Share

Chapter 4

Penulis: RayaBumi
last update Terakhir Diperbarui: 2020-12-01 21:43:33

- Lara POV -

Aku berjalan keluar dari Rumah Sakit ini masih dalam keadaan bingung. Ada di tahun berapa sebenarnya aku saat ini. kenapa semuanya tampak seperti berbeda. Tak lama akupun sampai di halte bus.

Aku melihat seorang gadis pelajar disebelahku yang terlihat asyik menunggu bis sambil mendengarkan musik. Kulihat benda yang dipegang oleh gadis itu.

"Walkman??" Bukankah itu benda yang banyak digunakan oleh orang-orang di tahun 1990an. Mungkin masih ada yang menggunakannya di tahunku yang sebelumnya, namun mungkin sudah sedikit orang yang menggunakannya.

Tak lama datang seorang pelajar lain yang membawa sebuah majalah di tangannya. Kulihat tulisan tahun yang terlihat sangat jelas di majalah itu.

"1996? Apakah saat ini aku berada di tahun 1996?" Seketika akupun berkeinginan untuk menanyakan sesuatu kepada pelajar itu.

"Dek hari ini tanggal berapa ya?" tanyaku.

Pelajar itupun menjawab dengan santainya "tanggal 12 November Mba," ujarnya.

"Apa tahun sekarang ini adalah tahun 1996?" tanyaku masih dengan rasa penasaranku.

Pelajar itupun menunjukkan raut wajah yang sedikit bingung. "Iya mba sekarang tahun 1996," dengan wajah yang masih terlihat bingung diapun berjalan berlalu meninggalkanku.

Aku masih terpaku ditempatku. Mencoba mencerna posisiku dan ditahun berapa sebenarnya aku berada saat ini.

"Disha?" tiba-tiba seseorang memanggilku. Akupun menoleh ke arah suara itu.

"Iya?" jawabku.

Wanita paruh baya itupun tampak bingung saat melihatku. "Kamu kenapa toh dis? kayak orang banyak pikiran gitu, kamu mau pulang kan, ayo bareng ibu pulang ke rumah, ibu gak sengaja lewat sini sepulang dari pasar tadi,"ucap wanita itu.

Akupun baru menyadari jika sepertinya wanita ini adalah ibu dari gadis yang bertukar posisi denganku. Tak lama aku mengikuti langkah wanita itu dengan berjalan di belakang wanita itu.

- Bumi POV -

Hari ini aku melihat ada sesuatu yang janggal pada diri Lara. Dia tampak seperti orang lain dimataku sejak sepulang dari Rumah Sakit beberapa saat yang lalu.

Apa ada sesuatu yang terjadi padanya?

atau ada sesuatu yang ia sembunyikan dariku?

Sebaiknya aku harus mencari tahu apa yang sebenarnya yang sedang terjadi padanya.

Aku tidak mau ada sesuatu hal yang dia sembunyikan dariku, dan aku tidak mau sesuatu yang tidak diinginkan terjadi pada wanita itu.

"Sepertinya aku sangat mengkhawatirkanmu." batinku.

Siang itu aku hendak turun ke bawah untuk mengambil minum, karena memikirkan kejadian aku dan Lara yang bertukar posisi, membuatku sampai tertidur di kamar dan lupa dengan rasa haus yang baru kurasakan siang ini.

Saat sampai dibawah aku melihat lelaki itu sedang duduk di meja makan sambil meneguk segelas kopi dihadapannya.

Sekilas lelaki itu melihat ke arahku yang sedang berdiri tak jauh dari dirinya saat ini.

"Kau sudah bangun? sini duduk di sebelahku," ucap lelaki itu sambil menggeret kursi yang kosong yang ada disebelahnya.

"Owh iya," ucapku.

Sesaat aku mengambil air dingin didalam kulkas dan tak lama aku duduk disebelah lelaki itu.

Sesaat lelaki itu memperhatikan sikapku dan menatap lekat diriku.

