Share

4 - Beneran Nikah

Author: ATHA81
last update Last Updated: 2023-05-29 13:04:24

"Mau gue gendong?" Geff berdiri di depan Elea setelah membukakan pintu mobil.

"Gak usah," jawab Elea sesingkat mungkin. Dirinya sedang membatasi diri untuk tidak berkomunikasi dengan Geff.

"Ya udah, nih pake dulu." Geff meletakkan sandal miliknya yang ada di bagasi mobil di depan kaki Elea.

Elea bingung dengan Geff. Tadi katanya tidak suka dengannya, tapi mengapa memberi perhatian yang dapat membuat Elea salah paham. Atau memang dasarnya Elea yang lemah karena sudah jatuh hati kepada Geff. Jadi, perlakuan sekecil apapun akan menarik di hatinya.

"Dibilangin jangan baik-baik sama aku." Elea menatap lekat sandal yang sudah terpasang baik di kakinya.

Gadis itu sedih karena harus kembali pada kenyataan, kenyataan dia ditinggalkan kekasihnya, dan laki-laki di depannya ini kakak Eric. Elea harus segera menyadarkan diri. Sudah cukup tadi waktu untuk menghibur diri bersama Geff. Cukup singkat pertemuannya dengan Geff, tapi sangat berkesan di hati Elea. Untuk itu, Elea berusaha tidak berkomunikasi dengan Geff agar hatinya tidak terlalu jauh menginginkan laki-laki itu.

"Make up lo kok ga luntur?" Tanya Geff memecah keheningan di antara mereka. Semenjak turun dari mobil dan memasuki hotel, Elea tidak berbicara apapun, membuat Geff khawatir.

"Iya, kan mahal." Elea menjawab tak lagi menatap Geff. Tatapan mata gadis itu fokus pada pintu lift yang tak kunjung terbuka, membuatnya harus berlama-lama dengan Geff.

"Gaun lo bagus."

"Aku yang pilih."

"Kalo pake mahkota pasti lebih bagus," kata Geff memperhatikan tatanan rambut Elea. Gadis itu benar-benar sempurna menurut Geff. Sudah melewati banyak hal hari ini tapi penampilannya masih terlihat cantik.

"I failed as a princess today." Elea menundukkan wajahnya. Tadi dia sudah pakai mahkota, tapi melihatnya membuat Elea tak suka, rasanya dia benar-benar ditinggalkan pangerannya.

Masalah Elea bukan karena ditinggal Eric, tapi merasa harga dirinya tercoreng. Gadis itu bahkan tak peduli alasan apa Eric meninggalkannya. Elea adalah tuan putri hari ini, tapi itu semua gagal karena Eric. Elea kabur hanya untuk menenangkan diri karena mimpi menjadi tuan putrinya hancur dan takut melihat wajah kecewa orang tuanya.

"No, you are the princess today. Jangan liat bawah, princess." Geff mengangkat dagu Elea agar gadis itu tak lagi menunduk.

Wajah gadis itu merah padam, demi apapun dia ingin sekali lompat-lompat kalau tak ingat dia sedang memerankan pengantin yang ditinggal kabur. Geff semakin membuat Elea menginginkan laki-laki itu menjadi miliknya.

"Lo cantik, lo manis, lo polos, lo baik, dan lo gila," ucap Geff tiba-tiba.

Kenapa Geff sering kali mengatai Elea gila. Padahal Elea memang sedikit aneh, tapi gak segila itu. Gadis itu menunjukkan sikap aslinya hanya ketika nyaman dan Elea nyaman dengan Geff.

"Lo mau gak-? Ucapan Geff terpotong dengan dentingan yang menandakan pintu lift terbuka.

"Ya ampun kamu kemana aja sih sayang?"

"Anak papah baik-baik aja?"

"Elea maafin tante ya."

Baru saja pintu lift terbuka, Elea sudah diberondong pertanyaan dari keluarganya. Mamahnya sudah memeluk Elea sembari menangis.

