Share

Ingin pulang

Penulis: Esteifa
last update Terakhir Diperbarui: 2021-12-17 21:27:42

Hari ini Maudi bangun lebih pagi daripada hari sebelumnya. Bukan tanpa alasan, Calum mendatangi kamar tidur Maudi dan bilang kalau dia lapar, padahal biasanya kalau ada Satria pasti Calum menempel dan akan meminta tolong pada ayahnya itu. Maudi pun hanya bisa bangun dan memberikan apa yang Calum mau.

Setelah memberi Calum makan, anak tiga tahun yang gembul itu menunggu Maudi di kamar, menunggu Maudi selesai mandi dan mencuci baju, diam sekali sembari menonton kartun bus biru dari tabletnya. Seusai Maudi selesai dengan pekerjaannya, ia pun kembali ke kamar, menemani Calum menonton karena Calum sendiri belum mau dimandikan.

Yah, jadi begitulah.

Calum menonton kartun, sementara Maudi mengambil ponselnya sendiri untuk menonton video tutorial dan video memasak.

Tidak ada yang istimewa. Semuanya berjalan seperi ini saja. Calum, Satria, dan Rumah. Maudi tak ingin bilang kalau hidup di sini membosankan, tetapi mungkin Jakarta akan lebih indah kalau ia diperbolehkan pergi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Unexpected Encounter   Gagal lagi

    Hidup itu roda yang berputar, bumi bukan hanya tentang terang namun juga pasal hujan. Mungkin kalimat itu yang pantas untuk menggambarkan apa yang sedang dirasakan Maudi saat ini. Pagi tadi, ia begitu bersemangat dan bahagia setelah Satria memberinya ijin untuk pulang, dan sekarang Maudi harus sedikit menelan pil pahit karena apa yang ia kerjakan bermalam-malam lamanya tidak membuahkan hasil.Benar. Baru saja, sekitar tiga menit yang lalu Jihan, editor online Maudi mengirimkan pesan kalau naskah yang Maudi buat tidak diterima untuk bisa dipulikasi. Alasannya, karena konflik yang kurang menggigit.Memang benar apa kata Satria. Kalau membuat karakter cerita, jangan tanggung-tanggung, brengsek ya brengsek sekalian, baik ya baik sekalian. Sedangkan karakter yang Maudi buat sifatnya sedikit ambigu, tidak sekuat layaknya tokoh utama. Meski menurut Maudi sendiri cerita yang ia buat sudah cukup bagus dan layak untuk dibaca, namun tentu saja platform kepenulisan berbayar memb

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-17
  • Unexpected Encounter   One fine day

    One fine day, sepertinya kata itu adalah kata yang tepat untuk menggambarkan hari Maudi detik ini. Bahkan saat matahari sudah beranjak ke atas kepala Maudi masih mau bergulat di dapur dengan ayam dan tepung. Kalau biasanya, jangankan memasak, pergi ke kamar mandi saja malas minta ampun.Maudi sudah bilang kan sebelumnya? Kalau ia sudah melihat resep memasak ayam dari yutub dan tanpa pikir panjang, hanya dengan satu kali menonton, sekarang Maudi akan langsung praktek.Dan tentunya Maudi tidak sendiri. Ia bersama tuan muda cool yang sudah selesai bermain lego dan mengeluh bosan, sebosan itu katanya, tapi sekarang hanya duduk di kursi dan melihat bagaimana Maudi memasak.Maudi mengeluarkan satu baskom ayam yang sudah dimarinasi satu jam yang lalu dari kulkas. Meletakannya di meja, lalu mengambil wadah lain, memberinya tepung bumbu untuk baluran ayam. Dan kemudian tinggal membaluri ayam dengan tepung tersebut. Setelah itu tinggal goreng.Selesai? Belum lah!

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-17
  • Unexpected Encounter   Baju baru alhamdullilah

    Pagi sudah datang.Hari ini jadwal Maudi untuk pulang, bersemangat? Tentu. Maudi sangat bersemangat untuk pulang, ia merindukan kampong halamannya, ia juga merindukan ibu dan rindu dengan kakak-kakaknya. Pulang merupakan hal yang belum pernah Maudi inginkan sebelumnya, karena ia selalu berada di rumah, dan saat pertama kali merantau, pulang juga merupakan hal terakhir yang ingin Maudi lakukan selama masa perantauannya.Semua orang tau niat awal Maudi pergi dari rumah adalah melarikan diri, gadis bahkan yang tidak punya mimpi ini modal nekat dengan satu tas berisi baju ganti dan pergi ke Jakarta. Dan gadis yang semula berat untuk pergi ini entah kenapa malah jadi antusias melarikan diri, meski sejujurnya ada sedikit perasaan tak enak yang merayap di dinding hati Maudi.Bagaimana Calum nanti? Sebenarnya jika dipikir lurus, keadaan Calum bisa sangat terjamin karena anak itu bersama Satria. Namun entah kenapa, Maudi masih merasa berat harus meninggalkan Calum. Barangkali

