“Wahh!”Kawan-kawan Hugh Randall mulai membuat kericuhan. “Bos, kalian berdua mesra sekali, ya!”“Bos, kami semua masih belum menikah. Jangan melukai hati para jomlo, dong!”Wajah Brenda Wright seketika bersemu merah. Saat ini Hugh Randall yang sedang memeluk pinggang langsingnya dan langsung membalas, “Awas! Pergi sana!” Semua orang langsung berjalan pergi.Hugh Randall menatap istri cantik di dalam pelukannya. “Apa kamu benar-benar akan meneleponku? Kalau begitu, aku akan menunggu telepon darimu.”Brenda Wright mengulurkan tangan untuk menggandeng Joan, lalu kembali menatap Hugh Randall. “Iya, iya, semua orang sedang menunggumu. Cepat pergi sana.”“Kalau begitu, aku pergi dulu.” Hugh Randall membalikkan badan dan berjalan pergi.Melihat bayangan punggung yang semakin menjauh, entah kenapa hati Brenda Wright terasa sedikit sedih. Saat Hugh Randall hendak memasuki mobil, Brenda Wright tiba-tiba memanggilnya, “Hugh!”Hugh Randall memalingkan kepalanya, lalu melayangkan senyuman. “Ada ap
“Mami,” panggil Joan sambil berlari ke sisi ibunya.Brenda Wright spontan tersenyum dan menggandeng tangan kecil sang putri kecil. Alhasil, dia pun lupa untuk membalas pesan Hugh Randall.Mereka berdua kembali ke rumah. Setelah bermain dan membasuh tubuh, Joan bertanya, “Mami, apakah Papi sudah sampai di tujuan?”“Papi sudah sampai. Papi juga sudah mengirim pesan kepada Mami.” Brenda Wright membuka pesan yang dikirim Hugh Randall tadi, dan memperlihatkannya kepada Joan.Saat ini, ponsel kembali berbunyi. Hugh Randall mengirim pesan suara yang hanya berdurasi dua detik. Brenda Wright kebingungan. Apa Hugh Randall tidak ada kerjaan? Kenapa dia terus mengirim pesan? Jangan-jangan dia terus bermain ponsel di saat bekerja?Pesan suara dibuka, lalu terdengar suara.[Apa kamu sudah tidur?]Suara rendah dan magnetis menembus di telinga Brenda Wright, suara itu terdengar sangat memesona.“Mami, Papi mengirim pesan suara untuk kita. Cepat balas pesan Papi.” Joan mendesak.Brenda Wright terpaksa
Suara “ting” terdengar. Akhirnya balasan yang ditunggu-tunggu datang juga.Brenda Wright segera membuka pesan baru, lalu tampak foto yang dikirim oleh Hugh Randall. Di dalam foto terlihat ada masakan-masakan yang dipajang di atas meja. Dari segi bentuk dan warna, sepertinya masakan itu sangatlah lezat. Tidak perlu diragukan lagi, masakan itu pasti dimasak dengan sepenuh hati oleh si Kakak Cantik.Brenda Wright mengetik beberapa kata, lalu dihapus, lanjut mengetiknya, dan dihapusnya lagi. Dia tidak tahu apa yang harus dibalasnya.Saat ini, ponsel kembali berdering. Brenda Wright menerima panggilan video dari Hugh Randall. Dia merasa ragu untuk menjawab atau tidak. Namun pada akhirnya, Brenda Wright memutuskan panggilan itu.Hugh Randall langsung mengirim pesan.[Kenapa kamu tidak mengangkat panggilanku?]Brenda Wright membalas.[Joan sudah tidur. Aku takut akan membangunkannya.]Seketika, Hugh Randall mengirim pesan suara kepadanya.Brenda Wright langsung mengecilkan volume ponsel dan m
