Share

Bab. 3

Penulis: Bunga Peony
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-09 20:09:24

~ PERMAINAN CANTIK ~

Arsya mendekati Leya yang baru saja duduk di ruang tamu dengan toples keripik di tangannya.

"Ley, sepertinya kamu melupakan sesuatu," ucap Arsya membuat Leya mengernyitkan dahinya.

"Mana oleh-oleh untukku? Aku kan sudah menitipkannya padamu," ucap Arsya mengingatkan seraya membentangkan telapak tangan kanannya di hadapan Leya.

"Aku sibuk, jadi mana sempat berbelanja." Tepis Leya pada telapak tangan wanita berambut panjang itu.

Arsya merengut. "Tak biasanya dia mengabaikan aku. Ada apa dengannya?" batin Arsya pun bertanya-tanya.

Sebagai seorang sahabat yang begitu dekat sejak SMA, Leya selalu mengabulkan keinginan Arsya termasuk membelikan barang-barang yang wanita itu pinta. Walaupun sebenarnya Arsya bisa membelinya sendiri dari uang yang diberikan suaminya, tetapi menikmati uang Leya ada kepuasan tersendiri bagi Arsya.

"Kamu sengaja tak membawakannya untukku kan? Padahal aku sudah menantikan tas itu," ucap Arsya merajuk.

Leya memutar bola matanya muak, jika dulu dia akan membujuk sahabatnya itu setiap wanita itu menunjukkan tanda-tanda merajuk padanya. Namun kali ini berbeda, Leya bahkan ingin sekali membenamkan kepala Arsya ke kolam belakang rumahnya.

"Minta saja sama suamimu! Jangan manja. Aku capek." Leya memandang Arsya sinis. "Kapan kamu pulang? Lihat jam sudah menunjukkan pukul berapa. Pulang gih, suami di rumah urusin!" lanjut Leya mengusir.

Arsya tersentak kaget dengan perkataan Leya yang kasar.

"Hari ini aku menginap di sini, ya. Boleh kan."

"Ckkk, sebagai teman kamu tak ada pengertiannya ya. Aku baru pulang dan ingin menghabiskan waktu dengan suamiku, akan tidak nyaman jika ada orang lain di sini."

Lagi-lagi Arsya tersentak kaget. Dia menggigit bibir bawahnya memaksa untuk tersenyum. Sementara amarah di hatinya berkobar.

"Baiklah, selamat malam dan selamat bersenang-senang," pamit Arsya seraya berlalu. Leya kembali tersenyum sinis menatap kepergian wanita itu.

"Rasanya aku ingin menampar dan memakimu saat ini juga. Tapi itu tindakan bodoh, kali ini aku akan membuatmu jatuh sejatuhnya hingga kau tak lagi bisa menegakkan kepalamu dengan penuh kesombongan," gumam Leya penuh dendam.

Tatapan mata Leya beralih ke arah tangga yang melingkar menuju lantai atas pada sosok laki-laki yang kini tengah duduk santai di balkon kamar. Menggerutu seorang diri karena keinginannya tak terpenuhi.

~ ~ ~

"Ngapain kamu ngajak aku ke sini, Sayang?" tanya Abram heran dengan sikap istrinya yang tak biasa.

Pagi-pagi sekali Leya mengajak Abram pergi ke perkebunan teh yang jaraknya hanya tiga jam perjalanan, bertiga sama supir dengan alasan Leya ingin santai bersama suaminya. Sementara Bi Imah dan Pak Nanang dia suruh membantu Asna di rumahnya.

Leya berniat memasang Cctv di setiap sudut rumahnya untuk mendapatkan bukti. Dia tidak percaya siapa pun setelah kejadian perselingkuhan pada malam itu.

"Aku ingin liburan denganmu, Mas. Akhir-akhir ini aku terlalu sibuk jadi tak punya waktu untuk berdua. Makanya aku ingin banget resign akhir tahun ini."

"Masalah resign sudah kita bicarakan semalam, aku malas membahasnya lagi," tandas Abram menghentikan perbincangan mereka tentang niat Leya untuk berhenti bekerja. Lelaki itu terlihat selalu menentang, menghadirkan senyum kecut di bibir Leya.

Sesampainya di tempat tujuan, mereka berdua singgah ke sebuah cafe yang ada di dekat perkebunan teh itu. Cafe kekinian yang disuguhi view gunung menjulang tinggi serta kabut putih yang memberi kesan estetik.

