Home / Romansa / Tunangan Kontrak Presdir Tampan / Bab 50 - Confess? Kesepakatan Ulang

Share

Bab 50 - Confess? Kesepakatan Ulang

Author: Ainjae
last update Last Updated: 2025-04-02 21:26:38

Damian tampak terguncang setelah meresapi perkataan Felix. Dia bahkan membuat Felix khawatir ketika akan pamit pulang.

“Anda mau saya antar?” tawar Felix yang merasa tak tega.

“Nggak,” tolak Damian.

Di dalam mobil, Damian mengusap wajahnya dengan kasar.

DIa tidak menyukai perasaan tidak pasti seperti ini. Selama ini, segala sesuatu dalam hidupnya berjalan sesuai rencana, terkontrol, logis, terstruktur. Dan mayoritas berkaitan dengan pekerjaan.

Tapi, sosok Lydia… bagi Damian seperti badai. Masuk ke dalam hidupnya tanpa aba-aba, mengguncang segalanya, dan membuatnya merasa tidak menentu seperti sekarang.

Di tempat tidurnya, apakah Damian bisa tidur nyenyak setelah mendapatkan pencerahan dari Felix? Oh, tentu saja, tidak. Dia malah semakin sulit tidur. Terjaga terus-menerus dan makin memikirkan Lydia.

Damian menatap jam dindingnya, sudah menunjukkan pukul dua dini hari. Ini gila!

Akhirnya, dia bangkit dari tempat tidur, berjalan menuju dapur, dan menuangkan segelas whiskey. Dia menyesapn
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Tunangan Kontrak Presdir Tampan   Bab 51 - Sealed with a Kiss

    Suasana di dalam ruangan mendadak sunyi. Lydia menatap Damian dengan perasaan campur aduk. Dia merasa terkejut, tak percaya, dan jantungnya berdebar begitu cepat hingga dia khawatir Damian bisa mendengarnya.“Damian …” Lydia mengerjapkan mata. “Apa kamu serius?”Damian tidak menjawab dengan kata-kata, hanya menatap Lydia dengan intens.Tatapan itu … Lydia tak bisa mengabaikannya. Ada sesuatu yang berbeda di sana, bukan sekadar ketertarikan, tapi lebih dalam dari itu.Damian menyandarkan tubuhnya ke kursi, tangannya masih memegang segelas wine yang berisi sisa minuman yang belum disentuhnya lagi. Dia tidak main-main dengan ucapannya barusan.“Aku serius, Lydia. Aku ingin menambahkan satu poin dalam kontrak kita. Aku ingin ada kemungkinan bagi kita untuk memiliki hubungan romantis sungguhan, bukan sekadar akting.”Lydia merasa tubuhnya melemas. Ini terlalu mendadak. Dia bahkan masih memproses fakta bahwa Damian menyukainya.“Tapi …” Lydia terdiam sejenak. “Ini terlalu mendadak buatku. A

    Last Updated : 2025-04-03
  • Tunangan Kontrak Presdir Tampan   Bab 52 - Hari Pertama sebagai Pasangan

    "Apa ada hal baik yang terjadi?” tanya Marcell.Pagi ini, Marcell sedang sarapan bersama Lydia dan Adel. Namun, fokusnya terus tertuju pada Lydia yang tak berhenti tersenyum, bahkan entah kerasukan apa, wanita yang masih berstatus istrinya itu menyapanya dan Adel dengan ramah.Padahal, biasanya Lydia hanya diam dengan tampang dingin.“Hm?” sahut Lydia, diam sejenak.Pikirin Lydia masih dipenuhi oleh Damian yang semalam. Senyum pria itu, tatapannya, genggaman tangannya, dan tentu saja ciuman mereka sebagai pasangan.“Ah, hal baik. Ya, tentu saja ada,” jawab Lydia.“Tentang lukisanmu?”Lydia mengangguk, berbohong. Entah akan sekaget apa Marcell kalau tahu hal baik yang dia maksud adalah jadian dengan Damian.“Aku sudah selesai,” ujar Lydia lalu beranjak dari kursinya, dia lantas menatap Adel dengan senyum elegan. “Makanlah yang banyak, agar bayimu nggak kekurangan gizi.”Adel menggenggam alat makan erat-erat. Dia kesal mendengar kalimat Lydia yang entah mengapa seperti ejekan baginya, d

