Para sosialita langsung mengerubungi Shayla Shimon dan merendahkan dirinya karena merasa iri. Wajah cantik gadis itu tampak seperti bisa lepas dari kepala saking bahagianya dia menyeringai.Kemudian, Shayla Shimon melihat Charlotte Shimon dan dengan cepat mendekatinya. “Charlotte, kau datang! Aku sangat khawatir kau tidak akan datang dan tidak dapat menyaksikan momen bahagiaku.”Para sosialita juga datang.“Shayla, kau terlalu baik. Dulu Charlotte Shimon adalah tunangan Tuan muda Turner. Apa kau tidak takut undanganmu akan membuatnya merusak pesta karena kecemburuannya?”“Charlotte Shimon sudah menikah dengan pria sakit-sakitan di Orlane Estate. Siapa yang tahu bagaimana pria itu menyiksanya? Mungkin dia akan mati tiba-tiba dan menjadikannya janda. Setiap orang memiliki takdir, jadi orang udik dari pedesaan tidak akan pernah bisa dibandingkan dengan wanita muda dan cantik sejati. Shayla kami sekarang menjadi Nyonya muda Turner.”“Untunglah Tuan Turner yang masih muda memiliki selera y
Lelucon Charlotte Shimon telah mengikat emosi para tamu seperti rollercoaster, sementara Steve Turner juga tampak sangat menakutkan. Dia menatap Shayla Shimon dan berkata dengan setengah hati, “Shayla, menikahlah denganku. Aku akan memberimu kebahagiaan di masa depan.”Mendengarkan versi yang dipersingkat dari janji lamarannya, Shayla Shimon sangat kecewa. Namun dia tidak ingin ada kejadian lain lagi, maka dia dengan cepat mengulurkan tangannya. “Steve, ya, aku mau menikah denganmu.”Steve Turner perlahan akan menyelipkan cincin berlian di jari manis Shayla Shimon.Tiba-tiba, ponsel di saku Steve Turner berdering dengan sebuah suara ‘ting’. Itu adalah sebuah pesan teks.Tindakan pria itu pun terhenti. Dia lalu mengeluarkan ponselnya dan membaca pesan tersebut.Tiba-tiba, tubuhnya yang tinggi membeku karena tersentak.Shayla Shimon masih menunggu Steve Turner untuk memasukkan cincin itu ke jari manisnya. Namun saat melihat dia tertegun saat menatap pesan teks di ponselnya, dia langsung
Charlotte Shimon membuka pintu dan menemukan seseorang di luar. Shayla Shimon mengepalkan tinjunya dan matanya memerah saat dia memelototinya.Pesta pertunangan hari ini hancur. William Shimon dan Laura Yasmeen sudah mengirim para tamu pulang dan mengatasi efek kejadiannya di lantai bawah. Shayla Shimon yang sudah menginjakkan satu kaki di Keluarga Turner seperti ditarik kembali ke titik awal dan sekaligus menjadi lelucon semua orang. Dia sangat ingin mencekik Charlotte Shimon.“Charlotte Shimon, apa yang kau lakukan untuk menyihir Steve? Kau yang mengirim pesan teks itu, kan? Apa yang kau kirimkan padanya?”Charlotte menyeringai. “Kau bisa menanyakan pertanyaan-pertanyaan itu kepada Stevemu yang tersayang.”“Charlotte Shimon, apakah kau bahagia sekarang? Kau pasti sudah merasa terbang ke bulan, ya?”Shayla Shimon merasa kalah. Dia telah bekerja sangat keras untuk menghancurkan Charlotte Shimon. Namun makin banyak usaha yang dia lakukan, justru Charlotte Shimonlah yang telah menghanc
