterangan dari para saksi, officer Tan datang dengan beberapa berkas data lengkap dari Rena. Detektif Gale kemudian meminta officer Tan menemaninya menuju apartemen Rena untuk mencari bukti lainnya.
Sesampainya di apartemen, Gale langsung menghubungi pengelola apartemen agar mendapat akses menuju kediaman Rena. Dari keterangan satpam penjaga dan rekaman CCTV, ada tiga orang yang datang ke apartemen Rena dan seorang laki-laki yang datang dua jam sebelum kedatangan detektif Gale.
“Apa yang kau rencanakan kali ini?” gumam Gale setelah melihat rekaman CCTV.
Satpam terduduk lemas ketika tahu kalau korban bunuh diri yang sedang hangat diperbincangkan adalah Rena. Ia seolah tak percaya dengan apa yang sudah dilakukan oleh Rena karena Rena merupakan orang yang ramah dan sesekali membawakannya makanan. Satpam itu memohon kepada detektif Gale agar mengusut tuntas kasus Rena supaya dia bisa beristirahat dengan tenang di alam sana. Gale menyatakan turut berduka cita dan meminta satpam tersebut menghubunginya jika ada informasi yang berhubungan dengan kasus Rena.
Gale kembali ke unit milik Rena untuk menanyakan kepada timnya yang sedari tadi menggeledah mencari barang bukti. Tapi sayangnya tak ditemukan barang bukti satu pun yang berhubungan dengan kasus bunuh diri ini.
“Ini terlalu bersih. Ada yang aneh di tempat ini,” gumam Gale sedikit curiga karena tak ada satu pun bukti yang tertinggal. Tak menyerah begitu saja, Gale kemudian memerintahkan anggotanya untuk terus mencari lebih detail setiap sudut ruangan.
Setengah jam sebelum kejadian bunuh diri, Gin dipusingkan dengan serangan pertanyaan oleh teman-temannya dan pihak kampus karena Rena merupakan sahabat dekat Gin dan Ashley. Bahkan Ashley sampai harus mengungsi ke rumah Gin karena apartemennya selalu didatangi oleh wartawan.
“Rena, di mana kau berada sekarang ...?” lirih Gin sambil menutupi kepalanya dengan handuk hangat yang telah disiapkan oleh Alicia.
Gin yang sedang menenangkan pikiran terkejut dengan suara notifikasi dari smartphonenya, ternyata itu pesan suara dari nomor yang tak dikenal. Setelah memutar pesan itu Gin langsung panik karena suara dari pesan yang diterimanya adalah suara milik Rena.
“Gin!” teriak Ashley yang terlihat panik karena mendapat pesan suara yang sama.
Gin meminta Ashley agar tetap tinggal di rumah dan meminta Alicia untuk menenangkan Ashley. Gin langsung menuju apartemen milik Rena. Karena panik, Gin sempat beberapa kali melanggar lalu lintas dan membahayakan pengendara lain karena dia memacukan Tim dengan cepat.
“Rena, jangan lakukan hal bodoh!” gumam Gin sembari fokus mengendarai Tim.
Sesampainya Gin di apartemen Rena, dia tak menemukan tanda-tanda keberadaan dari Rena. Tiba-tiba, Gin ditelepon oleh Ashley yang memberitahukan kalau Rena sedang ada di kampus saat ini. Tanpa pikir panjang, Gin langsung bergegas menuju kampus untuk menyelamatkan nyawa Rena. Tapi sesampainya di kampus, semuanya sudah terlambat. Rena meloncat dari gedung utama dan disaksikan langsung oleh Gin. Ia termenung sejenak dan tak percaya apa yang baru saja dia saksikan oleh mata kepalanya sendiri.
Setelah terdiam beberapa saat, Gin membuka smartphonenya dan menelepon seseorang.
“Saya ingin berbisnis dengan Anda,” ucap Gin sesaat telepon itu diangkat.
“Apa yang Anda tawarkan?” tanya orang di seberang sana.
