Share

Bab 12

Penulis: Nona_Lyanna
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-18 01:42:03

Judul: Undangan pernikahan suamiku.

Part: 12.

***

Menyerocos mulut Nia tanpa henti. Bahkan Mas Arifin seperti seeokor tikus yang siap diterkam kucing. Menununduk dan tak berani mengangkat wajah lagi.

Ini giliranku beraksi.

"Jadi ternyata yang Nia katakan adalah benar, Mas? Pernikahan kalian memang sudah direncanakan? Mas keterlaluan, pendusta dan mata keranjang," ucapku dengan memainkan nada suara agar terdengar sedih.

"Suami seperti Mas Arifin ini tidak akan puas dengan satu atau dua istri. Aku ingin memberi pelajaran pada senjatanya agar tak berani nakal di luaran lagi," sambung Nia.

Mataku melotot tak percaya mendengar ucapan Nia.

Dari tadi aku terus menahan tawa. Nia selain mudah dimanfaatkan, ternyata dia juga kejam.

Aku semakin bersemangat. Kulipat kedua tangan di dada, kini tinggal duduk manis menyaksikan adegan bak film drama rumah tangga.

"A--ampun!"

Mas Arifin lari terbirit-birit ke dalam kamar. Dikuncinya dan tak bisa Nia masuk.

Aku turut mengahmpiri untuk memberikan kunci
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Undangan Pernikahan Suamiku   Bab 13

    Judul: Undangan pernikahan suamiku.Part: 13.***Aku berbelanja ditemani Eza. Namun, tak begitu lama. Karena sosok Eza sangat menjaga pandangan orang lain terhadapnya. Apa lagi Eza tahu, kalau statusku sudah berkeluarga.Setelah selesai semua yang aku beli, kini aku bergegas pulang. "Mbak Lita!" teriak seseorang.Aku menoleh, dan ternyata itu adalah Nia.Sedang apa dia di pasar? "Mbak Lita, tadi aku sempat melihat lelaki yang bersamamu itu. Siapa dia? Pacar baru Mbak Lita, ya?" Nia mengedip-ngedipkan matanya sambil bicara."Bukan, dia teman sekolahku dulu," jawabku seadanya."Wah, dia tampan juga Mbak. Walau tak setampan Mas Arifin," ucap Nia pula.Aku hanya berdehem pelan, sembari menjauh. Kulihat wajah Nia kesal, mungkin karena aku yang tak terlalu meresponnya.Bagiku basa-basi begitu hanya membuang waktu saja..Sampai di rumah, ternyata ada Mas Arifin.Besar juga nyali suamiku ini. Ya, sekarang statusnya masih suamiku."Mau apa kamu ke sini, Mas?" tanyaku sinis."Santai dong,

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-19
  • Undangan Pernikahan Suamiku   Bab 14

    Judul: Undangan pernikahan suamiku.Part: 14.***Setelah selesai membuat rencana dengan Tante Misna. Kini aku bergegas pulang. Tak lupa aku membelikan makanan untuk Ayah dan Salman. Karena tadi aku belum masak, pasti sekarang Salman sudah pulang..Sampai di rumah."Bu, dari mana?" tanya Salman cemberut."Beli makanan kesukaan Salman," jawabku sembari memarkan dua kresek belanjaan."Asyik!" teriaknya yang seketika jadi girang.Kami bertiga makan bersama. Di setiap nasi yang masuk dalam tenggorokanku, betapa tak terasa nikmatnya. Hatiku tengah panas, bukan karena Mas Arifin sudah menyetujui perpisahannya denganku. Melainkan, aku geram dengan segala hinaannya."Lit, kenapa Nak?" Ayah sepertinya peka dengan perasaanku."Gapapa, Yah""Jangan menutupi dari Ayah," ucapnya pula.Aku berdehem pelan, kemudian berkata. "Mas Arifin, dia bilang jika Lita tak mampu menghidupi Salman, maka dia akan mengambil Salman dari Lita. Mas Arifin sombong sekali, Lita mau membuktikan padanya, kalau Lita b

