Brenda Wright sangat tenang beberapa hari ini. Sejak Hugh Randall mengantar Wenda ke rumah sakit hari itu, mereka berdua belum kembali, kabarnya kondisi Wenda sangat parah, setiap kali bangun ingin bunuh diri.Takut akan terjadi sesuatu pada Wenda lagi, Hugh Randall selalu menjaganya dan belum pernah pulang.Brenda Wright tinggal di kamarnya seperti sedang menunggu persidangan, tarik ulur Hugh Randall dengan Wenda akan menentukan siapa pemenangnya.Mungkin karena terlalu banyak tekanan, Brenda Wright tidak bisa tidur dengan nyenyak, selera makannya juga tidak bagus, dia merasa perutnya sangat sakit malam itu.“Nona Brenda, ada apa denganmu?” Pelayan segera bertanya dengan panik.Brenda Wright memegang perutnya, "Perutku sakit, aduh, benar-benar sangat sakit."Wajah Brenda Wright menjadi pucat, keringat dingin bercucuran di keningnya.Karena Hugh Randall tidak ada di rumah, para pelayan lebih memperhatikan Brenda Wright, takut jika terjadi sesuatu dengan anak dalam perutnya, Hugh Randal
Melihat Hugh Randall bergegas keluar, Brenda Wright juga mengangkat selimut dan turun dari tempat tidur untuk mengikutinya.Pelayan menghentikannya. "Nona Brenda, Anda sedang hamil, tidak bisa keluar."Brenda Wright melihat ke arah perginya Hugh Randall. "Aku bukan keluar jalan-jalan, aku hanya ingin ikut melihatnya, siapkan mobil untukku.""Tapi Nona Brenda, Tuan ..." Pelayan ragu-ragu.Brenda Wright segera berkata, "Kau juga melihat betapa tuanmu menyayangiku, apalagi aku mengandung anaknya sekarang. Apakah kau berani melarangku?”Pelayan juga tahu Hugh Randall semakin memanjakan Brenda Wright, jadi dia tidak berani melawannya dan segera mengangguk, "Baik, aku akan meminta sopir menyiapkan mobil."...Brenda Wright bergegas ke rumah sakit dan naik lift ke atas gedung. Hari ini angin musim gugur sangat dingin dan angin di atas sangat kencang.Wenda berdiri di pinggir gedung dengan mengenakan pakaian rumah sakit. Dia makin kurus akhir-akhir ini, bergoyang seperti layang-layang yang d
Hari ini, Brenda Wright mendengar suara di luar dari dalam kamarnya, pelayan berkata, "Tuan, Nona Wenda, kalian sudah pulang."Wenda sudah keluar dari rumah sakit dan Hugh Randall kembali bersamanya.Brenda Wright membuka pintu kamar dan berjalan keluar.Hugh Randall menuntun Wenda dengan penuh perhatian menuju lantai atas. Wenda mengangkat matanya dan melihat Brenda Wright. Mereka berdua saling bertatapan. Wenda membuka pembicaraan terlebih dahulu, "Hai, Adik Sepupu, sudah lama tidak bertemu."Wenda memanggilnya "adik sepupu" dengan mesra, seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa di antara mereka bertiga.Brenda Wright mengerutkan bibirnya. "Wenda, apakah kau sudah lebih baik?"Wenda mengangguk. "Aku sudah sembuh. Omong-omong, Adik Sepupu, aku punya kabar baik untukmu. Kakak Hugh dan aku akan segera menikah, aku akan menjadi ipar sepupumu."Brenda Wright tersenyum. Tatapannya tertuju pada wajah tampan Hugh Randall. "Aku tahu, selamat."“Kakak Hugh, lihat, Adik Sepupu sedang memberi