“Secarik kertas di atas meja,” jawab Gin dengan nada datar.
“Apa yang Anda pesan?” lanjut wanita yang ada di telepon.
“Makanan cepat saji dan pastikan sampai sebelum manajer datang,” ujar Gin.
“Senang Anda kembali ke Moon Grave ...” Telepon langsung ditutup oleh Gin lalu ia pergi menuju rumahnya.
Sesampainya Gin di depan pintu rumah terdengar rintihan tangis penuh emosi yang berasal dari Ashley. Tangisan seseorang sahabat yang telah kehilangan orang terdekatnya dan suara tangisn itu terdengar trenyuh menyayat hati membuat siapa saja yang mendengarnya akan ikut tenggelam dalam kesedihan yang dirasakan oleh Ashley.“Maaf aku terlambat,” sesal Gin menundukan kepala tak berani menatap kearah Ashley.Ashley yang melihat Gin pulang langsung memeluknya dan menangis dalam pelukannya, semakin lama pelukan Ashley semakin kuat membuat Gin terdiam tak mampu berbuat apa pun sampai tubuh Ashley lemas pingsan karena tak mampu menahan ini semua.“Orang yang menyakiti seenaknya akan diadili seenaknya,” murka Gin dan esksprsinya berubah seketika.Gin berganti pakaian dengan setelan jas hitam lalu pergi ke suatu tempat. Gin masuk ke dalam gudang yang terlihat usang dari luar tapi saat melewati beberapa pintu terlihat isi ruangan yang ra
Mr. Bill yang percaya diri akan mengalahkan Sunny dan mengusir dia dari dapur untuk selamanya membuat ekspresi wajah Mr. Bill semakin cerah.“Wow!” teriak girang Thomas yang baru saja mencicipi masakan Sunny.“Unbeliveble.”Mr. Bill yang merasa sudah terbang di atas awan tiba-tiba jatuh terhempas.“Saya menyayangkan tindakan Anda Mr. Bill, sebagai Sous Chef itu merupakan tindakan yang tidak profesional,” ujar Thomas yang kecewa dengan tindakan Mr. Bill.“Seperti kesepakatan awal saya akan keluar dari dapur ini,” sesal Mr. Bill melepaskan topi kokinya dan meletaknya di atas meja lalu berjalan pergi meninggalkan dapur.“Mau ke mana Anda Mr. Bill, dapur ini masih membutuhkan Sous Chef berbakat seperti Anda,” celetuk Sunny yang masih berharap Mr. Bill memasak di dapur hotel.Mr. Bill berdiri mematung mendengar ucapan Sunny barusan, dia meminta maaf dan berterima kasih kepad
Vigilante adalah julukan kepada seseorang yang menegakkan keadilan dengan caranya sendiri, hal itu dilakukan karena berdasarkan rasa ke tidak percayaan kepada penegak hukum untuk menegakkan keadilan. Gin tak jarang selalu berurusan dengan kepolisian mengingat moto yang ia anut adalah seseorang yang menyakiti seenaknya, menurut kepolisian apa yang dilakukan Gin terlalu brutal dan melanggar hukum yang ada.Gin merupakan orang yang sangat teliti untuk tidak meninggalkan sedikit pun petunjuk yang mengarah kepada dirinya dan dia adalah sosok yang manipulatif sehingga takkan’ ada yang percaya kalau Gin melakukan banyak sekali kejahatan demi menegakkan keadilan. Kebenciannya yang mendalam terhadap dunia yang menurutnya tak berpihak padanya.Setelah Gin memalsukan kematiannya dia harus memulai semuanya dari bawah untuk melancarkan semua rencananya, segala sesuatu yang ia lakukan sekarang akan selalu berhubungan dengan rencananya di masa depan. Gin harus berhati-hati karena selain berurusan de
