Share

Bab 2

Setelah dipastikan aku sudah meninggal, pihak rumah sakit menghubungi satu-satunya keluarga yang kumiliki … yaitu ayahku.

Ketika ayahku tiba, yang dia temukan hanyalah jenazah dingin putrinya.

Dia jatuh berlutut dan menangis histeris, tak bisa menerima kenyataan bahwa putri satu-satunya sudah tiada.

Setelah ditopang oleh perawat, ayahku berusaha menekan kesedihannya dan mulai mencoba menghubungi Peter.

Namun, meski menelepon berkali-kali, semua panggilannya diputuskan oleh Peter.

Sampai akhirnya, ayahku tidak bisa lagi menghubunginya.

Karena merasa terganggu, Peter memblokir nomor ayahku.

Setelah memblokir ayahku, Peter masuk ke ruang rawat dan menggenggam tangan Julia yang sudah sadarkan diri. Peter berkata,

“Syukurlah kamu sudah sadar, kamu tahu betapa aku khawatir padamu … “

Julia tampak sangat pucat dan lemah.

Hanya aku yang tahu bahwa dia sengaja menjatuhkan dirinya dari tangga.

Dengan mata berkaca-kaca, Julia berkata,

“Peter, aku pikir aku akan mati saat terjatuh.”

“Untung kamu cepat membawaku ke rumah sakit dan melakukan operasi. Kalau nggak ada kamu, aku nggak tahu apa yang akan terjadi … “

Usai bicara, Julia mengusap hidungnya dan memandang Peter dengan penuh perasaan, lalu melanjutkan,

“Peter, mulai hari ini, hidupku ini milikmu … “

Mendengar itu, Peter menunjukkan tatapan lembut.

Dia mengambil sebuah gelang emas dari kantong bajunya dan langsung memakaikannya di pergelangan tangan Julia, berkata,

“Aku beli hadiah kecil untukmu. Semoga ini bisa membuatmu merasa lebih baik.”

“Suasana hati yang baik akan mempercepat pemulihanmu.”

Gelang emas itu sangat indah, persis seperti yang sangat kuinginkan dulu. Aku pernah memintanya sebagai hadiah ulang tahun, tetapi Peter menolak. Sekarang, gelang itu malah diberikan pada Julia.

Julia tersenyum ceria saat memandangi gelang di tangannya dan berkata,

“Peter, kamu sangat baik padaku … “

Usai bicara, wajahnya pun berubah sedih dan melanjutkan,

“Tapi apakah Kak Feli akan marah melihat kamu begitu baik padaku?”

Mendengar namaku, ekspresi wajah Peter langsung berubah menjadi muram.

“Jangan sebut nama perempuan itu! Kalau bukan karena dia mendorongmu jatuh dari tangga, kamu nggak akan menderita seperti ini!”

Sambil berbicara, Peter menggenggam erat tangan Julia dan dengan tegas berkata,

“Tenang saja, aku pasti akan menuntut keadilan untukmu!”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status