"Apa kau mau mengambil cuti? kulihat sepertinya kau sedang tidak sehat sejak pagi tadi, Biar aku yang mengurus untuk cutimu nanti," ujar lelaki itu.

"Baiklah, aku memang merasa tidak enak badan sejak pagi tadi, sepertinya aku ingin istirahat beberapa hari," ucapku.

Sore itu lelaki itu hendak pergi ke Rumah Sakit. Hari ini ia memiliki shift yang sama seperti kemarin. Sedangkan syilla dirumah ditemani oleh diriku dan bi darmi yang sudah merawat gadis kecil itu sejak ia masih bayi.

"Aku pergi dulu, kalau ada sesuatu segera hubungi aku," ucap lelaki itu dan tak lama ia mengecup keningku.

Tampak aku sedikit terkejut dengan hal yang dilakukan oleh lelaki itu.Sepertinya aku memang harus terbiasa untuk menggantikan posisi wanita itu saat ini.

"Syilla dirumah sama bunda ya, jangan nakal yah? yang nurut sama bunda," ucap lelaki itu sembari mengusap pelan puncak kepala gadis kecil itu dengan lembut.

"Iya yahh,"ucap gadis kecil itu.

Beberapa saat kemudian lelaki itu pergi dan berlalu meninggalkan kami, tak lama aku dan gadis kecil itu kembali masuk ke dalam rumah ini masih dengan diriku yang terus mendengarkan pertanyaan yang diucapkan oleh gadis kecil yang berada dipelukanku saat ini.

Bersambung..

Bab terkait

  • Two Times   Chapter 5

    "Bumi, syilla aku merindukan kalian,"gumamku dalam hati.Tiba-tiba aku teringat dengan lelaki dan gadis kecil yang sangat aku rindukan itu.Tak lama pintu kamar itu terbuka, terlihat wanita paruh baya yang merupakan ibu dari Disha menyuruhku untuk keluar dan makan siang bersama sama."Disha ayo makan dulu, dari pulang tadi kamu belum makan apapun, ibu takut nanti kamu malah sakit, malam ini kan kamu masih harus dinas lagi," ucap wanita itu.Sesaat aku sedikit terkejut saat mendengar perkataan wanita itu."Astaga aku belum tahu sama sekali tentang jadwal dinasku ditempat Disha bekerja saat ini, kenapa aku tidak terpikir sama sekali?" gumamku dalam hati."Iya Bu," ucapku.Sesampainya di Rumah Sakit aku bertemu dengan Alika yang kebetulan malam ini kami satu shift di ruang yang sama."Ka aku lupa untuk jadwalku besok, kamu menyimpan ja

    Terakhir Diperbarui : 2020-12-01
  • Two Times   Chapter 6

    "Siapa dirimu sebenarnya??"Mendengar pertanyaan lelaki itu membuat wanita itu sangat terkejut saat mendengarnya. Ia tidak menyangka jika lelaki itu dapat mendengar perkataannya yang tanpa sengaja ia ucapkan tadi.Tampak wanita itu terdiam sesaat dan berpikir, dan tak lama ia mengucapkan sesuatu."Se sebenarnya aku bukan Lara," ucap wanita itu dengan sedikit takut.Lelaki itu sangat terkejut mendengar perkataan wanita itu. Hal yang dipikirkannya selama ini ternyata benar. Wanita yang saat ini ada di hadapannya ternyata memang bukan Lara istrinya."Jadi siapa kau sebenarnya??" tanya Bumi dengan rasa penasarannya yang belum terjawab."Aku adalah Disha, wanita yang memiliki wajah yang mirip seperti istrimu, namun aku bukan berasal dari tahun ini, melainkan aku berasal dari 24 tahun yang lalu," ucap wanita itu.Bumi POVApaa?? bagaimana aku b