Leya tak melepaskan kesempatan, dia mengeluarkan ponselnya dan mengambil selfi berdua dengan Abram sebanyak mungkin. Leya tersenyum puas melihat beberapa gambar yang menujukkan hubungan mereka yang begitu romantis.

"Makan dulu, jangan hanya main ponsel saja. Kamu belum makan dari tadi dan sayang juga makanan itu dingin karena dianggurin," tegur Abram pada istrinya.

"Nanti, Mas. Lihat Mas, foto ini bagus deh. Bagaimana kalau foto ini kamu jadikan profil di semua sosial media kamu ya!" Leya menunjukkan sebuah foto dirinya yang tersenyum manis berhadapan dengan suaminya. Seakan mereka tengah mengobrol santai.

"Apa harus?" tanya Abram terlihat enggan. Leya memasang wajah kecewa dengan sikap suaminya yang akan menolak permintaannya itu.

"Kenapa Mas? Kamu malu menujukkan pada semua orang kalau aku ini istrimu?"

"Bukan, bukan begitu. Hanya saja apa gak terlihat lebay Sayang," ucap Abram cepat. Dia tampak gelagapan menepis tuduhan istrinya.

"Lebay? Memasang poto profil dengan wajah istri sendiri kamu bilang lebay Mas?" Leya memicingkan matanya memandang suaminya. Seperti pisau tajam yang hendak menguliti tubuh lekaki itu perlahan.

"Kalau kamu pajang foto istri orang baru lebay, apalagi sampai selingkuh dengannya."

Degh!

Abram sedikit tersentak kaget. Namun dirinua begitu pintar untuk menutupinya agar Leya tak mengetahuinya.

"Aku pernah dengar dari temanku lo Mas. Katanya jika suami tak mau memajang foto istrinya sebagai foto profil sosial medianya, itu harus diwaspadai takutnya dia sedang menjaga perasaan wanita lain. Emang kamu juga begitu, Mas?" tukas Leya yang semakin membuat Abram tersentak kaget.

"Kamu ngomong apa sih, Sayang. Itu hanya mitos dan gak ada yang begituan dalam pikiranku. Bagiku kamu itu wanita yang paling cantik dan aku beruntung memiliki kamu," jawab Abram penuh rayuan. Leya tersenyum senang walau dalam hati dirinya ingin sekali muntah setelah mengetahui fakta yang ada.

Dulu mungkin Leya akan tersenyum malu dengan pipi yang memerah. Tapi kini alih-alih tersenyum malu, Leya justru tersenyum mual membodohi diri sendiri.

"Gak usah gombal kalau nyatanya omong kosong!" balas Leya menepis ucapan Abram.

Abram menghela napas pendek. Tangannya meraih ponsel Leya, mengirimkan gambar yang Leya tunjukkan ke nomornya sendiri di applikasi whatsap. Kemudian beralih pada ponselnya dan langsung melakukan yang diinginkan istrinya untuk menghentikan perdebatan.

"Nah lihat! Sekarang aku sudah lakuin apa yang kamu mau, sekarang kamu puas?"

Leya tersenyum penuh kemenangan melihat gambar mereka berdua sudah terpampang di semua sosial media suaminya dengan caption "wanita syurgaku" yang cukup membuat hatinya berbunga-bunga walau hanya sesaat.

"Terima kasih Sayang. I love you."

"I love you to honey, apa pun itu asalkan kamu senang," rayu Abram kembali.

Leya meraih cangkir kopinya, menyerap aroma cafein itu dengan santai.

"Aku yakin di suatu tempat ada yang tengah merasakan kebakaran. Pasti hatinya panas menggelegak, jiwanya meradang dengan gemuruh yang perlahan tapi pasti kian membakar hatinya. Dan tenang saja, semua ini baru permulaan."

Leya kembali menatap suaminya, tapi tatapan wanita itu kian dalam dan dingin.