"Bu Sarah, acara tinggal 1 jam lagi, Eric dimana?" Tanya Diana–mamah Elea–setelah memberhentikan tangisannya.

Sekarang mereka duduk di ruangan yang dikhususkan kepada anggota keluarga. Suasana ruangan itu begitu dingin, tak ada satu orang pun yang tersenyum. Apalagi wajah Wisnu–papah Elea–yang memerah karena marah.

"Maaf, Eric belum ketemu, Bu Diana," ucap Sarah–mamah Eric–dengan kepala tertunduk. Wanita itu tak mempunyai muka untuk menatap wajah calon besannya.

"Tanggung jawab anak Anda dimana?" Tanya Wisnu menggebrak meja. Wisnu tak terima anak kesayangannya diperlakukan seperti ini. Elea bukan perempuan yang pantas ditinggalkan.

"Pak Wisnu tenang dulu. Mungkin sebentar lagi Eric ketemu." Sandi–papah Eric berusaha menenangkan. Walaupun dalam hatinya dia ragu Eric akan ditemukan.

"Kalaupun Eric ketemu, saya tidak akan mengijinkan dia untuk menikahi anak saya." Putus Wisnu yang membuat seluruh mata menatap kearahnya.

"Maafkan kami, Pak. Saya tidak tau Eric bakal bertindak seperti ini," kata Sandi. Dia tak memiliki pembelaan apapun untuk anaknya, bahkan Sandi lebih memilih berpihak pada Elea. Sandi juga tak rela Elea menjadi istri seorang yang tak bertanggung jawab seperti Eric walupun itu anaknya sendiri.

"Sudah dari awal saya duga Eric bukan anak yang bisa bertanggung jawab. Kalau bukan karena Elea yang mau, saya tidak akan memberikan restu. Sekarang kita putuskan hubungan ini, Elea tidak akan menjadi menantu kalian," ucap Wisnu dengan tegas. Laki-laki itu memegang tangan anaknya untuk menyalurkan kekuatan.

Elea hanya bisa terdiam melihat perdebatan antara dua keluarga itu. Salahnya tidak menurut pada papahnya ketika menentang hubungannya dengan Eric. Elea pikir jika dia menikah dengan orang yang mencintainya semua akan baik-baik saja, ternyata tidak.

"Om, saya mau minta ijin." Sepenggal kalimat yang terlontar dari bibir Geff mengheningkan seluruh ruangan. Semua mata tertuju padanya, menunggu kelanjutan kalimat itu.

"Saya mau minta ijin nikahin Elea." lanjut Geff dengan yakin sembari menatap Wisnu.

"Kamu siapa?" Tanya Wisnu tak mengenal laki-laki yang tadi membawa Elea kembali. Dia tak sempat menanyakan hal itu.

"Dia anak sulung saya, Pak Wisnu. Geffrey de Parveen," ujar Sandi mengenalkan Geff. Hal itu akibat Geff tidak pernah ikut ke pertemuan keluarga sebelumnya, jadi mereka tak kenal.

"Darah yang mengalir pada kalian itu sama. Setelah apa yang dilakukan adik kamu kepada anak saya, kamu pikir saya akan merestui? Yakin kamu bertanggung jawab atas anak saya?" Tanya Wisnu dengan nada yang naik satu oktaf.

"Sabar, Pah." Sarah berusaha menenangkan suaminya yang sedang diliputi api yang membara.

"Kalau om tidak merestui karena saya punya hubungan darah dengan Eric, maaf om, Eric itu adek angkat saya. Saya dengan Eric bukan saudara kandung," ucapan Geff lagi dan lagi mengejutkan semua orang. Terlebih Elea, gadis itu bahkan melongo ditempatnya.

Elea salah gak sih kalau dia merasa senang sekarang? Rasanya beban yang ada di hati gadis itu mendadak menghilang. Pantas saja wajah Geff tak mirip sedikitpun dengan Eric. Geff berpuluh-puluh kali lebih tampan dan segalanya dari Eric si bajingan.