    Terakhir Diperbarui : 2020-12-01
  • Two Times   Chapter 7

    Lara POVAku harus segera memikirkan cara untuk dapat kembali ke tempatku semula, pasti ada alasan kenapa aku dan Disha bisa bertukar masa seperti sekarang ini.Ia pun berjalan keluar dari Rumah Sakit menuju gerbang luar Rumah Sakit. Sesaat dia menoleh kebelakang untuk melihat Rumah Sakit ini secara lebih jelas, dan benar saja apa yang dipikirkan oleh Lara.Bentuk dari Bangunan Rumah Sakit ini sama persis dengan Rumah Sakit dimana dia dan suaminya bekerja. Hanya nama dan sedikit perubahan dari gedungnya saja yang berubah antara saat ini dan di masa tahunnya ia bekerja dulu.Karena memang seiring berjalannya waktu pasti ada sedikit perubahan dan renovasi dari gedung Rumah Sakitnya yang dulu. Di masa ini Rumah Sakit ini belum menjadi Rumah Sakit Pendidikan seperti di masa yang akan datang.Wajar saja karena dimana ia berada saat ini adalah 24 tahun kebelakang, jauh dengan

    Terakhir Diperbarui : 2020-12-01
  • Two Times   Chapter 8

    Lara POVTidak terasa sudah seminggu aku berada di tempat ini. Dan selama itu pula aku belum menemukan cara untuk dapat kembali ke tempatku semula, bertemu dengan orang-orang yang kucintai."Sedang apa kalian disana? aku sangat merindukan kalian," gumamku dalam hati.- Rumah Sakit November 2020 -Hari itu tampak seorang wanita sedang sibuk menjalani dinas siangnya. Terlalu sibuknya sampai ia lupa untuk mengisi perut dan dahaganya.Disela-sela waktu luangnya ia mencoba untuk mengisi perutnya dengan makanan yang ada di pantry ruangan dinasnya.Sembari ia mengunyah makanan untuk mengisi kekosongan perutnya ia teringat sepertinya ada barangnya yang tertinggal di dalam lokernya.Selesai ia menghabiskan makanannya ia pun bergegas menuju ke lokernya. Sesampainya di loker tampak barang yang ia cari masih berada disana."Syukurlah, kupikir sudah h

    Terakhir Diperbarui : 2020-12-01
  • Two Times   Chapter 9

    - Pertemuan -Dari kejauhan tampak seorang laki-laki sedang duduk di sebuah taman yang luas di suatu Rumah Sakit. Lelaki itu tampak sedang memikirkan sesuatu.Dari wajah tampannya tampak menunjukkan bahwa ia sangat sedih sekaligus terlihat rapuh karena terus memikirkan wanita yang dicintainya."Bagaimana mereka bisa saling berpapasan di koridor itu? sedangkan mereka jelas-jelas berada di masa yang berbeda," gumam lelaki itu.Tiba-tiba lelaki itu teringat kembali saat ia dan Disha datang ke Rumah Sakit pada waktu itu, ia dengan langkah yang terburu-buru segera menuju ke jalan koridor rumah sakit yang menuju ke ruang icu.Namun ia tidak melihat adanya sesuatu yang terlihat aneh disana. Tak lama Disha pun menyusul dibelakangnya."Kau yakin disini tempatnya?" tanya Bumi kepada Disha."Iya aku sangat yakin disini tempat aku berpapasan dengan Lara sebelum cahay

    Terakhir Diperbarui : 2020-12-01
  • Two Times   Chapter 10

    Lara POVAku baru saja menyelesaikan dinas pagiku hari ini, kemudian kuberjalan menyusuri halaman depan Rumah Sakit dimana tampak beberapa orang berlalu lalang disini.Sebagian besar adalah pasien yang mayoritas penduduk lokal di kota ini. Tidak lama akupun melihat sosok lelaki yang sangat aku rindukan selama ini.Ya, dia adalah Barra Razka Bumi, suami yang sangat aku cintai. Tanpa sadar aku berjalan perlahan ke arahnya. Tak lama dia menyadari kehadiranku dan menatapku dengan tatapannya yang penuh dengan kerinduan.Aku melihat dia seperti mengucapkan sesuatu kepadaku, namun aku tidak dapat mendengar apa yang ia katakan. Akupun tersenyum dan berjalan mendekat ke arahnya."Lara? apakah kau adalah Lara?" tanya lelaki itu. Sudah lama sekali aku tidak mendengar suara itu. Suara dari lelaki yang selama ini sangat kurindukan."Iya ini aku, aku sangat merindukanmu dan Syilla, aku

