Beranda / Pernikahan / Urusan Terlarang / 24. Penuh Dengan Gairah

Share

24. Penuh Dengan Gairah

Penulis: DM2112
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-31 15:58:10

Happy Reading . . .

***

Dinginnya air yang mengguyur tubuhku ini, seakan tidak bisa memadamkan api gairah yang sedang begitu membara di dalam diriku. Tidak hanya diriku, mungkin Becks yang saat ini sedang mencumbu tubuhku dengan penuh gairah merasakan hal yang sama seperti yang sedang aku rasakan saat ini. Tubuhku yang sedang di kunci dengan tubuh besar nan berisi akan otot kuat tubuhnya pada dinding kamar mandi yang terlapisi marmer ini, langsung mengaktifkan seluruh saraf yang berada di dalam tubuhku ini dengan seketika karena merasakan dinding di punggungku ini yang sama dinginnya dengan air dari shower yang membasahi seluruh tubuh kami yang sudah tidak tertutupi apapun.

Semua ini berawal dari aku yang benar-benar sudah tidak bisa lagi mengabaikan buaian yang Becks berikan kepadaku. Niat akal sehatku yang sudah mengatakan ingin mengakhiri semua godaan yang memang secara sengaja sedang Becks berikan kepadaku tadi, seakan langsung dihempaskan dengan seketika oleh lubuk hatiku yang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Urusan Terlarang   25. Perjanjian Ikatan

    Happy Reading . . . *** Secercah cahaya yang aku tangkap setelah membuka kedua mataku ini, langsung membuat reaksi luar biasa pada seluruh tubuhku yang terasa begitu kaku hingga sangat sulit untuk digerakkan. Aku yang sedang berusaha memfokuskan pandangan sambil mengingat-ingat kembali dengan jelas atas kejadian semalam yang sampai membuat tubuhku menjadi terasa seperti ini. Sebuah selimut yang hanya menutupi seluruh tubuh polosku ini, aku tarik di saat aku berusaha mendudukkan diri lalu bersandar pada kepala ranjang. Dan pada saat aku sudah berhasil bersandar, pandanganku dengan sangat terkejut langsung menangkap kondisi ruangan ini yang bagaikan sehabis diserang oleh badai. Seluruh barang-barang yang berada di tempat ini sudah berjatuhan hingga berantakan. Dan yang lebih buruk lagi, aku melihat sebuah televisi yang sempat aku lihat tertempel di dinding, kini sudah terjatuh di lantai dengan layar kacanya yang retak dan pecah. Oh, tidak! Apa yang semalam baru saja aku lakukan? Apak

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-31
  • Urusan Terlarang   26. Rasa Sakit

    Happy Reading . . . *** Rasa menggigil yang aku rasakan ini setiap waktunya seakan menyiksa tubuhku. Belum lagi rasa pusing yang sama menyiksanya dengan rasa dingin yang menyerang diriku ini membuat demam di tubuhku terasa semakin tinggi. Aku yang sudah kembali dari apartemen Becks, kini hanya seorang diri di rumah tanpa kehadiran Bryce yang tidak aku ketahui apakah ia sudah pernah kembali lagi ke rumah sejak kepergiaannya itu ke rumah Lorraine. Aku yang sudah beristirahat selama beberapa jam tadi, membuatku berpikir akan demam yang aku rasakan ini bisa sedikit turun dan menjadi lebih baik. Tetapi, rupanya aku justru merasakan tubuhku yang sudah tidak sanggup lagi untuk merasakan sakit ini. Bahkan untuk melangkah ke dapur untuk membuat teh hangat pun, sepertinya sudah tidak bisa aku lakukan lagi. Namun selain berusaha melawan demam yang menyerang tubuhku ini, aku rasa tidak ada yang bisa aku lakukan lagi agar sakit ini tidak semakin bertambah buruk. Dengan perlahan, aku pun beranja

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-31
  • Urusan Terlarang   27. Sangat Pantas

    Happy Reading . . . *** Sudah dua jam lamanya, aku menunggu dan juga bersembunyi di balik pohon besar tepat di seberang rumah Lorraine untuk memantau ada hal apakah yang akan terjadi pada hari ini di sana? Sudah cukup lama setelah pertemuan terakhirku dengan Bryce pada saat aku sedang sakit itu, hubungan di antara diriku dan Bryce itu benar-benar putus kontak. Dan kini, aku yang dengan sengaja mendatangi rumah Lorraine, ingin mengetahui ada hal apakah yang sedang terjadi pada mereka yang sudah tidak pernah aku ketahui kabarnya lagi? Dan, mungkin juga aku yang hari ini akan memiliki kesempatan untuk bertemu dengan Renne walau hanya sesaat saja? Sudah satu bulan lamanya aku tidak dengan anakku itu. Rasanya, bukan hanya rindu saja yang kini sudah aku rasakan terhadapnya. Tetapi juga rasa ingin memeluk dan melimpahkan akan rasa kasih sayang yang sudah sangat lama juga ingin aku berikan kepadanya. Aku takut di saat aku yang sudah lama tidak memberikan rasa itu, Renne akan lupa denganku

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-31
  • Urusan Terlarang   28. Ada Apa?