Bab terkait

  • Tukar Ranjang   Bab. 4

    ~ KEBERANIAN BERMAIN API ~"Sialan! Brengsek! Katanya tidak cinta tapi kenapa memasang foto profil istrinya itu di seluruh sosial media miliknya. Maksudnya apa? Mau mempermainkan aku?" gerutu Arsya di depan meja hiasnya. Kedua tanganny terkepal di atas meja. Dia baru saja berselancar di sosial media dan melihat postingan Leya dan juga Abram yang lewat di beranda sosial medianya. Dadanya bergemuruh melihat Abram mengganti foto profilnya dengan foto istri sahnya yang tengah duduk serta tertawa mesra bersama. Tak lupa terdapat caption manis yang Abram sematkan semakin membakar hatinya. "Sepertinya kamu menikmati waktu liburan bersama istrimu itu, Mas. Kalimat manis laki-laki tak ada yang dapat di percaya."Brak! Prang!Arsya mendorong semua peralatan kosmetik yang ada di atas meja riasnya itu hingga jatuh berhamburan ke lantai. Di merasa iri dengan kemesraan orang lain yang baru saja dia lihat. Arsya dan Leya adalah teman baik jaman smp dulu. Leya yang berasal dari keluarga berada te

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-09
  • Tukar Ranjang   Bab. 5

    ~ KETANGKAP BASAH ~Jika ada yang mengatakan uang bukanlah segalanya, maka semua itu salah. Justru uanglah yang menyelesaikan masalah Leya saat ini. Dia membayar seorang pelayan untuk melakukan apa yang di perintahkan secara diam-diam. Leya juga menelpon Asna, meminta bantuan wanita itu untuk membawa suami Arsya datang bagaimanapun caranya. Cukup lama Asna tiba membuat hati Leya was-was. Dia takut pasangan bejad itu sudah lebih dulu pergi. Hampir lima jam Leya menunggu seperti orang bodoh menatap dari balik jendela tanpa bergeming. Dia menyewa kamar yang berada tepat sebelah kiri kamar yang ditempati Bram dan Arsya. Tampaknya keduanya masih asik menikmati surga dunia hingga matahari menghilang di balik langit pun tak kunjung mereka keluar. "Sampai kapan aku menunggu seperti ini?"Pintu terketuk mengagetkan Leya, membuatnya terjaga dari lamunan sedihnya. Leya bergegas membuka pintu dan langsung dia lihat Asna dan juga lelaki tinggi berahang tegas. Asna langsung masuk ke dalam yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-09
  • Tukar Ranjang   Bab. 6

    Plak! Leya mengayunkan tangannya dengan keras ke arah pipi Abram. Hatinya sakit tak terkira, dua kali dia harus menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri bagaimana suaminya bermain gila bersama sahabatnya itu. Dadanya bergemuruh. "Aku bisa jelaskan tentang ini semua, Sayang!" "Jangan panggil aku dengan sebutan itu! Aku muak mendengarnya!" sergah Leya cepat. Dia mundur satu langkah saat Abram mendekatinya. "Aku tahu kamu marah padaku, Dek. Tapi tolong dengarkan dulu penjelasanku! Semua ini tak seperti yang kamu pikirkan, Leya. Aku dijebak," balas Abram. Leya tersenyum kecut. Bisa-bisa lelaki itu berdalih dengan kalimat yang tak masuk akal. "Di jebak? Jelas-jelas kamu menikmatinya. Bagaimana Mas rasanya selingkuh dariku, enak? Apa membuat barangmu yang kecil loyo itu jadi lbih hidup?" sarkas Leya seraya melirik jijik pada apa yang ada di balik celana Abram. Abram mengepalkan kedua tangannya tak terima dengan apa yang dikatakan istrinya. Begitu tajam menginjak-injak harga di

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-01
  • Tukar Ranjang   Bab. 7

    Nirwan dan Leya pulang ke rumahnya masing-masing meninggalkan pasangan m3sum itu karena tak kuat menahan batin. Tak hanya Leya yang sesampainya di rumah keesokan harinya langsung membereskan pakaian Abram, tapi Nirwan juga melakukan hal yang sama. Dia menyuruh semua pelayan memasukkan pakaian wanita itu yang tak lagi ingin dia debgar namanya ke dalam koper tanpa ada satu pun yang tertinggal. "Ada apa sih Mbok? Kenapa tuan besar pulang-pulang dalam keadaan marah. Dan mau diapakan semua pakaian Nyonya ini, Mbok?" tanya Silvia penuh minat. Dia pelayan paling muda di dalam keluarga Anggara. Dia juga merupakan anak dari Mbok Darmi. Pelayan yang mengabdi puluhan tahun pada kekuarga tersebut. Setelah Nirwan berumah tangga, Nirwan memboyong Mbok Darmi untuk melayaninya dan juga istrinya. "Mbok juga gak tahu, Nduk. Sebaiknya kita tak usah ikut campur!" ucap wanita tua bersanggul itu pada anaknya. Mbok Darmi tahu jikaa putrinya ada rasa pada majikannya itu. Impian menjadi orang kaya yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-18
  • Tukar Ranjang   Bab. 8