    Terakhir Diperbarui : 2020-12-01
  • Two Times   Chapter 11

    Bumi masih berbaring di tempat tidurnya, ia masih merasa lelah setelah pulang dari dinas malamnya, apalagi setelah ia bertemu dengan sosok Lara yang tiba-tiba menghilang, memikirkannya semakin membuat dirinya merasa lelah.Namun saat ini ia bukan berbaring di kamar dimana ia dan Lara dulu tidur bersama, melainkan ia berbaring di kamar tamu di lantai atas tak jauh dari kamar dirinya dan Lara dulu.Karena kamar yang dulu ia tempati bersama Lara sementara ini Disha yang menempatinya. Sampai saat ini Bi Darmi tidak mengetahui jika ia tidur di kamar tamu itu.Bi Darmi masih mengira jika ia tidur bersama Disha di kamar ia dan Lara. Semenjak ia mengetahui bahwa Lara yang saat ini bersamanya adalah bukan istrinya, ia segera memutuskan untuk tidak tidur dalam kamar yang sama dengan wanita itu.Tiba-tiba ia teringat dengan kertas yang diberikan Disha pagi tadi saat di Rumah Sakit. Ia pun mengambil kertas itu

    Terakhir Diperbarui : 2020-12-01
  • Two Times   Chapter 12

    Lara POV"Disha?""Apa surat ini benar-benar dari dirinya?""Bagaimana bisa?"Segala pertanyaan itu masih berputar dipikiranku.Tak lama aku segera membalas surat dari wanita itu yang kemudian kutempelkan surat itu di dalam pintu lokerku, dan kuharap ia segera membaca surat itu."Semoga ini semua segera berakhir,"gumamku dalam hati.Setibanya di Rumah, aku segera mandi dan membersihkan diriku, setelahnya aku segera merebahkan diriku di kamar. Sesaat aku memikirkan surat yang kuterima dari Disha sore tadi."Bagaimana kertas yang kutulis waktu itu bisa sampai ke Disha? apakah surat yang kutulis tadi akan sampai lagi kepadanya?"gumamku.- Bumi POV -Bumi tampak baru saja terbangun dari tidurnya, ia pun langsung teringat dengan memo yang tadi pagi ia tulis untuk Lara."Apakah suda

    Terakhir Diperbarui : 2020-12-01

Bab terbaru

  • Two Times   Chapter 4

    "Kak Nadya? Mengapa tiba-tiba ia ada disini?""dan tatapan itu? Mengapa ia sama sekali tidak mengenaliku?"Tak lama aku meninggalkan tempat itu diiringi dengan segala pertanyaan yang masih terngiang dipikiranku saat ini.Sehari setelahnya..Pagi ini aku menunggu wanita yang telah membuatku memikirkan segala pertanyaan atas apa yang telah kulihat semalam.Tak lama tampak seorang wanita keluar dari rumah itu diiringi dengan senyuman hangatnya padaku.Sesaat ia berjalan kearahku dan tak lama.."Apa kau sudah lama menungguku?" tanya wanita itu."Tidak, aku baru saja sampai tak lama dari aku membalas pesan singkat darimu," ucapku.Beberapa saat kemudian saat dalam perjalanan.."Apa kau tidak ingin menjelaskan sesuatu pad

  • Two Times   Chapter 3

    Apa sebenarnya yang sedang dikatakan olehnya ??Aku masih melihat kearah lelaki itu dan tak lama suara seseorang disampingku kembali menyadarkanku."Sa, apa kau tidak mendengar perkataanku ?" Ucap lelaki itu."Ohh, maaf aku tidak mendengarnya." Ucapku."Apa kau masih memandangi lelaki itu ?" Tanya lelaki itu."Tidak, aku tidak memandangnya." Ucapku."Tidak memandangnya tapi kau terus melihat kearahnya." Ucap lelaki itu."Bukan begitu, aku hanya merasa jika dia..""Aneh ? Bukankah dia sangat aneh bahkan saat dia menatapmu, Apa kau berpikiran yang sama denganku ?" Tanya lelaki itu."Haha kau ini, sepertinya kau terlalu berpikiran yang tidak-tidak tentangnya." Ucapku."Hei, aku sudah bisa melihatnya saat melihat dari cara dia melihatmu saat kalian sedang berbicara t

