Jessica Kirk bukan berasal dari keluarga kaya, tetapi dia materialistis. Dengan menjadi penjilat Shayla Shimon, dia mendapatkan keuntungan darinya seperti dompet dan pakaian mewah bekasnya. Shayla Shimon juga akan membawanya ke bar mewah seperti Bar 1949 untuk menikmati minuman mahal. Kehidupan boros seperti ini adalah impiannya.Charlotte Shimon pernah berkata bahwa dia adalah anjing Shayla Shimon. Dia memang benar sekali.Meski begitu, Jessica Kirk tidak ingin orang lain menyebutnya seperti itu. Dia tahu bahwa Shayla Shimon adalah gadis yang tidak cerdas. Jadi Jessica Kirk sangat iri dan cemburu dengan keberuntungannya.Jessica Kirk tidak menyukai Shayla Shimon.Dia juga akan menambahkan Charlotte Shimon ke daftar itu. Dia membenci Charlotte Shimon. Dari sudut pandangnya, orang desa seperti Charlotte Shimon seharusnya menjadi orang yang lebih hina daripada dirinya. Namun dia telah menjalani hidup dengan sangat cemerlang.Setelah diam-diam meminum dua gelas minuman beralkohol mahal,
Kerumunan pun menghilang dan William Shimon membantu Jessica Kirk berdiri. “Apa kau baik baik saja?”“Aku baik-baik saja,” Gadis itu menggelengkan kepalanya.“Baiklah. Aku punya kamar di sini. Masuk dan mandilah. Aku akan meminta satu set pakaian baru untuk dibeli. Lakukan pemeriksaan ke rumah sakit setelah kau selesai. Kau memiliki banyak luka.”Jessica Kirk menatap William Shimon dengan bingung. Meskipun dia sering berada di sekitar Shayla Shimon, dia jarang berinteraksi dengan William Shimon. Tampaknya sekarang dia lembut dan sopan.Dengan wajah pucat, Jessica Kirk mengucapkan terima kasih. “Baiklah.”Setelah memberikan kartu kamarnya kepada Jessica Kirk, William Shimon pergi untuk bersosialisasi. Jessica pun pergi ke kamarnya dan menyadari bahwa itu adalah kamar presidensial.Jessica Kirk belum pernah tinggal di kamar presidensial. Kemewahan kamar itu memberinya cita rasa gaya hidup kelas atas. Tak lama kemudian, sekretaris William Shimon datang untuk mengiriminya satu set pakaia
Charlotte mendongak dan bertemu dengan pandangan mata sipit Lucas Hank.Dia duduk di kursi utama meja poker dan mengenakan kemeja hitam berkualitas tinggi dan celana panjang hitam. Dia juga merokok, nyala api redup bertengger di antara jari-jarinya yang panjang saat dia mengembuskan asapnya.Ketika Kevin Keith berbicara dengannya, Lucas Hank perlahan-lahan mengeluarkan embusan asap rokoknya dan membuat asap menutupi wajah karismatiknya ketika dia menatap Charlotte. Namun, dia samar-samar terlihat mengerutkan alisnya saat asap menghilang setelah beberapa detik.Setelah merasa agak canggung karena didorong ke dalam ruangan dengan paksa, sekarang Charlotte merasa lebih buruk lagi setelah bertemu dengan Lucas.“Tuan Keith, darimana asalnya si Cantik ini? Jadi wanita tercantik Bar 1949 tidak ada di sini ya? Ini pelanggaran, Tuan Keith. Bagaimana bisa kau menyembunyikannya?” Seorang ketua perusahaan yang lebih tua berkata sambil terkekeh.Orang-orang ini jelas melihat Charlotte sebagai sala