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-19
  • Undangan Pernikahan Suamiku   Bab 15

    Judul: Undangan pernikahan suamikuPart: 15***Aku semakin fokus menyaksikan pertengkaran Nia dan Melda. Dua wanita yang perangainya tak jauh beda.Sudah tahu status Mas Arifin beristri tapi masih juga dipertahankan. Menyedihkan, seperti tak ada pria lain saja di dunia ini."Beraninya kau menghina saya! Apa kau tak tahu sedang berhadapan dengan siapa?! Setelah ini saya pastikan kau akan segera membusuk di sel tahanan. Saya akan melaporkanmu!" hardik Nia sambil mengancam.Asisten rumah tangga Nia tampak gelisah dan bingung. Sedari tadi ia terlihat mondar-mandir ingin menengahi, tapi seperti ragu-ragu."Kamu kira saya takut? Sadar diri dong, ngaca itu muka. Kalau duitmu banyak, harusnya buat gigimu itu masuk ke dalam," cibir Melda lagi.Nia semakin geram, detik berikutnya Nia maju ke arah Melda dan menarik kasar rambutnya."Argh!" jerit Melda terseret karena tarikan Nia yang begitu kencang."Rasakan, kau jal*ng! Beraninya membangunkan srigala di dalam rumahnya sendiri!"Plak!Plak!Du

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-21
  • Undangan Pernikahan Suamiku   Bab 16

    Judul: Undangan pernikahan suamikuPart: 16***Kukirim sebuah video Melda dengan Mas Arifin yang sedang bergandengan di mall kemarin. Aku juga meminta bukti chat Mas Arifin dari Melda. Semua sudah terkumpul.Keterlaluan, Arifin itu! Tante akan segera memberitahu pada suami Tante.Aku tersenyum puas. Selanjutnya tinggal menunggu kabar dari mereka semua..Selesai memasak, kini kami semua langsung makan siang. Tak bisa menunda waktu, karena pekerjaan masih banyak.Aku harus semangat menjalani rutinitas ini demi Salman. Akan kubuktikan pada Mas Arifin, bahwa aku bukan wanita lemah yang hanya bergantung pada uang suami.Hidup menjanda bukan suatu ancaman untukku. Malah membuatku semakin tertantang..Di toko, datang seseorang yang kudengar ingin mengambil kue pesanan. Dari suaranya aku seperti kenal. Mengintip aku ke depan, dan ternyata Eza.Keningku berkerut, seingatku tak ada Eza memesan kue. "Apa sudah jadi pesanan Adik saya?" tanya Eza pada Tuti.Aku masih mengintip dari balik sud

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-21
  • Undangan Pernikahan Suamiku   Bab 17

    Judul: Undangan pernikahan suamiku.Part: 17.***POV Nia.Kepalaku masih terasa sakit gara-gara wanita tak tahu malu itu. Namun, yang lebih menyakitkan adalah, kenyataan bahwa Mas Arifin bermain-main lagi di belakangku.Bahkan, kedua orang tuaku sudah tahu. Kini semua ATM, mobil bahkan asisten rumah tangga pun sudah disita Ayahku.Kejam?Bagiku lebih kejam lagi Mas Arifin. Setelah kejadian kemarin, katanya berjanji akan meninggalkan wanita murahan yang bernama Melda itu. Aku memberikan kesempatan satu kali lagi."Mas, dari mana?" tanyaku saat Mas Arifin pulang malam-malam."Dari acara temen, sayang.""Aku ada kabar buruk," ucapku pula."Kabar buruk apa?" Mas Arifin bertanya sambil menggenggam tanganku lembut.Hal itu yang selalu membuat aku luluh. Sikap Mas Arifin sangat manis, ditambah ketampanannya yang memikat wanita mana saja yang melihat.Jadi wajar, kalau Melda itu tergila-gila padanya. Namun, aku tak mau kalah darinya."Semua tabunganku, ATM, mobil yang baru kemarin kubeli, s