    Last Updated : 2025-04-04
  • Tunangan Kontrak Presdir Tampan   Bab 53 - Cuddle

    Panik, Lydia bergerak makin menjauh dari tubuh Damian.“Ada yang datang,” bisik Lydia.Damian mengangguk. “Kamu tetap di sini.” Dia lantas merapikan penampilan dan memasang tampang datarnya. “Masuk!”Sosok yang mengetuk pintu ruangan Damian masuk ke dalam. Bukan Felix, melainkan seorang direktur operasional di perusahaan tersebut.Mendapati Damian berduaan di ruangan dengan Lydia, dia tak curiga karena mereka terlihat biasa saja, tampak formal seperti atasan dan bawahan.Lydia berusaha bersikap profesional, mendampingi Damian yang sedang membicarakan terkait pekerjaan dengan sang direktur operasional.Lydia merasa lega. Untung saja tadi tak ketahuan. Dia terlalu nekat bermesraan di kantor kan?*Memang, mereka tak bisa berduaan lagi sampai pulang kerja. Tapi, pasangan terlarang itu tak mau menyia-nyiakan waktu saat Marcell dan Adel tak ada di rumah.Seperti malam ini misalnya, Lydia langsung mengundang Damian ke rumahnya, seperti biasa melukis di paviliun.Kali ini, ke sesi berikutnya

    Last Updated : 2025-04-05
  • Tunangan Kontrak Presdir Tampan   Bab 54 - Bertindak Romantis

    Damian dan Lydia masih berada dalam pelukan setelah ciuman lembut yang mereka bagi. Ruangan terasa hangat oleh napas mereka yang saling bersahutan dalam jarak dekat.Damian menempelkan bibirnya ke pelipis Lydia, mengecupnya. Dia lantas menarik tubuh wanita itu lebih dekat.“Kamu sepertinya lebih kurus,” gumam Damian sambil mengamati dan mengelus tubuh Lydia. “Jangan diet.”“Aku nggak mau gendut.”“Kamu nggak gendut. Makanlah yang banyak, jangan ditahan-tahan.”Lydia mengangguk. “Tapi sepertinya bukan aku yang kurus, badanmu yang terlalu besar, kamu terlalu kekar.”Damian terkekeh.Jemarinya bergerak lembut menyisir rambut Lydia yang terurai lalu berhenti di dagu wanita itu, mengarahkan agar menatapnya.Mata biru Damian bergerak menelusuri wajah Lydia dalam keheningan. Lydia memang balas menatapnya, tapi tampak tak terlalu fokus, pikirannya seperti terbagi ke hal lain.“Ada apa, hm?” tanya Damian dengan lembut, hal yang jarang sekali dia lakukan bahkan kepada keluarganya sendiri.“Aku

    Last Updated : 2025-04-06
  • Tunangan Kontrak Presdir Tampan   Bab 55 - Hasil Akhir Lukisan, Keraguan

    “Bunga dari siapa itu?”Lydia langsung melunturkan senyumnya saat baru saja menginjakkan kaki di dalam rumah.Marcell menghadangnya, menanyakan bunga dari Damian yang dia bawa ke rumah. Tentu saja, Lydia tak berniat membuang sebuket bunga ini.“Dariku, aku beli sendiri,” jawab Lydia, berbohong.“Sejak kapan kamu suka beli bunga?” heran Marcell.“Sejak hari ini,” jawab Lydia cuek.Marcell mengamati Lydia dengan tampang curiga. Sejujurnya, akhir-akhir ini Lydia memang aneh, seperti ada banyak hal yang wanita itu sembunyikan darinya.Lydia tak mempedulikan Marcell, dia yakin tak akan ketahuan kalau hanya perkara bunga.Saat tiba di kamar, dia menaruh bunga pemberian Damian di vas sambil memandanginya dan tersenyum-senyum sendiri.Lydia membuka ponsel, mengecek kalender di sana. Dia hampir lupa, pameran seni lukis di Prancis dimajukan, tak lama lagi. Dia harus segera menyelesaikan lukisan.Dia harap Marcell ada acara lagi di luar agar dia bisa membawa Damian ke rumah untuk menyelesaikan l