Tirai penutup indahnya mentari pagi yang seperti pertunjukan eksklusif di gedung opera telah terbuka, menyinari hiruk-pikuk kehidupan kota megapolitan penuh dengan gedung pencakar langit tersusun rapi menambah keestetikaan kota di tengah kemajemukan dunia yang dipanggil dengan nama kota Seattle, Washington DC, Amerika Serikat. Deretan gedung yang memiliki gaya arsitek tak biasa dan rumah-rumah mewah menandakan kota Seattle diperuntukkan bagi para kaum kelas Borjuis.Gin merupakan salah satu pemilik rumah mewah bergaya American Classic di usianya yang tergolong masih muda. Dia memiliki empat orang dalam keluarga, akan tetapi tak ada satu pun yang memiliki hubungan darah dengan Gin.Seorang laki-laki dan empat orang perempuan yang hidup rukun di rumah mewah dua lantai ini tengah disibukkan oleh kegiatan masing-masing untuk memulai aktivitas keseharian mereka sebelum kemudian dipecahkan oleh suara bel pintu yang berbunyi.Ting tong!“Yuri, bisakah kamu
Ketika detektif itu datang, suasana tegang memenuhi seisi rumah. Bahkan membuat semua penghuni rumah kesulitan bernapas seperti seekor mangsa yang berhadapan langsung dengan pemangsanya. Dan setelah detektif itu pergi, semua orang di dalam rumah menghela napas setelah selamat dari ancaman binatang buas yang siap memangsa mereka. Namun, Gin terlihat santai dengan kejadian tadi karena dia sudah menduga akan terjadi hal seperti ini.“Fox, keluarlah. Keadaan sudah terkendali,” ujar Gin memanggil seseorang.Pintu kamar dekat ruang tamu perlahan terbuka. Terlihat seseorang menggunakan seragam kantoran dengan blazer warna abu-abu keluar dari kamar lalu mendekat ke arah Gin dengan membawa sebuah pistol berjenis Glock Seventeen di tangannya. Ia menodongkan pistol itu ke arah kepala Gin.“Orang gila macam apa yang memilih tempat persembunyian di samping markas musuhnya sendiri?” Fox mengarahkan pistol dengan tenang seperti sudah terbiasa menggunaka
“Pelurunya kosong,” ucap Fox lalu mengambil pistol dari tangan Alicia. Alicia mulai membuka mata dan ternyata perkelahian sudah usai. Di mata Alicia, perkelahian itu seperti rubah dan kucing hutan yang sedang berebut mangsa. “Adik kecil kita sudah berani memegang senjata!” ucap Rin sembari memeluk Alicia karena senang. “Berhenti memperlakukanku seperti anak kecil! Tapi, ini rasanya empuk dan lembut. Bagaimana kamu menumbuhkannya, Rin?” Alicia merasakan kenyamanan pada dada Rin. “Kamu bertanya pada orang yang tepat, ayo ikut ke atas.” Alicia dan Rin pergi menuju lantai dua. Sunny mendekat dan melihat penampilan Fox berantakan, apalagi bajunya robek sampai memperlihatkan bentuk tubuh bagian atas. Sunny menyarankan untuk sesegera mungkin berganti pakaian karena dia harus berangkat bekerja. Dia juga memuji tubuh Fox yang ramping. Tapi sayang, pemikat laki-laki mata keranjangnya tak sebesar milik Rin. “Aku masih punya tenaga untuk menghadap
Ketika Sunny berjalan menuju ruang tunggu, dia dihampiri oleh resepsionis yang telah mencarinya sedari tadi. Resepsionis itu memberitahu Sunny bahwa dia telah ditunggu manajer di ruangannya. Setelah semua urusan kontrak telah selesai, manajer muda itu mengajak Sunny ke dapur untuk memperkenalkan pada orang yang akan bekerja bersamanya.Seperti yang sudah diduga, koki senior yang sempat mengusir Sunny memprotes bahwa orang yang kurang ajar seperti Sunny tak pantas berada di dapur itu dan meminta kepada manajer untuk memikirkan kembali menerima Sunny sebagai koki di sana.“Maaf Nona Sunny, apa yang Anda lakukan pada koki kami sehingga dia terlihat marah?” tanya manajer muda pada Sunny. Sunny pun memberi tahu pada manajer hotel kalau dia hanya sebatas mengomentari saus yang dibuat oleh koki senior itu tapi dia mendapatkan perlakuan tak mengenakan darinya.“Saya tidak peduli dengan komentarnya. Saya sebagai koki senior di sini tak terima jika dia ada di dapur ini,” protes sang koki senior.