"Benar itu Bu Sarah?" Tanya Diana memastikan.

"Apa yang dikatakan Geff memang benar, Eric bukan anak kandung kami." Sarah membenarkan semua pernyataan dari Geff. Tak ada lagi yang perlu ditutupi. Sarah juga tak lagi menganggap Eric sebagai bagian dari keluarga Parveen akibat kejadian ini.

"Geff kamu serius? Ini pernikahan Geff, bukan main-main." Tanya Sandi memastikan kembali keputusan Geff yang menurutnya mendadak. Meski begitu, Sandi merasa senang Elea akan menjadi menantunya, dan lega karena suami Elea bukan orang yang tak bertanggung jawab.

"Iya pah." Geff menganggukkan kepalanya, laki-laki itu memusatkan pandangannya ke arah Elea.

"Pak Wisnu, saya mewakili anak saya, Geffrey de Parveen meminta ijin untuk menikahi anak bapak," kata Sandi mengambil perannya sebagai orang tua Geff.

"Kamu siap menikahi anak kesayangan saya, Geff? Kamu siap menafkahi dan bertanggung jawab atas kebahagiaannya?" Diana tak ingin salah lagi menilai calon suami anaknya. Walaupun ketulusan itu terlihat dari mata dan perbuatannya tadi ketika membawa Elea kembali.

"Om, tante, saya memang bukan laki-laki yang sempurna, saya juga tidak berjanji tidak akan menyakiti Elea. Tapi, saya berjanji akan selalu berusaha membahagiakan Elea." Geff menatap Diana dan Wisnu bergantian, meyakinkan mereka bahwa dia bersungguh-sungguh.

"Elea sayang, gimana nak?" Tanya Wisnu menanyakan pendapat anaknya. Wisnu akan menyerahkan semua keputusan pada Elea. Binar mata Elea ketika menatap Eric dan Geff sangatlah berbeda dan papah Elea menyadari itu.

"Kamu nikahin aku terpaksa?" Tanya Elea pada Geff.

"Gak, gue emang mau nikahin lo." Jawab Geff dengan cepat.

"Bukan karena kasihan Eric ninggalin aku?"

"Lo pikir gue sebaik itu?" Tanya balik Geff pada Elea.

Elea menggelengkan kepalanya sembari tersenyum. Geff memang baik, tapi pertemuan singkatnya dengan Geff membuat Elea tau Geff tak akan mempertaruhkan seluruh hidupnya dengan percuma.

"Elea mau, Pah." Jawaban Elea membuat seluruh ruangan menjadi hangat, aura dingin yang tadi dikeluarkan mendadak hikang.

"Saya mau ada perjanjian pranikah." Pinta Wisnu pada keluarga Sandi.

"Saya setuju," ucap Sandi tak keberatan.

Related chapters

  • Tunangan Kabur, Kunikahi Abangnya yang Tampan    5 - Pasutri Baru

    Dua minggu setelah Geff dan Elea melangsungkan proses pernikahan. Sekarang mereka sudah sah menjadi pasangan suami istri. Mereka sepakat untuk tidak tinggal dengan orang tua. Namun, setiap hari minggu Geff dan Elea bergantian menginap di rumah orang tua mereka. Seperti hari ini, jatah mereka adalah menginap di keluarga Elea."Nor!" Suara Geff terdengar dari ruang tv. Elea yang sedang berjalan mendekat dengan tangan penuh camilan sontak memikirkan orang yang bernama Nor dirumahnya. Dia jadi cemburu, mengapa bukan Elea yang dipanggil Geff, siapa sih Nor Nor itu."Nor?" Tanya Elea meletakkan sebagian camilannya di atas meja, sebagiannya lagi masih di pelukannya. Elea duduk mepet tak ada jarak dengan Geff, sengaja."Nama lo kan Eleanor," kata Geff sembari membuka mulut ketika Elea menyuapinya.Elea langsung tersenyum ketika tau dia yang dipanggil Geff, huft untung dia belum marah-marah karena cemburu. Tapi tunggu, Nor? Nor? Seumur hidup Elea, baru pertama kali dia dipanggil seperti itu.