  • Two Times   Chapter 2

    "Maksud tante ? kak Nadya..." Ucap Nata terputus.Tak lama seorang lelaki keluar dari ruangan yang ada dihadapan kami saat ini. Tampak kedua orangtuaku segera menghampiri lelaki itu.Setelah mendengar penjelasan dari dokter itu kedua orangtuaku tampak sedih dan sangat terpukul.Tak lama tampak ibuku sudah terjatuh tidak sadarkan diri diiringi dengan ayahku yang tampak terkejut melihat keadaan ibuku setelah mendengar perkataan dokter itu sesaat yang lalu.Aku sangat sedih melihat keadaan orangtuaku saat ini dan aku mulai menyadari jika satu-satunya saudara perempuanku didunia ini kemungkinan telah pergi dan tidak akan pernah kembali..Flashback off.."Brukkk!" Kurasakan ada seseorang dari arah kananku yang menumbur tubuhku."Maaf kau tidak apa-apa ?" Ucap lelaki itu."Aku tidak apa-apa." Ucapku.Tampak lelaki itu tersenyum pada

  • Two Times   Two Times Series 13 ( Chapter 1 )

    Ramainya manusia ditempat ini tidak menyurutkan langkahku untuk menuju ke tempat dimana aku bekerja saat ini.Dari sekian banyak manusia yang sedang berjalan ditempat ini, terlihat semakin ramai dan berwarna dengan banyaknya warna dan bentuk yang dapat kulihat saat ini.Tampak beberapa bentuk seperti not lagu, bulat atau kotak dan berbagai bentuk lainnya yang sedang menari-nari disekitarku saat ini dan beberapa warna lainnya yang berada di sekitar manusia yang sedang berjalan ditempat ini.Entah sejak kapan aku dapat melihat semua bentuk dan warna dari segala yang kudengar dan aroma yang dapat kulihat bentuknya selama ini.Dari aku dan kakak perempuanku hanya aku yang memiliki kelainan genetik ini, namun aku sangat menikmati hal yang berbeda pada diriku selama ini.Sesaat aku sampai didalam bus yang tampak ramai dengan orang-orang yang mengenakan pakaian rapihnya sambil sesekali mereka melihat

  • Two Times   Chapter 11 ( The End )

    "Tidak mungkin ??!" Ucap kami berlima bersamaan diiringi dengan wajah bingung lelaki itu."Hei ada apa dengan kalian ??"Tak lama lelaki itu masuk kedalam lift dengan kami yang tampak masih bingung dan berpikir atas apa yang terjadi pada kami saat ini."Apa kalian tidak ingin keluar ? atau kalian ingin kembali ke lantai bawah gedung ini ?" Tanya lelaki itu.Sesaat kami tersadar dan tak lama kami berjalan keluar sambil melihat kesekeliling kami saat ini."Apa kita sudah kembali ke tahun yang seharusnya ?"tanya Gian."Sepertinya kita benar-benar sudah kembali." Ucapku sambil menunjuk banner yang terpasang di ruangan itu."Tahun 2021, kau benar kita benar-benar sudah kembali." Ucap Zeline."Aku tidak percaya dengan hal yang kita alami sebelumnya." Ucap Igam."Kau benar, aku masih tidak percaya dengan semua hal yang kita alami beb

