“Anaknya bahkan sudah setinggi ini!” Thea memperagakan dengan tangannya.Di benak Brenda Wright seketika muncul seorang anak laki-laki. Anak itu adalah anak haram Hugh Randall dengan Kakak Cantik itu.Astaga, apa yang sedang dipikirkan Brenda Wright?Brenda Wright menggeleng-geleng, berusaha menyingkirkan bayangan tubuh anak kecil itu dari pikirannya. Sepertinya Brenda Wright sudah berpikir kebanyakan. Sekarang kondisi tubuh Hugh Randall sedang tidak fit. Meski Hugh Randall ingin memiliki anak haram, dia juga tidak bisa melakukannya.Saat ini Joan dan teman sekolahnya berlari menghampiri mereka, memotong topik pembicaran yang canggung itu. Kali ini Brenda Wright baru merasa lega.Malam harinya sewaktu di rumah, baru saja Brenda Wright keluar dari kamar mandi, Joan langsung berlari lalu menyerahkan ponsel kepadanya. “Mami, ini untukmu.”Apa?Brenda Wright mengambil ponsel dan melihat sekilas. Ternyata panggilan video sedang tersambung, tampak wajah tampan Hugh Randall memenuhi layar po
Alis Hugh Randall berkerut. “Memangnya salah kalau aku genit dengan istri sendiri? Aku punya surat nikah, aku bebas bersetubuh denganmu.”Brenda Wright terdiam membisu beberapa saat, lalu berkata, “Apa kamu ada urusan lain? Kalau tidak ada, aku putuskan dulu.”“Tidak ada urusan apa-apa, aku cuman ingin beri tahu, besok aku akan masuk gunung. Di sana tidak ada sinyal. Kalau kamu tidak bisa menghubungiku, jangan panik, ya.”Masuk gunung?Hati Brenda Wright seketika terasa tegang. Hugh Randall memang tidak mengatakan seberapa bahayanya misi kali ini, tapi dia bisa merasakan bahwa misi kali ini cukup berbahaya. “Gunung mana? Apa berbahaya?”Hugh Randall melihat istrinya dengan kedua mata berkilauan. Ini adalah pertama kalinya Brenda Wright berinisiatif menanyakan kondisinya. Hanya saja Hugh Randall tidak boleh mengatakannya, ini adalah rahasia perusahaan.“Rahasia,” jawab Hugh Randall.Jawaban Hugh Randall sedikit mengagetkan Brenda Wright. “Oh, kalau begitu, lupakan saja, anggap saja aku
“Permisi bagaimana kondisi gempa di gunung sana? Apa tim evakuasi sudah masuk ke gunung? Apa ada korban jiwa?”“Sampai sekarang sudah ada dua tim evakuasi yang masuk ke gunung. Mereka sudah berhasil menyelamatkan puluhan orang, tapi empat di antaranya meninggal dunia.”Apa?Empat di antaranya meninggal dunia?Raut wajah Brenda Wright seketika menjadi pucat. Dia sungguh takut apabila Hugh Randall termasuk salah satu dari keempat orang itu.“Di mana korban yang sudah meninggal? Apa aku boleh melihatnya?”“Boleh.”Ketua Tim Evakuasi membawakan jalan. Brenda memeriksanya … dan tidak ada Hugh Randall.Hatinya terasa sedikit lega. Hanya saja hatinya masih terasa tegang, apalagi ketika mendengar suara tangis histeris anggota keluarga korban.Saat ini tim evakuasi ketiga sedang siap sedia untuk berangkat. Brenda Wright mengenakan pelindung, lalu bergabung ke dalam tim dan memasuki gunung.Brenda Wright sudah berada di dalam gunung selama dua hari. Dia bersama tim evakuasi melakukan penyelamata
Tadi Brenda Wright mengira Hugh Randall sudah mati.“Brenda, kamu tidak apa-apa, ‘kan? Cepat berdiri!” Ketua Tim Evakuasi mengulurkan tangan untuk memapah Brenda Wright.Baru saja Brenda Wright berdiri, dia pun mendengar suara familier dari belakang, “Bos, dengar-dengar sudah terjadi gempa di gunung ini. Untung saja kita bukan masuk ke gunung ini. Kalau tidak, tamatlah riwayat kita semua.”“Jangan omong kosong! Coba lihat apa yang bisa kita bantu,” terdengar lagi suara magnetis yang familier.Brenda Wright langsung terkaku, suara ini ….Dia lekas membalikkan badan, dan tampak sesosok tubuh jangkung di dalam kerumunan itu, tampak Hugh Randall yang dicari-carinya selama ini.Hugh Randall berdiri tegak di sana. Dia mengenakan kaos berwarna hitam dengan celana corak tentara dan sepatu bot hitam. Hugh Randall yang penuh pesona itu tampak memukau di dalam kerumunan. Dia!Akhirnya dia kembali dengan selamat!Rasa penat di hati Brenda Wright seketika menghilang. Bahkan rasa panik dan letih pu
