"Apa?""Kau sudah memulai hidup baru sekarang, tapi mengapa masih mengungkit pria itu? Kau mungkin tidak menyadari bahwa saat kau menjalani kehidupan dan merencanakan masa depan, masih dipengaruhi olehnya."Brenda Wright mengedipkan matanya. Apakah begitu?Tidak.Brenda Wright menggelengkan kepalanya. "Aku seperti ini hanya karena dia adalah ayah Joan. Kami berdua memiliki seorang putri."Pada saat ini, ponsel Brenda Wright berbunyi, ada yang meneleponnya."Maaf, aku akan mengangkat telepon dulu."Brenda Wright berjalan ke samping dan menjawab telepon. Chelsea yang meneleponnya, lalu suara Joan Kecil yang kekanak-kanakan terdengar, "Mommy."Brenda Wright langsung menanggapi. Angin musim semi bertiup diw wajahnya dan cahaya kuning lampu jalan menyinarinya, sehingga membuatnya terlihat semakin cantik dan anggun.Josh Landon berdiri di belakang Brenda Wright dan menatapnya. Dia sudah menyukai gadis ini sejak pertama kali melihatnya tiga tahun lalu.Namun, Josh Landon selalu merasa gadis
Chelsea menekan tombol untuk menjawab panggilan, "Halo, Ibu. Oke, kalau begitu sampai jumpa besok pagi. Oke, sampai jumpa."Chelsea mengakhiri percakapan dengan ibunya, lalu tersenyum pada Brenda Wright. "Kakak, ibuku akan datang besok. Aku ingin meminta bantuannya. Apakah kau bisa membantuku menjaga Ray agar membiarkan dia bermain bersama Joan?""Oke." Brenda Wright mengangguk. "Chelsea, jangan khawatir, serahkan saja padaku."Brenda Wright membawa Joan kembali ke kamar. Chelsea dan Ray Hill sudah tertidur, Julius Hill belum pulang, jadi mereka tidur lebih dulu.Beberapa saat kemudian, Chelsea terbangun karena dia merasa pintu kamar terbuka. Julius Hill sudah kembali.Chelsea ingin membuka matanya, tetapi kelopak matanya terasa sangat berat. Jadi dia meneruskan tidurnya.Tak lama kemudian, Julius Hill yang sudah mandi naik ke tempat tidur, dan memeluk Chelsea dari belakang.Dia mencium wajah mungilnya beberapa kali.Chelsea mengerutkan tubuhnya ke dalam bantal, dan berkata dengan lem
Kenapa nomornya tidak bisa dihubungi?Julius Hill menelepon beberapa kali, tetapi tetap tidak bisa tersambung, mungkin Chelsea mematikan ponselnya.Julius Hill mengerutkan alisnya dan merasa sangat tidak nyaman.Saat menikah, Julius Hill sudah akan berusaha untuk mempercayainya. Namun, sekarang hidupnya terlalu bahagia setiap hari, sehingga membuatnya merasa tidak nyata dan semakin takut.Dia takut Chelsea tiba-tiba tidak menginginkannya lagi.Dia takut Chelsea tiba-tiba menghilang dari kehidupannya lagi."Tuan Presiden, silakan makan dulu," kata sekretaris dengan hormat.Julius Hill bangkit, lalu mengambil kunci mobil dan berjalan keluar. "Mundurkan semua jadwal sore ini. Aku akan keluar.""Baik."...Julius Hill kembali ke hotel. Dia mendorong pintu kamar hotel dan berjalan masuk, "istriku."Tempat tidurnya sudah kosong.Kamar itu juga kosong melompong dan tidak ada seorang pun di dalam.Dia pergi ke mana?Julius Hill segera datang ke kamar Brenda Wright. Brenda Wright berkata denga