    Last Updated : 2025-04-07
  • Tunangan Kontrak Presdir Tampan   Bab 56 - Lydia Selingkuh? Kecurigaan Marcell

    Lydia menatap lukisan tubuh Damian dengan pandangan yang tak bisa dijelaskan.Karya itu … sempurna. Setiap goresan menggambarkan sosok pria yang dia sukai. Tapi, justru karena itulah, dia merasa tidak rela membiarkannya jadi konsumsi publik.Damian menoleh, menyadari ekspresi Lydia yang berubah.“Kamu kenapa?” tanya Damian sambil mendekat, merangkul Lydia.Lydia menghela napas. “Aku … tiba-tiba merasa ragu.”“Ragu soal apa?”“Lukisannya.”“Hasilnya sudah sangat bagus. Apa yang membuatmu ragu?”“Bukan soal hasilnya.” Lydia menoleh, menatap Damian. “Aku ragu buat memamerkannya.”Damian mengernyit, dia tak paham. “Kenapa?”“Karena tiba-tiba aku merasa nggak rela.” Lydia terdiam sejenak. “Aku nggak mau lukisan tubuh telanjangmu ditatap banyak orang, nanti gimana kalau mereka menginginkanmu sa

    Last Updated : 2025-04-12
  • Tunangan Kontrak Presdir Tampan   Bab 57 - Berdua di Prancis

    Marcell mencengkeram gelas di tangannya seolah sedang memegang Lydia erat-erat. Dia tak akan melepaskan Lydia apa pun yang terjadi. Tak akan dia biarkan Lydia jatuh ke tangan pria lain!“Lydia, kamu akan menyesal. Awas kalau kamu kembali nanti,” batin Marcell.Sementara itu, di Paris.Lydia telah tiba di sana. Pagi ini, dia dan Damian keluar dari hotel di kawasan Montmartre, tangan Damian menggenggam tangannya dengan erat. Begitu hangat.Lydia mengenakan dress putih sederhana dengan outer berwarna krem, sedangkan Damian tampil santai dengan sweater abu-abu dan celana hitam. Mereka berjalan beriringan, menyusuri jalanan berbatu yang dipenuhi aroma roti hangat dan kopi dari toko-toko sekitar.Begitu melewati sebuah toko kecil bertuliskan Boulangerie Artisanale, aroma croissant yang baru dipanggang membuat perut Lydia meronta. Padahal, tadi dia sudah sarapan di hotel.Damian menoleh, dia menyadari mata Lydia yang m

    Last Updated : 2025-04-13
  • Tunangan Kontrak Presdir Tampan   Bab 1 - Suami Peselingkuh

    Alunan tenang piano musik klasik Nocturne in E Flat Major Op. 9 No. 2 karya Chopin menemani Lydia yang sedang melukis.Meski demikian, hasil lukisan Lydia menggambarkan kemarahan terpendam di balik raut datar dan tatapan dinginnya.Lukisan abstrak yang tak semua orang akan paham maknanya. Campuran warna merah, hitam, dan oranye dengan sapuan kasar dan tebal seolah warna-warna itu sedang berperang.Di bagian tengah lukisan, terdapat wajah yang tampak pecah dan terdistorsi, menggambarkan pengkhianatan yang selama ini dilakukan suaminya!“Sayang.....”Tanpa menoleh pun Lydia sudah tahu siapa yang memanggilnya ‘sayang’, dan siapa yang bisa masuk ke dalam paviliun belakang yang dikhususkan untuk tempat melukisnya? Tentu saja, siapa lagi kalau bukan Marcell, suaminya?Lydia menoleh, menatap pria yang berjalan mendekatinya dengan tampilan berantakan dan noda lipstik di bibir serta tubuh bagian lainnya. Belum lagi kiss mark di leher, seolah Marcell sedang pamer kalau dia baru saja ‘tidur’ de

