“Mami,” panggil Joan sambil berlari ke sisi ibunya.Brenda Wright spontan tersenyum dan menggandeng tangan kecil sang putri kecil. Alhasil, dia pun lupa untuk membalas pesan Hugh Randall.Mereka berdua kembali ke rumah. Setelah bermain dan membasuh tubuh, Joan bertanya, “Mami, apakah Papi sudah sampai di tujuan?”“Papi sudah sampai. Papi juga sudah mengirim pesan kepada Mami.” Brenda Wright membuka pesan yang dikirim Hugh Randall tadi, dan memperlihatkannya kepada Joan.Saat ini, ponsel kembali berbunyi. Hugh Randall mengirim pesan suara yang hanya berdurasi dua detik. Brenda Wright kebingungan. Apa Hugh Randall tidak ada kerjaan? Kenapa dia terus mengirim pesan? Jangan-jangan dia terus bermain ponsel di saat bekerja?Pesan suara dibuka, lalu terdengar suara.[Apa kamu sudah tidur?]Suara rendah dan magnetis menembus di telinga Brenda Wright, suara itu terdengar sangat memesona.“Mami, Papi mengirim pesan suara untuk kita. Cepat balas pesan Papi.” Joan mendesak.Brenda Wright terpaksa
Suara “ting” terdengar. Akhirnya balasan yang ditunggu-tunggu datang juga.Brenda Wright segera membuka pesan baru, lalu tampak foto yang dikirim oleh Hugh Randall. Di dalam foto terlihat ada masakan-masakan yang dipajang di atas meja. Dari segi bentuk dan warna, sepertinya masakan itu sangatlah lezat. Tidak perlu diragukan lagi, masakan itu pasti dimasak dengan sepenuh hati oleh si Kakak Cantik.Brenda Wright mengetik beberapa kata, lalu dihapus, lanjut mengetiknya, dan dihapusnya lagi. Dia tidak tahu apa yang harus dibalasnya.Saat ini, ponsel kembali berdering. Brenda Wright menerima panggilan video dari Hugh Randall. Dia merasa ragu untuk menjawab atau tidak. Namun pada akhirnya, Brenda Wright memutuskan panggilan itu.Hugh Randall langsung mengirim pesan.[Kenapa kamu tidak mengangkat panggilanku?]Brenda Wright membalas.[Joan sudah tidur. Aku takut akan membangunkannya.]Seketika, Hugh Randall mengirim pesan suara kepadanya.Brenda Wright langsung mengecilkan volume ponsel dan m
“Anaknya bahkan sudah setinggi ini!” Thea memperagakan dengan tangannya.Di benak Brenda Wright seketika muncul seorang anak laki-laki. Anak itu adalah anak haram Hugh Randall dengan Kakak Cantik itu.Astaga, apa yang sedang dipikirkan Brenda Wright?Brenda Wright menggeleng-geleng, berusaha menyingkirkan bayangan tubuh anak kecil itu dari pikirannya. Sepertinya Brenda Wright sudah berpikir kebanyakan. Sekarang kondisi tubuh Hugh Randall sedang tidak fit. Meski Hugh Randall ingin memiliki anak haram, dia juga tidak bisa melakukannya.Saat ini Joan dan teman sekolahnya berlari menghampiri mereka, memotong topik pembicaran yang canggung itu. Kali ini Brenda Wright baru merasa lega.Malam harinya sewaktu di rumah, baru saja Brenda Wright keluar dari kamar mandi, Joan langsung berlari lalu menyerahkan ponsel kepadanya. “Mami, ini untukmu.”Apa?Brenda Wright mengambil ponsel dan melihat sekilas. Ternyata panggilan video sedang tersambung, tampak wajah tampan Hugh Randall memenuhi layar po
Alis Hugh Randall berkerut. “Memangnya salah kalau aku genit dengan istri sendiri? Aku punya surat nikah, aku bebas bersetubuh denganmu.”Brenda Wright terdiam membisu beberapa saat, lalu berkata, “Apa kamu ada urusan lain? Kalau tidak ada, aku putuskan dulu.”“Tidak ada urusan apa-apa, aku cuman ingin beri tahu, besok aku akan masuk gunung. Di sana tidak ada sinyal. Kalau kamu tidak bisa menghubungiku, jangan panik, ya.”Masuk gunung?Hati Brenda Wright seketika terasa tegang. Hugh Randall memang tidak mengatakan seberapa bahayanya misi kali ini, tapi dia bisa merasakan bahwa misi kali ini cukup berbahaya. “Gunung mana? Apa berbahaya?”Hugh Randall melihat istrinya dengan kedua mata berkilauan. Ini adalah pertama kalinya Brenda Wright berinisiatif menanyakan kondisinya. Hanya saja Hugh Randall tidak boleh mengatakannya, ini adalah rahasia perusahaan.“Rahasia,” jawab Hugh Randall.Jawaban Hugh Randall sedikit mengagetkan Brenda Wright. “Oh, kalau begitu, lupakan saja, anggap saja aku
“Permisi bagaimana kondisi gempa di gunung sana? Apa tim evakuasi sudah masuk ke gunung? Apa ada korban jiwa?”“Sampai sekarang sudah ada dua tim evakuasi yang masuk ke gunung. Mereka sudah berhasil menyelamatkan puluhan orang, tapi empat di antaranya meninggal dunia.”Apa?Empat di antaranya meninggal dunia?Raut wajah Brenda Wright seketika menjadi pucat. Dia sungguh takut apabila Hugh Randall termasuk salah satu dari keempat orang itu.“Di mana korban yang sudah meninggal? Apa aku boleh melihatnya?”“Boleh.”Ketua Tim Evakuasi membawakan jalan. Brenda memeriksanya … dan tidak ada Hugh Randall.Hatinya terasa sedikit lega. Hanya saja hatinya masih terasa tegang, apalagi ketika mendengar suara tangis histeris anggota keluarga korban.Saat ini tim evakuasi ketiga sedang siap sedia untuk berangkat. Brenda Wright mengenakan pelindung, lalu bergabung ke dalam tim dan memasuki gunung.Brenda Wright sudah berada di dalam gunung selama dua hari. Dia bersama tim evakuasi melakukan penyelamata
Tadi Brenda Wright mengira Hugh Randall sudah mati.“Brenda, kamu tidak apa-apa, ‘kan? Cepat berdiri!” Ketua Tim Evakuasi mengulurkan tangan untuk memapah Brenda Wright.Baru saja Brenda Wright berdiri, dia pun mendengar suara familier dari belakang, “Bos, dengar-dengar sudah terjadi gempa di gunung ini. Untung saja kita bukan masuk ke gunung ini. Kalau tidak, tamatlah riwayat kita semua.”“Jangan omong kosong! Coba lihat apa yang bisa kita bantu,” terdengar lagi suara magnetis yang familier.Brenda Wright langsung terkaku, suara ini ….Dia lekas membalikkan badan, dan tampak sesosok tubuh jangkung di dalam kerumunan itu, tampak Hugh Randall yang dicari-carinya selama ini.Hugh Randall berdiri tegak di sana. Dia mengenakan kaos berwarna hitam dengan celana corak tentara dan sepatu bot hitam. Hugh Randall yang penuh pesona itu tampak memukau di dalam kerumunan. Dia!Akhirnya dia kembali dengan selamat!Rasa penat di hati Brenda Wright seketika menghilang. Bahkan rasa panik dan letih pu
Hugh Randall berlari ke depan, tapi dia tidak menemukan bayangan tubuh yang dicarinya. ‘Jangan-jangan aku salah lihat?’‘Tapi jelas-jelas dia ada di sini?’“Bos, ada apa denganmu? Kamu cari siapa?” Semua orang pergi menghampiri Hugh Randall.Hugh Randall menggeleng. “Tidak apa-apa.”Bella Jaspal mengikuti arah pandang Hugh Randal, tapi dia tidak menemukan siapa-siapa. “Bos, sini biar aku perban.” Tangan Bella Jaspal hendak memegang tangan Hugh Randall, tapi Hugh Randall langsung mengangkat tangannya, tidak memperbolehkan dia untuk menyentuh. “Tidak usah, biar dokter militer saja. Kamu juga sedang terluka. Kalian semua istirahat dulu.”“Oke.”Hugh Randall berjalan ke sebelah.Tatapan Bella Jaspal terus tertuju pada diri Hugh Randall. Saat ini seseorang berkata, “Bella, kenapa kamu terus melihat Bos? Jangan-jangan kamu suka sama Bos?”Wajah Bella Jaspal langsung bersemu merah. “Siapa juga yang tidak suka orang seperti Bos? Memangnya kalian tidak suka?”“Kami memang suka, lebih tepatnya
Suara ketus Hugh Randall langsung terdengar, “Brenda, kenapa kamu baru mengangkat teleponku?”“Tadi ponselku tidak ada baterai, aku baru saja membukanya. Ada masalah apa?”Hugh Randall dapat merasakan suara datar Brenda Wright. Bukankah Brenda Wright sudah mengubah pandangannya terhadap Hugh Randall? Brenda Wright bahkan pernah menunjukkan sikap lembutnya, tapi kenapa dia malah kembali bersikap dingin?”Setelah tertegun sejenak, Hugh Randall melembutkan nada bicaranya dan bertanya, “Ada apa denganmu?”“Tidak apa-apa.”“Apa nada bicaraku terlalu kasar? Kalau iya, aku minta maaf. Aku sudah meneleponmu berkali-kali, tapi panggilanmu malah tidak terhubung. Apa kamu tahu aku sangat mencemaskanmu?” jelas Hugh Randall.“Apa masih ada yang ingin disampaikan? Kalau tidak ada, aku tutup dulu. Aku ingin bawa Joan pergi bermain.” Brenda Wright menjaga jarak di antara dirinya dan Hugh Randall.Hugh Randall menggigit bibirnya. Selama dinas ke gunung, Hugh Randall sangat merindukan Brenda Wright. Apa