Home / Pernikahan / Urusan Terlarang / 37. Keputusan Mandy

Share

37. Keputusan Mandy

Author: DM2112
last update Last Updated: 2023-02-14 16:39:19

Happy Reading . . .

***

Ciuman yang bermula dengan tanpa diduga itu, kini justru semakin membuatku menjadi terpenjara dalam situasi yang tidak bisa aku mengerti ini. Bagaimana jadinya aku dan Bryce yang sebelumnya sedang berada di depan rumah Lorraine? Namun kini aku bisa berada di dalam rumah dengan tubuhku yang dihimpit oleh Bryce dengan dinding yang berada di belakangku. Belum lagi Bryce yang kini semakin aku biarkan, ia justru dengan tanpa permisi sudah mencumbu leherku dan membuka satu per satu kancing kemeja yang sedang aku kenakan ini. Dengan kesadaran yang tentunya masih menguasai diriku, aku pun berusaha untuk menghentikan hal yang pria ini lakukan terhadapku.

"Bryce, hentikan." Pekikku sambil berusaha mendorong bahu pria itu agar bisa menjauh dari diriku.

"Aku sangat merindukanmu, Mandy."

Balasan Bryce dengan nada suara yang mulai terdengar dengan cukup jelas bahwa ia mulai terselimuti oleh api gairah, membuatku harus benar-benar menghentikan hal yang tidak boleh terjad
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Urusan Terlarang   38. Adios, Brooklyn

    Happy Reading . . . *** Pelukan hangat sebagai bentuk perpisahan kecil ini pun aku berikan kepada Ava. Aku yang pada akhirnya memutuskan untuk meninggalkan Brooklyn, pada saat sore hari ini aku ingin bertemu dengan satu-satunya sahabat yang aku miliki untuk yang terakhir kalinya di Brooklyn sebelum keberangkatanku ke Los Angeles. Aku dan Becks yang mendapatkan jadwal penerbangan pada saat malam hari, membuatku memutuskan untuk sebisa mungkin memberitahu kepergianku yang terasa tiba-tiba ini sekaligus juga berpamitan dengan Ava di sebuah cafe. Rasanya cukup sulit berpisah dengan sang sahabat, walaupun alat komunikasi pun tidaklah susah. Enam jam lamanya perjalan dari Brooklyn menuju Los Angeles menggunakan jalur udara, memang rasanya bukanlah jarak yang terlalu jauh juga. Tetapi, entah kenapa beban dihatiku terasa begitu berat untuk meninggalkan Ava. Rasanya seperti berpisah dengan sahabat adalah hal tersulit dan terasa lebih berat, dari pada ditinggal oleh pasangan. "Jangan menang

    Last Updated : 2023-02-14
  • Urusan Terlarang   39. Kehidupan Baru

    Happy Reading . . . *** [Los Angeles, California | Masa Sekarang] ~ Aku membuka mata dengan perlahan disaat merasakan cahaya matahari yang menembus masuk melalui kaca jendela dan ternyata sudah menerangi ruangan ini yang sehingga terasa begitu mengganggu tidurku. Perasaan hangat nan nyaman pun selalu aku rasakan disaat membuka mata, bersamaan dengan beban berat dari sebuah tangan besar yang selalu aku rasakan karena pelukan di tubuhku. Dengan lembut pun aku mulai membelai setiap urat nadi sekaligus rambut-rambut halus yang terdapat pada sepanjang tangan ini. Merasakan betapa kokohnya tangan yang seakan melindungi diriku dari segala ancaman bahaya, sehingga membuatku tidak ingin pergi dari pelukan sang pemilik tangan. Setelah puas merasakan urat nadi dan otot kencang dari sebuah tangan yang menggambarkan betapa gagah dan begitu berartinya menjaga bentuk idealitas tubuh sekaligus penampilan bagi sang pemilik, kini aku pun memiringkan kepala untuk melihat wajah yang bisa membuatku s

    Last Updated : 2023-02-16
  • Urusan Terlarang   40. Keberadaan Georgia

    Happy Reading . . . *** Aku memandang diriku di depan cermin yang kini sudah mengenakan gaun yang sudah Becks persiapkan untukku. Gaun tanpa lengan dengan panjangnya saja yang hanya mencapai setengah pahaku saja. Gaun bewarna hitam dengan hiasan manik-manik yang menghiasi di seluruh sisi gaunnya, seakan terlihat semakin begitu mencetak tubuhku. Sehingga aku yang merasa gaun ini begitu memeluk tubuhku, benar-benar begitu memperlihatkan lekuk tubuhku juga. Dipadukan dengan sepatu berhak tinggi standar dan bermodel sederhana hanya dengan dua tali saja, aku sengaja tidak merias wajahku terlalu mencolok. Agar gaun yang aku kenakan ini bagiku sesungguhnya sudah terlihat sangat nencolok, jadi aku memutuskan untuk tidak membuat riasan di wajahku sama mencoloknya agar tidak bisa membuat diriku yang mungkin saja akan menjadi pusat perhatian jika memiliki penampilan yang berlebihan. "Oh, wow... Siapakah wanita bertubuh seksi dan sangat luar biasa ini?" Tatapanku yang semula sedang berfokus