    Last Updated : 2025-02-17

Latest chapter

  • Tunangan Kontrak Presdir Tampan   Bab 57 - Berdua di Prancis

    Marcell mencengkeram gelas di tangannya seolah sedang memegang Lydia erat-erat. Dia tak akan melepaskan Lydia apa pun yang terjadi. Tak akan dia biarkan Lydia jatuh ke tangan pria lain!“Lydia, kamu akan menyesal. Awas kalau kamu kembali nanti,” batin Marcell.Sementara itu, di Paris.Lydia telah tiba di sana. Pagi ini, dia dan Damian keluar dari hotel di kawasan Montmartre, tangan Damian menggenggam tangannya dengan erat. Begitu hangat.Lydia mengenakan dress putih sederhana dengan outer berwarna krem, sedangkan Damian tampil santai dengan sweater abu-abu dan celana hitam. Mereka berjalan beriringan, menyusuri jalanan berbatu yang dipenuhi aroma roti hangat dan kopi dari toko-toko sekitar.Begitu melewati sebuah toko kecil bertuliskan Boulangerie Artisanale, aroma croissant yang baru dipanggang membuat perut Lydia meronta. Padahal, tadi dia sudah sarapan di hotel.Damian menoleh, dia menyadari mata Lydia yang m

  • Tunangan Kontrak Presdir Tampan   Bab 56 - Lydia Selingkuh? Kecurigaan Marcell

    Lydia menatap lukisan tubuh Damian dengan pandangan yang tak bisa dijelaskan.Karya itu … sempurna. Setiap goresan menggambarkan sosok pria yang dia sukai. Tapi, justru karena itulah, dia merasa tidak rela membiarkannya jadi konsumsi publik.Damian menoleh, menyadari ekspresi Lydia yang berubah.“Kamu kenapa?” tanya Damian sambil mendekat, merangkul Lydia.Lydia menghela napas. “Aku … tiba-tiba merasa ragu.”“Ragu soal apa?”“Lukisannya.”“Hasilnya sudah sangat bagus. Apa yang membuatmu ragu?”“Bukan soal hasilnya.” Lydia menoleh, menatap Damian. “Aku ragu buat memamerkannya.”Damian mengernyit, dia tak paham. “Kenapa?”“Karena tiba-tiba aku merasa nggak rela.” Lydia terdiam sejenak. “Aku nggak mau lukisan tubuh telanjangmu ditatap banyak orang, nanti gimana kalau mereka menginginkanmu sa

  • Tunangan Kontrak Presdir Tampan   Bab 55 - Hasil Akhir Lukisan, Keraguan

    “Bunga dari siapa itu?”Lydia langsung melunturkan senyumnya saat baru saja menginjakkan kaki di dalam rumah.Marcell menghadangnya, menanyakan bunga dari Damian yang dia bawa ke rumah. Tentu saja, Lydia tak berniat membuang sebuket bunga ini.“Dariku, aku beli sendiri,” jawab Lydia, berbohong.“Sejak kapan kamu suka beli bunga?” heran Marcell.“Sejak hari ini,” jawab Lydia cuek.Marcell mengamati Lydia dengan tampang curiga. Sejujurnya, akhir-akhir ini Lydia memang aneh, seperti ada banyak hal yang wanita itu sembunyikan darinya.Lydia tak mempedulikan Marcell, dia yakin tak akan ketahuan kalau hanya perkara bunga.Saat tiba di kamar, dia menaruh bunga pemberian Damian di vas sambil memandanginya dan tersenyum-senyum sendiri.Lydia membuka ponsel, mengecek kalender di sana. Dia hampir lupa, pameran seni lukis di Prancis dimajukan, tak lama lagi. Dia harus segera menyelesaikan lukisan.Dia harap Marcell ada acara lagi di luar agar dia bisa membawa Damian ke rumah untuk menyelesaikan l