    Last Updated : 2023-05-29
  • Tunangan Kabur, Kunikahi Abangnya yang Tampan    6 - Love At The First Sight

    "Lo bisa geseran dikit?" Geff dari tadi sudah bergeser menjauh dari Elea, tapi perempuan itu malah semakin mendekatinya.Elea langsung menggeleng tanda penolakan, kesempatan emas berdekatan Geff mana bisa dia abaikan. Bodo amat jika suaminya itu risih."Ngomong sama istri kok lo-gue terus." Cibir Elea. Awalnya Elea tak mempermasalahkan, tapi kalau kedengaran wanita lain yang mengincar Geff bisa bahaya. Wanita itu pasti mengira Geff tidak menyukai Elea, walaupun memang benar."Belom terbiasa gue," kata Geff dengan santai. Bertemu dengan Elea lalu menikah tidak pernah ada di benak Geff sekalipun. Laki-laki itu masih menyesuaikan diri dengan status barunya kini."Aku juga belum terbiasa, Geff." Perempuan itu berbicara dengan raut wajah pongah. Geff yang mendengar itu langsung memusatkan pandangannya ke arah Elea."Gak mau kalah banget." Geff menyentil kening istrinya pelan. "Emang." Elea melebarkan senyumnya. Perempuan itu senang sekali menggoda Geff, apalagi respon suaminya yang membua

    Last Updated : 2023-06-16
  • Tunangan Kabur, Kunikahi Abangnya yang Tampan    7 - Makan Malam

    "Mas.""Mas.""Mas.""Mas."Panggilan untuk suami ke sekian kalinya dari perempuan yang tengah berbaring telentang di atas kasur itu. "Elea." Tegur Geff pelan, laki-laki itu jadi tidak fokus melihat desain rumah yang ada di ponselnya."Ehehehe." Elea hanya menyengir mendengar teguran Geff. Memang suaminya itu tidak pernah marah apapun tingkah yang dia lakukan. Kesel dikit paling."Kenapa manggil terus?" Tanya Geff tak mengalihkan pandangannya."Gak papa," jawab Elea singkat."Mau apa?""Gak mau apa-apa."Geff menghembuskan napas pelan, lalu meletakkan ponselnya di atas nakas. Laki-laki itu merebahkan dirinya di samping Elea yang sedang melihat langit-langit kamar."Mas beli rumah dari kapan?" Tanya Elea yang baru sempat menanyakan perihal rumah semenjak mereka menikah."Dari lulus kuliah. Bukan beli jadi, tapi bikin," ujar Geff."Wahh pantes bagus banget." Elea berdecak kagum mengingat betapa indah desain interior rumah yang mereka tinggali setelah pernikahan."Pas kuliah kan gue ker

    Last Updated : 2023-06-26
  • Tunangan Kabur, Kunikahi Abangnya yang Tampan    8 - Orang Asing Aneh

    "Dek, rumahnya Bu Yuli di sini kan ya?"Elea sedang menikmati eskrimnya menoleh ke arah seseorang yang sedang bertanya entah kepada siapa. Perempuan itu lantas melanjutkan kembali langkahnya menuju rumah karena tak merasa ditanya."Eee ni bocah malah nyelonong." Seseorang yang berjenis kelamin laki-laki itu menarik kecil tudung hoodie Elea.Elea menghentikan langkah, lalu membalikkan badannya. Mengabaikan tingkah tidak sopan orang asing tadi, karena biasanya Elea lebih tidak sopan."Mas ngomong sama saya?" Tanya Elea menunjuk dirinya sendiri menggunakan tangan yang memegang plastik berisi camilan. "Ya iyalah." Orang asing itu menjawab dengan nada gemas. Jelas-jelas hanya ada mereka berdua di sana."Kok manggil dek? Sorry sorry aja nih mas, saya udah nikah." Elea memamerkan cincin berliannya ke arah laki-laki itu."Hah." Orang asing itu sontak memelototkan matanya seolah tak percaya perempuan di depannya itu sudah menikah."Hah?" Elea tak paham dengan ekspresi wajah yang ditampilkan o

    Last Updated : 2023-06-26
  • Tunangan Kabur, Kunikahi Abangnya yang Tampan    1 - Kegilaan Eleanor

    "Aaaa, pengen mati aja." Eleanor Alicia tengah frustrasi untuk menghadapi kehidupannya. Dia ditinggalkan kekasih di hari pernikahannya. Seumur hidup, baru pertama kali Elea merasakan malu. Biasanya, malu-maluin."Tapi ini ketinggian gak sih?" Tanya Elea kepada dirinya sendiri. Gadis itu melihat kebawah untuk memperkirakan ketinggiannya. Elea berancang-ancang ingin melompat dari sejam yang lalu."Ck takut mati." Elea kembali ke posisinya ketika melihat ke bawah. Tak sanggup untuk melompat. Elea di atas jembatan? Di atas gedung 5 lantai? Salah. Gadis itu berada di atas pohon yang tingginya hanya 4 meter dari tanah.Gadis itu mengetuk-ngetukan jarinya di dagu sembari berpikir. "Kalo di drama pasti ada yang nolongin kalo lompat.""Tapi kalo gak ada gimana." Elea mengerucutkan bibirnya. Susah ternyata untuk bunuh diri."Bocah, lo ngapain?" Teriak laki-laki bernama Geffrey de Parveen. "OMG. Ganteng banget." Elea melebarkan senyumannya seolah mendapatkan uang kaget."Heh, lo ngapain di atas

    Last Updated : 2023-05-24
  • Tunangan Kabur, Kunikahi Abangnya yang Tampan    2 - Ayo Nikah

    "Nama kamu siapa?" Tanya Elea dengan wajah mendongak karena perbedaan tinggi mereka."Geff," jawab Geff singkat. Laki-laki itu sedikit menyesal bertemu gadis di depannya ini. Sungguh merepotkan."Nama panjang?" Tanya Elea lagi karena kurang puas dengan jawaban jodohnya itu."Geffrey de Parveen." Elea terdiam. Dari sekian banyak orang di muka bumi ini, mengapa jodohnya harus bermarga Parveen?"Parveen?" Tanya gadis itu memastikan dia tak salah mendengar.Geff menganggukkan kepalanya. Laki-laki itu melihat Elea terdiam membisu. Aneh."Jangan bilang lo-" Kata Geff yang baru paham keterdiaman Elea karena apa.Geff menatap Elea dari atas ke bawah. Bagaimana dia tak menyadari kemungkinan itu. Padahal terlihat jelas Elea memakai gaun pengantin. Apalagi tingkahnya menaiki pohon yang mungkin untuk menghilangkan rasa stres gadis itu.Pantas saja ketika melihat wajah gadis itu, Geff merasa tidak asing. Tadi Geff dikirimkan foto Elea untuk memudahkan mencarinya. Laki-laki itu tidak tau wajah cal

    Last Updated : 2023-05-24
  • Tunangan Kabur, Kunikahi Abangnya yang Tampan    3 - Harapan Elea