Ingatan Chelsea sudah pulih. Saat dia terbangun dari hipnotis, Charlotte Shimon bertanya dengan penuh perhatian, "Chelsea, bagaimana perasaanmu sekarang?"Chelsea menyentuh kepalanya. "Bu, aku baik-baik saja. Aku sudah mengingat semuanya.""Syukurlah.""Bu, ayo kita pulang. Aku akan membawamu menemui Ray Kecil. Ray Kecil merindukan neneknya.""Oke, aku juga sangat rindu dengan Ray Kecil."Saat mereka berdua meninggalkan ruang konsultasi, pintu tiba-tiba terbuka dari luar. Angin dingin segera berhembus dan sosok tinggi dan tampan Julius Hill muncul.Chelsea mengedipkan matanya dengan kaget. "Suamiku, mengapa kau ada di sini? Bukankah kau sedang bekerja?"Chelsea benar-benar tidak menyangka Julius Hill tiba-tiba muncul di sini.Julius Hill meliriknya, lalu menatap Charlotte Shimon, dan berkata dengan hormat, "Bu, mengapa tidak memberitahuku kalau kau akan datang? Aku kan bisa menyuruh seseorang untuk menjemputmu.""Chelsea bilang kau sangat sibuk akhir-akhir ini. Aku tidak ingin mengga
Charlotte Shimon melihat jam. "Aku masih ada operasi nanti, jadi tidak bisa makan malam bersama kalian."“Bu, makanlah dulu, kan sebentar saja.” Julius Hill membujuknya.Charlotte Shimon tersenyum dan berkata, "Lain kali saja, masih ada banyak kesempatan di masa depan. Aku punya hadiah untuk Ray Kecil di mobilku. Presiden Hill, tolong pergi bersamaku untuk mengambilnya."“Oke.” Julius Hill mengikuti Charlotte Shimon.Pada saat ini, Chelsea berkata, "Bu, aku juga ikut pergi."Charlotte Shimon melirik Chelsea. "Chelsea, kau baru menjalani terapi hipnotis, jadi sebaiknya beristirahat di sini dulu."Terapi hipnotis?Julius Hill tercengang saat mendengarnya.Chelsea mengangguk. "Oke. Suamiku, kalau begitu aku akan menunggumu di sini."Charlotte Shimon membawa Julius Hill ke lantai bawah. Julius Hill segera bertanya, "Bu, mengapa Chelsea menjalani terapi hipnotis?"Charlotte Shimon menghentikan langkahnya."Presiden Hill, Chelsea kehilangan ingatannya tiga tahun lalu. Aku menggunakan tera
Julius Hill tiba-tiba menyipitkan matanya dan hampir tidak bisa mempercayai telinganya.Dia benar-benar tidak menyangka kenyataannya seperti ini. Dia selalu berpikir bahwa Chelsea tidak begitu mencintainya sehingga berulang kali meninggalkannya. Ini juga sebabnya dia selalu membenci wanita itu.Namun, dia salah.Dia salah total.“Presiden Hill, Chelsea selalu mencintaimu. Dia amat sangat mencintaimu."...Chelsea sudah menunggu Julius Hill cukup lama di dalam. Setelah beberapa saat, Julius Hill kembali dengan mata merah.“Suamiku, ada apa?” Chelsea segera menyadari ada yang aneh dengan Julius Hill. Jangan-jangan ibu mengatakan sesuatu padanya?Julius Hill berjalan ke hadapan Chelsea yang sedang duduk sofa. Kemudian, dia perlahan berjongkok dengan satu lutut di depannya.Chelsea menatapnya dalam-dalam dengan tegang dan perhatian. Ini adalah tatapan yang penuh cinta.Julius Hill memegang tangan kecilnya dan bertanya dengan lembut, "Chelsea, apakah kau kesakitan saat mengambil darah dari
Hari ini, Wenda juga datang ke Pemandian Air Panas Tiara bersama seorang wanita kaya. Hugh Randall jarang menemaninya, jadi dia hanya bisa mencari hiburan sendiri."Nyonya Laksamana, mengapa Laksamana datang bersamamu hari ini?" tanya wanita kaya itu.“Suamiku sangat sibuk jadi tidak punya waktu,” kata Wenda.“Meskipun dia sangat sibuk, kau seharusnya membawa Laksamana datang ke sin. Kau bisa memakai baju renang yang seksi di depan Laksamana. Hari ini aku sudah menyiapkan baju renang yang sangat bagus. Aku jamin Laksamana pasti akan membelalakkan matanya saat melihatmu, dan tidak sabar untuk membawamu ke dalam kamar malam ini." Wanita kaya itu terus-menerus menghasut Wenda sambil mengedipkan matanya pada Wenda dengan centil.Hati Wenda agak tergerak. "Baiklah. Kalau begitu, aku akan video chat dengan suamiku nanti dan mengajaknya datang ke sini."Pada saat ini, sebuah bola tiba-tiba mendarat di kaki Wenda. Wenda membungkuk untuk mengambil bola itu. Kemudian, suara kekanak-kanakkan se