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-17
  • Unexpected Encounter   Jimin kw5

    “K-kamu?!”Maudi tidak bisa untuk tidak melebarkan mata. Saat ia pertama kali menoleh dan melihat wajah teman Satria yang hendak ia tebengi untuk mudik ini Maudi benar-benar hilang control akan dirinya sendiri.Sumpah demi apapun. Maudi tidak gila, lain daripada itu, Maudi benar-benar waras dan tak kekurangan apapun. Sudah sarapan dan sedang tidak pusing karena baying-bayang mabuk kendaraan.Pagi ini sudah pukul tujuh kurang lima menit, seorang kenalan Satria yang juga merupakan editor online Maudi hadir di depan rumah. Wujud laki-laki yang Maudi juga tidak menyangka kalau ia bisa mengingatnya walau hanya bertemu satu kali pun tanpa percakapan apapun.Laki-laki yang membuat Maudi mencicipi kenangan pahit saat ia pertama kali menginjakan kaki di Jakarta.Maudi masih tercengang dengan telunjuk mengacung ke depan, tepat satu jengkal di depan hidung lelaki sipit ini.“Kenal?” tanya Satria kemudian, ia terlihat sama heran,

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-17
  • Unexpected Encounter   Tsundere

    “Nggak jadi lagi?”Maudi menoleh. Gadis yang masih menggunakan blus dan celana baru itu memajukan bibir manyun. Tidak salah, barusan Calum menanyakan tentang gagalnya mudik Maudi yang kedua kali. Bukan, bukan masalah pertanyaannya yang sensitive, Maudi lebih-lebih heran karena Calum menanyakan hal tersebut dengan nada suara yang terdengar antusias. Seperti memang senang sekali Maudi tidak jadi pulang.Tidak tau saja, Maudi sudah menangis kejer karena hal itu.“Kok kamu malah keliatan seneng banget sih, Lum?” protes Maudi sambil menatap Calum. Maudi cemberut. “Kasian tau akunya.”Maudi sudah menghubungi ibu kalau ia batal pulang karena kebijakan mendadak yang dibuat, dan ia juga tidak mungkin mempertaruhkan kesehatan orang rumah dengan memaksa pergi. Dan ibu bilang tidak apa-apa, terpenting adalah Maudi sehat dan itu sudah cukup. Untuk masalah kerinduan bisa ditahan dengan logika untuk masa depan yang terbaik, dan pernikahan kak

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-17
  • Unexpected Encounter   Like bapak like anak

    “Nggak bisa!”Maudi meletakan tangannya di pinggang. Keningnya menyirit dalam-dalam lengkap dengan bibir mendecih. Dramatis sekali. Untuk ukuran gadis dewasa yang baru selesai cuci piring Maudi memang bisa dikatakan cukup dramatis. Hanya karena mendengar Satria menolak diperintah menyapu dia langsung memasang kuda-kuda mengajak bertarung.Benar. Satria tidak mau menyapu! Bayangkan sebesar apa masalah itu!Kamu yang hidupnya numpang, Dy. Masa nyuruh empunya rumah buat beres-beres! Salah satu dewi di batin Maudi menyeletuk.Maudi segera menggelengkan kepala. Tetap saja. Jangan Maudi yang mengerjakan semuanya dong. Lagipula Maudi hanya menyuruh Satria menyapu karena ia akan bersemedi di kamar untuk mengerjakan beberapa hal. Menyapu tidak seberat itu, Satria tidak seharusnya menolak.“Kita udah bagi-bagi tugas ya kemarin,” ujar Maudi lagi. Dia baru selesai menyuapi Calum dan sudah mencuci bekas makannya juga.Maudi ingat sekali

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-17
  • Unexpected Encounter   Duo gamon