Sebelum Charlotte bisa bergerak, Lucas melemparkan semua kartunya ke atas meja. Tindakannya tampak ceroboh, tetapi hentakan keras ketika kartu-kartu itu bertemu dengan meja membuat takut si kepala perusahaan senior itu sehingga tangannya membeku.Meskipun Lucas Hank tampak tenang dan tanpa sepatah kata pun, semua orang menempatkannya di atas segalanya dan dengan cermat mengamati ekspresinya.Sekarang setelah dia melempar kartunya, ruangan mewah yang tadinya bergembira menjadi sunyi.Kepala perusahaan tua yang licik itu menatap Lucas dengan patuh. “Tuan Hank.” Pria itu mengisap rokoknya di asbak sebelum melirik gadis-gadis di sampingnya. “Hibur dirimu sendiri di samping sana.”Kedua gadis cantik itu sebenarnya enggan beranjak pergi. Namun mereka tidak berani menyinggung perasaan Lucas Hank dan dengan cepat pergi.Saat itulah Lucas dengan tenang mengalihkan pandangannya ke kepala perusahaan tua yang busuk itu. Dia tidak mengatakan apa-apa, kecuali kilatan tajam di matanya yang sedingi
Lucas Hank adalah seorang pria. Pria adalah makhluk visual, makhluk yang menyukai wanita cantik. Lucas telah dikelilingi oleh gadis cantik sepanjang hidupnya sehingga dia sudah kebal terhadap semua hal yang menyenangkan.Meski demikian, matanya yang dalam masih sedikit melebar saat melihat wajah karismatik Charlotte Shimon. Dia pernah membayangkan seperti apa rupanya. Dia cerdas dan penuh kehidupan, dia pasti tidak terlihat terlalu jelek. Namun dia tidak menyangka ternyata Charlotte begitu cantik.Lucas mengangkat tangannya dan berniat menyentuh wajahnya. Namun Charlotte sudah meletakkan cadarnya lagi dalam kecepatan cahaya.“Tuan Hank, sekarang kau sudah melihatnya. Aku akan pergi.”Charlotte mendorongnya dan langsung berlari keluar.Saat memasuki kamar kecil, Charlotte menampar wajahnya sendiri dengan air dingin dan menyeka tetesan airnya.Dia telah memakai cadar sejak masih kecil. Bukannya dia akan mati jika harus menunjukkan wajahnya kepada orang lain, tapi wajahnya ini akan memba
Charlotte Shimon sedikit panik ketika gagal melepaskan sabuk Lucas Hank. Dia lalu menariknya. “Geser sedikit. Biar aku mempelajarinya. Aku tidak bisa melepaskannya.”Suara serak yang dalam terdengar di atas kepalanya. “Santai saja. Untuk apa kau terburu-buru?”Jari-jari Charlotte membeku saat dia segera mendongak. Baru kemudian dia menyadari betapa… sugestifnya posisi mereka saat ini.Dia duduk di tempat tidur dan Lucas Hank berlutut di atasnya sambil menatapnya dengan tangan Charlotte yang sedang menarik ikat pinggangnya...Charlotte langsung melepaskan cengkeramannya dan berbaring di tempat tidur untuk mengamati ruangan.Lucas menekan kedua tangannya di kedua sisi tubuh Charlotte dan menahannya di dalam pelukannya. Dia lalu bertanya, “Apa yang kau lihat, hmm?”“Aku sedang memeriksa apakah ada jejak wanita di kamarmu. Tempat tidur ini juga… bersih, kan?”Merasa sedikit kesal, Lucas mengatupkan bibirnya. “Sepertinya kau perlu membicarakan ini denganku, ya? Tidak masalah jika ingin s
Lucas menuju ke pintu kamar mandi dan mengetuknya.Pintu segera terbuka dengan Charlotte bersembunyi di balik pintunya. Dia tidak mengenakan cadarnya tetapi pintu telah menghalangi wajahnya dan hanya memperlihatkan matanya yang cerah.Dia memandang pria itu dan mengulurkan tangannya.“Terima kasih atas usahamu, Tuan Hank. Kau bisa memberikannya padaku.”Uap dari kamar mandi keluar dari sekitarnya dan beraroma wangi sabun mandi.Lucas memandangi kulitnya yang terbuka dan berwarna seputih susu. Tetesan dari pancuran masih menggantung di atasnya. Dia tampak seperti Aphrodite yang memikat dewa dan manusia.Lucas memberikan pembalut dan satu set pakaian bersih kepadanya. Namun dia tidak melepaskan genggamannya saat Charlotte mengambilnya.Apa yang sedang dia lakukan?Charlotte berusaha menarik kembali tangannya, tetapi dia tetap bertahan.Dia lalu menatap Lucas.Ketika Lucas melihat matanya yang berbinar-binar yang tampak seperti akan marah, bibirnya melengkung perlahan sebelum akhirnya mel