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-24
  • Undangan Pernikahan Suamiku   Bab 18

    Judul: Undangan pernikahan suamiku.Part: 18.***POV Nia.Aku meminta Pak Sopir taksi ini untuk menyalip mobil Mas Arifin."Kejar, Pak! Saya harus menghentikan mereka."Melaju Pak Sopir dengan cepat. Akhirnya posisi kami sudah di depan Mas Arifin.Aku membuka kaca mobil dan berteriak. "Berhenti, Mas!"Mas Arifin perlahan menepikan mobilnya, dan aku pun segera menyusul.Tampak tegang wajah Mas Arifin, tapi Melda malah tersenyum sinis."Buaya buntung kau, Mas! Tak akan aku biarkan kalian lolos begitu saja!" hardikku."Dengarkan, Mas dulu! Ini tak seperti yang dirimu bayangkan," ujar Mas Arifin mencoba meraih tanganku."Omong kosong! Aku sudah tak percaya dengan ucapanmu lagi." Kutepis tangannya."Sudah, Mas! Ceraikan saja istri jelekmu ini! Lagian apa sih yang Mas harap dari dia?" sambung Melda.Mengeras jari-jariku, ingin rasanya aku cakar-cakar wajah Melda itu."Diam kau, j*Lang! Atau mau mulutmu itu saya buat tak bisa bicara lagi!" bentakku.Mas Arifin semakin pucat, keringat di waj

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-25
  • Undangan Pernikahan Suamiku   Bab 19

    Judul: Undangan pernikahan suamiku.Part: 19.***POV LitaAku sudah mendengar kabar terbaru melalui Melda. Katanya Nia sudah pergi meninggalkan Mas Arifin. Bahkan Melda sendiri pun sudah memiliki sandaran hidup yang baru.Aku benar-benar dibuat terpukau akan aksi wanita-wanita itu. Luka hatiku dibayar lunas melalui orang lain. Setidaknya aku tak perlu turun tangan lebih jauh.Saat ini akau akan lebih fokus menjalani usahaku yang mulai maju begitu pesat.Setiap hari, aku juga mendapat sebuah pesan penyemangat dari Eza. Entah kenapa, pria dingin itu bersikap sangat manis akhir-akhir ini. Walau pun masih terkesan kaku dan garing. Namun, Eza mulai berani bertanya tentang apa saja yang tengah aku lakukan.Ah, debar di hatiku pun sulit dikendalikan, ketika sedang menerima pesan singkat darinya.Orderan kue milikmu pasti bertambah banyak kan? Tidak usah di balas, saya cuma mau bilang jangan lupa sholat, dan makan. Tuh kan, Eza selalu saja membuatku resah dan gelisah. Pengen balas, tapi

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-26
  • Undangan Pernikahan Suamiku   Bab 20

    Judul: Undangan pernikahan suamiku.Part: 20.***Seperti biasa, aku tetap menangani sendiri untuk adonan kue-ku. Tetapi Ayah dan Asni juga membantu.Setelah selesai, aku bersiap untuk pergi keluar. Hari ini Eza mengajak bertemu, tapi tentunya tidak sendirian. Dia membawa Sari dan anak dari bos tempatnya bekerja.Eza bilang, dia baru diterima di sebuah perusahaan besar. Sebenarnya Eza sudah memiliki penghasilan dari banyaknya ternak sapi yang ia punya.Namun, Eza merasa jenuh, akhirnya memutuskan untuk bekerja. Sedangkan para sapinya sudah ada yang mengurus sedari dulu."Yah, Lita izin bertemu teman di luar ya," ucapku sembari mencium punggung tangan Ayah."Iya, Nak. Hati-hati di jalan."Tak pernah ketinggalan kalimat peringatan itu dari ucapan Ayah terhebatku ini..Aku melaju dengan mobilku. Sampai di tempat yang dijanjikan, aku pun turun perlahan.Nia?Keningku berkerut melihat Nia ada di sana. Langkahku menjadi berat, tapi Eza sudah melihatku."Mbak Lita," sapa Sari dengan ramah