Julius Hill tidak menduga Chelsea berpikir sejauh itu dan merasa Chelsea sangat imut sekarang. Dia paling suka melihat wanita ini begitu peduli dengannya.Julius Hill memutar tubuh Chelsea sehingga mereka saling berhadapan sekarang. Dia menatap bibir merahnya lalu menciumnya. "Kalau begitu, aku akan memberikan semua stamina padamu sekarang, agar tidak punya tenaga untuk melirik gadis-gadis muda itu lagi nanti."Chelsea mendorongnya dengan manja. "Jangan, Kakak sedang menungguku.""Tidak apa-apa, kakak tahu kita sedang berusa keras melahirkan anak kedua."Tuan Presiden sungguh tidak tahu malu....Brenda Wright sudah selesai berganti baju renang dan berjalan keluar, tetapi Chelsea belum keluar.Eh, kenapa lama sekali?Brenda Wright berjalan ke pintu kamarnya dan ingin mengetuk pintu, tetapi pada saat ini suara manis dan manja Chelsea terdengar. "Suamiku, kau nakal sekali ..."Brenda Wright sebagai orang yang berpengalaman, langsung mengerti apa yang sedang terjadi, adiknya ada di dal
Bella melihatnya tidak bicara dan mendadak merasa sedikit tidak yakin. Pertama dia tidak tahu apakah Hugh percaya atau tidak, kedua dia tidak tahu apakah Hugh bersedia bertanggung jawab. Bella mengenakan pakaiannya dengan cepat dan mengejar lelaki itu.“Kak Hugh, sekarang aku milikmu, kamu tahu sendiri perasaanku padamu. Aku menyukaimu dan hanya ingin menikah denganmu saja. Sekarang kesucianku sudah kuberikan padamu, kalau kamu nggak mau tanggung jawab, aku akan … aku akan bunuh diri!”Bella terisak hebat sedangkan Hugh hanya diam tidak berbicara.“Kak Hugh, kalau gitu akan mau mati saja,” kata Bella sambil berbalik untuk membanting dirinya ke tembok.Tiba-tiba Hugh mengulurkan tangannya dan menarik perempuan itu sambil berkata, “Bella, kamu ngapain? Aku nggak bilang nggak mau tanggung jawab!”Bella terlonjak dalam hati. Maksudnya lelaki itu mau bertanggung jawab pada dirinya?“Kak Hugh, aku tahu Kakak ada perasaan padaku,” ujar Bella dan langsung memeluk pinggang lelaki itu. Wajahnya
Sakit sekali. Kedua mata Bella berair karena rasa sakit yang luar biasa menyiksanya. Bella mendongak dan menatap lelaki yang ada di atas kasur dengan memelas dan merengek, “Bos.”Hugh berbalik dan kembali memunggungi perempuan itu. Detik itu juga Bella curiga jangan-jangan Hugh sengaja melakukan hal ini. Lelaki itu sengaja mempermainkannya dan menendangnya hingga jatuh. Sebagai seorang perempuan, ditendang hingga jatuh dari kasur merupakan sesuatu yang begitu memalukan.Bella merangkak naik lagi ke sisi Hugh dan melihat lelaki itu yang kedua matanya masih terpejam. Napasnya tampak teratur dan terlihat memang tertidur karena mabuk.“Bos, Bos,” panggil Bella beberapa kali.Hugh tidak ada reaksi dan tetap tidur. Bella merasa sedikit aneh, jangan-jangan dia yang terlalu banyak berpikir yang aneh-aneh? Lelaki ini pasti sudah mabuk karena sudah menghabiskan begitu banyak alkohol. Dia mendorong pintu kamar mandi dan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.Setelah itu dia mengenakan bathrobe p