  • Two Times   Chapter 10

    Apa hal ini memang sudah seharusnya terjadi ??dan apakah kami harus melihat semua kejadian itu kembali ??Semua pertanyaan itu terus terngiang dipikiranku saat ini. Sesampainya ditempat itu tampak beberapa orang sedang berlari sambil berteriak meninggalkan tempat itu.Tampak Aydan, Gian dan juga Igam melihat kesekeliling ruangan itu dan tak lama mereka menghubungi orang yang sangat mereka cemaskan saat ini.Sesaat tampak mereka menunjukkan wajah leganya saat mengetahui jika orang yang mereka cemaskan saat ini dalam keadaan baik-baik saja.Tak lama kurasakan seseorang menarik tanganku saat ini."Daffin ?? Sedang apa kau ? Hentikan segala perbuatanmu ini."ucapku.Sesaat lelaki yang berada dihadapanku saat ini menatap bingung diriku."Aku tidak mengerti maksudmu. ""Bagaimana dengan ayahku ? Apa terjadi sesuatu padanya ??" Tanya Zelin

  • Two Times   Chapter 9

    Mungkinkah dia ??Mengingat hal itu tanpa berpikir lagi aku langsung keluar dan melajukan kendaraanku menuju tempat itu.Sesampainya disana aku langsung berjalan sambil berlari kecil mencari keberadaan Daffin saat ini.Kucari kesekeliling kampus ini namun aku tidak menemukan keberadaanya dimanapun.Kulihat beberapa orang mahasiswa dan beberapa orang lainnya sedang berjalan diruangan ini.Tampak beberapa dari mereka menuju ke arah lift dan beberapa diantaranya duduk di ruangan yang memang tersedia beberapa sofa di ruang tunggu kampus ini.Di kejauhan aku melihat seorang lelaki dengan mengenakan pakaian dan penampilannya yang sangat mirip dengan seseorang yang kulihat pada saat lima tahun sebelumnya.Daffin ??Aku segera berlari untuk menghampiri lelaki itu. Setelah mendekatinya segera kugapai lengan lelaki itu.Kulihat lelaki yang be

  • Two Times   Chapter 8

    Namun apa maksud perkataannya sesaat yang lalu ??Apa ia sungguh bisa membantu Daffin ??Siapa dia sebenarnya ???Segala pertanyaan itu terus terulang dipikiranku.Tak lama tampak lelaki itu berjalan mendekati mereka. Tampak kedua lelaki itu berdiri dan berkata kepada lelaki itu."Maaf Pak, saya tidak bisa melindungi Zeline dari kejadian itu." Ucap Ghaffi."Tidak apa-apa aku tidak menyalahkanmu. Aku mengerti setelah mendengar pembicaraan kalian sesaat yang lalu.""Namun aku ingin mengetahui sejak kapan saudaramu mulai bersikap seperti itu ??" Tanya lelaki itu.Sesaat aku terdiam dan tak lama aku menceritakan segala hal yang dialami oleh saudaraku selama ini.Setelah aku menjelaskan segala hal mengenai saudaraku pada lelaki itu, tak lama terlihat seorang wanita berlari kecil menghampiri kami saat ini."Bagaimana kead

  • Two Times   Chapter 7

    Aydan ??Mengapa dia berada disini ???Sesaat aku masih bisa mendengar lelaki disampingku memanggil namaku dan setelahnya aku tidak tahu apa yang terjadi pada diriku.Tampak lelaki yang masih membawa benda tajam ditangannya itu terkejut saat melihat Aydan yang melihat perbuatannya pada wanita itu sesaat yang lalu.Tak lama ia pergi dengan terburu-buru meninggalkan tempat itu.Beberapa saat kemudian sore itu di sebuah ruang tunggu operasi di salah satu Rumah Sakit, tampak dua orang manusia sedang membicarakan sesuatu."Apa sebenarnya yang terjadi ? Mengapa lelaki tadi melakukan hal itu pada Zeline ?""dan kulihat wajahnya tadi sangat mirip denganmu, apa ia adalah kembaranmu ?" Tanya lelaki itu.Tampak Ghaffi mengangguk perlahan saat mendengar pertanyaan dari Aydan sesaat yang lalu."Maafkan aku karena belum menceritakan apapun pada k

DMCA.com Protection Status