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-26

Bab terbaru

  • Undangan Pernikahan Suamiku   Bab 107

    BonusJudul: Ayah terhebatku.Di tahun 2000 silam, Ayahku mengalami kerugian besar pada usahanya, hingga bisnis yang sedang ia kelola itu harus ditutup.Aku pada masa itu masih sangat kecil, tapi aku dapat mengingatnya. Sejak kejadian itu, Ayah kembali banting tulang demi bisa menghidupi kami anak-anaknya.Dia bekerja apa saja asal menghasilkan uang dan masih halal. Sekarang, usiaku sudah 27 tahun, aku belum menikah. Akan tetapi, aku sudah memiliki kekasih, walau kami hanya berhubungan dari jarak jauh. Namanya, Riyan. Dia tinggal di kota Aceh, dan berkerja di kota Medan sebagai salah staf Bank swasta. Sedangkan aku tinggal di kota Jambi.Riyan menelponku. "Halo, Lyanna! Tadi aku sudah bicara pada Bunda. Beliau bilang, keluarga akan siap datang ke kotamu Minggu depan. Bagaimana? Apa kamu juga siap menerima kehadiran kami?" Aku menarik lekuk bibirku tersenyum. Tentu saja aku siap dan senang mendengar kabar bahagia ini."Aku InsyaAllah, siap. Hem, tapi aku harus bicara dulu pada Ayah

  • Undangan Pernikahan Suamiku   Bab 106

    ***POV Syarla.Malam ini aku merasa gelisah. Mungkin karena tak ada suamiku di rumah. Mas Roy ke luar kota memenuhi undangan dari rekan bisnisnya.Akan tetapi, perasaanku kali ini semakin tak enak. Aku merasa was-was dan seperti ada yang memperhatikan setiap langkahku.Brak!Aku terperanjat saat mendengar suara pecahan sesuatu di ruangan depan.Dengan langkah yang ragu, aku memberanikan diri keluar untuk memastikan."Bik Atun," lirihku sambil berjalan.Asisten rumah tangga yang baru bekerja tadi pagi itu tak terlihat. Aku semakin gemetar ketika derap kaki dari luar terdengar begitu jelas.Kaca depan rumah ini pecah berkeping-keping. Aku ketakutan hingga melakukan panggilan suara ke nomor Mas Roy.Suamiku tak menjawab telepon dariku. Aku terus mengulang-ngulangnya. Namun, tetap saja tak ada jawaban.Kini, aku kembali berlari ke dalam kamar. Aku memeluk lututku sendiri menahan getar yang semakin mengguncang tubuhku.Sebuah pesan aku kirimkan pada Mas Roy, berharap ia membacanya dan seg

  • Undangan Pernikahan Suamiku   Bab 105

    ***Aku pulang dengan melaporkan tentang apa yang aku lihat tadi. Kini, pihak kepolisian langsung bergegas menuju tempat yang aku ceritakan.Aku tak mau tinggal diam. Aku memilih untuk ikut memastikan.Perjalanan yang cukup jauh menyita banyak waktu. Saat ini terik matahari semakin tinggi, dan akhirnya aku kembali sampai di depan bangunan tua itu.Dua lelaki yang sempat menghalangi langkahku sebelumnya, kini sudah tak terlihat batang hidungnya. "Tuan Roy, apa benar ini tempatnya?" tanya penyidik."Benar, Pak. Tadi saya sempat melihat mobil Papa mertua saya berhenti di depan sini. Kemudian saya tidak tahu lagi karena ada dua preman yang menghadang saya," paparku."Baiklah. Kita akan mengecek ke dalam bersama-sama."Aku mengangguk setuju dan segera melangkah mengimbangi team penyidik..Sampai di dalam, bangunan tua itu sangat kotor dan penuh debu. Sepertinya memang sudah lama tak berpenghuni. Seluruh ruangan kami telusuri. Hasilnya sungguh mengecewakan, karena tak ada siapa-siapa yan