    Last Updated : 2023-02-16
  • Urusan Terlarang   41. Kekecewaan

    Happy Reading . . . *** Sambil menampilkan senyuman lebar, aku pun membalas lambaian tangan Becks yang berada di depan sana sedang melambaikan tangannya kepadaku. Dari kejauhan aku menunggu sambil memperhatikan Becks yang sedang melakukan pemotretan, dengan aku yang juga sedang berbincang dengan Ava melalui sambungan telepon. "Kau, tahu? Aku sangat membenci tempat dimana kau bekerja itu," protesku yang memang merasa kesal akan majalah itu yang selalu saja memberi Becks pekerjaan yang dipasangkan dengan model yang kebetulan adalah mantan kekasihnya. "Hei, tukang pencemburu! Itu hanyalah sebagai sebatas profesionalitas kerja saja, kau tahu?" "Aku tidak peduli itu profesional atau tidak, yang penting sampaikan saja pesanku kepada atasanmu untuk jangan memasangkan Becks dan mantan kekasihnya itu di dalam satu pekerjaan lagi. Sudah sejauh ini aku mengajak Becks untuk pindah dari Brooklyn, tetapi pada akhirnya tetap saja bertemu dengan wanita itu lagi, wanita itu lagi. Jadinya terdenga

    Last Updated : 2023-02-16
  • Urusan Terlarang   42. Batasan

    Happy Reading . . . *** "Apa yang ada di dalam pikiranmu saat itu, Becks? Apakah hanya ada sosok Georgia saja yang ada di dalam pikiranmu itu?" Di meja makan ini, aku sudah tidak berselera untuk sarapan setelah Becks terus mencoba untuk memberikan penjelasan akan hal yang terjadi kemarin. Setelah meletakkan sendok dan garpu yang sebelumnya masing-masing kedua tanganku genggam, aku pun menatap Becks yang duduk di kursi meja makan berhadapan denganku untuk mulai mendengarkan penjelasan yang ingin dikatakan olehnya itu. "Berikan aku kesempatan untuk menjelaskan semuanya, okay? Aku ingin kau mengerti dan tidak salah paham." "Aku akan mendengarkan." "Georgia intoleran dengan laktosa, dan setahuku ia sangat alergi dengan produk olahan dari susu. Dan sebelum kejadian itu tiba, rupanya Georgia memakan salad yang terdapat keju di dalamnya. Aku yang melihat seseorang dalam keadaan yang tidak sadarkan diri akibat penyakit alerginya itu, pasti akan membuatku langsung menolongnya. Tidak hany

    Last Updated : 2023-02-16
  • Urusan Terlarang   43. Kepastian

    Happy Reading . . . *** "Hari ini aku akan melanjutkan pemotretan kemarin yang sempat tertunda. Dan tentunya bersama dengan Georgia juga. Apakah kau ingin menemaniku?" Tanya Becks yang membuatku langsung mengalihkan pandangan dari layar televisi, kepada pria itu yang baru saja melangkah keluar dari kamar mandi dan penampilannya yang sudah terlihat segar setelah ia yang baru saja selesai mandi. "Aku ingin di rumah saja." "Kau tidak ingin menemaniku? Di sana Georgia yang menjadi modelnya." "Iya, tadi kau sudah mengatakannya. Aku juga bisa mendengarnya dengan sangat jelas. Lagi pula, memangnya ada apa jika Georgia yang menjadi modelnya? Memang sudah seharusnya yang seperti itu, bukan?" "Kau yakin?" "Ya. Kau pergi saja bekerja, tidak perlu memikirkanku. Aku tidak akan kemana-mana." "Kau masih merasa kecewa terhadapku?" Tanya pria itu, namun kini ia yang sudah duduk di tepi ranjang dengan kedua tangannya yang langsung menggenggam tanganku erat. "Kita sudah menyelesaikan semuanya k