Hugh Randall berlari ke depan, tapi dia tidak menemukan bayangan tubuh yang dicarinya. ‘Jangan-jangan aku salah lihat?’‘Tapi jelas-jelas dia ada di sini?’“Bos, ada apa denganmu? Kamu cari siapa?” Semua orang pergi menghampiri Hugh Randall.Hugh Randall menggeleng. “Tidak apa-apa.”Bella Jaspal mengikuti arah pandang Hugh Randal, tapi dia tidak menemukan siapa-siapa. “Bos, sini biar aku perban.” Tangan Bella Jaspal hendak memegang tangan Hugh Randall, tapi Hugh Randall langsung mengangkat tangannya, tidak memperbolehkan dia untuk menyentuh. “Tidak usah, biar dokter militer saja. Kamu juga sedang terluka. Kalian semua istirahat dulu.”“Oke.”Hugh Randall berjalan ke sebelah.Tatapan Bella Jaspal terus tertuju pada diri Hugh Randall. Saat ini seseorang berkata, “Bella, kenapa kamu terus melihat Bos? Jangan-jangan kamu suka sama Bos?”Wajah Bella Jaspal langsung bersemu merah. “Siapa juga yang tidak suka orang seperti Bos? Memangnya kalian tidak suka?”“Kami memang suka, lebih tepatnya
Suara ketus Hugh Randall langsung terdengar, “Brenda, kenapa kamu baru mengangkat teleponku?”“Tadi ponselku tidak ada baterai, aku baru saja membukanya. Ada masalah apa?”Hugh Randall dapat merasakan suara datar Brenda Wright. Bukankah Brenda Wright sudah mengubah pandangannya terhadap Hugh Randall? Brenda Wright bahkan pernah menunjukkan sikap lembutnya, tapi kenapa dia malah kembali bersikap dingin?”Setelah tertegun sejenak, Hugh Randall melembutkan nada bicaranya dan bertanya, “Ada apa denganmu?”“Tidak apa-apa.”“Apa nada bicaraku terlalu kasar? Kalau iya, aku minta maaf. Aku sudah meneleponmu berkali-kali, tapi panggilanmu malah tidak terhubung. Apa kamu tahu aku sangat mencemaskanmu?” jelas Hugh Randall.“Apa masih ada yang ingin disampaikan? Kalau tidak ada, aku tutup dulu. Aku ingin bawa Joan pergi bermain.” Brenda Wright menjaga jarak di antara dirinya dan Hugh Randall.Hugh Randall menggigit bibirnya. Selama dinas ke gunung, Hugh Randall sangat merindukan Brenda Wright. Apa
Sebenarnya perasaan Brenda Wright terasa sangat kacau saat ini. Setelah perjalanan ke gunung kali ini, Brenda Wright menyadari bahwa dia memendam perasaan tidak jelas terhadap Hugh Randall, sepertinya dia mulai menyukai lelaki itu.Tapi Brenda Wright merasa dirinya tidak seharusnya menyukai iblis itu. Ketika memikirkan apa yang pernah dilakukannya, Brenda Wright sangat membenci Hugh Randall. Itulah alasan kenapa Brenda Wright bersikap dingin terhadapnya. Dia tidak tahu bagaimana menghadapi perasaannya saat ini.Brenda Wright meletakkan ponsel ke samping, lalu tidur dengan memeluk Joan. Dia sama sekali tidak membalas pesan Hugh Randall. Padahal Hugh Randall hanya pergi dinas saja, tapi kenapa hubungan mereka malah menjadi seperti ini.Hugh Randall juga sudah mengantuk lantaran dia belum sempat tidur selama beberapa hari ini. Sekarang semua orang sudah tertidur, tapi Hugh Randall masih tidak bisa tidur.Saat ini terdengar suara ketukan pintu. Bella Jaspal berdiri di depan pintu dan berk
Mulut manis Joan membuat Hugh Randall merasa sangat gembira.Tatapan Hugh Randall lalu beralih pada diri Brenda Wright. “Apa masih ada makanan di rumah? Aku lapar, belum makan malam.”“Kamu ingin makan apa? Aku suruh Bibi masak untukmu,” tanya Brenda Wright.“Aku ingin makan mi masakanmu.”Hugh Randall ingin Brenda Wright memasak untuknya. Hanya saja, Brenda Wright tidak merespons.“Begitu misi selesai, aku langsung buru-buru pulang. Aku sudah tidak sabar ingin bertemu kamu dan Joan. Sekarang perutku lapar sekali. Apa kamu tega melihatku mati kelaparan?”Hati Brenda Wright masih tidak luluh. Ucapan Hugh Randall memang agak lebai, tapi dia tidak berbohong, dia memang pulang dengan terburu-buru dan belum sempat makan.Brenda Wright mengesampingkan selimutnya, lalu menuruni ranjang. “Aku pergi masak dulu.”…Begitu masuk ke dapur, Brenda Wright mulai memasak. Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki dari belakang. Orang itu adalah Hugh Randall. Dia langsung memeluk Brenda Wright dari belaka