Pria yang dia selamatkan saat itu?Charlotte Shimon memeriksa ingatannya. Tahun itu dia berumur 12 tahun dan telah menyelamatkan seorang pria yang tidak sadarkan diri di salju musim dingin. Dia yakin pria itu akan mati di sana dia muncul sedikit lebih lambat. Salju tebal telah menutup jalan dan langit semakin gelap. Suhunya sangat rendah sehingga dia gemetar seperti daun. Dengan mengerahkan seluruh kekuatannya, dia membawa pria itu ke sebuah gua di dekatnya dan menyalakan beberapa ranting pohon untuk kehangatan. Namun, suhunya masih sangat dingin. Anggota tubuh pria itu hampir membeku.Charlotte melepas pakaiannya dan memeluk pria itu erat-erat, berusaha menghangatkan satu sama lain dengan panas tubuh mereka.Dengan cara seperti itu, pria itu pun selamat.Sekarang setelah Charlotte memikirkannya, dia baru berusia 12 tahun dan semua yang ada di pikirannya saat itu adalah menyelamatkan orang itu. Namun hal itu menjadi situasi yang tidak senonoh di mata orang lain. Dari tuduhan dan has
Steve Turner ada di sini, bersama sekelompok pengawal berpakaian hitam. Dia menatap Charlotte Shimon. “Charlie, kau akan membawa Bibi Linda ke mana?”Charlotte terhenti. “Steve Turner, bagaimana kau tahu bahwa aku akan berada di sini?”“Charlie, sejujurnya aku tidak tahu cara kau bisa menemukan Bibi Linda. Namun, kita tumbuh bersama, jadi aku cukup mengenalmu. Kau terlalu pintar jadi aku harus berjaga-jaga. Itu sebabnya malam ini aku mengirim beberapa pengawal untuk berjaga-jaga di sini untuk menunggumu. Kau benar-benar tidak mengecewakanku.”Charlotte Shimon menatap Steve Turner. “Bibi Linda baru saja batuk darah. Aku telah merawatnya dengan akupunktur, tetapi dia harus segera dibawa ke rumah sakit. Bisakah kita bicara nanti?”Steve Turner mengamati mata cerah Charlotte yang bersinar dengan kecerdasan. Matanya cantik dan mempesona. Steve lalu menggelengkan kepalanya. “Charlie, aku tidak tahu apa yang kau pikirkan, tapi penundaan yang tidak semestinya bisa menimbulkan masalah. Aku
Saat bertemu tatapannya, mata Lucas Hank sedikit dingin dan tertutup. Dia menatap gadis itu dengan tenang dan tidak bergerak. Hal itu membuat Charlotte menjadi gugup.Charlotte Shimon menghindari tatapannya. “Terima kasih untuk malam ini.”Saat melihat reaksinya, sudut bibir Lucas terangkat dengan senyuman isyarat yang hampir mencapai matanya. “Apa kau tidak punya hal lain untuk dikatakan kepadaku selain terima kasih?”Charlotte menggigit bibirnya.Lucas lalu mengangkat tangannya. Jari-jarinya yang panjang tiba-tiba mendarat di kancing kerah bajunya.Karena Lucas semakin mempersempit jarak pandangnya, Charlotte dengan cepat menghentikan tangannya dan bertanya dengan waspada. “Apa yang kau lakukan?”Lucas menatapnya dan mendengus. Ia lalu mengancingkan dua kancing di kerah Charlotte. “Menurutmu apa yang ingin aku lakukan? Bermesraan denganmu di dalam mobil?”Tidak sekali pun Charlotte bisa memenangkan argumen melawannya. Dia tahu bahwa Lucas saat ini sedang dalam suasana hati yang b