    Last Updated : 2023-02-16
  • Urusan Terlarang   44. Pilihan Becks

    Happy Reading . . . *** Suara pintu rumah yang terdengar terbuka, membuatku yang sedang berada di dapur sedang hendak mengambil air mineral di dalam kulkas, langsung bergegas melangkah menghampiri asal suara yang sudah aku ketahui pasti itu adalah Becks yang baru saja kembali ke rumah setelah pemotretan yang dilakukannya seharian ini. Kepulangannya yang bertepatan dengan waktu makan malam, membuatku merasa sangat bersemangat karena malam ini aku sengaja membuatkan makanan kesukaan Becks untuk makan malam bersama kami nanti. Namun rasa semangat untuk menyambut kepulangan Becks yang sebelumnya timbul di dalam diriku, seakan langsung menghilang dengan cepat bersamaan dengan Becks yang melangkah memasuki rumah diikuti oleh sosok Georgia di belakang sana. Senyumanku yang sebelumnya mengembang dengan lebar pun juga langsung menghilang begitu saja pada saat melihat wanita itu yang rupanya kembali mendatangi rumah Becks ini. "Hei, maafkan aku jika pulangnya malam. Kau tidak marah, bukan?"

    Last Updated : 2023-02-17
  • Urusan Terlarang   45. Cukup Berlebihan

    Happy Reading . . . *** Senyumanku pun langsung terbit setelah aku yang keluar dari pintu kedatangan, sesaat setelah melihat sosok Ava yang sudah menjemputku yang baru saja tiba di Brooklyn. Dengan langkah cepat sambil menarik koper milikku, aku menghampiri Ava yang sudah merentangkan kedua tangannya untuk menyambutku ke dalam pelukannya. "Selamat ulang tahun untuk satu-satunya sahabat yang aku miliki ini. Aku sangat merindukanmu, kau tahu?" Ucapku yang langsung memeluk tubuh Ava dengan erat sebagai bentuk pelepas rasa rindu terhadap sahabatku ini yang sudah lama tidak aku jumpai. "Aku pun juga, Mandy. Dan terima kasih atas ucapannya." "Aku sudah menyiapkan hadiah yang istimewa untukmu." "Benarkah? Aku menjadi tidak sabar untuk melihat hadiah darimu." "Setelah kita sampai di apartemen-mu, okay?". "Dan sekarang, kemanakah tujuan pertama kita?" "Kita makan siang terlebih dahulu, okay? Karena selama seharian ini nanti, aku akan mengajakmu untuk bersenang-bersenang." "Baiklah. Ay

    Last Updated : 2023-02-17

Latest chapter

  • Urusan Terlarang   61. Sebuah Keputusan

    Happy Reading . . . *** Aku menatap sebuah benda kecil yang sudah melingkar pada jari manis, di tangan kiriku ini. Rasanya sudah cukup lama aku tidak mengenakan benda seperti ini di jari tanganku. Bahkan pada saat aku memiki cincin pernikahan dulu pun aku memutuskan untuk tidak memakainya. Aku yang memang pada dasarnya tidak menyukai memakai hal-hal seperti itu pun, justru kini mendapatkan benda yang sejenis namun kali ini terlihat lebih mewah, bernilai tinggi, dan begitu berharga. Dan semalam, tanpa aku duga Becks baru saja melamarku. Ia begitu membuktikan betapa dirinya tidak ingin kehilanganku, sampai-sampai ia berani untuk melamarku di saat aku yang masih berpura-pura menderita amnesia ini. Dan kini, aku yang harus menjalani peranku atas jawaban yang sudah aku berikan semalam dimana aku menerima lamaran Becks, juga memperlihatkan kepada pria itu jika aku yang masih mencintainya. Walau sesungguhnya rasa itu seperti sudah tidak ada lagi di dalam diriku, dan tidak bisa aku rasakan

  • Urusan Terlarang   60. Lamaran

    Happy Reading . . . *** Genggaman erat tangan Becks pada tangan kiriku yang tidak memegang kruk untuk membantu kaki kananku yang masih belum pulih untuk bisa berjalan dengan normal ini, seakan tidak ingin ia lepaskan sampai kapan pun. Genggaman tangan itu pun seakan memanduku melangkah memasuki sebuah restaurant di depan sana yang terlihat begitu eksklusif dan menggambarkan kemewahan luar biasa dari luar sini. "Kau sudah benar-benar merencanakan makan malam ini dengan sempurna, Becks?" Ucapku saat kami masih melangkah masuk menuju restaurant tersebut. "Kau sudah bisa menebaknya, huh?" "Bagaimana tidak? Hari ini kau sudah mengajakku ke salon, memberikanku gaun yang aku kenakan dengan luar biasa dan pasti tidaklah murah ini, dan sekarang kau membawaku ke restauran berbintang seperti ini. Dan sehabis ini, hal apalagi yang menjadi bagian dari kejutanmu itu, Becks?" "Kau bisa mendapatkannya nanti." "Jadi, kau masih memiliki kejutan untukku?" "Hhmm..., tebak dan pikirkanlah." "Kemb