    Happy Reading . . . *** Pelukan erat nan hangat di pinggangku ini, membuat serangan kecupan bertubi-tubi yang tak kalah hangat di wajahku ini juga, sedang Becks berikan. Di sebuah sofa panjang di apartemen milik Becks yang kami gunakan untuk sedikit santai, tubuhku yang berbaring membelakanginya itu sejak tadi sudah di peluk dengan begitu erat seakan ia yang tidak rela untuk melepaskannya walau sesaat saja. Sedangkan aku yang sedang fokus menonton televisi di depan sana, sama sekali tidak terganggu akan hal yang sedang Becks lakukan kepadaku itu. Bahkan dengan nyamannya, aku justru menjadikan lengan keras dan besar akan otot milik Becks ini, sebagai penyangga kepalaku. "Kau bisa tinggal bersama denganku di sini. Untuk apa kau tinggal di rumah itu yang pasti hanya akan sendirian? Lebih baik kau di sini saja bersama denganku." Ucapan Becks itu pun membuatku sedikit memutar tubuh, hingga aku yang kini bisa menatap wajahnya yang sedang tersenyum itu. "Tidak semudah itu, kau tahu?" "A

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-01
  • Urusan Terlarang   29. Pekan Mode

    Happy Reading . . . *** Di depan cermin yang sedang menampilkan seluruh pantulan akan diriku yang kini sudah mengenakan gaun bergaya casual yang sudah Becks persiapkan untukku, aku menatap diriku ini sejenak dengan lekat. Gaun bewarna hitam berbahan nyaman karena terbuat dari satin ini, rupanya tidak benar-benar membuatku nyaman. Model dan potongan gaun yang cukup terbuka di bagian dada serta bahu dan juga mencetak bentuk tubuhku ini, membuatku justru merasa tidak nyaman karena aku yang tidak terbiasa. Tetapi dengan aku yang sudah berjanji untuk menemani Becks datang ke pekan mode di New York itu, membuatku menjadi harus mau tidak mau mengenakan gaun yang sesungguhnya tidaklah aku sukai ini. Namun untung saja Becks tidak melengkapi gaun yang ia berikan kepadaku ini dengan sepatu berhak tinggi yang semakin bisa menyiksaku. Dengan sepatu datar yang tertutupi oleh panjangnya gaun yang sampai menyapu lantai, aku menyempurnakan penampilanku dengan menggerai rambut panjang brunetteku ini

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-11
  • Urusan Terlarang   30. Tidak Bisa Lebih Lama

    Happy Reading . . . *** “Becks, hentikan mobilnya di sini saja." Ucapku kepada Becks agar dapat menghentikan mobil yang dikendarainya ini beberapa ratus meter sebelum sampai tepat di depan rumah. Setelah kembali dari New York tadi, Becks langsung mengajakku untuk makan bersama terlebih dahulu dan kembali apartemen-nya untuk juga bisa mengganti pakaian. Aku pasti akan sangat dicurigai jika pulang ke rumah dengan menggunakan gaun, apalagi dengan model potongan yang cukup terbuka. Jadilah aku baru diantar kembali ke rumah oleh Becks di saat waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam. "Kau yakin? Sedikit lagi sampai, bukan?" "Iya. Tetapi ia sudah menungguku sejak kemarin di rumah. Dan jika kau mengantarku tepat sampai di depan rumah, ia akan merasa curiga denganku sekaligus bertanya-tanga ketika ia yang melihatku keluar dari mobil milikmu ini yang baginya masih terasa sangat asing." "Memangnya ada hal apa yang ingin ia bicarakan lagi denganmu?" Tanya Becks setelah ia menepikan dan

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-13
  • Urusan Terlarang   31. Setengah Hati

    Happy Reading . . . *** Pelukanku pada Renne ini sungguh rasa tidak ingin aku lepaskan sampai kapan pun. Tidak hanya pelukan akan rasa rindu saja, tetapi aku juga melimpahkan rasa sayang dan rasa cinta yang tak terbatas terhadap anakku ini. Sejak semalam aku bertemu dengannya, hingga hari telah berganti menjadi pagi pun aku masih tidak berniat untuk melepaskan pelukanku terhadap Renne yang sejak beberapa saat lalu sudah terbangun dari tidurnya. Di atas ranjangnya yang kecil ini, aku membiarkan Renne menidurkan tubuhnya di atas tubuhku yang seakan juga tidak ingin melepaskan pelukannya terhadapku. Dan sepertinya, Renne sudah melupakan kemarahannya terhadapku pada saat pertemuan terakhir kami yang kurang lebih sudah terjadi pada satu bulan yang lalu. "Renne..." "Ya, Mom?" "Apakah Renne merindukan Mommy?" "Renne sangat merindukan Mommy. Kenapa Mommy tidak pernah datang menemui Renne?" "Maafkan Mommy, Sayang. Kemarin-kemarin Mommy sudah membuat Renne sedih dan kecewa.". "Tetapi Ren

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-13
  • Urusan Terlarang   32. Terungkap

    Happy Reading . . . *** Setelah menemani Renne hingga sampai tertidur, aku pun beranjak keluar dari dalam kamarnya dengan sepelan mungkin agar tidak sampai menimbulkan suara yang mengganggu. Hingga aku yang sudah berada di luar kamar, tiba-tiba saja aku pun sedikit dikejutkan oleh suara Bryce yang memanggilku di belakang sana. "Bisakah kita bicara lagi?" "Tentu saja." Bryce yang terlebih dahulu melangkah menuju ruang tengah, membuatku langsung bergegas mengikutinya. Lalu, aku pun mendudukkan diri di sofa yang berseberangan dengan sofa yang di duduki oleh Bryce. Tatapan kami yang bertemu, langsung membuat pria itu membuka pembicaraan di antara kami yang sudah aku duga tidak akan jauh dari permasalahan mengenai perpisahan. "Apa yang membuatmu sampai memutuskan ingin berpisah denganku, Mandy?" "Banyak hal yang membuatku sampai pada akhirnya memutuskan untuk mengambil keputusan itu." "Kau bisa mengatakannya." "Aku tidak ingin membuatmu merasa kecewa setelah mendengar semua alasan

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-13

Bab terbaru

  • Urusan Terlarang   61. Sebuah Keputusan

    Happy Reading . . . *** Aku menatap sebuah benda kecil yang sudah melingkar pada jari manis, di tangan kiriku ini. Rasanya sudah cukup lama aku tidak mengenakan benda seperti ini di jari tanganku. Bahkan pada saat aku memiki cincin pernikahan dulu pun aku memutuskan untuk tidak memakainya. Aku yang memang pada dasarnya tidak menyukai memakai hal-hal seperti itu pun, justru kini mendapatkan benda yang sejenis namun kali ini terlihat lebih mewah, bernilai tinggi, dan begitu berharga. Dan semalam, tanpa aku duga Becks baru saja melamarku. Ia begitu membuktikan betapa dirinya tidak ingin kehilanganku, sampai-sampai ia berani untuk melamarku di saat aku yang masih berpura-pura menderita amnesia ini. Dan kini, aku yang harus menjalani peranku atas jawaban yang sudah aku berikan semalam dimana aku menerima lamaran Becks, juga memperlihatkan kepada pria itu jika aku yang masih mencintainya. Walau sesungguhnya rasa itu seperti sudah tidak ada lagi di dalam diriku, dan tidak bisa aku rasakan

  • Urusan Terlarang   60. Lamaran

    Happy Reading . . . *** Genggaman erat tangan Becks pada tangan kiriku yang tidak memegang kruk untuk membantu kaki kananku yang masih belum pulih untuk bisa berjalan dengan normal ini, seakan tidak ingin ia lepaskan sampai kapan pun. Genggaman tangan itu pun seakan memanduku melangkah memasuki sebuah restaurant di depan sana yang terlihat begitu eksklusif dan menggambarkan kemewahan luar biasa dari luar sini. "Kau sudah benar-benar merencanakan makan malam ini dengan sempurna, Becks?" Ucapku saat kami masih melangkah masuk menuju restaurant tersebut. "Kau sudah bisa menebaknya, huh?" "Bagaimana tidak? Hari ini kau sudah mengajakku ke salon, memberikanku gaun yang aku kenakan dengan luar biasa dan pasti tidaklah murah ini, dan sekarang kau membawaku ke restauran berbintang seperti ini. Dan sehabis ini, hal apalagi yang menjadi bagian dari kejutanmu itu, Becks?" "Kau bisa mendapatkannya nanti." "Jadi, kau masih memiliki kejutan untukku?" "Hhmm..., tebak dan pikirkanlah." "Kemb

  • Urusan Terlarang   59. Sebuah Ajakan

    Happy Reading . . . *** Aku menatap diriku di depan cermin untuk melihat penampilan diriku yang setiap hari dan setiap tahunnya seperti ini saja. Rambut panjangku ini, entah sudah berapa lama terakhir kali aku mengguntingnya. Panjangnya yang sudah mencapai pinggangku ini, membuatku bertaruh bahwa terakhir kali aku memendekkan rambutku sudah bertahun-tahun lamanya. Belum lagi bagian dalam rambutku terdapat sedikit potongan rambut yang tidak teratur, yang sengaja dihilangkan pada saat setelah kecelakaan tersebut, untuk menangani bagian kepalaku yang saat itu terkena benturan pada aspal jalanan. Sehingga aku pun memutuskan ingin menggunting rambutku menjadi sangat pendek, membuatku mengira-ngira sampai sependek apa potongan gaya rambut yang cocok untukku. Namun di saat aku yang baru saja sedang mengira, pintu kamar ini pun terbuka dan munculah Becks di sana yang sudah melangkah masuk menghampiriku. "Hei, apa yang kau lihat?" Tanya-nya kepadaku. "Rambutku. Aku ingin menggunting dan me

  • Urusan Terlarang   58. Begitu Emosional

    Happy Reading . . . *** Aku menatap kosong jalanan di luar sana melalui kaca jendela pintu mobil di sampingku ini. Pikiranku sejak tadi benar-benar tidak bisa terlepas dari ucapan Ava yang mengajakku untuk ikut dengannya pergi ke Paris. Tawaran menjadi asisten Ava, seperti peluang yang begitulah besar bagiku untuk bisa memulai kehidupan baru, dan harus benar-benar aku pertimbangkan dengan sangat baik-baik. Dan pemikiran seperti itulah yang sejak tadi membuatku melamun dan memikirkan kesempatan yang mungkin akan membawaku menuju kebahagiaan yang sesungguhnya, semenjak pertemuanku bersama dengan Ava tadi berakhir. "Hei, Mandy." Panggilan dengan genggaman tangan itu pun membuatku langsung tersadar dari lamunan. "Ya?" "Kau baik-baik saja?" "Ya. Memangnya ada apa?" "Tidak. Hanya saja, sejak dari cafe tadi kau lebih banyak terdiam. Memangnya, hal apa saja yang kau bicarakan dengan Ava tadi?" "Hanya beberapa hal yang aku lupakan saja darinya. Kehidupan barunya di Paris, pekerjaannya

  • Urusan Terlarang   57. Rencana Cadangan

    Happy Reading . . . *** Suara ketukan pintu yang sudah berkali-kali dengan samar-samar aku dengar dari luar sana dan mulai terasa menggangguku itu, membuatku dengan perlahan langsung membuka mata yang sebelumnya masih setengah sadar dari tidurku ini. "Mandy, apakah kau sudah terbangun?" Suara Becks, yang terdengar dari luar sana membuatku benar-benar terbangun dengan sepenuhnya. Aku yang memutuskan untuk meminta kepada pria itu agar kami bisa berpisah kamar saja, membuatku tentu menempati kamar lain di rumahnya ini karena bagiku hal seperti itulah yang terbaik untukku di situasi seperti ini. Aku ingin mulai menjaga jarak dengan pria itu, sekaligus jika bisa membuatnya sadar bahwa sudah seharusnya ia tidak lagi terus berpikir bahwa aku ini adalah miliknya. "Kau bisa masuk," balasku dengan sedikit berteriak dan langsung membuat pintu kamar ini terbuka bersamaan dengan Becks yang muncul di sana. "Hei, selamat pagi. Apa kau baru terbangun setelah mendengar suara ketukan pintuku? At

  • Urusan Terlarang   56. Semakin Menarik

    Happy Reading . . . *** Tiga minggu berlalu, total waktu yang sudah aku habiskan selama berada di rumah sakit dimana aku dirawat ini untuk menjalani pemulihan semenjak kecelakaan tersebut menimpaku. Hingga pada akhirnya, aku pun juga sudah diperbolehkan untuk keluar dari tempat yang sudah cukup menyiksaku selama berminggu-minggu ini. Dan kini, aku sedang bersiap-siap untuk keluar dari rumah sakit yang tentunya dengan bantuan dan keberadaan Becks di sini. Pria itu benar-benar sungguh tidak pernah meninggalkanku sendirian di tempat ini, kecuali ia memiliki pemotretan yang tidak mendesak sehingga tidak bisa ia tolak lagi. "Pakai mantelnya, di luar sedang sedikit dingin." Ucap Becks yang menghampiriku yang sedang duduk di tepi ranjang dan hendak memakaikan mantel yang ia bawa kepadaku."Apakah saat ini sudah memasuki musim dingin?" "Hampir." "Aku lupa bertanya. Apakah saat ini aku berada di Brooklyn? Karena hal terakhir yang aku ingat, aku tinggal di kota itu." "Saat ini kau berada

  • Urusan Terlarang   55. Usaha Becks

    Happy Reading . . . *** Aku menatap kosong ke arah luar jendela yang berada tidak jauh di sampingku ini, yang sepertinya mengarah kepada sebuah taman di luar sana. Sudah beberapa hari waktu berlalu semenjak aku yang terbangun dari masa koma singkatku itu. Aku yang sudah merasa semakin lebih baik dari hari ke hari, tetapi walaupun sesekali aku masih merasa nyeri di bagian kepala dan di bagian beberapa letak luka yang aku miliki ini, namun rupanya aku masih juga tidak diperbolehkan untuk keluar dari rumah sakit ini. Aku pun yang sudah merasa begitu bosan berada di ruangan ini selama berhari-hari, tidak termasuk masa koma yang aku alami kemarin, membuatku menjadi lebih banyak berdiam diri dan melamun. "Hei, selamat pagi. Apa kabarmu hari ini, Mandy?" Suara itu, datang bersamaan dengan terbukanya pintu ruangan ini yang menampilkan Becks yang kembali datang di pagi hari seperti biasanya, dengan sebuket bunga di tangannya. Hal baru yang entah kenapa belakang ini selalu Becks lakukan te

  • Urusan Terlarang   54. Sebuah Rencana

    Happy Reading . . . *** Oh, tidak! Apa yang baru saja terjadi? Aku membuka kedua mataku dengan cepat, di saat diriku yang merasa seperti sehabis dikejutkan secara tiba-tiba. Namun kali ini, bukanlah langit-langit kamar Becks yang menyambut indra penglihatanku seperti biasanya. Tetapi sebuah langit-langit bernuansa putih dengan beberapa lampu yang menerangi ruangan ini. Tidak hanya penglihatanku saja yang aneh, tetapi pendengaranku pun juga menangkap suara-suara alat khas rumah sakit yang digunakan untuk mendeteksi detak jantung dan nadi seseorang. Tetapi belum selesai aku mengira-ngira akan hal yang sedang terjadi saat ini pada diriku, aku langsung merasakan betapa sakit dan rasa berdenyut yang begitu luar biasa pada kepalaku saat ini. Tanganku yang terasa begitu dingin akibat pendingin udara di ruangan ini, membuatku juga menjadi semakin merasa sulit untuk digerakan akibat rasa kaku pada sekujur tubuhku, cukup menghambatku yang ingin mencengkram kuat kepalaku berharap rasa sakit l

  • Urusan Terlarang   53. Di Dalam Neraka Kecil

    Happy Reading . . . *** Aku membuka mataku di saat aku merasakan cahaya matahari yang mulai menggangguku karena selalu menembus melalui jendela kamar ini. Aku melirik jam di atas meja yang berada di samping ranjang yang aku tempati ini, dan melihat waktu yang kini sudah menunjukkan pukul sembilan pagi. Dan itu tandanya, aku baru mengistirahatkan tubuhku selama empat jam lamanya. Sudah satu minggu waktu berlalu semenjak terbongkarnya rahasia yang selalu disembunyikan oleh pria itu, dan itu artinya sudah selama itu juga aku memutuskan untuk mogok bicara dengannya dan juga tentunya berusaha untuk menghindar dari pandangan Becks, walau aku tahu hal itu akan sangat sulit untuk dilakukan karena aku yang masih tinggal di rumahnya ini. Itu semua aku lakukan karena aku yang benar-benar sama sekali tidak diperbolehkan untuk pergi oleh pria itu. Aku yang kini seakan kembali seperti kehidupanku yang terdahulu dan mendapatkan perlakuan yang sama, dimana aku yang dikurung dan tidak boleh beranja

DMCA.com Protection Status