“Bos, kenapa minum sendirian? Sini, biar aku temani.”Bella menuangkan satu gelas alkohol untuk dirinya sendiri dan menghabiskannya dalam sekali tegukan. Hugh tidak melihat perempuan itu, tetapi dia tidak menjauhkannya juga. Setelah Bella menghabiskan satu gelas alkohol, Hugh juga ikut menghabiskan satu gelas lagi.Bella melihat ada harapan karena dulu Hugh pasti akan mengabaikannya. Ternyata kepergian Brenda membuatnya memiliki tempat di sisi lelaki itu. Semua usahanya akhirnya terbayarkan.“Bos, Bos terlihat nggak senang karena Brenda? Dia benar-benar nggak tahu bersyukur, mungkin karena terlalu sering dimanja. Brenda nggak bisa jadi istri yang baik, tapi juga nggak bisa jadi ibu yang baik. Dia nggak bisa menyayangimu. Hidup dengan perempuan itu pasti sangat melelahkan. Bos, lupakan saja dia.”Bella menuangkan satu gelas alkohol lagi untuk Hugh. Lelaki itu hanya diam saja dan menerima alkohol dari Bella serta menghabiskannya. Perempuan itu lanjut menuangkan alkohol pada Hugh dan deng
Mendengar Brenda memanggilnya dengan sebutan “Suami” membuat Hugh langsung melayangkan kecupan dalam di bibir perempuan itu.***Bella terlihat sangat panik karena dia selalu menunggu saat-saat di mana Hugh dan Brenda akan cerai. Dengan begitu dia akan mudah untuk kembali dengan Hugh. Teman baiknya yang bernama Jenny berlari ke arahnya. Jenny merupakan orang yang menggantikan vitamin kalsium menjadi obat penggugur janin dan memberikannya pada Brenda. Dengan bahagia dia berkata, “Bella, aku kasih tahu sebuah kabar baik!”“Kabar baik apa?”“Bos sama Brenda sedang ribut. Brenda sampai pindah keluar.”“Benarkah?” tanya Bella dengan kedua mata berbinar.“Tentu saja beneran! Kamu boleh lihat sendiri, ada banyak orang yang lagi tahan dia. Aku juga baru dari sana dan langsung kasih tahu kamu kabar baik ini.”“Kalau gitu buruan kita ke sana!”Bella bergegas berlari ke tempat Hugh dan ternyata di sana sudah ada banyak orang. Kedua suami istri itu sudah saling melempar seruan dengan wajah memerah
Kenapa bahas tentang ini lagi? Hugh khawatir Brenda akan marah dan ngambek lagi. Dengan cepat dia memeluk Brenda dan dengan memelas berkata, “Sudahlah Brenda, kamu maafkan aku saja. Aku juga nggak ingin bunga-bunga jelek itu.”Brenda memeluk pinggul lelaki itu dan bertanya, “Lalu apa rencana kamu untuk memberikan Bella pelajaran?”Hugh berpikir sesaat kemudian membisikkan idenya pada Brenda dan disambut dengan anggukan kepala oleh perempuan itu. Dia merasa ide lelaki itu sangat cemerlang.“Kalau gitu kita jalankan! Nggak perlu takut Bella tunjuk wujud aslinya.”“Iya.”“Kamu buruan bangun, Joan sudah mau pulang.”Hugh mengusap wajah cantik perempuan itu dan mengecupnya sambil berkata, “Masih ada sedikit waktu, aku masih mau sama kamu.”Brenda merasa hatinya dipenuhi dengan bunga-bunga. Kedua tangannya melingkari leher lelaki itu dan membalas kecupannya. Sesaat kemudian Brenda merasakan tangan lelaki itu sudah sampai di kancing bajunya. Dengan cepat dia menghentikan Hugh dan berbisik, “N
Ciuman tersebut membuat keduanya tidak rela untuk menyudahinya. Saat ciumannya terhenti, Hugh masih memeluk tubuh perempuan itu dengan erat.“Brenda, aku nggak berani melepaskan peganganku karena semuanya terlalu indah. Seperti aku sedang bermimpi! Aku takut begitu aku melepaskanmu, aku akan tersadar dari mimpi ini.”Brenda menggigit sudut bibir lelaki itu pelan dan membuat Hugh merintih dan membuka matanya. Bola mata jernih Brenda menatap lelaki itu dengan dalam dan penuh arti sambil bertanya, “Sekarang kamu masih merasa sedang bermimpi?”“Nggak, semua ini nyata! Kamu ada di depanku!” kata Hugh sambil tersenyum lebar.Brenda menenggelamkan dirinya dalam lelaki itu lagi dan membuka hatinya dengan semakin lebar. Hugh mengelus rambut Brenda dan berkata, "Brenda, kita berempat harus bersama dan hidup bahagia. Kamu nggak boleh apa-apain lagi anak di perutmu ini ya?” Tangan Hugh berada di perut rata Brenda.“Kapan aku pernah apa-apain anak di perutku ini? Meski aku dulu benci denganmu, aku
Brenda ingin mendorongnya menjauh tetapi lelaki itu tidak berpindah sama sekali. Mungkin karena dia memang sudah memakai hati dan jatuh cinta pada lelaki itu. Hugh membopong tubuh perempuan itu dan membawa ke mobil kemudian pulang ke rumah.***Brenda sedang baring di kasur untuk istirahat. Lengan Hugh melingkari tubuhnya dari belakang dan memeluknya dengan erat. Saat ini mereka berdua hanya diam dan tidak berbicara, tetapi hati kedua orang tersebut seakan sedang saling terhubung dan berdekatan.Perempuan itu masih memunggungi Hugh dan hanya dibatasi dengan selembar kain tipis. Meski begitu, Brenda masih bisa merasakan detakan jantung lelaki di belakangnya. Hugh mengecup rambut lembut perempuan itu dan berkata,“Brenda, aku tahu kalau aku sudah melakukan banyak kesalahan dulu. Oleh karena itu aku nggak berani berpikir kalau kamu akan jatuh cinta padaku suatu hari nanti. Harapan paling besar dari diri aku adalah kamu bisa selalu berada di sampingku dan menerima cintaku serta menjadi ist
Terlihat seseorang yang berbaring di aspal karena telah ditabrak oleh mobil. Di sekitarnya ada jejak darah yang tampak begitu banyak.Karena ada beberapa orang yang berdiri di depannya, Brenda masih belum bisa melihat wajah korban kecelakaan dengan jelas. Akan tetapi kedua kakinya sudah melemas dan pikirannya mendadak menjadi kosong. Apakah orang itu adalah Hugh? Tadi lelaki itu bilang mau mengambil barang dan sampai sekarang masih belum kembali.Kedua bola mata Brenda perlahan memerah dan tampak berkaca-kaca. Satu kedipan saja sudah berhasil membuat tetesan air matanya luruh membasahi pipi mulusnya. Brenda menangis karena merasa takut. Dia takut kalau orang itu ternyata adalah Hugh.“Permisi! Tolong kasih jalan!”Mobil ambulans telah datang dan para petugas akan mengangkat korban kecelakaan tersebut untuk dibawa ke rumah sakit. Brenda melihat wajah korban tersebut dengan jelas dan ternyata bukan Hugh.“Brenda!”Terdengar sebuah suara dari balik tubuhnya. Dengan cepat Brenda membalikka
Joan sudah pulang ke rumah dan mereka juga sudah makan malam bersama. Hingga tiba waktunya untuk tidur, Hugh ternyata ikut tidur di kasur dengan Brenda dan Joan. Dia kekeh ingin tidur di dalam kamar dan enggan keluar meski sudah diusir oleh Brenda.“Hugh, kamu minggir!” kata Brenda dan hendak mendorong lelaki itu.Akan tetapi tubuh besar Hugh tidak bergeser sedikit pun. Bahkan bergerak saja tidak! Lelaki itu justru mengulurkan tangannya dan memeluk Brenda sambil berkata, “Katanya perempuan itu suka ngomong yang sebaliknya. Di mulut memang ngomong nggak mau, tapi dalam hati justru mau. Aku tahu kamu ingin aku tidur denganmu.”Joan terkekeh bahagia dan berkata, “Benar! Kita itu memang suka ngomong yang kebalikannya. Lain kali Papi harus tidur bersama dengan kami.”Brenda hanya terdiam pasrah. Setelah dia menidurkan Joan, Brenda tidak ingin bergerak lagi. Karena sedari tadi sibuk berontak, sekarang dia merasa tidak ada sisa kekuatan lagi dan sedikit capek. Perempuan yang ada dalam pelukan