Karena diomeli, Charlotte Shimon mundur ke sudut dengan ketakutan saat dia balas menatapnya dengan mata hitam berkabutnya.Lucas Hank menghela napasnya dan menahan deru di dadanya. “Jangan melihatku seolah-olah kau tahu kau salah, padahal aku yang bersalah karena menghukummu. Aku tidak akan merasa kasihan padamu.”Tangan cantik Charlotte menempel di dinding. “Maaf, Tuan Hank. Aku akui bahwa aku sengaja melewatkan panggilan teleponmu dan tidak membalas pesanmu. Kumohon, jangan bersikap baik padaku lagi. Aku takut tidak dapat membalasnya. Aku tidak ingin berhutang budi.”Ada tarikan di tepi bibir Lucas. “Mengapa kau begitu ingin menjauhkan dirimu dariku dengan begitu jelas?”Charlotte menganggukkan kepalanya. “Karena aku adalah aku dan kau adalah kau. Mulai sekarang kau akan berjalan di jalanan yang cerah bersinar dan aku akan melangkah di jembatan kayuku.”Lucas Hank tidak pernah merasa seperti itu. Harga dirinya yang sombong terus menerus hancur di hadapan gadis ini.Fotonya yang t
Saat pagi tiba, Charlotte membuka matanya dengan mengantuk. Setelah istirahat malam yang nyenyak, dia tidak bisa menahan diri untuk tidak mengubur dirinya lebih dalam di seprai yang hangat sambil mengusap wajahnya.Namun, tidak ada seorang pun di sampingnya.Lucas Hank telah bangun.Charlotte berkedip. Dia tidak terbangun di malam hari, tapi sepertinya di dalam mimpi ia merasakan seseorang tidur di sampingnya. Siapa lagi orang itu jika bukan Lucas Hank?Apakah itu ilusinya saja?Charlotte membenamkan wajah mungilnya ke bantal dan segera mencium aroma pria tajam milik Lucas. Bahkan selimutnya pun masih mengandung kehangatan yang tersisa.Dia benar-benar tidur dengannya tadi malam. Keduanya telah tidur sambil berpelukan.Charlotte menutup matanya dengan lembut. Dia mengatakan pada dirinya sendiri untuk menarik garis di antara mereka. Namun mereka telah berciuman dan tidur bersama. Apa artinya semua ini?Bibi Linda masih belum sadar saat Charlotte bangun dari tempat tidurnya. Dia lalu mem
Dia menangkap ekornya.Charlotte Shimon tersipu malu dan langsung meronta. “Apa yang sedang kau lakukan? Lepaskan aku.”Lucas tidak hanya mengabaikan permintaannya, tetapi dia juga menarik-narik ekornya. “Fantasi barunya?” Pikiran Charlotte berhenti berfungsi beberapa saat sebelum dia merasa aneh. Ada begitu banyak baju tidur di lemari, tapi kenapa hanya ini yang terlihat imut? Sekarang dia menyadari bahwa itu sebenarnya bukan piyama biasa.Charlotte mendorongnya. “Tuan Hank, kau tidak tahu malu!”“Bagaimana bisa aku disebut tidak tahu malu?” Cengkeraman Lucas tetap di ekornya saat dia menaikkan alisnya.“Kau sudah menyiapkan piyama ini dan semua baju tidur di lemari, kan? Bukankah itu tidak tahu malu?”Lucas melirik lemari itu. “Aku tidak menyiapkan pakaian itu. Nenek yang melakukannya.” Nyonya Hank tua?“…”Charlotte bingung. Dia tidak tahu bahwa Nyonya Hank ... tahu begitu banyak. Makin tua makin bijak, pikirnya.Lucas lalu menatap anak kucing itu. “Apakah kucing itu bersika
Karena merasa khawatir dengan kesehatan Lucas, Charlotte membalik selimutnya dan dengan cepat bangkit dari tempat tidur. Dia melihat ke sekeliling kamar tidur yang besar itu tetapi gagal menemukannya.Apakah dia sudah keluar?“Lucas Hank… Lucas Hank… Lucas… Ah!”Pintu kamar mandi terbuka dengan tiba-tiba saat sebuah tangan besar dengan sendi yang menonjol mengulurkan tangannya dan menyeretnya ke dalam sambil memegang lengan kurusnya.Punggungnya yang ramping menghadap pintu. Charlotte melihat siapa yang ada di depannya dengan jelas. Itu adalah Lucas Hank.Lucas telah beberapa kali mandi air dingin dan mengenakan kemeja hitam dengan celana panjang hitam. Rambut pendeknya masih meneteskan air. Pria yang tampaknya menyukai mandi air dingin itu tampak sangat muda.“Mencariku?” Suara Lucas terdengar sangat serak.Charlotte meletakkan tangan di dahinya dan menyadari bahwa suhu tubuhnya lebih hangat dari sebelumnya. Nyonya Hank tua pasti sudah berusaha lebih keras kali ini. Dia bertanya-tanya