    Maudi tidak bercanda waktu bilang kalau dia akan menjadikan menulis sebagai hoby. Dan karena menulis bukan sekedar menulis tetapi juga memerlukan wawasan dan pengetahuan yang cukup Maudi pun meminjam koleksi novel terbitan dari penerbit tempat Satria bekerja. Hingga kemudian, lambat laun membaca menjadi hoby Maudi juga.Dan Maudi juga baru sadar kalau kisah roman punya porsi sendiri dihati dan minat bacanya.Mungkin kebanyakan perempuan juga sama. Romantisme memang tidak pernah salah.Hari masih sore, dan Maudi sengaja tidak mandi karena nanti malam ia ada agenda untuk pergi belanja isi kulkas, mandi nanti malam saja setelah keluar. Dan mumpung masih santai-santainya, Maudi menyempatkan diri untuk membuka buku yang ia pinjam dari Satria, melanjutkan bacaan hingga paling tidak dua atau tiga chapter.Ngomong-ngomong, sekarang ini Maudi sedang berada di teras rumah. Ia duduk seorang diri sembari membaca literasi.Tidak lama hingga kemudian Maudi tak lagi sendiri. Sat

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-17
  • Unexpected Encounter   Belanja pt1

    Belanja adalah surganya wanita.Rasa-rasanya dari sekian banyaknya pepatah tentang wanita, satu penggal kalimat diatas itu merupakan yang paling Maudi mengerti dan pahami rasanya. Ia benar-benar merasakan kalau surga wanita memang berada di antara rak-rak tinggi berisi makanan infinity ruang berAC ini. Bahkan dulu saat Maudi masih menimang gelar sebagai pengangguran expert, ia dengan senang hati mendatangi mall berkeliling meski hanya lihat-lihat saja, tidak membeli apapun.Maudi mendorong trolinya ke depan. Matanya masih menoleh ke kanan dan kiri, melihat-lihat barangkali ada item yang harus dibeli namun terlewat. Maudi membeli banyak hal untuk persediaan bulanan. Saat melewati rak dimaa barang yang dibutuhkan ada ia berhenti, mengambil dua bungkus besar sabun cair dan shampoo, setelah itu ia mengambil tiga kotak tisyu.Untuk makanan Maudi sudah mengambil semua, kalian tau, perempuan, tidak mungkin kurang, yang tidak butuh pun dibeli apalagi yang jelas butuh.Se

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-20

Bab terbaru

  • Unexpected Encounter   Extra part

    Kehidupan pernikahan persis dengan apa yang pernah Maudi bayangkan. Tidak perlu bertanya jauh-jauh, Maudi sudah bisa memahami hanya dengan mendengar keluh kesah teman-teman yang lebih dulu menikah.Dan sekarang. Giliran Maudi yang mengalami itu.Jangan kira dalam cerita romansa yang ada cuma adegan mesra-mesra. Nyatanya kehidupan nyata lebih mencolok dari picisan kata cinta.Indah? Tentu ada indahnya juga, namanya juga hidup. Maudi bahkan berani bilang kalau ia tak pernah sebahagia ini sebelumnya.Ngomong-ngomong, Maudi sudah menjadi seorang ibu.Maksudnya, ibu sungguhan. Mengandung dan melahirkan. Enam bulan lalu Maudi melahirkan seorang putri cantik dari perutnya. Adiknya Calum.Tak lama setelah menikah, Maudi langsung hamil, maka dari itu tidak ada masa pacaran setelah menikah. Yang ada cuma morning sickness, emosional rollercoaster, ngidam dan kaki yang bengkak.Satria begitu memanjakan Maudi. Apalagi saat hamil. Rasanya Maudi seperti kembali jadi anak k

  • Unexpected Encounter   Wedding Night (17+)

    Musim di Indonesia sudah tidak lagi menentu. Kendati masih sama hanya hujan dan gersang tetapi kedatangan dua musim itu tak lagi pada jadwal yang diketahui bumi.Seingat Maudi tadi siang, waktu resepsi pernikahannya digelar, suhu bumi yang ia pijak tak jauh berbeda dengan panasnya gurun sahara. Tidak ada yang menyangka saat malam tiba justru dingin serta rintik hujan melanda.Protes? Oh jangan salah, Maudi bukan sedang protes. Ia hanya ingin bicara bahwa jangan pernah percaya apa kata ramalan cuaca.Hujan ini bagus.Bagus, sangat bagus malah.Ada yang lupa? Ini malam pengantin Maudi dan Satria.Malam pertama dan hujan, apa ada yang lebih bagus daripada itu?Mungkin ada.Berkumpul bersama teman saat hujan di hari pernikahan mungkin terasa amat menyenangkan bagi pengantin laki-laki. Terbukti dengan Maudi yang masih tertidur sendiri meski jam di dinding sudah menunju angka dua belas. Sudah tengah malam! Padahal suasana sedang mendukung tetapi dia malah asik nong