  • Urusan Terlarang   59. Sebuah Ajakan

    Happy Reading . . . *** Aku menatap diriku di depan cermin untuk melihat penampilan diriku yang setiap hari dan setiap tahunnya seperti ini saja. Rambut panjangku ini, entah sudah berapa lama terakhir kali aku mengguntingnya. Panjangnya yang sudah mencapai pinggangku ini, membuatku bertaruh bahwa terakhir kali aku memendekkan rambutku sudah bertahun-tahun lamanya. Belum lagi bagian dalam rambutku terdapat sedikit potongan rambut yang tidak teratur, yang sengaja dihilangkan pada saat setelah kecelakaan tersebut, untuk menangani bagian kepalaku yang saat itu terkena benturan pada aspal jalanan. Sehingga aku pun memutuskan ingin menggunting rambutku menjadi sangat pendek, membuatku mengira-ngira sampai sependek apa potongan gaya rambut yang cocok untukku. Namun di saat aku yang baru saja sedang mengira, pintu kamar ini pun terbuka dan munculah Becks di sana yang sudah melangkah masuk menghampiriku. "Hei, apa yang kau lihat?" Tanya-nya kepadaku. "Rambutku. Aku ingin menggunting dan me

  • Urusan Terlarang   58. Begitu Emosional

    Happy Reading . . . *** Aku menatap kosong jalanan di luar sana melalui kaca jendela pintu mobil di sampingku ini. Pikiranku sejak tadi benar-benar tidak bisa terlepas dari ucapan Ava yang mengajakku untuk ikut dengannya pergi ke Paris. Tawaran menjadi asisten Ava, seperti peluang yang begitulah besar bagiku untuk bisa memulai kehidupan baru, dan harus benar-benar aku pertimbangkan dengan sangat baik-baik. Dan pemikiran seperti itulah yang sejak tadi membuatku melamun dan memikirkan kesempatan yang mungkin akan membawaku menuju kebahagiaan yang sesungguhnya, semenjak pertemuanku bersama dengan Ava tadi berakhir. "Hei, Mandy." Panggilan dengan genggaman tangan itu pun membuatku langsung tersadar dari lamunan. "Ya?" "Kau baik-baik saja?" "Ya. Memangnya ada apa?" "Tidak. Hanya saja, sejak dari cafe tadi kau lebih banyak terdiam. Memangnya, hal apa saja yang kau bicarakan dengan Ava tadi?" "Hanya beberapa hal yang aku lupakan saja darinya. Kehidupan barunya di Paris, pekerjaannya

  • Urusan Terlarang   57. Rencana Cadangan

    Happy Reading . . . *** Suara ketukan pintu yang sudah berkali-kali dengan samar-samar aku dengar dari luar sana dan mulai terasa menggangguku itu, membuatku dengan perlahan langsung membuka mata yang sebelumnya masih setengah sadar dari tidurku ini. "Mandy, apakah kau sudah terbangun?" Suara Becks, yang terdengar dari luar sana membuatku benar-benar terbangun dengan sepenuhnya. Aku yang memutuskan untuk meminta kepada pria itu agar kami bisa berpisah kamar saja, membuatku tentu menempati kamar lain di rumahnya ini karena bagiku hal seperti itulah yang terbaik untukku di situasi seperti ini. Aku ingin mulai menjaga jarak dengan pria itu, sekaligus jika bisa membuatnya sadar bahwa sudah seharusnya ia tidak lagi terus berpikir bahwa aku ini adalah miliknya. "Kau bisa masuk," balasku dengan sedikit berteriak dan langsung membuat pintu kamar ini terbuka bersamaan dengan Becks yang muncul di sana. "Hei, selamat pagi. Apa kau baru terbangun setelah mendengar suara ketukan pintuku? At