    Arsya berdebat dengan satpam yang ada di depan rumahnya. Tiga koper besar sudah berjejer cantik di luar pagar. Dirinya tak diizinkan masuk, pintu pagar pun tertutup rapat tanpa dapat dia terobos. "Pokoknya aku gak mau tahu, cepat buka pintunya. Kamu pikun atau amnesia, hah! Aku Nyonya di rumah ini!" hardik Arsya jengkel. Udara panas terasa begitu menyengat kepalanya. Dia butuh waktu untuk menenangkan diri sebelum kembali ke rumah, itu sebabnya setelah kejadian itu Arsya memilih untuk tinggal sementara di hotel untuk beberapa hari. "Maafkan saya Nyonya. Saya melakukan ini juga atas dasar perintah dari Tuan muda. Dan maaf, tentu kami lebih mendengarkan kata-katanya karena selama ini beliau yang memberikan gaji pada kami."Arsya mengerang kesal dengan kedua tangan yang terkepal."Aku harus bertemu dengan Mas Nirwan sekarang juga."Arsya menerobos masuk lewat pintu kecil yang sedikit terbuka, tapi langkah kaki pak Satpam lebih dulu untuk menghadangnya. "Lepaskan aku! Aku masih istriny

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-18
  • Tukar Ranjang   Bab. 9

    Arsya terbelalak melihat tumpukan piring yang berdiri tegak di hadapannya. Abram susah dia hubungi. Lelaki itu hilang bagai ditelan bumi. Dengan menahan malu Arsya pun harus pasrah di seret ke dapur sebagai pembayar atas makanan yang sudah dia nikmati.Bukan berarti Arsya tak mencari bantuan lainnya. Dia sudah berulang kali melakukan panggilan pada beberapa nomor yang dia kenal. Seperti kata pepatah, teman datang hanya saat butuh dan lenyap saat dirimu terjatuh. Itulah yang dialami Arsya saat ini. "Cepat kerjakan itu! Setelah itu kamu bantu lap meja-meja di depan!" perintah pelayan wanita tadi dengan ketus. Tak ada lagi panggilan Nyonya yang dia sematkan di awal padanya. Arsya menatap wanita yang baru dia ketahui bernama Sheren itu dengan kesal. Tapi bukannya takut, wanita berambut pendek itu justru bertolak pinggang dengan angkuh padanya. "Kenapa? Gak terima? Kalau gak suka tinggal bayar saja apa yang sudah kamu makan. Gampang kan! Ini bergaya

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-19
  • Tukar Ranjang   Bab. 10

    "Sekarang aku harus kemana?" Di dalam mobil Arsya masih diam menatap lurus ke depan. Parkiran Resto sepi tanpa adanya satupun pengunjung. Jalan raya pun hanya ada satu atau dua mobil yang berlalu-lalang silih berganti. "Baru satu hari aku di usir dari rumah, hidupku sudah seperti gelandangan saja. Sekarang aku menginap di mana malam ini?" Arsya melakukan panggilan dengan ponselnya. Menekan kombinasi angka yang tentunya dia ingat diluar kepala. "Ada apa?" sahut suara bas dari seberang sana cukup membuat hati gelisahnya menjadi lega."Mas, aku di usir dari rumah dan malam ini aku gak tahu harus tinggal di mana?" ujar Arsya merengek manja. Untuk sesaat suara yang ada di seberang terdengar hening yang disusul dengan hembusan napas panjang. "Kamu sekarang ada di mana? Biar aku jemput.""Tidak usah! Aku bawa mobil, biar aku saja yang ke sana.""Aku ada di ruko. Kutunggu kamu di sini," balas lelaki yang tak lain a

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-20
  • Tukar Ranjang   Bab. 11

    "Dia minta harta gono-gini padamu?" teriak Asna tak percaya. Leya hanya menjawab dengan anggukan kepalanya yang lemah. Kepalanya sudah mau pecah dengan segala permasalahan yang ada. Belum lagi urusan pekerjaan yang semakin membuatnya tertekan. Leya menenggak orange jus yang masih tersisa di gelas panjangnya. Menu makan siang yang menjadi vaforitnya kini tak begitu menggugah selera. "Benar-benar lelaki tak tahu malu. Aku heran seberapa bodohnya dirimu. