Hugh Randall tersenyum. “Aku hanya ingin memelukmu saja. Apa aku sudah mengejutkanmu?”“Di sini adalah tempat umum, ada banyak orang di sini, cepat lepaskan tanganmu.” Brenda Wright tidak tahu apa yang sedang dilakukan Hugh Randall. Kenapa tiba-tiba dia segembira ini?“Aku tidak ingin melepaskanmu. Aku ingin dilihat oleh semua orang.”Saat ini Hugh Randall ingin semua orang menyaksikan kebahagiaannya. Pelukannya pun semakin erat lagi.Orang yang menyaksikan pun semakin banyak lagi. Semua orang melihat dengan ekspresi cemburu.“Wah, coba kamu lihat bahagia sekali pasangan itu.”“Manis sekali. Keren banget cowoknya!”“Aku juga ingin dipeluk seperti itu, pengin, dong.”Semua orang di sekitar berbisik-bisik, dan ucapan-ucapan itu pun terdengar di telinga Brenda Wright. Dia merasa sangat malu saat ini.“Hugh, lepaskan aku. Orang lain sedang menertawakan kita. Cepat lepaskan aku!”Kali ini Hugh Randall baru melepaskan Brenda Wright.Baru saja Brenda Wright berdiri, tapi satu detik kemudian H
Semua orang pun tertawa ketika melihat Hugh Randall sedang memasak.Hugh Randall segera membuka jendela untuk menghilangkan bau asap. Dia sendiri juga tidak menyangka dia hampir membakar dapur. Ternyata memasak tidak segampang yang dibayangkan. Haish!Saat ini Brenda Wright berjalan ke dapur. “Biarkan aku saja.”Hugh Randall spontan mengerutkan keningnya. “Kenapa kamu keluar? Bukannya aku suruh kamu istirahat di kamar?”“Kalau aku tidak keluar, aku takut rumah ini akan kebakaran,” ucap Brenda Wright dengan tidak berdaya.Kali ini Hugh Randall terdiam membisu.Brenda Wright mengikat celemek mulai membereskan dapur, lalu berkata, “Berhubung semuanya sudah datang, kalian makan di sini saja.”“Baik, Kak Brenda. Masakan Kak Brenda memang tidak ada tandingannya. Kita memang ingin sekali makan di sini.”Hugh Randall langsung maju hendak menendang mereka. “Kalau suruh kerja, banyak sekali alasannya. Kalian memang cuma pintar makan saja!”Semua orang spontan melangkah mundur dan tersenyum. “Bos
Tidak mungkin. Brenda langsung menepis pemikiran tersebut. Dia merasa pemikirannya tadi terlalu berlebihan. Bisa-bisanya dia memikirkan bahwa dirinya sedang hamil.Karena dia pernah melahirkan Joan sebelumnya. Ketika dia sedang mengandung Joan, Brenda juga merasa mual saat mencium aroma yang amis. Keadaannya sekarang sangat mirip ketika dia hamil dulu.Dengan cepat dia menepis pikirannya karena itu semua tidak mungkin. Dia tidak pernah melakukan apa pun dengan Hugh karena selama pernikahannya, lelaki itu tidak pernah menyentuhnya. Bagaimana mungkin dia bisa hamil?Isi kepala Brenda muncul beberapa bayangan mimpi. Di dalam mimpi itu, lelaki itu memperlakukannya dengan kasar sebanyak beberapa kali. Akan tetapi itu semua hanya terjadi dalam mimpi saja.“Brenda, kenapa kamu ada di sini? Ada yang nggak enak?” tanya Hugh.Teringat akan apa yang dia lakukan dalam mimpi membuat raut wajah Brenda terlihat sedikit gugup. Wajahnya memerah dan dengan cepat dia menggelengkan kepala dan berkata, “Ak
Bagaimana cara buktiinnya?Bella memang tidak tahu bagaimana cara ibunya untuk membuktikannya. Perasaannya saat ini sangat gusar sekali.“Terserah Mama saja. Kalian keluar dulu, aku mau istirahat.” Bella mengusir kedua orang tuanya dari kamar dan mengunci pintu dari dalam.“Anak ini benar-benar deh!” gumam Berwin sambil menghela napas berat.“Bella memang terlalu polos dan mudah dibohongi. Bisa-bisanya dia kemakan omongan Brenda. Lagian Brenda hebat juga karena bisa membuat Hugh tergila-gila. Benar-benar hebat!” kata Aileen dengan nada menusuk.“Lalu menurut kamu gimana?” tanya Berwin.“Kamu beneran percaya kalau Hugh nggak bisa?”Berwin menggeleng dan menjawab, “Nggak percaya.”“Iya, aku juga merasa semua ini pasti rencananya Brenda. Dia nggak terlihat seperti orang yang bisa menerima kenyataan penyakit Hugh, pasti ada sesuatu di sini! Aku harus cari tahu!”***Aileen bilang dia akan memeriksanya maka dia pasti akan melakukannya. Perempuan itu langsung ke tempat Brenda. Akan tetapi di
“Ma, kata Mama Brenda masih nggak tahu kalau dia hamil?” tanya Bella.Aileen mengangguk dan menjawab, “Iya, kelihatannya dia masih belum tahu kalau sedang hamil. Soalnya dia selalu bilang dia nggak enak badan dan panas dalam.”Sudut bibir Bella terangkat dan berkata, “Mudah kalau begitu. Kita kasih tahu kehamilan Brenda ke dia dan setelah itu kita beraksi!”“Bella, kali ini kamu cerdas sekali!” kata Aileen ikut tertawa.***Brenda bawa Joan untuk bermain di luar sesaat, tapi baru sebentar saja dia sudah merasa lelah. Dia duduk untuk istirahat sejenak. Brenda tidak tahu kenapa beberapa hari ini dia sering merasa cepat lelah, mudah mual dan tidak selera makan.“Kak, kamu haus? Aku ada satu botol minuman,” kata seseorang yang berjalan menghampirinya. Brenda hanya menggeleng dan berkata, “Nggak perlu, aku minum air putih saja.”Baru saja dia selesai berbicara, keningnya kembali berkerut dan rasa mual kembali menyerangnya dengan begitu hebat.“Kak, Kak Brenda nggak apa-apa? Kenapa aku meras
Brenda tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Tiba-tiba terdengar suara manja dan manis milik Joan yang berkata, “Papi, Papi sudah pulang?”Hugh sudah pulang. Brenda kembali memasukkan laporan pemeriksaan itu ke dalam laci dengan gerakan cepat. Dia juga membuang alat kontrasepsi yang tadi dia gunakan ke dalam tempat sampah agar lelaki itu tidak melihatnya. Ada banyak pertanyaan dalam benak Brenda yang harus dia buktikan sendiri. Sebaiknya dia tidak langsung memberi tahu lelaki itu dulu.Brenda berjalan keluar dan melihat Hugh tengah berdiri di ruang tengah dan sedang menggendong Juan. Lelaki itu bahkan mendaratkan kecupan di pipi anak itu. Terlihat sekali bahwa Hugh sedang bahagia.“Sudah pulang?” tanya Brenda dengan suara pelan.Hugh menurunkan Joan dan berjalan ke hadapannya sambil menjawab, “Iya, aku pulang lebih awal untuk menemani kamu dan Joan.”“Kalau gitu aku siapkan makan malam dulu,” sahut Brenda sambil melangkah ke arah dapur.Hugh buru-buru mengikutinya dan memeluknya dari
Hugh tidak pernah menyangka bahwa Brenda bisa bersikap begitu agresif seperti siluman yang terus mengecupnya tanpa henti.Sekarang Brenda menyerangnya lagi dengan kecupan yang dalam. Jari Hugh mencengkeram pinggul perempuan itu. Lidah keduanya saling bertabrakan hingga membuat napas keduanya berpacu. Dia mengecup leher Brenda hingga menjalar dan berhenti di samping telinga perempuan itu dan bertanya,“Hari ini kenapa?”“Menurut kamu?”Brenda tidak langsung menjawab pertanyaannya. Tangan mungil perempuan itu turun dari dada Hugh hingga ke bawah dan bertanya dengan nada menggoda, “Memangnya kamu nggak suka?”Suka! Sangat suka!Namun ketika tangan perempuan itu terus bergerak ke bawah, Hugh mencari lagi sisa kesadarannya dan langsung menahan tangan Brenda agar tidak terus bergerak ke sembarang tempat.“Kenapa?” tanya Brenda sambil menatapnya.Hugh ada alasannya sendiri karena dia tahu keadaannya tidak memungkinkan. Brenda masih hamil dan dia juga tidak berani terlalu menekan perempuan itu
Brenda tidur dengan nyaman dalam pelukan lelaki itu. Hugh mendaratkan kecupan di kening Brenda dan berkata, “Mandi pakai apa? Kenapa wangi sekali?”Perempuan itu mendongak dan menatap wajah Hugh sambil berkata, “Kamu juga boleh masuk buat mandi. Sabunnya ada di sana dan kamu juga akan wangi.”Lelaki itu menatapnya sekilas dan berkata, “Pintar sekali bersandiwara dan pura-pura nggak ngerti. Memangnya aku bilang kamu wangi maksudnya seperti itu?”“Lalu apa maksud kamu?” Brenda membalik tubuhnya dan setengah dari badannya sudah dalam posisi merangkak di atas tubuh lelaki itu. Sedangkan Hugh yang setengah duduk dengan kepala yang disandarkan pada kepala kasur hanya bisa meneguk air liurnya ketika melihat posisi Brenda yang seperti anak kucing.Brenda tersenyum dan berkata, “Sekarang aku sudah ngerti, bukan? Artinya itu?”Hugh baru menyadari ternyata Brenda memiliki bakat penggoda. Dia memeluk pinggang ramping perempuan itu dan membawanya naik ke atas sambil bertanya, “Brenda, kamu itu kena