  • Urusan Terlarang   56. Semakin Menarik

    Happy Reading . . . *** Tiga minggu berlalu, total waktu yang sudah aku habiskan selama berada di rumah sakit dimana aku dirawat ini untuk menjalani pemulihan semenjak kecelakaan tersebut menimpaku. Hingga pada akhirnya, aku pun juga sudah diperbolehkan untuk keluar dari tempat yang sudah cukup menyiksaku selama berminggu-minggu ini. Dan kini, aku sedang bersiap-siap untuk keluar dari rumah sakit yang tentunya dengan bantuan dan keberadaan Becks di sini. Pria itu benar-benar sungguh tidak pernah meninggalkanku sendirian di tempat ini, kecuali ia memiliki pemotretan yang tidak mendesak sehingga tidak bisa ia tolak lagi. "Pakai mantelnya, di luar sedang sedikit dingin." Ucap Becks yang menghampiriku yang sedang duduk di tepi ranjang dan hendak memakaikan mantel yang ia bawa kepadaku."Apakah saat ini sudah memasuki musim dingin?" "Hampir." "Aku lupa bertanya. Apakah saat ini aku berada di Brooklyn? Karena hal terakhir yang aku ingat, aku tinggal di kota itu." "Saat ini kau berada

  • Urusan Terlarang   55. Usaha Becks

    Happy Reading . . . *** Aku menatap kosong ke arah luar jendela yang berada tidak jauh di sampingku ini, yang sepertinya mengarah kepada sebuah taman di luar sana. Sudah beberapa hari waktu berlalu semenjak aku yang terbangun dari masa koma singkatku itu. Aku yang sudah merasa semakin lebih baik dari hari ke hari, tetapi walaupun sesekali aku masih merasa nyeri di bagian kepala dan di bagian beberapa letak luka yang aku miliki ini, namun rupanya aku masih juga tidak diperbolehkan untuk keluar dari rumah sakit ini. Aku pun yang sudah merasa begitu bosan berada di ruangan ini selama berhari-hari, tidak termasuk masa koma yang aku alami kemarin, membuatku menjadi lebih banyak berdiam diri dan melamun. "Hei, selamat pagi. Apa kabarmu hari ini, Mandy?" Suara itu, datang bersamaan dengan terbukanya pintu ruangan ini yang menampilkan Becks yang kembali datang di pagi hari seperti biasanya, dengan sebuket bunga di tangannya. Hal baru yang entah kenapa belakang ini selalu Becks lakukan te

  • Urusan Terlarang   54. Sebuah Rencana

    Happy Reading . . . *** Oh, tidak! Apa yang baru saja terjadi? Aku membuka kedua mataku dengan cepat, di saat diriku yang merasa seperti sehabis dikejutkan secara tiba-tiba. Namun kali ini, bukanlah langit-langit kamar Becks yang menyambut indra penglihatanku seperti biasanya. Tetapi sebuah langit-langit bernuansa putih dengan beberapa lampu yang menerangi ruangan ini. Tidak hanya penglihatanku saja yang aneh, tetapi pendengaranku pun juga menangkap suara-suara alat khas rumah sakit yang digunakan untuk mendeteksi detak jantung dan nadi seseorang. Tetapi belum selesai aku mengira-ngira akan hal yang sedang terjadi saat ini pada diriku, aku langsung merasakan betapa sakit dan rasa berdenyut yang begitu luar biasa pada kepalaku saat ini. Tanganku yang terasa begitu dingin akibat pendingin udara di ruangan ini, membuatku juga menjadi semakin merasa sulit untuk digerakan akibat rasa kaku pada sekujur tubuhku, cukup menghambatku yang ingin mencengkram kuat kepalaku berharap rasa sakit l

  • Urusan Terlarang   53. Di Dalam Neraka Kecil

    Happy Reading . . . *** Aku membuka mataku di saat aku merasakan cahaya matahari yang mulai menggangguku karena selalu menembus melalui jendela kamar ini. Aku melirik jam di atas meja yang berada di samping ranjang yang aku tempati ini, dan melihat waktu yang kini sudah menunjukkan pukul sembilan pagi. Dan itu tandanya, aku baru mengistirahatkan tubuhku selama empat jam lamanya. Sudah satu minggu waktu berlalu semenjak terbongkarnya rahasia yang selalu disembunyikan oleh pria itu, dan itu artinya sudah selama itu juga aku memutuskan untuk mogok bicara dengannya dan juga tentunya berusaha untuk menghindar dari pandangan Becks, walau aku tahu hal itu akan sangat sulit untuk dilakukan karena aku yang masih tinggal di rumahnya ini. Itu semua aku lakukan karena aku yang benar-benar sama sekali tidak diperbolehkan untuk pergi oleh pria itu. Aku yang kini seakan kembali seperti kehidupanku yang terdahulu dan mendapatkan perlakuan yang sama, dimana aku yang dikurung dan tidak boleh beranja

DMCA.com Protection Status