    "Udah baikan?" Tanya Geff tak mendengar isak tangis Elea. Elea melepaskan diri dari pelukan Geff, gadis itu sedikit malu karena menangis di depan Geff. Ditambah kondisi mukanya yang bengkak sehabis menangis. Elea hanya berharap make up-nya tidak luntur."Ke hotel ya?" Lanjut Geff membujuk gadis itu agar mau kembali ke tempat pernikahannya."Gak mau, males jalan." Elea menggelengkan kepalanya dengan mulut mengerucut."Gue gendong." Bujuk Geff lagi."Yey!" kata Elea antusias. Gadis itu menggerakkan tangannya ke kanan dan ke kiri dengan riang.Geff melihat respon Elea hanya bisa tersenyum. Lagi dan lagi dia tak habis pikir mengapa Eric bisa meninggalkan gadis selucu ini. Andai Geff yang bertemu Elea terlebih dahulu, mungkin mereka-. Ah sudahlah Geff."Siniin dulu sepatunya." Geff menyodorkan tangannya.Elea memicingkan matanya ke arah Geff. Jodohnya ini ganteng sih, tapi kok pelit banget. Masa belum ada satu hari sepatu dipinjamkan udah diminta kembali. Tapi, tak apalah cinta itu buta d

    Last Updated : 2023-05-28

Latest chapter

  • Tunangan Kabur, Kunikahi Abangnya yang Tampan    8 - Orang Asing Aneh

    "Dek, rumahnya Bu Yuli di sini kan ya?"Elea sedang menikmati eskrimnya menoleh ke arah seseorang yang sedang bertanya entah kepada siapa. Perempuan itu lantas melanjutkan kembali langkahnya menuju rumah karena tak merasa ditanya."Eee ni bocah malah nyelonong." Seseorang yang berjenis kelamin laki-laki itu menarik kecil tudung hoodie Elea.Elea menghentikan langkah, lalu membalikkan badannya. Mengabaikan tingkah tidak sopan orang asing tadi, karena biasanya Elea lebih tidak sopan."Mas ngomong sama saya?" Tanya Elea menunjuk dirinya sendiri menggunakan tangan yang memegang plastik berisi camilan. "Ya iyalah." Orang asing itu menjawab dengan nada gemas. Jelas-jelas hanya ada mereka berdua di sana."Kok manggil dek? Sorry sorry aja nih mas, saya udah nikah." Elea memamerkan cincin berliannya ke arah laki-laki itu."Hah." Orang asing itu sontak memelototkan matanya seolah tak percaya perempuan di depannya itu sudah menikah."Hah?" Elea tak paham dengan ekspresi wajah yang ditampilkan o

  • Tunangan Kabur, Kunikahi Abangnya yang Tampan    7 - Makan Malam

    "Mas.""Mas.""Mas.""Mas."Panggilan untuk suami ke sekian kalinya dari perempuan yang tengah berbaring telentang di atas kasur itu. "Elea." Tegur Geff pelan, laki-laki itu jadi tidak fokus melihat desain rumah yang ada di ponselnya."Ehehehe." Elea hanya menyengir mendengar teguran Geff. Memang suaminya itu tidak pernah marah apapun tingkah yang dia lakukan. Kesel dikit paling."Kenapa manggil terus?" Tanya Geff tak mengalihkan pandangannya."Gak papa," jawab Elea singkat."Mau apa?""Gak mau apa-apa."Geff menghembuskan napas pelan, lalu meletakkan ponselnya di atas nakas. Laki-laki itu merebahkan dirinya di samping Elea yang sedang melihat langit-langit kamar."Mas beli rumah dari kapan?" Tanya Elea yang baru sempat menanyakan perihal rumah semenjak mereka menikah."Dari lulus kuliah. Bukan beli jadi, tapi bikin," ujar Geff."Wahh pantes bagus banget." Elea berdecak kagum mengingat betapa indah desain interior rumah yang mereka tinggali setelah pernikahan."Pas kuliah kan gue ker