Jessica Kirk bukan berasal dari keluarga kaya, tetapi dia materialistis. Dengan menjadi penjilat Shayla Shimon, dia mendapatkan keuntungan darinya seperti dompet dan pakaian mewah bekasnya. Shayla Shimon juga akan membawanya ke bar mewah seperti Bar 1949 untuk menikmati minuman mahal. Kehidupan boros seperti ini adalah impiannya.Charlotte Shimon pernah berkata bahwa dia adalah anjing Shayla Shimon. Dia memang benar sekali.Meski begitu, Jessica Kirk tidak ingin orang lain menyebutnya seperti itu. Dia tahu bahwa Shayla Shimon adalah gadis yang tidak cerdas. Jadi Jessica Kirk sangat iri dan cemburu dengan keberuntungannya.Jessica Kirk tidak menyukai Shayla Shimon.Dia juga akan menambahkan Charlotte Shimon ke daftar itu. Dia membenci Charlotte Shimon. Dari sudut pandangnya, orang desa seperti Charlotte Shimon seharusnya menjadi orang yang lebih hina daripada dirinya. Namun dia telah menjalani hidup dengan sangat cemerlang.Setelah diam-diam meminum dua gelas minuman beralkohol mahal,
Bella melihatnya tidak bicara dan mendadak merasa sedikit tidak yakin. Pertama dia tidak tahu apakah Hugh percaya atau tidak, kedua dia tidak tahu apakah Hugh bersedia bertanggung jawab. Bella mengenakan pakaiannya dengan cepat dan mengejar lelaki itu.“Kak Hugh, sekarang aku milikmu, kamu tahu sendiri perasaanku padamu. Aku menyukaimu dan hanya ingin menikah denganmu saja. Sekarang kesucianku sudah kuberikan padamu, kalau kamu nggak mau tanggung jawab, aku akan … aku akan bunuh diri!”Bella terisak hebat sedangkan Hugh hanya diam tidak berbicara.“Kak Hugh, kalau gitu akan mau mati saja,” kata Bella sambil berbalik untuk membanting dirinya ke tembok.Tiba-tiba Hugh mengulurkan tangannya dan menarik perempuan itu sambil berkata, “Bella, kamu ngapain? Aku nggak bilang nggak mau tanggung jawab!”Bella terlonjak dalam hati. Maksudnya lelaki itu mau bertanggung jawab pada dirinya?“Kak Hugh, aku tahu Kakak ada perasaan padaku,” ujar Bella dan langsung memeluk pinggang lelaki itu. Wajahnya
Sakit sekali. Kedua mata Bella berair karena rasa sakit yang luar biasa menyiksanya. Bella mendongak dan menatap lelaki yang ada di atas kasur dengan memelas dan merengek, “Bos.”Hugh berbalik dan kembali memunggungi perempuan itu. Detik itu juga Bella curiga jangan-jangan Hugh sengaja melakukan hal ini. Lelaki itu sengaja mempermainkannya dan menendangnya hingga jatuh. Sebagai seorang perempuan, ditendang hingga jatuh dari kasur merupakan sesuatu yang begitu memalukan.Bella merangkak naik lagi ke sisi Hugh dan melihat lelaki itu yang kedua matanya masih terpejam. Napasnya tampak teratur dan terlihat memang tertidur karena mabuk.“Bos, Bos,” panggil Bella beberapa kali.Hugh tidak ada reaksi dan tetap tidur. Bella merasa sedikit aneh, jangan-jangan dia yang terlalu banyak berpikir yang aneh-aneh? Lelaki ini pasti sudah mabuk karena sudah menghabiskan begitu banyak alkohol. Dia mendorong pintu kamar mandi dan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.Setelah itu dia mengenakan bathrobe p