Lucas Hank mandi air dingin di kamar presidensial yang berbeda dan keluar dari kamar mandi dengan mengenakan piyama sutra hitam.James Coleman memberinya segelas anggur. “Secara logika, Charlotte Shimon tidak bisa tidur denganmu malam ini. Jadi, apa yang dia lakukan sehingga bisa menceriakan dirimu yang suram?”“Apakah terlihat jelas kalau aku sedang bahagia?” Lucas menyesap anggur merahnya.James Coleman bersandar di meja kasir dan juga menyesap anggurnya. “Satu-satunya perbedaan adalah kau secara pribadi mengakui bahwa kau sedang bahagia.” Lucas tersenyum. Dia mengakui bahwa dia sedang dalam suasana hati yang bagus. Charlotte Shimon tiba-tiba cemburu, hanya karena panggilan telepon sederhana. Bagaimana mungkin dia tidak bahagia karena hal tersebut? Bel pintu berdering dengan sebuah dentingan. Seseorang ada di depan pintu.Itu adalah Andrew Frank.Sekretaris pribadinya bergegas ke sini begitu menerima teleponnya. Dia saat ini mengamati ekspresi Lucas dengan hati-hati. “Tuan Hank
Bella melihatnya tidak bicara dan mendadak merasa sedikit tidak yakin. Pertama dia tidak tahu apakah Hugh percaya atau tidak, kedua dia tidak tahu apakah Hugh bersedia bertanggung jawab. Bella mengenakan pakaiannya dengan cepat dan mengejar lelaki itu.“Kak Hugh, sekarang aku milikmu, kamu tahu sendiri perasaanku padamu. Aku menyukaimu dan hanya ingin menikah denganmu saja. Sekarang kesucianku sudah kuberikan padamu, kalau kamu nggak mau tanggung jawab, aku akan … aku akan bunuh diri!”Bella terisak hebat sedangkan Hugh hanya diam tidak berbicara.“Kak Hugh, kalau gitu akan mau mati saja,” kata Bella sambil berbalik untuk membanting dirinya ke tembok.Tiba-tiba Hugh mengulurkan tangannya dan menarik perempuan itu sambil berkata, “Bella, kamu ngapain? Aku nggak bilang nggak mau tanggung jawab!”Bella terlonjak dalam hati. Maksudnya lelaki itu mau bertanggung jawab pada dirinya?“Kak Hugh, aku tahu Kakak ada perasaan padaku,” ujar Bella dan langsung memeluk pinggang lelaki itu. Wajahnya
Sakit sekali. Kedua mata Bella berair karena rasa sakit yang luar biasa menyiksanya. Bella mendongak dan menatap lelaki yang ada di atas kasur dengan memelas dan merengek, “Bos.”Hugh berbalik dan kembali memunggungi perempuan itu. Detik itu juga Bella curiga jangan-jangan Hugh sengaja melakukan hal ini. Lelaki itu sengaja mempermainkannya dan menendangnya hingga jatuh. Sebagai seorang perempuan, ditendang hingga jatuh dari kasur merupakan sesuatu yang begitu memalukan.Bella merangkak naik lagi ke sisi Hugh dan melihat lelaki itu yang kedua matanya masih terpejam. Napasnya tampak teratur dan terlihat memang tertidur karena mabuk.“Bos, Bos,” panggil Bella beberapa kali.Hugh tidak ada reaksi dan tetap tidur. Bella merasa sedikit aneh, jangan-jangan dia yang terlalu banyak berpikir yang aneh-aneh? Lelaki ini pasti sudah mabuk karena sudah menghabiskan begitu banyak alkohol. Dia mendorong pintu kamar mandi dan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.Setelah itu dia mengenakan bathrobe p