  • Undangan Pernikahan Suamiku   Bab 104

    ***Semalam aku tak tidur karena memikirkan masalah ini. Hingga pagi tiba, aku langsung bergegas ke kantor untuk menanyakan pada Melodi tentang undangan seminar kemarin."Mel, siapa yang memberikan undangan atas nama Wily Group itu?" tanyaku serius."Saya tidak kenal, Tuan. Namun, ia mengaku disuruh mengantarkan amanah undangan itu saja," ujar Melodi."Kalau begitu beri kabar pada Pak Wily, katakan padanya saya ingin bertemu!" titahku."Baik, Tuan."Melodi berlalu dari hadapanku. Detik berikutnya aku juga pergi ke kantor polisi untuk memastikan perkembangan tentang kasus hilangnya istriku..Sampai di sana."Sepertinya asisten rumah tanggamu terlibat, Tuan Roy. Semua cctv di area rumahmu mati dan tak berfungsi, bukan? Sekarang kita bisa memulai penyelidikan dari kediaman ART Tuan Roy itu," terang penyidik.Aku menelan ludah getir. Sungguh tak disangka kalau Bik Atun juga terlibat dalam masalah ini."Saya tidak tahu di mana tempat tinggalnya, Pak. Bahkan saya juga tak tahu apa-apa tent

  • Undangan Pernikahan Suamiku   Bab 103

    ***POV Roy.Aku pulang ke rumah setelah semua urusan kantor selesai, pun urusan dengan Broto. Syarla menyambutku dengan senyum terindah di wajahnya. Sungguh, saat ini hanya Syarla yang mampu mendamaikan hatiku yang sedang kepanasan karena dendam membara yang semakin menyala."Syarla, besok saya ada tugas ke luar kota. Apa kamu tidak masalah jika saya tinggal di rumah?" tanyaku dengan berat hati.Ya, besok aku akan menghadiri seminar penting. Sejujurnya aku tak mau meninggalkan Syarla, tapi aku juga tak ingin membuat citra perusahaanku buruk hanya karena satu kali ketidak hadiranku di sana."Hm, berapa lama, Mas? Aku takut Mas merindukanku nantinya," goda istri cantikku itu.Aku tersenyum sambil mencolek hidung mancungnya. Syarla tampak menggemaskan. Aku pastinya memang merindukan dirinya ketika berjauhan."Cuma dua hari, Syarla. Saya akan mempekerjakan asisten rumah tangga untuk membantumu di rumah, sekaligus untuk menemanimu agar tak sendirian," ujarku."Baiklah, Mas. Kalau begitu

  • Undangan Pernikahan Suamiku   Bab 102

    ***POV Roy.Malam ini aku merasa begitu bahagia. Ternyata dicintai dan mencintai begini syahdunya.Hatiku telah bertaut sepenuhnya pada hati Syarla. Ketulusannya mampu melunakkan kerasnya egoku yang selama ini membara..Dan pagi harinya, aku melangkah menuju pintu saat kudengar suara bel berbunyi.Seperti biasa, si pengganggu datang tanpa rasa malu."Tuan, saya nggak terima dengan perbuatan Tuan terhadap saya!" hardik Bianca yang langsung menyerangku.Di sampingnya, ada Mama Mia yang ikut serta mengantarkan putri tercintanya melabrakku."Benar, Nak Roy! Harusnya Nak Roy tak melakukan itu pada Bianca. Kesalahan apa pun yang dibuat Papanya di masa lalu, tak sama sekali berhubungan dengan Bianca," sambung Mama Mia.Aku mengukir senyum miris melihat Ibu dan Anak yang tak tahu diri ini."Lalu? Apa peduli saya?" ujarku tenang."Tuan Roy jahat! Saya nggak mau menanggung malu. Pokoknya Tuan Roy harus tanggung jawab!" Bianca meninggikan intonasi suaranya.Sepagi ini suasana rumahku sudah dib

  • Undangan Pernikahan Suamiku   Bab 101

    ***POV Syarla.Hari ini aku mengikuti semua kemauan suamiku. Termasuk menemaninya ke rumah orang tuaku.Acara sudah digelar meriah di sana. Pernikahan Mas Roy dengan Kak Bianca akan segera terlaksana. Namun, aku sudah tahu, bukan pernikahan yang dilandasi rasa cinta.Melainkan hanya untuk membalas dendam. Sama seperti ia menikahiku. Begitu pula niatnya menikahi Kak Bianca.Sampai di rumah Papa, aku kembali terpaku melihat sikapnya yang meminta penghulu untuk pergi. Entah apa yang sedang direncanakannya. Aku sendiri sudah lelah untuk berpikir bahkan untuk berontak."Tuan, jawab! Kenapa Tuan diam saja!" Kak Bianca mulai berteriak dengan panik. Aku yang berada di samping Mas Roy hanya bisa menyaksikan tanpa berani membuka suara."Baiklah, Bianca. Saya akan menjawab semua pertanyaanmu, juga pertanyaan kedua orang tuamu," papar Mas Roy.Semua tamu yang hadir ikut menyimak dan menatap serius ke arah kami. Mereka juga tentunya sudah tahu kalau aku adalah istri Mas Roy. Namun, dengan terb

  • Undangan Pernikahan Suamiku   Bab 100

    ***POV Roy.Pagi ini aku singgah ke rumah Broto. Sengaja aku memenuhi permintaan Bianca yang mengajak aku untuk membicarakan perihal pernikahan.Tak disangka di tengah pembahasan kami, tiba-tiba Syarla datang. Ia histeris mengatakan bahwa aku hanyalah ingin membalas dendam.Aku terdiam. Dari mana dia tahu akan rencanaku?Beruntungnya Bianca tak percaya dan hal itu membuat Syarla bertambah histeris.Istriku yang malang tersungkur ke lantai dengan kondisi yang tampak melemah."Syarla!" teriakku berlari ke arahnya.Namun, Syarla memberi isyarat agar aku tak mendekat."Cukup, Tuan Roy yang terhormat! Jangan berpura-pura lagi! Aku sudah muak!" hardiknya.Aku menelan ludah getir. Syarla tidak memanggilku dengan sebutan 'Mas' kali ini."Baguslah kalau kau sadar diri," sambung Bianca.Sekilas aku menoleh ke arah Broto yang tampak menunduk. Ia terlihat serba salah. Dasar lelaki tak berguna. Padahal jelas-jelas Syarla juga putri kandungnya. Kebencianku bertambah menjadi berlipat ganda pada l

  • Undangan Pernikahan Suamiku   Bab 99

    ***POV Syarla.Hatiku sakit sekali ketika pedas kalimat suamiku mengatakan bahwa aku terlalu percaya diri.Ya, aku memang beranggapan kalau Mas Roy sudah mulai mencintaiku. Namun ternyata aku salah.Aku masih tak mengerti kenapa ia mempertahankan pernikahan ini sedangkan di hatinya ada Kak Bianca.Rasanya aku ingin menyerah. Takdir selalu saja mempermainkan hidupku.Sebagai seorang anak, Papa membedakan aku dengan Kak Bianca. Sedangkan Mama, beliau selalu berkata aku adalah duri dalam hidupnya. Kehadiranku dianggap menambah luka hati Mama, sebab Ibuku adalah istri kedua Papa.Begitu cerita yang aku dengar dari mereka. Untuk kejelasannya aku tak tahu pasti. Karena Ibu pergi sewaktu aku masih bayi. Cantik parasnya hanya dapat aku kenali lewat gambar saja..Waktu berjalan, bel rumah berbunyi. Aku berlari membukakan pintu dengan cepat."Kenapa matamu sembab?" tanya Mas Roy menatapku dengan sedikit heran.Aku menggeleng dan berlalu ke dalam."Syarla, tunggu!" Langkahku terhenti. Sesak

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status