Charlotte segera berbalik dan berlari ke atas menuju ke kamar tidur.Charlotte lalu duduk di samping tempat tidur. Pikirannya memutar ulang adegan di mana Lucas Hank dan Holly Ruth berjalan dari halaman. Dia tidak tahu yang mereka bicarakan, tetapi mereka menunduk dan tersenyum.Angin sepoi-sepoi bertiup lembut. Gaun Holly Ruth bahkan menutupi celana setelan hitam Lucas Hank. Mereka terlihat sedikit intim. Dia benar-benar membawa pulang seorang wanita hari ini.Lalu apa dia baginya?Apakah wanita itu kekasihnya?Jari-jari Charlotte yang cantik membenamkan diri ke dalam pakaiannya dengan amarah dan kesedihan. Perasaan campur aduk mencekiknya.Pintu kamar tidur terbuka saat Lucas masuk.Dia di sini!Charlotte menatapnya. “Tuan Hank, kau sudah kembali?”Lucas telah melihatnya sekilas ketika berada di halaman barusan, meskipun gadis itu segera bergegas ke atas dan bersembunyi di kamar mereka. Hal itu tanpa sadar menyebabkan senyum di wajah Lucas“Aku membawa pulang tamu hari ini. Holly R
Jika Charlotte Shimon memiliki sepotong permen lagi di tangannya, dia pasti akan melemparkannya ke wajahnya yang menyebalkan.“Pembantu rumah tangga kecil, kemarilah.” Lucas Hank memberikan perintah.Charlotte bangkit dan menghampirinya.Lucas menangkap lengannya dan sedikit menariknya sehingga menyebabkan gadis itu terjatuh dan duduk di pangkuannya yang kuat.“Apa yang sedang kau lakukan?” Charlotte ingin bangun.“Marah? Kau yang tadi mengatakan bahwa kau adalah pembantu rumah tangga kecil.”Dia sudah membawa pulang seorang wanita. Bagaimana lagi dia harus menghadapi situasi itu jika tidak berpura-pura menjadi pembantu rumah tangganya?Mata cerah Charlotte tertuju pada pria itu. “Aku berkata bahwa aku adalah seorang pelayan wanita yang pantas, bukan seorang pelayan untuk kau mainkan!”Lucas menyeringai. “Ini pertama kalinya aku melihat seorang pelayan tanpa telinga kucing dan tanpa seragam pelayannya. Apakah kau salah paham tentang apa sebenarnya pelayan itu?”“…..”Charlotte benar
Charlotte Shimon merosot ke bawah dan akhirnya terduduk di permadani lembut. Dia meringkuk dan memeluk lututnya. Dia berulang kali memperingatkan dirinya sendiri bahwa dia dan Lucas Hank hanyalah mitra kerja.Dia kembali kali ini dengan sebuah tujuan dan dia melakukannya dengan baik. Pertunangan Steve Turner dan Shayla Shimon telah hancur. Jadi, langkah selanjutnya hanya mengharuskannya menunggu dengan sabar hingga mereka membalas dan mengungkap kelemahan mereka. Kemudian, dia bisa mengakhiri semuanya dan untuk selamanya.Meski demikian, Charlotte tidak bisa menjaga dirinya tetap tenang. Dia hanya memikirkan Lucas Hank.Waktu terus berdetak, detik dan menit terus berlalu. Tidak ada lagi kebisingan di luar. Apakah dia sudah bersama Holly Ruth?Jika memang seperti itu, mengapa dia menuntunnya ke mari?Duka di hati Charlotte Shimon tiba-tiba digantikan oleh amarah. Benar. Dia telah menjalani hidupnya dengan baik. Mengapa pria itu datang dan mengganggu kedamaiannya?Dia tidak boleh membi
Charlotte Shimon tercengang. Dia sudah siap untuk mengajari pasangan tercela itu pelajaran sebelum dengan tenang pindah dari Orlane Estate untuk menyelamatkan dirinya sendiri dari kesedihan yang lebih para. Namun banyak hal telah berkembang jauh dari harapannya.Lucas berkata bahwa tidak ada yang terjadi antara Holly Ruth dan dirinya.Dia mengatakan bahwa dia menyukainya.Charlotte Shimon yang mengaku akan pergi pun tiba-tiba berkedip. “Apakah… apakah yang kau katakan itu benar?”Lucas Hank tersenyum. Nada rendahnya serak dengan kemampuan menyihir. “Benar. Jika kau masih tidak percaya padaku, aku bisa pergi ke rumah sakit dan melakukan pemeriksaan juga untuk membuktikan bahwa aku masih… perjaka?”Charlotte mengangkat kakinya untuk memberinya tendangan. Dasar pembohong, laki-laki bahkan tidak bisa melakukan pemeriksaan seperti itu.Saat membiarkannya menendangnya, Lucas tidak keberatan ketika jejak kaki muncul di celananya. Pengecut kecilnya ini benar-benar pergi untuk memukuli Holly
Lucas Hank menatap lurus ke arahnya. Api menari-nari di mata sipitnya yang hampir membakarnya. Charlotte Shimon membenamkan wajahnya yang memerah ke dalam pelukannya.Pria itu menundukkan kepalanya untuk mengejar bibir merahnya.Charlotte menghindari ciumannya dengan senyuman karena bibirnya sudah mati rasa.“Tuan Hank, waktunya tidur,” dia mengingatkannya.Tubuh kuat Lucas ambruk ke tempat tidur dan dia menatap lampu gantung yang berkilauan di atas kepalanya. Dia menutupi matanya yang agak merah dengan tangannya sebelum menutupi Charlotte dengan selimut.“Kalau begitu, ayo kita tidur. Selamat malam.”Charlotte Shimon dengan cepat tertidur dalam pelukannya.Lucas mencium keningnya dan merasa sangat puas disiram dengan aroma segar dan manis dari tubuh Charlotte. Teleponnya berdering lagi. Steve Turner masih meneleponnya.Lucas melirik Charlotte yang sudah tertidur lelap dan mengangkat telepon.Suara Steve Turner yang hampir mengamuk langsung angkat bicara. “Charlie, akhirnya kau menga
Bella melihatnya tidak bicara dan mendadak merasa sedikit tidak yakin. Pertama dia tidak tahu apakah Hugh percaya atau tidak, kedua dia tidak tahu apakah Hugh bersedia bertanggung jawab. Bella mengenakan pakaiannya dengan cepat dan mengejar lelaki itu.“Kak Hugh, sekarang aku milikmu, kamu tahu sendiri perasaanku padamu. Aku menyukaimu dan hanya ingin menikah denganmu saja. Sekarang kesucianku sudah kuberikan padamu, kalau kamu nggak mau tanggung jawab, aku akan … aku akan bunuh diri!”Bella terisak hebat sedangkan Hugh hanya diam tidak berbicara.“Kak Hugh, kalau gitu akan mau mati saja,” kata Bella sambil berbalik untuk membanting dirinya ke tembok.Tiba-tiba Hugh mengulurkan tangannya dan menarik perempuan itu sambil berkata, “Bella, kamu ngapain? Aku nggak bilang nggak mau tanggung jawab!”Bella terlonjak dalam hati. Maksudnya lelaki itu mau bertanggung jawab pada dirinya?“Kak Hugh, aku tahu Kakak ada perasaan padaku,” ujar Bella dan langsung memeluk pinggang lelaki itu. Wajahnya
Sakit sekali. Kedua mata Bella berair karena rasa sakit yang luar biasa menyiksanya. Bella mendongak dan menatap lelaki yang ada di atas kasur dengan memelas dan merengek, “Bos.”Hugh berbalik dan kembali memunggungi perempuan itu. Detik itu juga Bella curiga jangan-jangan Hugh sengaja melakukan hal ini. Lelaki itu sengaja mempermainkannya dan menendangnya hingga jatuh. Sebagai seorang perempuan, ditendang hingga jatuh dari kasur merupakan sesuatu yang begitu memalukan.Bella merangkak naik lagi ke sisi Hugh dan melihat lelaki itu yang kedua matanya masih terpejam. Napasnya tampak teratur dan terlihat memang tertidur karena mabuk.“Bos, Bos,” panggil Bella beberapa kali.Hugh tidak ada reaksi dan tetap tidur. Bella merasa sedikit aneh, jangan-jangan dia yang terlalu banyak berpikir yang aneh-aneh? Lelaki ini pasti sudah mabuk karena sudah menghabiskan begitu banyak alkohol. Dia mendorong pintu kamar mandi dan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.Setelah itu dia mengenakan bathrobe p
“Bos, kenapa minum sendirian? Sini, biar aku temani.”Bella menuangkan satu gelas alkohol untuk dirinya sendiri dan menghabiskannya dalam sekali tegukan. Hugh tidak melihat perempuan itu, tetapi dia tidak menjauhkannya juga. Setelah Bella menghabiskan satu gelas alkohol, Hugh juga ikut menghabiskan satu gelas lagi.Bella melihat ada harapan karena dulu Hugh pasti akan mengabaikannya. Ternyata kepergian Brenda membuatnya memiliki tempat di sisi lelaki itu. Semua usahanya akhirnya terbayarkan.“Bos, Bos terlihat nggak senang karena Brenda? Dia benar-benar nggak tahu bersyukur, mungkin karena terlalu sering dimanja. Brenda nggak bisa jadi istri yang baik, tapi juga nggak bisa jadi ibu yang baik. Dia nggak bisa menyayangimu. Hidup dengan perempuan itu pasti sangat melelahkan. Bos, lupakan saja dia.”Bella menuangkan satu gelas alkohol lagi untuk Hugh. Lelaki itu hanya diam saja dan menerima alkohol dari Bella serta menghabiskannya. Perempuan itu lanjut menuangkan alkohol pada Hugh dan deng
Mendengar Brenda memanggilnya dengan sebutan “Suami” membuat Hugh langsung melayangkan kecupan dalam di bibir perempuan itu.***Bella terlihat sangat panik karena dia selalu menunggu saat-saat di mana Hugh dan Brenda akan cerai. Dengan begitu dia akan mudah untuk kembali dengan Hugh. Teman baiknya yang bernama Jenny berlari ke arahnya. Jenny merupakan orang yang menggantikan vitamin kalsium menjadi obat penggugur janin dan memberikannya pada Brenda. Dengan bahagia dia berkata, “Bella, aku kasih tahu sebuah kabar baik!”“Kabar baik apa?”“Bos sama Brenda sedang ribut. Brenda sampai pindah keluar.”“Benarkah?” tanya Bella dengan kedua mata berbinar.“Tentu saja beneran! Kamu boleh lihat sendiri, ada banyak orang yang lagi tahan dia. Aku juga baru dari sana dan langsung kasih tahu kamu kabar baik ini.”“Kalau gitu buruan kita ke sana!”Bella bergegas berlari ke tempat Hugh dan ternyata di sana sudah ada banyak orang. Kedua suami istri itu sudah saling melempar seruan dengan wajah memerah
Kenapa bahas tentang ini lagi? Hugh khawatir Brenda akan marah dan ngambek lagi. Dengan cepat dia memeluk Brenda dan dengan memelas berkata, “Sudahlah Brenda, kamu maafkan aku saja. Aku juga nggak ingin bunga-bunga jelek itu.”Brenda memeluk pinggul lelaki itu dan bertanya, “Lalu apa rencana kamu untuk memberikan Bella pelajaran?”Hugh berpikir sesaat kemudian membisikkan idenya pada Brenda dan disambut dengan anggukan kepala oleh perempuan itu. Dia merasa ide lelaki itu sangat cemerlang.“Kalau gitu kita jalankan! Nggak perlu takut Bella tunjuk wujud aslinya.”“Iya.”“Kamu buruan bangun, Joan sudah mau pulang.”Hugh mengusap wajah cantik perempuan itu dan mengecupnya sambil berkata, “Masih ada sedikit waktu, aku masih mau sama kamu.”Brenda merasa hatinya dipenuhi dengan bunga-bunga. Kedua tangannya melingkari leher lelaki itu dan membalas kecupannya. Sesaat kemudian Brenda merasakan tangan lelaki itu sudah sampai di kancing bajunya. Dengan cepat dia menghentikan Hugh dan berbisik, “N
Ciuman tersebut membuat keduanya tidak rela untuk menyudahinya. Saat ciumannya terhenti, Hugh masih memeluk tubuh perempuan itu dengan erat.“Brenda, aku nggak berani melepaskan peganganku karena semuanya terlalu indah. Seperti aku sedang bermimpi! Aku takut begitu aku melepaskanmu, aku akan tersadar dari mimpi ini.”Brenda menggigit sudut bibir lelaki itu pelan dan membuat Hugh merintih dan membuka matanya. Bola mata jernih Brenda menatap lelaki itu dengan dalam dan penuh arti sambil bertanya, “Sekarang kamu masih merasa sedang bermimpi?”“Nggak, semua ini nyata! Kamu ada di depanku!” kata Hugh sambil tersenyum lebar.Brenda menenggelamkan dirinya dalam lelaki itu lagi dan membuka hatinya dengan semakin lebar. Hugh mengelus rambut Brenda dan berkata, "Brenda, kita berempat harus bersama dan hidup bahagia. Kamu nggak boleh apa-apain lagi anak di perutmu ini ya?” Tangan Hugh berada di perut rata Brenda.“Kapan aku pernah apa-apain anak di perutku ini? Meski aku dulu benci denganmu, aku