“Bos, kenapa minum sendirian? Sini, biar aku temani.”Bella menuangkan satu gelas alkohol untuk dirinya sendiri dan menghabiskannya dalam sekali tegukan. Hugh tidak melihat perempuan itu, tetapi dia tidak menjauhkannya juga. Setelah Bella menghabiskan satu gelas alkohol, Hugh juga ikut menghabiskan satu gelas lagi.Bella melihat ada harapan karena dulu Hugh pasti akan mengabaikannya. Ternyata kepergian Brenda membuatnya memiliki tempat di sisi lelaki itu. Semua usahanya akhirnya terbayarkan.“Bos, Bos terlihat nggak senang karena Brenda? Dia benar-benar nggak tahu bersyukur, mungkin karena terlalu sering dimanja. Brenda nggak bisa jadi istri yang baik, tapi juga nggak bisa jadi ibu yang baik. Dia nggak bisa menyayangimu. Hidup dengan perempuan itu pasti sangat melelahkan. Bos, lupakan saja dia.”Bella menuangkan satu gelas alkohol lagi untuk Hugh. Lelaki itu hanya diam saja dan menerima alkohol dari Bella serta menghabiskannya. Perempuan itu lanjut menuangkan alkohol pada Hugh dan deng
Mendengar Brenda memanggilnya dengan sebutan “Suami” membuat Hugh langsung melayangkan kecupan dalam di bibir perempuan itu.***Bella terlihat sangat panik karena dia selalu menunggu saat-saat di mana Hugh dan Brenda akan cerai. Dengan begitu dia akan mudah untuk kembali dengan Hugh. Teman baiknya yang bernama Jenny berlari ke arahnya. Jenny merupakan orang yang menggantikan vitamin kalsium menjadi obat penggugur janin dan memberikannya pada Brenda. Dengan bahagia dia berkata, “Bella, aku kasih tahu sebuah kabar baik!”“Kabar baik apa?”“Bos sama Brenda sedang ribut. Brenda sampai pindah keluar.”“Benarkah?” tanya Bella dengan kedua mata berbinar.“Tentu saja beneran! Kamu boleh lihat sendiri, ada banyak orang yang lagi tahan dia. Aku juga baru dari sana dan langsung kasih tahu kamu kabar baik ini.”“Kalau gitu buruan kita ke sana!”Bella bergegas berlari ke tempat Hugh dan ternyata di sana sudah ada banyak orang. Kedua suami istri itu sudah saling melempar seruan dengan wajah memerah
Kenapa bahas tentang ini lagi? Hugh khawatir Brenda akan marah dan ngambek lagi. Dengan cepat dia memeluk Brenda dan dengan memelas berkata, “Sudahlah Brenda, kamu maafkan aku saja. Aku juga nggak ingin bunga-bunga jelek itu.”Brenda memeluk pinggul lelaki itu dan bertanya, “Lalu apa rencana kamu untuk memberikan Bella pelajaran?”Hugh berpikir sesaat kemudian membisikkan idenya pada Brenda dan disambut dengan anggukan kepala oleh perempuan itu. Dia merasa ide lelaki itu sangat cemerlang.“Kalau gitu kita jalankan! Nggak perlu takut Bella tunjuk wujud aslinya.”“Iya.”“Kamu buruan bangun, Joan sudah mau pulang.”Hugh mengusap wajah cantik perempuan itu dan mengecupnya sambil berkata, “Masih ada sedikit waktu, aku masih mau sama kamu.”Brenda merasa hatinya dipenuhi dengan bunga-bunga. Kedua tangannya melingkari leher lelaki itu dan membalas kecupannya. Sesaat kemudian Brenda merasakan tangan lelaki itu sudah sampai di kancing bajunya. Dengan cepat dia menghentikan Hugh dan berbisik, “N
Ciuman tersebut membuat keduanya tidak rela untuk menyudahinya. Saat ciumannya terhenti, Hugh masih memeluk tubuh perempuan itu dengan erat.“Brenda, aku nggak berani melepaskan peganganku karena semuanya terlalu indah. Seperti aku sedang bermimpi! Aku takut begitu aku melepaskanmu, aku akan tersadar dari mimpi ini.”Brenda menggigit sudut bibir lelaki itu pelan dan membuat Hugh merintih dan membuka matanya. Bola mata jernih Brenda menatap lelaki itu dengan dalam dan penuh arti sambil bertanya, “Sekarang kamu masih merasa sedang bermimpi?”“Nggak, semua ini nyata! Kamu ada di depanku!” kata Hugh sambil tersenyum lebar.Brenda menenggelamkan dirinya dalam lelaki itu lagi dan membuka hatinya dengan semakin lebar. Hugh mengelus rambut Brenda dan berkata, "Brenda, kita berempat harus bersama dan hidup bahagia. Kamu nggak boleh apa-apain lagi anak di perutmu ini ya?” Tangan Hugh berada di perut rata Brenda.“Kapan aku pernah apa-apain anak di perutku ini? Meski aku dulu benci denganmu, aku