“Anaknya bahkan sudah setinggi ini!” Thea memperagakan dengan tangannya.Di benak Brenda Wright seketika muncul seorang anak laki-laki. Anak itu adalah anak haram Hugh Randall dengan Kakak Cantik itu.Astaga, apa yang sedang dipikirkan Brenda Wright?Brenda Wright menggeleng-geleng, berusaha menyingkirkan bayangan tubuh anak kecil itu dari pikirannya. Sepertinya Brenda Wright sudah berpikir kebanyakan. Sekarang kondisi tubuh Hugh Randall sedang tidak fit. Meski Hugh Randall ingin memiliki anak haram, dia juga tidak bisa melakukannya.Saat ini Joan dan teman sekolahnya berlari menghampiri mereka, memotong topik pembicaran yang canggung itu. Kali ini Brenda Wright baru merasa lega.Malam harinya sewaktu di rumah, baru saja Brenda Wright keluar dari kamar mandi, Joan langsung berlari lalu menyerahkan ponsel kepadanya. “Mami, ini untukmu.”Apa?Brenda Wright mengambil ponsel dan melihat sekilas. Ternyata panggilan video sedang tersambung, tampak wajah tampan Hugh Randall memenuhi layar po
Alis Hugh Randall berkerut. “Memangnya salah kalau aku genit dengan istri sendiri? Aku punya surat nikah, aku bebas bersetubuh denganmu.”Brenda Wright terdiam membisu beberapa saat, lalu berkata, “Apa kamu ada urusan lain? Kalau tidak ada, aku putuskan dulu.”“Tidak ada urusan apa-apa, aku cuman ingin beri tahu, besok aku akan masuk gunung. Di sana tidak ada sinyal. Kalau kamu tidak bisa menghubungiku, jangan panik, ya.”Masuk gunung?Hati Brenda Wright seketika terasa tegang. Hugh Randall memang tidak mengatakan seberapa bahayanya misi kali ini, tapi dia bisa merasakan bahwa misi kali ini cukup berbahaya. “Gunung mana? Apa berbahaya?”Hugh Randall melihat istrinya dengan kedua mata berkilauan. Ini adalah pertama kalinya Brenda Wright berinisiatif menanyakan kondisinya. Hanya saja Hugh Randall tidak boleh mengatakannya, ini adalah rahasia perusahaan.“Rahasia,” jawab Hugh Randall.Jawaban Hugh Randall sedikit mengagetkan Brenda Wright. “Oh, kalau begitu, lupakan saja, anggap saja aku
“Permisi bagaimana kondisi gempa di gunung sana? Apa tim evakuasi sudah masuk ke gunung? Apa ada korban jiwa?”“Sampai sekarang sudah ada dua tim evakuasi yang masuk ke gunung. Mereka sudah berhasil menyelamatkan puluhan orang, tapi empat di antaranya meninggal dunia.”Apa?Empat di antaranya meninggal dunia?Raut wajah Brenda Wright seketika menjadi pucat. Dia sungguh takut apabila Hugh Randall termasuk salah satu dari keempat orang itu.“Di mana korban yang sudah meninggal? Apa aku boleh melihatnya?”“Boleh.”Ketua Tim Evakuasi membawakan jalan. Brenda memeriksanya … dan tidak ada Hugh Randall.Hatinya terasa sedikit lega. Hanya saja hatinya masih terasa tegang, apalagi ketika mendengar suara tangis histeris anggota keluarga korban.Saat ini tim evakuasi ketiga sedang siap sedia untuk berangkat. Brenda Wright mengenakan pelindung, lalu bergabung ke dalam tim dan memasuki gunung.Brenda Wright sudah berada di dalam gunung selama dua hari. Dia bersama tim evakuasi melakukan penyelamata
Tadi Brenda Wright mengira Hugh Randall sudah mati.“Brenda, kamu tidak apa-apa, ‘kan? Cepat berdiri!” Ketua Tim Evakuasi mengulurkan tangan untuk memapah Brenda Wright.Baru saja Brenda Wright berdiri, dia pun mendengar suara familier dari belakang, “Bos, dengar-dengar sudah terjadi gempa di gunung ini. Untung saja kita bukan masuk ke gunung ini. Kalau tidak, tamatlah riwayat kita semua.”“Jangan omong kosong! Coba lihat apa yang bisa kita bantu,” terdengar lagi suara magnetis yang familier.Brenda Wright langsung terkaku, suara ini ….Dia lekas membalikkan badan, dan tampak sesosok tubuh jangkung di dalam kerumunan itu, tampak Hugh Randall yang dicari-carinya selama ini.Hugh Randall berdiri tegak di sana. Dia mengenakan kaos berwarna hitam dengan celana corak tentara dan sepatu bot hitam. Hugh Randall yang penuh pesona itu tampak memukau di dalam kerumunan. Dia!Akhirnya dia kembali dengan selamat!Rasa penat di hati Brenda Wright seketika menghilang. Bahkan rasa panik dan letih pu
Hugh Randall berlari ke depan, tapi dia tidak menemukan bayangan tubuh yang dicarinya. ‘Jangan-jangan aku salah lihat?’‘Tapi jelas-jelas dia ada di sini?’“Bos, ada apa denganmu? Kamu cari siapa?” Semua orang pergi menghampiri Hugh Randall.Hugh Randall menggeleng. “Tidak apa-apa.”Bella Jaspal mengikuti arah pandang Hugh Randal, tapi dia tidak menemukan siapa-siapa. “Bos, sini biar aku perban.” Tangan Bella Jaspal hendak memegang tangan Hugh Randall, tapi Hugh Randall langsung mengangkat tangannya, tidak memperbolehkan dia untuk menyentuh. “Tidak usah, biar dokter militer saja. Kamu juga sedang terluka. Kalian semua istirahat dulu.”“Oke.”Hugh Randall berjalan ke sebelah.Tatapan Bella Jaspal terus tertuju pada diri Hugh Randall. Saat ini seseorang berkata, “Bella, kenapa kamu terus melihat Bos? Jangan-jangan kamu suka sama Bos?”Wajah Bella Jaspal langsung bersemu merah. “Siapa juga yang tidak suka orang seperti Bos? Memangnya kalian tidak suka?”“Kami memang suka, lebih tepatnya
Bella melihatnya tidak bicara dan mendadak merasa sedikit tidak yakin. Pertama dia tidak tahu apakah Hugh percaya atau tidak, kedua dia tidak tahu apakah Hugh bersedia bertanggung jawab. Bella mengenakan pakaiannya dengan cepat dan mengejar lelaki itu.“Kak Hugh, sekarang aku milikmu, kamu tahu sendiri perasaanku padamu. Aku menyukaimu dan hanya ingin menikah denganmu saja. Sekarang kesucianku sudah kuberikan padamu, kalau kamu nggak mau tanggung jawab, aku akan … aku akan bunuh diri!”Bella terisak hebat sedangkan Hugh hanya diam tidak berbicara.“Kak Hugh, kalau gitu akan mau mati saja,” kata Bella sambil berbalik untuk membanting dirinya ke tembok.Tiba-tiba Hugh mengulurkan tangannya dan menarik perempuan itu sambil berkata, “Bella, kamu ngapain? Aku nggak bilang nggak mau tanggung jawab!”Bella terlonjak dalam hati. Maksudnya lelaki itu mau bertanggung jawab pada dirinya?“Kak Hugh, aku tahu Kakak ada perasaan padaku,” ujar Bella dan langsung memeluk pinggang lelaki itu. Wajahnya
Sakit sekali. Kedua mata Bella berair karena rasa sakit yang luar biasa menyiksanya. Bella mendongak dan menatap lelaki yang ada di atas kasur dengan memelas dan merengek, “Bos.”Hugh berbalik dan kembali memunggungi perempuan itu. Detik itu juga Bella curiga jangan-jangan Hugh sengaja melakukan hal ini. Lelaki itu sengaja mempermainkannya dan menendangnya hingga jatuh. Sebagai seorang perempuan, ditendang hingga jatuh dari kasur merupakan sesuatu yang begitu memalukan.Bella merangkak naik lagi ke sisi Hugh dan melihat lelaki itu yang kedua matanya masih terpejam. Napasnya tampak teratur dan terlihat memang tertidur karena mabuk.“Bos, Bos,” panggil Bella beberapa kali.Hugh tidak ada reaksi dan tetap tidur. Bella merasa sedikit aneh, jangan-jangan dia yang terlalu banyak berpikir yang aneh-aneh? Lelaki ini pasti sudah mabuk karena sudah menghabiskan begitu banyak alkohol. Dia mendorong pintu kamar mandi dan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.Setelah itu dia mengenakan bathrobe p