Beberapa hari ini, terjadi keributan besar di kampus karena tersebar video tidak senonoh yang diperankan oleh salah satu mahasiswi dan secara tidak langsung mencoreng nama baik kampus Washington University tempat Gin kuliah saat ini. Atas kejadian tersebut, berujung dengan pembullyan terhadap mahasiswi tersebut yang diketahui bernama Rena.Tring!Suara dering telepon rumah berbunyi.“Halo, kediaman Morgan. Ada yang bisa saya bantu?” sapa Alicia yang mengangkat telepon itu.“Alicia, tolong beritahu Gin untuk pergi ke tempat Rena sekarang juga!” kata Ashley yang terdengar panik dari telepon.Alicia langsung memberitahukan Gin kalau Ashley baru saja menelepon dan terdengar panik dari nada bicaranya. Alicia meminta untuk ikut karena dia sudah menganggap Ashley adalah kakaknya sendiri. Mereka berdua pun langsung bersiap dan bergegas menuju apartemen milik Rena.Sesampainya di sana, Gin melihat Rena yang terduduk pucat dan memiliki pandangan yang kosong. Terlihat jelas kejiwaan Rena sangat t
Vigilante adalah julukan kepada seseorang yang menegakkan keadilan dengan caranya sendiri, hal itu dilakukan karena berdasarkan rasa ke tidak percayaan kepada penegak hukum untuk menegakkan keadilan. Gin tak jarang selalu berurusan dengan kepolisian mengingat moto yang ia anut adalah seseorang yang menyakiti seenaknya, menurut kepolisian apa yang dilakukan Gin terlalu brutal dan melanggar hukum yang ada.Gin merupakan orang yang sangat teliti untuk tidak meninggalkan sedikit pun petunjuk yang mengarah kepada dirinya dan dia adalah sosok yang manipulatif sehingga takkan’ ada yang percaya kalau Gin melakukan banyak sekali kejahatan demi menegakkan keadilan. Kebenciannya yang mendalam terhadap dunia yang menurutnya tak berpihak padanya.Setelah Gin memalsukan kematiannya dia harus memulai semuanya dari bawah untuk melancarkan semua rencananya, segala sesuatu yang ia lakukan sekarang akan selalu berhubungan dengan rencananya di masa depan. Gin harus berhati-hati karena selain berurusan de
Mr. Bill yang percaya diri akan mengalahkan Sunny dan mengusir dia dari dapur untuk selamanya membuat ekspresi wajah Mr. Bill semakin cerah.“Wow!” teriak girang Thomas yang baru saja mencicipi masakan Sunny.“Unbeliveble.”Mr. Bill yang merasa sudah terbang di atas awan tiba-tiba jatuh terhempas.“Saya menyayangkan tindakan Anda Mr. Bill, sebagai Sous Chef itu merupakan tindakan yang tidak profesional,” ujar Thomas yang kecewa dengan tindakan Mr. Bill.“Seperti kesepakatan awal saya akan keluar dari dapur ini,” sesal Mr. Bill melepaskan topi kokinya dan meletaknya di atas meja lalu berjalan pergi meninggalkan dapur.“Mau ke mana Anda Mr. Bill, dapur ini masih membutuhkan Sous Chef berbakat seperti Anda,” celetuk Sunny yang masih berharap Mr. Bill memasak di dapur hotel.Mr. Bill berdiri mematung mendengar ucapan Sunny barusan, dia meminta maaf dan berterima kasih kepad