Brenda ingin mendorongnya menjauh tetapi lelaki itu tidak berpindah sama sekali. Mungkin karena dia memang sudah memakai hati dan jatuh cinta pada lelaki itu. Hugh membopong tubuh perempuan itu dan membawa ke mobil kemudian pulang ke rumah.***Brenda sedang baring di kasur untuk istirahat. Lengan Hugh melingkari tubuhnya dari belakang dan memeluknya dengan erat. Saat ini mereka berdua hanya diam dan tidak berbicara, tetapi hati kedua orang tersebut seakan sedang saling terhubung dan berdekatan.Perempuan itu masih memunggungi Hugh dan hanya dibatasi dengan selembar kain tipis. Meski begitu, Brenda masih bisa merasakan detakan jantung lelaki di belakangnya. Hugh mengecup rambut lembut perempuan itu dan berkata,“Brenda, aku tahu kalau aku sudah melakukan banyak kesalahan dulu. Oleh karena itu aku nggak berani berpikir kalau kamu akan jatuh cinta padaku suatu hari nanti. Harapan paling besar dari diri aku adalah kamu bisa selalu berada di sampingku dan menerima cintaku serta menjadi ist
Terlihat seseorang yang berbaring di aspal karena telah ditabrak oleh mobil. Di sekitarnya ada jejak darah yang tampak begitu banyak.Karena ada beberapa orang yang berdiri di depannya, Brenda masih belum bisa melihat wajah korban kecelakaan dengan jelas. Akan tetapi kedua kakinya sudah melemas dan pikirannya mendadak menjadi kosong. Apakah orang itu adalah Hugh? Tadi lelaki itu bilang mau mengambil barang dan sampai sekarang masih belum kembali.Kedua bola mata Brenda perlahan memerah dan tampak berkaca-kaca. Satu kedipan saja sudah berhasil membuat tetesan air matanya luruh membasahi pipi mulusnya. Brenda menangis karena merasa takut. Dia takut kalau orang itu ternyata adalah Hugh.“Permisi! Tolong kasih jalan!”Mobil ambulans telah datang dan para petugas akan mengangkat korban kecelakaan tersebut untuk dibawa ke rumah sakit. Brenda melihat wajah korban tersebut dengan jelas dan ternyata bukan Hugh.“Brenda!”Terdengar sebuah suara dari balik tubuhnya. Dengan cepat Brenda membalikka
Joan sudah pulang ke rumah dan mereka juga sudah makan malam bersama. Hingga tiba waktunya untuk tidur, Hugh ternyata ikut tidur di kasur dengan Brenda dan Joan. Dia kekeh ingin tidur di dalam kamar dan enggan keluar meski sudah diusir oleh Brenda.“Hugh, kamu minggir!” kata Brenda dan hendak mendorong lelaki itu.Akan tetapi tubuh besar Hugh tidak bergeser sedikit pun. Bahkan bergerak saja tidak! Lelaki itu justru mengulurkan tangannya dan memeluk Brenda sambil berkata, “Katanya perempuan itu suka ngomong yang sebaliknya. Di mulut memang ngomong nggak mau, tapi dalam hati justru mau. Aku tahu kamu ingin aku tidur denganmu.”Joan terkekeh bahagia dan berkata, “Benar! Kita itu memang suka ngomong yang kebalikannya. Lain kali Papi harus tidur bersama dengan kami.”Brenda hanya terdiam pasrah. Setelah dia menidurkan Joan, Brenda tidak ingin bergerak lagi. Karena sedari tadi sibuk berontak, sekarang dia merasa tidak ada sisa kekuatan lagi dan sedikit capek. Perempuan yang ada dalam pelukan