  • Unexpected Encounter   Wedding Day

    Percaya pada takdir.Mungkin hanya itu yang bisa Maudi sampaikan setelah menjalani kisah yang panjang ini.Karena berdasarkan pengalaman. Mau seberapa jauh langkah berjalan, arahnya takdir yang menentukan.Berniat pergi ke Utara, malah sampai di selatan. Berlari menuju timur, tiba-tiba sudah ada di barat.Tetapi apapun itu hasilnya, yang Maudi tau, takdir membawa hasil paling baik dari yang pernah dibayangkan.Seperti sekarang ini.Dua tahun merupakan waktu yang cukup lama.Usia Maudi bertambah begitu saja, sekarang sudah dua tujuh, semakin dewasa dalam pikiran dan seluruh aspek hidup.Dua tahun ini, banyak yang berubah dari Maudi. Dalam sifat maupun kepercayaan terhadap sesuatu. Juga naik turun hubungan percintaan dengan Satria.Maudi diberi waktu untuk melakukan hal yang belum pernah dia lakukan sebelumnya. Pergi jalan-jalan ke berbagai tempat, memikirkan soal cita-cita dan tujuan hidup, mempunyai teman baru, tak jarang Sera menyeret Maudi untuk

  • Unexpected Encounter   Soal kepercayaan

    Jujur itu aman. Tetapi beberapa hal memang lebih baik disimpan sebagai rahasia selamanya daripada membuka sebuah kejujuran pias.Dulu sekali, ketika Maudi belum tau bahwa Calum bukanlah anak biologis Satria, Maudi tidak jauh berbeda dari orang kebanyakan, ia tidak bisa untuk tidak menghakimi, lebih-lebih menganggap hidup manusia sejenis Satria terlampau bodoh dan sia-sia.Hal sejenis itu terlampau normal dan tak bisa dihindari untuk ukuran manusia yang pikirannya belum terbuka.Saat itu Maudi terlalu nyaman dengan dirinya sendiri, hanya menatap dunia dari arah pandangnya sendiri, belum mengerti kalau dunia bukan cuma tentang dia, dan dunia punya pandangan lain selain dari pandangan matanya.Dan hal itu terlampau wajar.Karena saat itu Maudi tidak tau, dan saat itu Maudi tidak ingin tau.Tetapi sekarang? Cerita sudah lain jalan. Mata Maudi yang semula hanya mantap satu arah lurus ke depan sekarang sudah mendapat penerangan. Maudi tau bahwa ia tidak boleh

  • Unexpected Encounter   Juga sama

    Sudah dua orang mengatakan kalimat yang persis sama itu pada Maudi. Yang pertama adalah Bintang dan yang kedua itu Sera.Dan Maudi yakin ia tidak sebodoh itu kalau sampai harus mendengar kalimat tersebut untuk ketiga kalinya. Maudi juga paham bagaimana perasaan yang disebut cinta itu bekerja. Meski awam Maudi mengerti betapa perasaan tidak bisa dibohongi.'Jangan tolak Satria kalau kamu memang suka', Maudi sudah menolaknya, karena awalnya Maudi pikir jatuh cinta itu pilihan. Waktu itu saat hidup masih amat rumit Maudi berpikir kalau menerima perasaan Satria hanya akan menambah masalah di hidupnya jadi daripada begitu Maudi memilih untuk tidak.Maudi belum mengerti kalau hati tidak bisa didikte. Perlu waktu yang cukup lama bagi Maudi untuk paham bahwasanya mau sekuat apa kita menghindar kalau memang sudah ada perasaan, kalau hati sudah menentukan arah, maka sudah, mau pergi menghindar ke mana pun, mau bilang tidak seribu kali pun, jawabannya tetap sam.Dan Maudi baru