“Bos, kenapa minum sendirian? Sini, biar aku temani.”Bella menuangkan satu gelas alkohol untuk dirinya sendiri dan menghabiskannya dalam sekali tegukan. Hugh tidak melihat perempuan itu, tetapi dia tidak menjauhkannya juga. Setelah Bella menghabiskan satu gelas alkohol, Hugh juga ikut menghabiskan satu gelas lagi.Bella melihat ada harapan karena dulu Hugh pasti akan mengabaikannya. Ternyata kepergian Brenda membuatnya memiliki tempat di sisi lelaki itu. Semua usahanya akhirnya terbayarkan.“Bos, Bos terlihat nggak senang karena Brenda? Dia benar-benar nggak tahu bersyukur, mungkin karena terlalu sering dimanja. Brenda nggak bisa jadi istri yang baik, tapi juga nggak bisa jadi ibu yang baik. Dia nggak bisa menyayangimu. Hidup dengan perempuan itu pasti sangat melelahkan. Bos, lupakan saja dia.”Bella menuangkan satu gelas alkohol lagi untuk Hugh. Lelaki itu hanya diam saja dan menerima alkohol dari Bella serta menghabiskannya. Perempuan itu lanjut menuangkan alkohol pada Hugh dan deng
Mendengar Brenda memanggilnya dengan sebutan “Suami” membuat Hugh langsung melayangkan kecupan dalam di bibir perempuan itu.***Bella terlihat sangat panik karena dia selalu menunggu saat-saat di mana Hugh dan Brenda akan cerai. Dengan begitu dia akan mudah untuk kembali dengan Hugh. Teman baiknya yang bernama Jenny berlari ke arahnya. Jenny merupakan orang yang menggantikan vitamin kalsium menjadi obat penggugur janin dan memberikannya pada Brenda. Dengan bahagia dia berkata, “Bella, aku kasih tahu sebuah kabar baik!”“Kabar baik apa?”“Bos sama Brenda sedang ribut. Brenda sampai pindah keluar.”“Benarkah?” tanya Bella dengan kedua mata berbinar.“Tentu saja beneran! Kamu boleh lihat sendiri, ada banyak orang yang lagi tahan dia. Aku juga baru dari sana dan langsung kasih tahu kamu kabar baik ini.”“Kalau gitu buruan kita ke sana!”Bella bergegas berlari ke tempat Hugh dan ternyata di sana sudah ada banyak orang. Kedua suami istri itu sudah saling melempar seruan dengan wajah memerah
Kenapa bahas tentang ini lagi? Hugh khawatir Brenda akan marah dan ngambek lagi. Dengan cepat dia memeluk Brenda dan dengan memelas berkata, “Sudahlah Brenda, kamu maafkan aku saja. Aku juga nggak ingin bunga-bunga jelek itu.”Brenda memeluk pinggul lelaki itu dan bertanya, “Lalu apa rencana kamu untuk memberikan Bella pelajaran?”Hugh berpikir sesaat kemudian membisikkan idenya pada Brenda dan disambut dengan anggukan kepala oleh perempuan itu. Dia merasa ide lelaki itu sangat cemerlang.“Kalau gitu kita jalankan! Nggak perlu takut Bella tunjuk wujud aslinya.”“Iya.”“Kamu buruan bangun, Joan sudah mau pulang.”Hugh mengusap wajah cantik perempuan itu dan mengecupnya sambil berkata, “Masih ada sedikit waktu, aku masih mau sama kamu.”Brenda merasa hatinya dipenuhi dengan bunga-bunga. Kedua tangannya melingkari leher lelaki itu dan membalas kecupannya. Sesaat kemudian Brenda merasakan tangan lelaki itu sudah sampai di kancing bajunya. Dengan cepat dia menghentikan Hugh dan berbisik, “N
Ciuman tersebut membuat keduanya tidak rela untuk menyudahinya. Saat ciumannya terhenti, Hugh masih memeluk tubuh perempuan itu dengan erat.“Brenda, aku nggak berani melepaskan peganganku karena semuanya terlalu indah. Seperti aku sedang bermimpi! Aku takut begitu aku melepaskanmu, aku akan tersadar dari mimpi ini.”Brenda menggigit sudut bibir lelaki itu pelan dan membuat Hugh merintih dan membuka matanya. Bola mata jernih Brenda menatap lelaki itu dengan dalam dan penuh arti sambil bertanya, “Sekarang kamu masih merasa sedang bermimpi?”“Nggak, semua ini nyata! Kamu ada di depanku!” kata Hugh sambil tersenyum lebar.Brenda menenggelamkan dirinya dalam lelaki itu lagi dan membuka hatinya dengan semakin lebar. Hugh mengelus rambut Brenda dan berkata, "Brenda, kita berempat harus bersama dan hidup bahagia. Kamu nggak boleh apa-apain lagi anak di perutmu ini ya?” Tangan Hugh berada di perut rata Brenda.“Kapan aku pernah apa-apain anak di perutku ini? Meski aku dulu benci denganmu, aku
