Peter ingat bahwa aku dibawa ke rumah sakit yang sama.Dia berniat mencariku untuk membalas dendam Julia.Baru saja dia keluar dari ruang rawat Julia, sebuah tandu yang membawa jenazah lewat di depannya.Aku tahu.Jenazah di tandu itu adalah aku. Meskipun jenazahku tertutup kain putih, tanganku yang mengenakan cincin tunangan terjulur ke bawah. Cincin itu adalah cincin yang diberikan Peter saat dia melamarku delapan tahun yang lalu. Selama bertahun-tahun, aku tidak pernah melepasnya.Aku tidak percaya Peter tidak akan mengenali cincin ini.Jiwaku melayang di dekat Peter, terus-menerus berusaha memberitahunya, “Peter, jenazah di tandu itu adalah aku!”Aku ingin Peter mengenaliku.Aku ingin tahu, jika Peter tahu bahwa aku dan anak kami mati karena keputusannya yang salah, apakah dia akan hancur terpuruk atau masih acuh tak acuh?“Permisi.”Ujar petugas yang mendorong tandu saat sampai di depan Peter.Peter mengernyitkan dahi dan melirik tanganku yang terjulur dari tandu.Kemudian, dia m
Aku menyaksikan kedua orang itu saling bertatapan penuh kasih dan kemudian berpelukan.Julia pun dirawat di rumah sakit selama beberapa hari di bawah perawatan Peter yang penuh perhatian.Pada hari keluar dari rumah sakit, Peter juga yang mengurus semua urusan administrasinya.Setelah tiba di rumah, Julia dengan enggan menggenggam tangan Peter dan berkata, “Peter, aku nggak mau membuat orang tuaku khawatir.”“Tapi aku nggak bisa merawat diriku sendiri … bisakah kamu tinggal untuk menemaniku?”Peter sangat menikmati ketergantungan Julia padanya.Dia memeluk Julia dan berkata lembut, “Iya, aku akan mengambil cuti beberapa hari lagi untuk menjagamu.”Rasa sakit di hatiku sulit untuk dijelaskan.Tak kusangka, pria yang tidak berani kurepotkan dulu, kini rela memberikan segalanya untuk wanita lain.Momen manis mereka berpelukan terputus oleh suara deringan ponsel yang mendesak.Melihat nomor yang tak dikenal, Peter merasa bingung dan mengangkatnya.Di ujung telepon, ayahku berteriak, “Da
Mendengar perkataan ayahnya, ekspresi wajah Peter menjadi muram.Suara ayah Peter menggelegar dan Julia di samping juga menyadari situasinya, dia berkata, “Apakah benar-benar terjadi sesuatu pada Kak Feli? Bagaimana kalau kita pergi ke rumah sakit untuk menjenguknya?”Peter terdiam sejenak, lalu dengan tegas menjawab, “Ayah, jangan bercanda. Feli nggak mungkin … “Ayah Peter tidak ingin membuang banyak waktu dengan Peter dan langsung berkata, “Kamu datang ke rumah sakit sekarang juga!”Usai menutup telepon, Peter tampak bingung.Julia mencoba menenangkannya, “Sebaiknya kita pergi saja. Aku rasa … dia nggak mungkin mati, mungkin dia hanya terluka.”“Kamu juga bilang orang tuamu sangat menyukai Kak Feli. Mungkin mereka ingin membantu Kak Feli, jadi mereka bilang seperti itu.”Kata-kata Julia membuat ekspresi Peter sedikit lebih tenang.“Benar, entah bagaimana cara Feli menghasut orang tuaku, mereka bahkan ikut terlibat dalam drama ini.”“Dia hanya terjatuh dari tangga, paling hanya p
Setelah hening selama beberapa detik, tiba-tiba Peter menghentakkan kakinya.“Berapa banyak uang yang diberikan Feli pada kalian? Sampai kalian membuat adegan sebesar ini?”“Sekarang dia bahkan mencoba memanfaatkan kematian untuk menjebakku? Sungguh menjijikkan!”Terdengar suara tamparan.Ayah Peter kembali mendaratkan tamparannya di wajah Peter.“Kamu masuk dan lihat siapa yang terbaring di dalam sana!”Peter tampak enggan memasuki ruang jenazah.Namun, ayahnya memaksanya untuk masuk.Suasana yang menyeramkan membuat Peter merinding.Setelah melangkah canggung menuju ranjang.Ayahku yang sudah menunggu di sisiku, mengangkat kain putih yang menutupi tubuhku.Wajahku yang pucat kini muncul di depan mata Peter.Peter yang tidak siap terkejut dan tampak kebingungan.Dia menatap wajahku tanpa berkedip.Setelah menatapku selama dua menit, tiba-tiba Peter terkejut dan berteriak,“ … Feli! Aku akui kamu sangat hebat dalam berdandan! Sungguh menakutkan!”“Cukup! Jangan bermain lagi! Cukup samp
Aku benar-benar tidak menyangka, bahkan dalam situasi seperti ini, Peter masih bisa melindungi Julia.Ayah Peter juga tampak tidak menyangka.Dia sangat marah dan kembali mencoba menampar Peter.Namun kali ini, Julia berdiri di depan Peter.“Paman, ini semua salahku. Jangan salahkan Kak Peter … ““Aku yang membuat Kak Feli marah, kami bertengkar dan menjadi seperti ini … “Julia terlihat sangat menyedihkan, membuat Peter semakin tidak tega.Dia langsung memeluk Julia.“Kalau bukan karena kalian yang menentang dulu, aku sudah bersama dengan Julia sejak dulu!”“Sekarang aku hanya menjaganya sebagai seorang kakak, sedangkan Feli selalu cemburu! Dia yang terus-menerus menyudutkan Julia!”Ayah Peter sangat emosi dan berteriak, “Kamu bukan anakku! Kamu benar-benar binatang!”Melihat ayahnya hampir pingsan karena marah,ibu Peter dan dokter segera menopangnya.Melihat Peter masih bersikeras memeluk Julia, wajah ibu Peter penuh kemarahan dan kesedihan.“Anakku, kenapa kamu nggak menyadari sif
Karena sudah pernah difitnah sekali oleh Julia sebelumnya.Jadi sebelum pertemuan kali ini, aku sudah menyiapkan kamera kecil yang aku sembunyikan di dalam jam tangan, berniat untuk merekam proses pertemuan kami.Setelah mengalami kecelakaan, ayahku seperti orang gila mengumpulkan semua informasi yang terjadi sebelum kematianku.Saat dia menemukan bahwa aku pernah membeli kamera kecil,dia mengambil jam tangan itu dari barang-barang peninggalanku.Setelah meminta bantuan ahli untuk mengekstrak rekamannya, ayahku akhirnya mengetahui seluruh kebenarannya.Dia menyimpan kebenaran itu di ponselnya hanya untuk memberi keadilan bagiku.Peter dengan gemetar membuka rekaman itu.Meskipun sudut pandangnya agak aneh, terlihat jelas bahwa ada Julia di depanku.Aku bahkan belum sempat bicara, Julia sudah mulai menangis, sambil berbicara,“Kak Feli, aku dan Kak Peter nggak ada hubungan! Aku nggak pernah menghubunginya, dia yang terus mencariku … ““Kak Feli, seharusnya kamu menyelesaian masalah kal
Setelah kebenaran terungkap bahwa Julia yang sengaja merancang skenario untuk membunuhku,ayahku membawa kasus ini ke pengadilan. Pada hari persidangan, Peter juga hadir dan Julia dijatuhi hukuman tiga puluh tahun penjara.Setelah persidangan berakhir,Peter kembali ke rumah kami dengan hampa.Sejak pertengkaran terakhir kami, sudah lebih dari dua bulan Peter tidak kembali ke rumah ini.Melihat ekspresinya yang seolah hidup di dunia yang berbeda, aku tidak tahu harus merasa apa.Aku melihat Peter mulai mengacak-ngacak rumah, seperti orang gila yang membongkar barang-barangku.Di tengah kekacauan itu, Peter memeluk pakaianku, lalu jatuh berlutut, sambil menyesali, “Feli, kamu selalu begitu pengertian padaku, begitu baik padaku … ““Bisakah kamu memaafkanku kali ini? Kembalilah, biar aku bisa menebus semua kesalahanku … “Peter terduduk di lantai, memeluk pakaianku, sambil bergumam sendiri.Tiba-tiba, sesuatu menarik perhatiannya.Peter merangkak maju, hingga akhirnya mengambil sebuah b
Peter berubah menjadi seperti mayat hidup.Setiap kali dia bangun, satu-satunya hal yang dia lakukan adalah merapikan rumah ini.Dia melipat pakaianku satu per satu, lalu menyimpannya dengan rapi. Kemudian, berdiri di depan lemari pakaian dan terbengong selama berjam-jam.Sering kali, dia duduk di kamar tidur, membolak-balik buku diari yang kubuat.Saat membacanya, terkadang dia tertawa sendiri, terkadang menangis tersedu-sedu.Setiap malam, dia akan memeluk buku diari itu dan pakaian tidurku, lalu tertidur.Seolah dirinya tidak bisa tidur dengan nyenyak tanpa barang-barang itu.Selain itu, Peter yang dulunya jarang mengerjakan pekerjaan rumah,kini selalu membersihkan rumah hingga berkilau.Mengepel lantai keramik hingga tidak terlihat setitik debu pun.Tanaman yang dulu kurawat, sekarang dia yang merawat dengan sepenuh hati. Menyirami dan memberikan pupuk dengan penuh perhatian.Terutama barang-barang pribadiku, dia terus mengelapnya berulang kali, sambil bergumam, “Feli, bersih ngg