  • Tunangan Kabur, Kunikahi Abangnya yang Tampan    6 - Love At The First Sight

    "Lo bisa geseran dikit?" Geff dari tadi sudah bergeser menjauh dari Elea, tapi perempuan itu malah semakin mendekatinya.Elea langsung menggeleng tanda penolakan, kesempatan emas berdekatan Geff mana bisa dia abaikan. Bodo amat jika suaminya itu risih."Ngomong sama istri kok lo-gue terus." Cibir Elea. Awalnya Elea tak mempermasalahkan, tapi kalau kedengaran wanita lain yang mengincar Geff bisa bahaya. Wanita itu pasti mengira Geff tidak menyukai Elea, walaupun memang benar."Belom terbiasa gue," kata Geff dengan santai. Bertemu dengan Elea lalu menikah tidak pernah ada di benak Geff sekalipun. Laki-laki itu masih menyesuaikan diri dengan status barunya kini."Aku juga belum terbiasa, Geff." Perempuan itu berbicara dengan raut wajah pongah. Geff yang mendengar itu langsung memusatkan pandangannya ke arah Elea."Gak mau kalah banget." Geff menyentil kening istrinya pelan. "Emang." Elea melebarkan senyumnya. Perempuan itu senang sekali menggoda Geff, apalagi respon suaminya yang membua

  • Tunangan Kabur, Kunikahi Abangnya yang Tampan    5 - Pasutri Baru

    Dua minggu setelah Geff dan Elea melangsungkan proses pernikahan. Sekarang mereka sudah sah menjadi pasangan suami istri. Mereka sepakat untuk tidak tinggal dengan orang tua. Namun, setiap hari minggu Geff dan Elea bergantian menginap di rumah orang tua mereka. Seperti hari ini, jatah mereka adalah menginap di keluarga Elea."Nor!" Suara Geff terdengar dari ruang tv. Elea yang sedang berjalan mendekat dengan tangan penuh camilan sontak memikirkan orang yang bernama Nor dirumahnya. Dia jadi cemburu, mengapa bukan Elea yang dipanggil Geff, siapa sih Nor Nor itu."Nor?" Tanya Elea meletakkan sebagian camilannya di atas meja, sebagiannya lagi masih di pelukannya. Elea duduk mepet tak ada jarak dengan Geff, sengaja."Nama lo kan Eleanor," kata Geff sembari membuka mulut ketika Elea menyuapinya.Elea langsung tersenyum ketika tau dia yang dipanggil Geff, huft untung dia belum marah-marah karena cemburu. Tapi tunggu, Nor? Nor? Seumur hidup Elea, baru pertama kali dia dipanggil seperti itu.

  • Tunangan Kabur, Kunikahi Abangnya yang Tampan    4 - Beneran Nikah

    "Mau gue gendong?" Geff berdiri di depan Elea setelah membukakan pintu mobil."Gak usah," jawab Elea sesingkat mungkin. Dirinya sedang membatasi diri untuk tidak berkomunikasi dengan Geff."Ya udah, nih pake dulu." Geff meletakkan sandal miliknya yang ada di bagasi mobil di depan kaki Elea. Elea bingung dengan Geff. Tadi katanya tidak suka dengannya, tapi mengapa memberi perhatian yang dapat membuat Elea salah paham. Atau memang dasarnya Elea yang lemah karena sudah jatuh hati kepada Geff. Jadi, perlakuan sekecil apapun akan menarik di hatinya."Dibilangin jangan baik-baik sama aku." Elea menatap lekat sandal yang sudah terpasang baik di kakinya. Gadis itu sedih karena harus kembali pada kenyataan, kenyataan dia ditinggalkan kekasihnya, dan laki-laki di depannya ini kakak Eric. Elea harus segera menyadarkan diri. Sudah cukup tadi waktu untuk menghibur diri bersama Geff. Cukup singkat pertemuannya dengan Geff, tapi sangat berkesan di hati Elea. Untuk itu, Elea berusaha tidak berkomun

  • Tunangan Kabur, Kunikahi Abangnya yang Tampan    3 - Harapan Elea

    "Udah baikan?" Tanya Geff tak mendengar isak tangis Elea. Elea melepaskan diri dari pelukan Geff, gadis itu sedikit malu karena menangis di depan Geff. Ditambah kondisi mukanya yang bengkak sehabis menangis. Elea hanya berharap make up-nya tidak luntur."Ke hotel ya?" Lanjut Geff membujuk gadis itu agar mau kembali ke tempat pernikahannya."Gak mau, males jalan." Elea menggelengkan kepalanya dengan mulut mengerucut."Gue gendong." Bujuk Geff lagi."Yey!" kata Elea antusias. Gadis itu menggerakkan tangannya ke kanan dan ke kiri dengan riang.Geff melihat respon Elea hanya bisa tersenyum. Lagi dan lagi dia tak habis pikir mengapa Eric bisa meninggalkan gadis selucu ini. Andai Geff yang bertemu Elea terlebih dahulu, mungkin mereka-. Ah sudahlah Geff."Siniin dulu sepatunya." Geff menyodorkan tangannya.Elea memicingkan matanya ke arah Geff. Jodohnya ini ganteng sih, tapi kok pelit banget. Masa belum ada satu hari sepatu dipinjamkan udah diminta kembali. Tapi, tak apalah cinta itu buta d

  • Tunangan Kabur, Kunikahi Abangnya yang Tampan    2 - Ayo Nikah

    "Nama kamu siapa?" Tanya Elea dengan wajah mendongak karena perbedaan tinggi mereka."Geff," jawab Geff singkat. Laki-laki itu sedikit menyesal bertemu gadis di depannya ini. Sungguh merepotkan."Nama panjang?" Tanya Elea lagi karena kurang puas dengan jawaban jodohnya itu."Geffrey de Parveen." Elea terdiam. Dari sekian banyak orang di muka bumi ini, mengapa jodohnya harus bermarga Parveen?"Parveen?" Tanya gadis itu memastikan dia tak salah mendengar.Geff menganggukkan kepalanya. Laki-laki itu melihat Elea terdiam membisu. Aneh."Jangan bilang lo-" Kata Geff yang baru paham keterdiaman Elea karena apa.Geff menatap Elea dari atas ke bawah. Bagaimana dia tak menyadari kemungkinan itu. Padahal terlihat jelas Elea memakai gaun pengantin. Apalagi tingkahnya menaiki pohon yang mungkin untuk menghilangkan rasa stres gadis itu.Pantas saja ketika melihat wajah gadis itu, Geff merasa tidak asing. Tadi Geff dikirimkan foto Elea untuk memudahkan mencarinya. Laki-laki itu tidak tau wajah cal

  • Tunangan Kabur, Kunikahi Abangnya yang Tampan    1 - Kegilaan Eleanor

    "Aaaa, pengen mati aja." Eleanor Alicia tengah frustrasi untuk menghadapi kehidupannya. Dia ditinggalkan kekasih di hari pernikahannya. Seumur hidup, baru pertama kali Elea merasakan malu. Biasanya, malu-maluin."Tapi ini ketinggian gak sih?" Tanya Elea kepada dirinya sendiri. Gadis itu melihat kebawah untuk memperkirakan ketinggiannya. Elea berancang-ancang ingin melompat dari sejam yang lalu."Ck takut mati." Elea kembali ke posisinya ketika melihat ke bawah. Tak sanggup untuk melompat. Elea di atas jembatan? Di atas gedung 5 lantai? Salah. Gadis itu berada di atas pohon yang tingginya hanya 4 meter dari tanah.Gadis itu mengetuk-ngetukan jarinya di dagu sembari berpikir. "Kalo di drama pasti ada yang nolongin kalo lompat.""Tapi kalo gak ada gimana." Elea mengerucutkan bibirnya. Susah ternyata untuk bunuh diri."Bocah, lo ngapain?" Teriak laki-laki bernama Geffrey de Parveen. "OMG. Ganteng banget." Elea melebarkan senyumannya seolah mendapatkan uang kaget."Heh, lo ngapain di atas

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status