Brenda ingin mendorongnya menjauh tetapi lelaki itu tidak berpindah sama sekali. Mungkin karena dia memang sudah memakai hati dan jatuh cinta pada lelaki itu. Hugh membopong tubuh perempuan itu dan membawa ke mobil kemudian pulang ke rumah.***Brenda sedang baring di kasur untuk istirahat. Lengan Hugh melingkari tubuhnya dari belakang dan memeluknya dengan erat. Saat ini mereka berdua hanya diam dan tidak berbicara, tetapi hati kedua orang tersebut seakan sedang saling terhubung dan berdekatan.Perempuan itu masih memunggungi Hugh dan hanya dibatasi dengan selembar kain tipis. Meski begitu, Brenda masih bisa merasakan detakan jantung lelaki di belakangnya. Hugh mengecup rambut lembut perempuan itu dan berkata,“Brenda, aku tahu kalau aku sudah melakukan banyak kesalahan dulu. Oleh karena itu aku nggak berani berpikir kalau kamu akan jatuh cinta padaku suatu hari nanti. Harapan paling besar dari diri aku adalah kamu bisa selalu berada di sampingku dan menerima cintaku serta menjadi ist
Terlihat seseorang yang berbaring di aspal karena telah ditabrak oleh mobil. Di sekitarnya ada jejak darah yang tampak begitu banyak.Karena ada beberapa orang yang berdiri di depannya, Brenda masih belum bisa melihat wajah korban kecelakaan dengan jelas. Akan tetapi kedua kakinya sudah melemas dan pikirannya mendadak menjadi kosong. Apakah orang itu adalah Hugh? Tadi lelaki itu bilang mau mengambil barang dan sampai sekarang masih belum kembali.Kedua bola mata Brenda perlahan memerah dan tampak berkaca-kaca. Satu kedipan saja sudah berhasil membuat tetesan air matanya luruh membasahi pipi mulusnya. Brenda menangis karena merasa takut. Dia takut kalau orang itu ternyata adalah Hugh.“Permisi! Tolong kasih jalan!”Mobil ambulans telah datang dan para petugas akan mengangkat korban kecelakaan tersebut untuk dibawa ke rumah sakit. Brenda melihat wajah korban tersebut dengan jelas dan ternyata bukan Hugh.“Brenda!”Terdengar sebuah suara dari balik tubuhnya. Dengan cepat Brenda membalikka
Joan sudah pulang ke rumah dan mereka juga sudah makan malam bersama. Hingga tiba waktunya untuk tidur, Hugh ternyata ikut tidur di kasur dengan Brenda dan Joan. Dia kekeh ingin tidur di dalam kamar dan enggan keluar meski sudah diusir oleh Brenda.“Hugh, kamu minggir!” kata Brenda dan hendak mendorong lelaki itu.Akan tetapi tubuh besar Hugh tidak bergeser sedikit pun. Bahkan bergerak saja tidak! Lelaki itu justru mengulurkan tangannya dan memeluk Brenda sambil berkata, “Katanya perempuan itu suka ngomong yang sebaliknya. Di mulut memang ngomong nggak mau, tapi dalam hati justru mau. Aku tahu kamu ingin aku tidur denganmu.”Joan terkekeh bahagia dan berkata, “Benar! Kita itu memang suka ngomong yang kebalikannya. Lain kali Papi harus tidur bersama dengan kami.”Brenda hanya terdiam pasrah. Setelah dia menidurkan Joan, Brenda tidak ingin bergerak lagi. Karena sedari tadi sibuk berontak, sekarang dia merasa tidak ada sisa kekuatan lagi dan sedikit capek. Perempuan yang ada dalam pelukan