Sebenarnya, dia juga sangat heran, mengapa Hugh Randall menyukainya.Namun, Brenda Wright tidak menyukainya.Brenda Wright masih ingat pernah berkata kepadanya, jangan pernah jatuh cinta padanya, karena itu adalah awal dari kekalahannya.Menanggapi provokasi Wenda, Brenda Wright berkata, "Wenda, kau seharusnya tahu tujuan kita sama. Aku tidak pernah berpikir ingin merebut pria denganmu, dia yang tidak membiarkan aku pergi."Wenda mengetahuinya. Justru karena ini, dia sangat cemburu dengan Brenda Wright.Brenda Wright meletakkan pisau dan garpu, lalu menyeka bibirnya dengan serbet, "Jadi Wenda, aku tidak takut denganmu, terserah yang ingin kau lakukan, karena semua yang kau lakukan akan membantuku, hanya saja ..."Brenda Wright menatapnya dengan sedih, "Wenda, apakah kau tahu kita punya pengalaman yang sama, tetapi perbedaannya adalah kau dihancurkan oleh orang lain, sedangkan orang yang menghancurkan aku adalah kekasihmu. Aku tahu kau menyalahkan aku dan membenciku, tapi kau tidak bisa
Hugh Randall meraih Brenda Wright.Brenda Wright menghentikan langkah dan menoleh untuk menatap Hugh Randall.Gerakan mereka menarik perhatian orang-orang di dalam ruangan. Semua orang berjalan keluar dan melihat Hugh Randall meraih tangan Brenda Wright. Mereka sangat terkejut dan mulai berbisik."Apa hubungan Raja Hugh dan adik sepupu ini? Mengapa aku merasa hubungan mereka tidak biasa?""Ya, aku juga merasa ada sesuatu di antara kedua orang itu. Sepertinya Raja Hugh tertarik dengan adik sepupu ini.""Tapi, bukankah Raja Hugh akan menikah? Calon pengantinnya ada di sini."Semua orang diam-diam melirik Wenda.Wenda juga berjalan keluar, dia menatap kedua orang di depan dengan wajah pucat dan memanggilnya, "Kakak Hugh."Hugh Randall tidak menoleh, hanya menarik tangan Brenda Wright di depan semua orang.Brenda Wright menatap Hugh Randall, dan berkata dengan santai, "Raja Hugh, ada apa mencariku?"Hugh Randall mengerutkan bibirnya. Dia sudah pulang sejak tadi, jadi melihat dengan jelas s
Hugh Randall mengerutkan alisnya. Dia menatap Josh Landon. "Kenapa, apakah kau tertarik dengan pengiring pengantin?"Josh Landon menatap Brenda Wright dan hanya tersenyum.“Mempelai pria, waktunya sudah tiba, ritual pernikahan sudah bisa dimulai,” kata mak comblang sambil tersenyum.Brenda Wright membawa Wenda ke depan, lalu menyerahkan tangan Wenda kepada Hugh Randall.Hugh Randall melirik Brenda Wright, lalu meraih tangan Wenda.Kedua mempelai akan memulai ritual, semua orang bergegas maju dengan penuh semangat. Entah siapa yang menabrak Brenda Wright, dia terhuyung-huyung mundur beberapa langkah.Pada saat ini, sebuah tangan terulur untuk menopangnya dengan sopan, "Hati-hati! Apakah kau tidak apa-apa?"Brenda Wright menoleh dan melihat Josh Landon, "Kau adalah?"Josh Landon adalah profesor termuda di universitas. Dia tampak tampan, berpendidikan dan sopan. Dia segera memperkenalkan dirinya. "Hai, namaku Josh Landon, aku adalah sahabat pengantin pria."Orang seperti Hugh Randall te
Brenda Wright membuang muka, tidak ingin melihat tatapan Hugh Randall.“Kakak Hugh, ayo keluar untuk menjamu para tamu, biarkan Adik Sepupu menemaniku di sini.” Wenda sengaja menyuruh Brenda Wright di sini bersamanya. Sebenarnya dia takut Hugh Randall akan bersama Brenda Wright diam-diam.Brenda Wright mengangguk, "Oke."“Adik Sepupu?” Pada saat ini, Josh Landon menatap Brenda Wright dan Wenda dengan penasaran, “Adik Wenda, apakah Nona Brenda adalah adik sepupumu? Sejak kapan kau punya adik sepupu? Seingatku kau sepertinya tidak punya adik sepupu."Melihat cara Josh Landon menatap Brenda Wright, Wenda segera tahu bahwa Josh Landon tertarik dengan Brenda Wright.Tak disangka pria berbakat seperti Josh Landon akan langsung tertarik dengan Brenda Wright. Keluarga Landon adalah keluarga kaya raya dengan latar belakang yang kuat. Selera Josh Landon selalu sangat tinggi. Mengapa semua pria tertarik pada Brenda Wright, Wenda makin kesal.Tetapi Wenda tersenyum, "Kakak Josh, Brenda bukan adi