  • Tunangan Kontrak Presdir Tampan   Bab 54 - Bertindak Romantis

    Damian dan Lydia masih berada dalam pelukan setelah ciuman lembut yang mereka bagi. Ruangan terasa hangat oleh napas mereka yang saling bersahutan dalam jarak dekat.Damian menempelkan bibirnya ke pelipis Lydia, mengecupnya. Dia lantas menarik tubuh wanita itu lebih dekat.“Kamu sepertinya lebih kurus,” gumam Damian sambil mengamati dan mengelus tubuh Lydia. “Jangan diet.”“Aku nggak mau gendut.”“Kamu nggak gendut. Makanlah yang banyak, jangan ditahan-tahan.”Lydia mengangguk. “Tapi sepertinya bukan aku yang kurus, badanmu yang terlalu besar, kamu terlalu kekar.”Damian terkekeh.Jemarinya bergerak lembut menyisir rambut Lydia yang terurai lalu berhenti di dagu wanita itu, mengarahkan agar menatapnya.Mata biru Damian bergerak menelusuri wajah Lydia dalam keheningan. Lydia memang balas menatapnya, tapi tampak tak terlalu fokus, pikirannya seperti terbagi ke hal lain.“Ada apa, hm?” tanya Damian dengan lembut, hal yang jarang sekali dia lakukan bahkan kepada keluarganya sendiri.“Aku

  • Tunangan Kontrak Presdir Tampan   Bab 53 - Cuddle

    Panik, Lydia bergerak makin menjauh dari tubuh Damian.“Ada yang datang,” bisik Lydia.Damian mengangguk. “Kamu tetap di sini.” Dia lantas merapikan penampilan dan memasang tampang datarnya. “Masuk!”Sosok yang mengetuk pintu ruangan Damian masuk ke dalam. Bukan Felix, melainkan seorang direktur operasional di perusahaan tersebut.Mendapati Damian berduaan di ruangan dengan Lydia, dia tak curiga karena mereka terlihat biasa saja, tampak formal seperti atasan dan bawahan.Lydia berusaha bersikap profesional, mendampingi Damian yang sedang membicarakan terkait pekerjaan dengan sang direktur operasional.Lydia merasa lega. Untung saja tadi tak ketahuan. Dia terlalu nekat bermesraan di kantor kan?*Memang, mereka tak bisa berduaan lagi sampai pulang kerja. Tapi, pasangan terlarang itu tak mau menyia-nyiakan waktu saat Marcell dan Adel tak ada di rumah.Seperti malam ini misalnya, Lydia langsung mengundang Damian ke rumahnya, seperti biasa melukis di paviliun.Kali ini, ke sesi berikutnya

  • Tunangan Kontrak Presdir Tampan   Bab 52 - Hari Pertama sebagai Pasangan

    "Apa ada hal baik yang terjadi?” tanya Marcell.Pagi ini, Marcell sedang sarapan bersama Lydia dan Adel. Namun, fokusnya terus tertuju pada Lydia yang tak berhenti tersenyum, bahkan entah kerasukan apa, wanita yang masih berstatus istrinya itu menyapanya dan Adel dengan ramah.Padahal, biasanya Lydia hanya diam dengan tampang dingin.“Hm?” sahut Lydia, diam sejenak.Pikirin Lydia masih dipenuhi oleh Damian yang semalam. Senyum pria itu, tatapannya, genggaman tangannya, dan tentu saja ciuman mereka sebagai pasangan.“Ah, hal baik. Ya, tentu saja ada,” jawab Lydia.“Tentang lukisanmu?”Lydia mengangguk, berbohong. Entah akan sekaget apa Marcell kalau tahu hal baik yang dia maksud adalah jadian dengan Damian.“Aku sudah selesai,” ujar Lydia lalu beranjak dari kursinya, dia lantas menatap Adel dengan senyum elegan. “Makanlah yang banyak, agar bayimu nggak kekurangan gizi.”Adel menggenggam alat makan erat-erat. Dia kesal mendengar kalimat Lydia yang entah mengapa seperti ejekan baginya, d

  • Tunangan Kontrak Presdir Tampan   Bab 51 - Sealed with a Kiss

    Suasana di dalam ruangan mendadak sunyi. Lydia menatap Damian dengan perasaan campur aduk. Dia merasa terkejut, tak percaya, dan jantungnya berdebar begitu cepat hingga dia khawatir Damian bisa mendengarnya.“Damian …” Lydia mengerjapkan mata. “Apa kamu serius?”Damian tidak menjawab dengan kata-kata, hanya menatap Lydia dengan intens.Tatapan itu … Lydia tak bisa mengabaikannya. Ada sesuatu yang berbeda di sana, bukan sekadar ketertarikan, tapi lebih dalam dari itu.Damian menyandarkan tubuhnya ke kursi, tangannya masih memegang segelas wine yang berisi sisa minuman yang belum disentuhnya lagi. Dia tidak main-main dengan ucapannya barusan.“Aku serius, Lydia. Aku ingin menambahkan satu poin dalam kontrak kita. Aku ingin ada kemungkinan bagi kita untuk memiliki hubungan romantis sungguhan, bukan sekadar akting.”Lydia merasa tubuhnya melemas. Ini terlalu mendadak. Dia bahkan masih memproses fakta bahwa Damian menyukainya.“Tapi …” Lydia terdiam sejenak. “Ini terlalu mendadak buatku. A

  • Tunangan Kontrak Presdir Tampan   Bab 50 - Confess? Kesepakatan Ulang

    Damian tampak terguncang setelah meresapi perkataan Felix. Dia bahkan membuat Felix khawatir ketika akan pamit pulang.“Anda mau saya antar?” tawar Felix yang merasa tak tega.“Nggak,” tolak Damian.Di dalam mobil, Damian mengusap wajahnya dengan kasar.DIa tidak menyukai perasaan tidak pasti seperti ini. Selama ini, segala sesuatu dalam hidupnya berjalan sesuai rencana, terkontrol, logis, terstruktur. Dan mayoritas berkaitan dengan pekerjaan.Tapi, sosok Lydia… bagi Damian seperti badai. Masuk ke dalam hidupnya tanpa aba-aba, mengguncang segalanya, dan membuatnya merasa tidak menentu seperti sekarang.Di tempat tidurnya, apakah Damian bisa tidur nyenyak setelah mendapatkan pencerahan dari Felix? Oh, tentu saja, tidak. Dia malah semakin sulit tidur. Terjaga terus-menerus dan makin memikirkan Lydia.Damian menatap jam dindingnya, sudah menunjukkan pukul dua dini hari. Ini gila!Akhirnya, dia bangkit dari tempat tidur, berjalan menuju dapur, dan menuangkan segelas whiskey. Dia menyesapn

  • Tunangan Kontrak Presdir Tampan   Bab 49 - Perasaan Terlarang yang Sama

    Damian menatap langit-langit kamar dengan tatapan kosong. Seharusnya dia bisa tidur nyenyak setelah menghabiskan malam panas yang luar biasa dengan Lydia, tapi justru sebaliknya. Ada sesuatu yang mengganggu pikirannya.Lydia. Wanita itulah penyebabnya.Nama Lydia terus berputar di benaknya dan di pikirannya. Wajahnya. Senyumnya. Cara dia bicara, cara dia melukis, cara dia menatapnya dengan raut serius. Dan tubuhnya yang terasa begitu pas di dalam pelukannya.Damian menghela napas, menatap tangannya. Dia masih teringat bagaimana rasanya menyentuh kulit Lydia. Hangat. Lembut. Menyebabkan kecanduan.Sialan!Dia bukan tipe pria yang terobsesi pada wanita. Tapi Lydia... wanita itu berbeda. Namun, mengapa harus istri Marcell?“Sepertinya aku mulai gila!” geram Damian pada dirinya sendiri.Tadi di pagi harinya usai ikut sarapan bersama Lydia, dia langsung pamit pulang. Dia tak sanggup berlama-lama lagi dengan Lydia, dia khawatir perasaan aneh ini berkembang semakin besar.Damian merasa bahwa

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status