Sesampainya Gin di depan pintu rumah terdengar rintihan tangis penuh emosi yang berasal dari Ashley. Tangisan seseorang sahabat yang telah kehilangan orang terdekatnya dan suara tangisn itu terdengar trenyuh menyayat hati membuat siapa saja yang mendengarnya akan ikut tenggelam dalam kesedihan yang dirasakan oleh Ashley.“Maaf aku terlambat,” sesal Gin menundukan kepala tak berani menatap kearah Ashley.Ashley yang melihat Gin pulang langsung memeluknya dan menangis dalam pelukannya, semakin lama pelukan Ashley semakin kuat membuat Gin terdiam tak mampu berbuat apa pun sampai tubuh Ashley lemas pingsan karena tak mampu menahan ini semua.“Orang yang menyakiti seenaknya akan diadili seenaknya,” murka Gin dan esksprsinya berubah seketika.Gin berganti pakaian dengan setelan jas hitam lalu pergi ke suatu tempat. Gin masuk ke dalam gudang yang terlihat usang dari luar tapi saat melewati beberapa pintu terlihat isi ruangan yang ra
Yuri yang memeluk Allan menanyakan siapa anak kecil yang ia bawa dan bersembunyi ketakutan di belakangnya. Allan memberi tahu bahwa Alicia akan menjadi anggota keluarga baru mereka. Rin yang gemas melihat muka imut Alicia langsung memeluknya dengan erat dan mencubiti pipi Alicia sampai pipinya berwarna merah.Alicia yang tadinya ketakutan dengan kata keluarga sekarang mulai terbuka karena ia mendapat sambutan hangat dari seluruh anggota keluarga Allan yaitu Fox, Rin dan Sunny. Semenjak itulah hubungan antara Alicia dengan anggota keluarga yang lain mulai semakin erat dan Alicia mengais haru karena kehidupan saat ini tak pernah ia bayangkan sebelumnya.--------------xxxx----------------Kembali ke masa sekarang.Pihak kampus terus menyelidiki kasus ini demi membersihkan nama Rena yang sudah tercoreng di mata masyarakat luas. Sudah tiga hari penyelidikan tapi masih mengalami kebuntuan karena tidak ada jejak sama sekali mengenai penyebaran video itu dan Rena
Allan berjanji kepada ketua perompak akan mengganti anggotanya yang terbunuh dengan sepuluh anggota baru yang akan dikirim secepatnya. Allan kemudian mengulurkan tangannya kepada Alicia dan mengajaknya pergi dari gudang yang penuh dengan tawanan.Saat ditanya nama, Alicia selalu menggelengkan kepala dan terlihat kebingungan.“Sekarang namamu Nataline,” ucap Allan menggandeng tangan Alicia.“Aku punya teman bernama Alicia. Nanti aku kenalkan kamu sama dia,” celetuk kepribadian Alicia yang lain, Nataline.Nataline dan Allan berjalan keluar dari gudang sembari berbincang tentang teman Nataline yang bernama Alicia. Mereka berdua seketika menjadi seperti teman dekat. Bahkan, Nataline melempar senyum kepada Allan.Sesampainya di rumah, Allan memerintahkan pelayannya untuk memandikan Nataline dan membelikannya baju yang bagus. Saat makan malam, Allan sedikit tak menyangka bahwa Nataline adalah sosok yang cantik seperti putri di ker
Ada beberapa barang yang rusak dan hampir seisi bar berantakan karena perkelahian itu. Tak ada yang berani menghentikan Gin setelah melihat keganasan Gin menghajar Pablo dan teman-temannya. Sebelum meninggalkan bar, Gin memberikan kartu nama kepada pemilik bar tersebut. “Taruh semua tagihannya di sana,” ucapnya kepada pemilik bar lalu berjalan meninggalkan tempat itu. Saat Gin kembali ke apartemen, dia melihat Alicia sedang dikeroyok oleh Rena dan Ashley yang gemas dengannya. “Gin, tolooong!!!” Alicia merengek. Gin hanya tertawa melihat Rena dan Ashley yang tak membiarkan Alicia lepas dari genggaman mereka. Gin merasa lega karena melihat Rena tersenyum dengan kehadiran Alicia yang mengalihkan pikirannya. Mereka berempat lanjut dengan minum bersama tak terkecuali Alicia. Awalnya Rena ragu melihat Alicia seperti anak di bawah umur tapi Gin memberi tahu Rena kalau Alicia sebenarnya lebih tua dari Gin dan seperti biasa Alicia memukul Gin dengan loyang tepat di kepalanya. Walaupun Alici