  • Unexpected Encounter   Jangan tolak kalau suka

    Maudi langsung melesat kabur sebelum pembicaraan mengenai 'pacar' Satria bersama ibu semakin jauh, tentunya setelah menghadapi krisis kepercayaan yang dahsyat, berkat kemampuan kompor Mario, ibu makin yakin kalau anak gadisnya yang terkenal nolep ini adalah tersangka dalam bahan gossip belakangan.Dan tentunya, Maudi tidak bisa lagi untuk mengelak, dia nol sekali kalau sedang panik, apa lagi jika dipojokkan, membuka mulut pun Maudi tergagap saking gugupnya. Jadi daripada dihakimi oleh ibu dan membuat kebahagiaan di dalam hidup Mario menikat, lebih baik Maudi kabur saja.Maudi tau ia tidak bisa sepenuhnya kabur, karena mereka masih satu rumah, dan mau dibilang bagaimana pun juga, permasalahan cinta Maudi, yang mana bersama Satia, merupakan hal serius yang harus dibicarakan. Jadi daripada kabur, mungkin lebih tepat mengatakan kalau Maudi menenangkan diri sejenak sebelum menerima tekanan yang lebih besar.Karena Maudi yakin, berubahnya sikap Bu Sarah belakangan, berubahnya

  • Unexpected Encounter   Ketahuan

    Ingat apa yang terakhir kali terjadi?Maudi mengalami hal yang menurutnya mencurigakan. Oh yes, tentu, apa lagi kalau bukan soal Bu Sarah dan anak perempuannya.Nyinyir soal apa lagi, Mod?Jangan berperasangka buruk duluan, pasti ada hal janggal kenapa Maudi menganggap mereka mencurigakan, bukan?Benar. Karena belakangan, Bu Sarah yang suka mengomentari apapun yang Maudi lakukan, Bu Sarah yang selalu menganggap semua hal yang dilakukan Maudi salah, tiba-tiba saja dia berubah menjadi lebih kalem.Begitu baik, sampai-sampai Maudi curiga.Ada apa ini?Belum lagi soal Sera. Dia juga sama anehnya. Kemarin waktu malam minggu, Maudi mengobrol dengan Rean saat lelaki itu menunggu Sera selesai berdanan, dan Sera melihatnya. Tetapi dia tidak memulai perdebatan seperti biasa, dia tidak menuduh Maudi mau merebut kekasihnya, dia tidak nyindir-nyindir Maudi dengan kalimat kecut dan itu luar biasa bagi Maudi.Kenapa mereka ini? Kenapa insyafnya barengan.

  • Unexpected Encounter   Tamu

    Sepertinya Maudi memang sudah gila.Hm benar, topik bicara kali ini masih sama dengan topik bicara yang kemarin. Sibuknya pikiran Maudi pun masih berputar pada hal yang sama.Memang benar kata orang, kalau jatuh cinta, kalau patah hati, dan kalau sedang bingung karena perasaan merah muda itu pastinya semua hal yang semula normal menjadi berantakan.Sebelumnya Maudi tidak pernah, menanyakan kemana dan apa alasan seseorang pergi, ia juga tidak pernah mengintip dari balik jendela kala seseorang dari lingkungannya meninggalkan rumah, tolong catat baik tidak pernah sekalipun, bahkan saat kakak Maudi pergi dari rumah Maudi tidak pernah merasa berat dalam hati.Tetapi apa ini. Maudi sampai kebingungan parah, ia seperti bukan dirinya sendiri.Mulai dari saat malam itu, saat Satria bilang bahwa dia akan segera kembali ke Jakarta, Maudi tidak yakin kenapa dirinya sedikit keberatan mendengar kabar itu. Padahal jelas, Maudi tidak ada hak sedikitpun untuk merasa demikian

  • Unexpected Encounter   Peluk perpisahan

    Maudi pernah mendengar tentang pengalaman seseorang pasal 'firasat wanita tidak pernah salah'. Ya, benar. Biasanya firasat tersebut identik dengan baik buruknya sifat sang lelaki, dan juga firasat tentang bagaimana hati seseorang berubah.Tetapi kali ini, sepertinya firasat Maudi sebagai seorang perempuan dapat diakui. Bukan, Maudi tidak mendapat berita mengejutkan seperti; Satria cuma nyepik kamu, dia nggak serius dan cuma buat bercanda aja.Bukan seperti ini. Firasatnya kali ini merupakan firasat soal bisnis lelaki itu.Maudi sendiri terkejut.Ia tak tau harus berpikir yang mana terlebih dahulu, senang karena berasil menjadi seorang cenayang atau ikut sedih Satria dikibuli teman bisnisnya.Padahal wajah teman Satria tidak ada raut kriminalnya. Inilah orang selalu bersikeras jangan memandang seseorang dari fisik luarnya saja."Ditunda?" pekik Maudi tak percaya.Niat awal cuma menanyakan soal pekerjaan yang Satria tawarkan waktu itu, karena ibu ter

DMCA.com Protection Status