Apakah dia bisa menipu hatinya sendiri?Brenda Wright merasa dia tidak menipu dirinya sendiri sama sekali karena dia tidak menyukai Hugh Randall. Dia benar-benar tidak menyukai iblis yang telah menghancurkan hidupnya.“Tapi sayang sekali, Brenda Wright. Semua pendirian Kakak Hugh sudah tidak ada artinya, karena dia menikahiku dan aku akan menjadi wanitanya malam ini.” Wenda berkata sambil tersenyum.Tidak ada ekspresi di wajah Brenda Wright. "Selamat kalau begitu.""Brenda Wright, malam ini kau jangan pergi, berjagalah di luar pintu kami. Aku ingin kau mendengar bagaimana aku menjadi wanita Kakak Hugh." Wenda mengajukan permintaannya.Permintaan sesat macam apa ini?Brenda Wright merasa pikiran Wenda sudah tidak sehat. Dia bahkan menyuruhnya berjaga di luar pintu malam ini."Kenapa, Brenda Wright? Apakah kau ingin menolak? Kau seharusnya tahu, aku sudah menjadi nyonya rumah di sini. Kakak Hugh selalu menurutiku, jadi kau tidak berhak menolak sama sekali."Brenda Wright menarik napas
Bella melihatnya tidak bicara dan mendadak merasa sedikit tidak yakin. Pertama dia tidak tahu apakah Hugh percaya atau tidak, kedua dia tidak tahu apakah Hugh bersedia bertanggung jawab. Bella mengenakan pakaiannya dengan cepat dan mengejar lelaki itu.“Kak Hugh, sekarang aku milikmu, kamu tahu sendiri perasaanku padamu. Aku menyukaimu dan hanya ingin menikah denganmu saja. Sekarang kesucianku sudah kuberikan padamu, kalau kamu nggak mau tanggung jawab, aku akan … aku akan bunuh diri!”Bella terisak hebat sedangkan Hugh hanya diam tidak berbicara.“Kak Hugh, kalau gitu akan mau mati saja,” kata Bella sambil berbalik untuk membanting dirinya ke tembok.Tiba-tiba Hugh mengulurkan tangannya dan menarik perempuan itu sambil berkata, “Bella, kamu ngapain? Aku nggak bilang nggak mau tanggung jawab!”Bella terlonjak dalam hati. Maksudnya lelaki itu mau bertanggung jawab pada dirinya?“Kak Hugh, aku tahu Kakak ada perasaan padaku,” ujar Bella dan langsung memeluk pinggang lelaki itu. Wajahnya
Sakit sekali. Kedua mata Bella berair karena rasa sakit yang luar biasa menyiksanya. Bella mendongak dan menatap lelaki yang ada di atas kasur dengan memelas dan merengek, “Bos.”Hugh berbalik dan kembali memunggungi perempuan itu. Detik itu juga Bella curiga jangan-jangan Hugh sengaja melakukan hal ini. Lelaki itu sengaja mempermainkannya dan menendangnya hingga jatuh. Sebagai seorang perempuan, ditendang hingga jatuh dari kasur merupakan sesuatu yang begitu memalukan.Bella merangkak naik lagi ke sisi Hugh dan melihat lelaki itu yang kedua matanya masih terpejam. Napasnya tampak teratur dan terlihat memang tertidur karena mabuk.“Bos, Bos,” panggil Bella beberapa kali.Hugh tidak ada reaksi dan tetap tidur. Bella merasa sedikit aneh, jangan-jangan dia yang terlalu banyak berpikir yang aneh-aneh? Lelaki ini pasti sudah mabuk karena sudah menghabiskan begitu banyak alkohol. Dia mendorong pintu kamar mandi dan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.Setelah itu dia mengenakan bathrobe p
