Share

Tunanganku Meninggalkanku Demi Cinta Pertamanya
Tunanganku Meninggalkanku Demi Cinta Pertamanya
Penulis: Helena Ayu

Bab 1

Aku mati dengan sangat menyakitkan.

Banyak tulangku patah. Tulang rusukku yang patah menusuk rahimku, menyebabkan robekan dan pendarahan hebat.

Saat aku meninggal, darahku membasahi seluruh ranjang rumah sakit.

Keadaanku begitu menyedihkan hingga para dokter dan perawat pun menutup wajah mereka dan muntah.

Mungkin karena aku tidak ikhlas dengan kematianku, jiwaku enggan pergi begitu saja.

Aku bingung menatap jasadku sendiri, sampai akhirnya aku mendengar suara yang familiar di telingaku. Karena penasaran, aku mengikuti sumber suara itu.

Ternyata benar, itu adalah suara Peter.

Di ruang operasi, dia buru-buru memakai baju operasi sambil berkata lembut pada cinta pertamanya,

“Bertahanlah Julia, aku akan segera melakukan operasi untukmu!”

Kemudian, Peter memulai operasi Julia. Raut wajahnya sangat serius, jauh lebih serius dari yang pernah kulihat sebelumnya.

Setelah operasi selesai, Peter menghela napas lega.

Melihat kondisi Julia mulai stabil, Peter memanggil asistennya dan menyuruh mereka memindahkan Julia ke ruang rawat biasa untuk dipantau.

Asisten tampak ragu dan wajahnya penuh kebingungan. Ini membuat Peter penasaran dan bertanya, “Apa yang mau kamu katakan?”

Asisten menjawab, “Apakah Dokter Peter kenal dengan wanita yang diantar bersamaan dengan Nona Julia? Baru saja … “

Asisten itu hendak memberitahu bahwa aku sudah meninggal.

Namun, Peter cepat-cepat memotong ucapannya. Dengan dingin, dia berkata, “Aku nggak kenal dengan wanita itu dan aku juga nggak mau tahu keadaannya.”

Asisten itu mengangguk dan hanya menjawab singkat, “Oh.”

Mendengar itu, hatiku terasa dingin. Tentu saja, Peter sangat membenciku. Bagaimana mungkin dia mengakui aku adalah tunangannya di depan orang lain.

Namun, Peter tidak tahu bahwa aku sudah mati. Mati di ruang sebelah tempat dirinya berada.

Aku teringat saat sebelum kejadian, aku menggunakan seluruh tenagaku untuk meraih ujung celana Peter, sambil memohon,

“Tolong aku … aku sudah nggak kuat … “

“Jangan tinggalkan aku, tolong selamatkan aku … “

Siapa pun yang melihat darah yang berceceran di tubuhku pasti akan merasa iba.

Namun, tunangan yang paling kucintai hanya memandangku dengan jijik dan menjawab,

“Feli, bisakah kamu sedikit lebih baik? Kamu nggak melihat Julia sudah pingsan?!”

“Kamu bahkan sudah mendorongnya jatuh dan sekarang kamu mau menghalangiku untuk menyelamatkannya? Kamu begitu ingin dia mati?!”

“Feli, aku benar-benar nggak menyangka kamu bisa sejahat ini!”

Aku melepaskan peganganku di celana Peter, lalu dengan tangan yang berlumuran darah, aku mengeluarkan hasil pemeriksaan kehamilan dari kantong bajuku. Aku ingin memberitahunya bahwa aku hamil. Setidaknya, demi anak di dalam perutku, Peter bisa menyelamatkanku.

Namun, Peter tak sudi melirikku sedikit pun. Dengan dingin, dia berkata, “Akan kuperhitungkan masalah ini denganmu nanti!”

Usai bicara, Peter mengabaikan aku yang berlumuran darah.

Dia menggendong Julia yang pingsan dan pergi.

Saat aku berhasil mengeluarkan hasil pemeriksaan kehamilan itu, Peter dan Julia sudah tidak lagi terlihat.

Air mataku menetes ke atas laporan pemeriksaan dan pandanganku kabur saat melihat hasilnya. Di mana sudah ada bentuk kecil dari janin di dalam kandunganku.

Maafkan aku, sayang. Ayahmu tidak suka dengan ibumu, jadi dia tidak akan menyelamatkan ibu, apalagi menyelamatkanmu.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status