“Bos, kenapa minum sendirian? Sini, biar aku temani.”Bella menuangkan satu gelas alkohol untuk dirinya sendiri dan menghabiskannya dalam sekali tegukan. Hugh tidak melihat perempuan itu, tetapi dia tidak menjauhkannya juga. Setelah Bella menghabiskan satu gelas alkohol, Hugh juga ikut menghabiskan satu gelas lagi.Bella melihat ada harapan karena dulu Hugh pasti akan mengabaikannya. Ternyata kepergian Brenda membuatnya memiliki tempat di sisi lelaki itu. Semua usahanya akhirnya terbayarkan.“Bos, Bos terlihat nggak senang karena Brenda? Dia benar-benar nggak tahu bersyukur, mungkin karena terlalu sering dimanja. Brenda nggak bisa jadi istri yang baik, tapi juga nggak bisa jadi ibu yang baik. Dia nggak bisa menyayangimu. Hidup dengan perempuan itu pasti sangat melelahkan. Bos, lupakan saja dia.”Bella menuangkan satu gelas alkohol lagi untuk Hugh. Lelaki itu hanya diam saja dan menerima alkohol dari Bella serta menghabiskannya. Perempuan itu lanjut menuangkan alkohol pada Hugh dan deng
Mendengar Brenda memanggilnya dengan sebutan “Suami” membuat Hugh langsung melayangkan kecupan dalam di bibir perempuan itu.***Bella terlihat sangat panik karena dia selalu menunggu saat-saat di mana Hugh dan Brenda akan cerai. Dengan begitu dia akan mudah untuk kembali dengan Hugh. Teman baiknya yang bernama Jenny berlari ke arahnya. Jenny merupakan orang yang menggantikan vitamin kalsium menjadi obat penggugur janin dan memberikannya pada Brenda. Dengan bahagia dia berkata, “Bella, aku kasih tahu sebuah kabar baik!”“Kabar baik apa?”“Bos sama Brenda sedang ribut. Brenda sampai pindah keluar.”“Benarkah?” tanya Bella dengan kedua mata berbinar.“Tentu saja beneran! Kamu boleh lihat sendiri, ada banyak orang yang lagi tahan dia. Aku juga baru dari sana dan langsung kasih tahu kamu kabar baik ini.”“Kalau gitu buruan kita ke sana!”Bella bergegas berlari ke tempat Hugh dan ternyata di sana sudah ada banyak orang. Kedua suami istri itu sudah saling melempar seruan dengan wajah memerah
Kenapa bahas tentang ini lagi? Hugh khawatir Brenda akan marah dan ngambek lagi. Dengan cepat dia memeluk Brenda dan dengan memelas berkata, “Sudahlah Brenda, kamu maafkan aku saja. Aku juga nggak ingin bunga-bunga jelek itu.”Brenda memeluk pinggul lelaki itu dan bertanya, “Lalu apa rencana kamu untuk memberikan Bella pelajaran?”Hugh berpikir sesaat kemudian membisikkan idenya pada Brenda dan disambut dengan anggukan kepala oleh perempuan itu. Dia merasa ide lelaki itu sangat cemerlang.“Kalau gitu kita jalankan! Nggak perlu takut Bella tunjuk wujud aslinya.”“Iya.”“Kamu buruan bangun, Joan sudah mau pulang.”Hugh mengusap wajah cantik perempuan itu dan mengecupnya sambil berkata, “Masih ada sedikit waktu, aku masih mau sama kamu.”Brenda merasa hatinya dipenuhi dengan bunga-bunga. Kedua tangannya melingkari leher lelaki itu dan membalas kecupannya. Sesaat kemudian Brenda merasakan tangan lelaki itu sudah sampai di kancing bajunya. Dengan cepat dia menghentikan Hugh dan berbisik, “N
Ciuman tersebut membuat keduanya tidak rela untuk menyudahinya. Saat ciumannya terhenti, Hugh masih memeluk tubuh perempuan itu dengan erat.“Brenda, aku nggak berani melepaskan peganganku karena semuanya terlalu indah. Seperti aku sedang bermimpi! Aku takut begitu aku melepaskanmu, aku akan tersadar dari mimpi ini.”Brenda menggigit sudut bibir lelaki itu pelan dan membuat Hugh merintih dan membuka matanya. Bola mata jernih Brenda menatap lelaki itu dengan dalam dan penuh arti sambil bertanya, “Sekarang kamu masih merasa sedang bermimpi?”“Nggak, semua ini nyata! Kamu ada di depanku!” kata Hugh sambil tersenyum lebar.Brenda menenggelamkan dirinya dalam lelaki itu lagi dan membuka hatinya dengan semakin lebar. Hugh mengelus rambut Brenda dan berkata, "Brenda, kita berempat harus bersama dan hidup bahagia. Kamu nggak boleh apa-apain lagi anak di perutmu ini ya?” Tangan Hugh berada di perut rata Brenda.“Kapan aku pernah apa-apain anak di perutku ini? Meski aku dulu benci denganmu, aku