“Bos, kenapa minum sendirian? Sini, biar aku temani.”Bella menuangkan satu gelas alkohol untuk dirinya sendiri dan menghabiskannya dalam sekali tegukan. Hugh tidak melihat perempuan itu, tetapi dia tidak menjauhkannya juga. Setelah Bella menghabiskan satu gelas alkohol, Hugh juga ikut menghabiskan satu gelas lagi.Bella melihat ada harapan karena dulu Hugh pasti akan mengabaikannya. Ternyata kepergian Brenda membuatnya memiliki tempat di sisi lelaki itu. Semua usahanya akhirnya terbayarkan.“Bos, Bos terlihat nggak senang karena Brenda? Dia benar-benar nggak tahu bersyukur, mungkin karena terlalu sering dimanja. Brenda nggak bisa jadi istri yang baik, tapi juga nggak bisa jadi ibu yang baik. Dia nggak bisa menyayangimu. Hidup dengan perempuan itu pasti sangat melelahkan. Bos, lupakan saja dia.”Bella menuangkan satu gelas alkohol lagi untuk Hugh. Lelaki itu hanya diam saja dan menerima alkohol dari Bella serta menghabiskannya. Perempuan itu lanjut menuangkan alkohol pada Hugh dan deng
Mendengar Brenda memanggilnya dengan sebutan “Suami” membuat Hugh langsung melayangkan kecupan dalam di bibir perempuan itu.***Bella terlihat sangat panik karena dia selalu menunggu saat-saat di mana Hugh dan Brenda akan cerai. Dengan begitu dia akan mudah untuk kembali dengan Hugh. Teman baiknya yang bernama Jenny berlari ke arahnya. Jenny merupakan orang yang menggantikan vitamin kalsium menjadi obat penggugur janin dan memberikannya pada Brenda. Dengan bahagia dia berkata, “Bella, aku kasih tahu sebuah kabar baik!”“Kabar baik apa?”“Bos sama Brenda sedang ribut. Brenda sampai pindah keluar.”“Benarkah?” tanya Bella dengan kedua mata berbinar.“Tentu saja beneran! Kamu boleh lihat sendiri, ada banyak orang yang lagi tahan dia. Aku juga baru dari sana dan langsung kasih tahu kamu kabar baik ini.”“Kalau gitu buruan kita ke sana!”Bella bergegas berlari ke tempat Hugh dan ternyata di sana sudah ada banyak orang. Kedua suami istri itu sudah saling melempar seruan dengan wajah memerah
Kenapa bahas tentang ini lagi? Hugh khawatir Brenda akan marah dan ngambek lagi. Dengan cepat dia memeluk Brenda dan dengan memelas berkata, “Sudahlah Brenda, kamu maafkan aku saja. Aku juga nggak ingin bunga-bunga jelek itu.”Brenda memeluk pinggul lelaki itu dan bertanya, “Lalu apa rencana kamu untuk memberikan Bella pelajaran?”Hugh berpikir sesaat kemudian membisikkan idenya pada Brenda dan disambut dengan anggukan kepala oleh perempuan itu. Dia merasa ide lelaki itu sangat cemerlang.“Kalau gitu kita jalankan! Nggak perlu takut Bella tunjuk wujud aslinya.”“Iya.”“Kamu buruan bangun, Joan sudah mau pulang.”Hugh mengusap wajah cantik perempuan itu dan mengecupnya sambil berkata, “Masih ada sedikit waktu, aku masih mau sama kamu.”Brenda merasa hatinya dipenuhi dengan bunga-bunga. Kedua tangannya melingkari leher lelaki itu dan membalas kecupannya. Sesaat kemudian Brenda merasakan tangan lelaki itu sudah sampai di kancing bajunya. Dengan cepat dia menghentikan Hugh dan berbisik, “N
Ciuman tersebut membuat keduanya tidak rela untuk menyudahinya. Saat ciumannya terhenti, Hugh masih memeluk tubuh perempuan itu dengan erat.“Brenda, aku nggak berani melepaskan peganganku karena semuanya terlalu indah. Seperti aku sedang bermimpi! Aku takut begitu aku melepaskanmu, aku akan tersadar dari mimpi ini.”Brenda menggigit sudut bibir lelaki itu pelan dan membuat Hugh merintih dan membuka matanya. Bola mata jernih Brenda menatap lelaki itu dengan dalam dan penuh arti sambil bertanya, “Sekarang kamu masih merasa sedang bermimpi?”“Nggak, semua ini nyata! Kamu ada di depanku!” kata Hugh sambil tersenyum lebar.Brenda menenggelamkan dirinya dalam lelaki itu lagi dan membuka hatinya dengan semakin lebar. Hugh mengelus rambut Brenda dan berkata, "Brenda, kita berempat harus bersama dan hidup bahagia. Kamu nggak boleh apa-apain lagi anak di perutmu ini ya?” Tangan Hugh berada di perut rata Brenda.“Kapan aku pernah apa-apain anak di perutku ini? Meski aku dulu benci denganmu, aku