Brenda ingin mendorongnya menjauh tetapi lelaki itu tidak berpindah sama sekali. Mungkin karena dia memang sudah memakai hati dan jatuh cinta pada lelaki itu. Hugh membopong tubuh perempuan itu dan membawa ke mobil kemudian pulang ke rumah.***Brenda sedang baring di kasur untuk istirahat. Lengan Hugh melingkari tubuhnya dari belakang dan memeluknya dengan erat. Saat ini mereka berdua hanya diam dan tidak berbicara, tetapi hati kedua orang tersebut seakan sedang saling terhubung dan berdekatan.Perempuan itu masih memunggungi Hugh dan hanya dibatasi dengan selembar kain tipis. Meski begitu, Brenda masih bisa merasakan detakan jantung lelaki di belakangnya. Hugh mengecup rambut lembut perempuan itu dan berkata,“Brenda, aku tahu kalau aku sudah melakukan banyak kesalahan dulu. Oleh karena itu aku nggak berani berpikir kalau kamu akan jatuh cinta padaku suatu hari nanti. Harapan paling besar dari diri aku adalah kamu bisa selalu berada di sampingku dan menerima cintaku serta menjadi ist
Terlihat seseorang yang berbaring di aspal karena telah ditabrak oleh mobil. Di sekitarnya ada jejak darah yang tampak begitu banyak.Karena ada beberapa orang yang berdiri di depannya, Brenda masih belum bisa melihat wajah korban kecelakaan dengan jelas. Akan tetapi kedua kakinya sudah melemas dan pikirannya mendadak menjadi kosong. Apakah orang itu adalah Hugh? Tadi lelaki itu bilang mau mengambil barang dan sampai sekarang masih belum kembali.Kedua bola mata Brenda perlahan memerah dan tampak berkaca-kaca. Satu kedipan saja sudah berhasil membuat tetesan air matanya luruh membasahi pipi mulusnya. Brenda menangis karena merasa takut. Dia takut kalau orang itu ternyata adalah Hugh.“Permisi! Tolong kasih jalan!”Mobil ambulans telah datang dan para petugas akan mengangkat korban kecelakaan tersebut untuk dibawa ke rumah sakit. Brenda melihat wajah korban tersebut dengan jelas dan ternyata bukan Hugh.“Brenda!”Terdengar sebuah suara dari balik tubuhnya. Dengan cepat Brenda membalikka
Joan sudah pulang ke rumah dan mereka juga sudah makan malam bersama. Hingga tiba waktunya untuk tidur, Hugh ternyata ikut tidur di kasur dengan Brenda dan Joan. Dia kekeh ingin tidur di dalam kamar dan enggan keluar meski sudah diusir oleh Brenda.“Hugh, kamu minggir!” kata Brenda dan hendak mendorong lelaki itu.Akan tetapi tubuh besar Hugh tidak bergeser sedikit pun. Bahkan bergerak saja tidak! Lelaki itu justru mengulurkan tangannya dan memeluk Brenda sambil berkata, “Katanya perempuan itu suka ngomong yang sebaliknya. Di mulut memang ngomong nggak mau, tapi dalam hati justru mau. Aku tahu kamu ingin aku tidur denganmu.”Joan terkekeh bahagia dan berkata, “Benar! Kita itu memang suka ngomong yang kebalikannya. Lain kali Papi harus tidur bersama dengan kami.”Brenda hanya terdiam pasrah. Setelah dia menidurkan Joan, Brenda tidak ingin bergerak lagi. Karena sedari tadi sibuk berontak, sekarang dia merasa tidak ada sisa kekuatan lagi dan sedikit capek. Perempuan yang ada dalam pelukan