Beberapa hari ini, terjadi keributan besar di kampus karena tersebar video tidak senonoh yang diperankan oleh salah satu mahasiswi dan secara tidak langsung mencoreng nama baik kampus Washington University tempat Gin kuliah saat ini. Atas kejadian tersebut, berujung dengan pembullyan terhadap mahasiswi tersebut yang diketahui bernama Rena.Tring!Suara dering telepon rumah berbunyi.“Halo, kediaman Morgan. Ada yang bisa saya bantu?” sapa Alicia yang mengangkat telepon itu.“Alicia, tolong beritahu Gin untuk pergi ke tempat Rena sekarang juga!” kata Ashley yang terdengar panik dari telepon.Alicia langsung memberitahukan Gin kalau Ashley baru saja menelepon dan terdengar panik dari nada bicaranya. Alicia meminta untuk ikut karena dia sudah menganggap Ashley adalah kakaknya sendiri. Mereka berdua pun langsung bersiap dan bergegas menuju apartemen milik Rena.Sesampainya di sana, Gin melihat Rena yang terduduk pucat dan memiliki pandangan yang kosong. Terlihat jelas kejiwaan Rena sangat t
Ketika Sunny berjalan menuju ruang tunggu, dia dihampiri oleh resepsionis yang telah mencarinya sedari tadi. Resepsionis itu memberitahu Sunny bahwa dia telah ditunggu manajer di ruangannya. Setelah semua urusan kontrak telah selesai, manajer muda itu mengajak Sunny ke dapur untuk memperkenalkan pada orang yang akan bekerja bersamanya.Seperti yang sudah diduga, koki senior yang sempat mengusir Sunny memprotes bahwa orang yang kurang ajar seperti Sunny tak pantas berada di dapur itu dan meminta kepada manajer untuk memikirkan kembali menerima Sunny sebagai koki di sana.“Maaf Nona Sunny, apa yang Anda lakukan pada koki kami sehingga dia terlihat marah?” tanya manajer muda pada Sunny. Sunny pun memberi tahu pada manajer hotel kalau dia hanya sebatas mengomentari saus yang dibuat oleh koki senior itu tapi dia mendapatkan perlakuan tak mengenakan darinya.“Saya tidak peduli dengan komentarnya. Saya sebagai koki senior di sini tak terima jika dia ada di dapur ini,” protes sang koki senior.
“Pelurunya kosong,” ucap Fox lalu mengambil pistol dari tangan Alicia. Alicia mulai membuka mata dan ternyata perkelahian sudah usai. Di mata Alicia, perkelahian itu seperti rubah dan kucing hutan yang sedang berebut mangsa. “Adik kecil kita sudah berani memegang senjata!” ucap Rin sembari memeluk Alicia karena senang. “Berhenti memperlakukanku seperti anak kecil! Tapi, ini rasanya empuk dan lembut. Bagaimana kamu menumbuhkannya, Rin?” Alicia merasakan kenyamanan pada dada Rin. “Kamu bertanya pada orang yang tepat, ayo ikut ke atas.” Alicia dan Rin pergi menuju lantai dua. Sunny mendekat dan melihat penampilan Fox berantakan, apalagi bajunya robek sampai memperlihatkan bentuk tubuh bagian atas. Sunny menyarankan untuk sesegera mungkin berganti pakaian karena dia harus berangkat bekerja. Dia juga memuji tubuh Fox yang ramping. Tapi sayang, pemikat laki-laki mata keranjangnya tak sebesar milik Rin. “Aku masih punya tenaga untuk menghadap