Brenda ingin mendorongnya menjauh tetapi lelaki itu tidak berpindah sama sekali. Mungkin karena dia memang sudah memakai hati dan jatuh cinta pada lelaki itu. Hugh membopong tubuh perempuan itu dan membawa ke mobil kemudian pulang ke rumah.***Brenda sedang baring di kasur untuk istirahat. Lengan Hugh melingkari tubuhnya dari belakang dan memeluknya dengan erat. Saat ini mereka berdua hanya diam dan tidak berbicara, tetapi hati kedua orang tersebut seakan sedang saling terhubung dan berdekatan.Perempuan itu masih memunggungi Hugh dan hanya dibatasi dengan selembar kain tipis. Meski begitu, Brenda masih bisa merasakan detakan jantung lelaki di belakangnya. Hugh mengecup rambut lembut perempuan itu dan berkata,“Brenda, aku tahu kalau aku sudah melakukan banyak kesalahan dulu. Oleh karena itu aku nggak berani berpikir kalau kamu akan jatuh cinta padaku suatu hari nanti. Harapan paling besar dari diri aku adalah kamu bisa selalu berada di sampingku dan menerima cintaku serta menjadi ist
Terlihat seseorang yang berbaring di aspal karena telah ditabrak oleh mobil. Di sekitarnya ada jejak darah yang tampak begitu banyak.Karena ada beberapa orang yang berdiri di depannya, Brenda masih belum bisa melihat wajah korban kecelakaan dengan jelas. Akan tetapi kedua kakinya sudah melemas dan pikirannya mendadak menjadi kosong. Apakah orang itu adalah Hugh? Tadi lelaki itu bilang mau mengambil barang dan sampai sekarang masih belum kembali.Kedua bola mata Brenda perlahan memerah dan tampak berkaca-kaca. Satu kedipan saja sudah berhasil membuat tetesan air matanya luruh membasahi pipi mulusnya. Brenda menangis karena merasa takut. Dia takut kalau orang itu ternyata adalah Hugh.“Permisi! Tolong kasih jalan!”Mobil ambulans telah datang dan para petugas akan mengangkat korban kecelakaan tersebut untuk dibawa ke rumah sakit. Brenda melihat wajah korban tersebut dengan jelas dan ternyata bukan Hugh.“Brenda!”Terdengar sebuah suara dari balik tubuhnya. Dengan cepat Brenda membalikka
Joan sudah pulang ke rumah dan mereka juga sudah makan malam bersama. Hingga tiba waktunya untuk tidur, Hugh ternyata ikut tidur di kasur dengan Brenda dan Joan. Dia kekeh ingin tidur di dalam kamar dan enggan keluar meski sudah diusir oleh Brenda.“Hugh, kamu minggir!” kata Brenda dan hendak mendorong lelaki itu.Akan tetapi tubuh besar Hugh tidak bergeser sedikit pun. Bahkan bergerak saja tidak! Lelaki itu justru mengulurkan tangannya dan memeluk Brenda sambil berkata, “Katanya perempuan itu suka ngomong yang sebaliknya. Di mulut memang ngomong nggak mau, tapi dalam hati justru mau. Aku tahu kamu ingin aku tidur denganmu.”Joan terkekeh bahagia dan berkata, “Benar! Kita itu memang suka ngomong yang kebalikannya. Lain kali Papi harus tidur bersama dengan kami.”Brenda hanya terdiam pasrah. Setelah dia menidurkan Joan, Brenda tidak ingin bergerak lagi. Karena sedari tadi sibuk berontak, sekarang dia merasa tidak ada sisa kekuatan lagi dan sedikit capek. Perempuan yang ada dalam pelukan