Brenda ingin mendorongnya menjauh tetapi lelaki itu tidak berpindah sama sekali. Mungkin karena dia memang sudah memakai hati dan jatuh cinta pada lelaki itu. Hugh membopong tubuh perempuan itu dan membawa ke mobil kemudian pulang ke rumah.***Brenda sedang baring di kasur untuk istirahat. Lengan Hugh melingkari tubuhnya dari belakang dan memeluknya dengan erat. Saat ini mereka berdua hanya diam dan tidak berbicara, tetapi hati kedua orang tersebut seakan sedang saling terhubung dan berdekatan.Perempuan itu masih memunggungi Hugh dan hanya dibatasi dengan selembar kain tipis. Meski begitu, Brenda masih bisa merasakan detakan jantung lelaki di belakangnya. Hugh mengecup rambut lembut perempuan itu dan berkata,“Brenda, aku tahu kalau aku sudah melakukan banyak kesalahan dulu. Oleh karena itu aku nggak berani berpikir kalau kamu akan jatuh cinta padaku suatu hari nanti. Harapan paling besar dari diri aku adalah kamu bisa selalu berada di sampingku dan menerima cintaku serta menjadi ist
Terlihat seseorang yang berbaring di aspal karena telah ditabrak oleh mobil. Di sekitarnya ada jejak darah yang tampak begitu banyak.Karena ada beberapa orang yang berdiri di depannya, Brenda masih belum bisa melihat wajah korban kecelakaan dengan jelas. Akan tetapi kedua kakinya sudah melemas dan pikirannya mendadak menjadi kosong. Apakah orang itu adalah Hugh? Tadi lelaki itu bilang mau mengambil barang dan sampai sekarang masih belum kembali.Kedua bola mata Brenda perlahan memerah dan tampak berkaca-kaca. Satu kedipan saja sudah berhasil membuat tetesan air matanya luruh membasahi pipi mulusnya. Brenda menangis karena merasa takut. Dia takut kalau orang itu ternyata adalah Hugh.“Permisi! Tolong kasih jalan!”Mobil ambulans telah datang dan para petugas akan mengangkat korban kecelakaan tersebut untuk dibawa ke rumah sakit. Brenda melihat wajah korban tersebut dengan jelas dan ternyata bukan Hugh.“Brenda!”Terdengar sebuah suara dari balik tubuhnya. Dengan cepat Brenda membalikka
Joan sudah pulang ke rumah dan mereka juga sudah makan malam bersama. Hingga tiba waktunya untuk tidur, Hugh ternyata ikut tidur di kasur dengan Brenda dan Joan. Dia kekeh ingin tidur di dalam kamar dan enggan keluar meski sudah diusir oleh Brenda.“Hugh, kamu minggir!” kata Brenda dan hendak mendorong lelaki itu.Akan tetapi tubuh besar Hugh tidak bergeser sedikit pun. Bahkan bergerak saja tidak! Lelaki itu justru mengulurkan tangannya dan memeluk Brenda sambil berkata, “Katanya perempuan itu suka ngomong yang sebaliknya. Di mulut memang ngomong nggak mau, tapi dalam hati justru mau. Aku tahu kamu ingin aku tidur denganmu.”Joan terkekeh bahagia dan berkata, “Benar! Kita itu memang suka ngomong yang kebalikannya. Lain kali Papi harus tidur bersama dengan kami.”Brenda hanya terdiam pasrah. Setelah dia menidurkan Joan, Brenda tidak ingin bergerak lagi. Karena sedari tadi sibuk berontak, sekarang dia merasa tidak ada sisa kekuatan lagi dan sedikit capek. Perempuan yang ada dalam pelukan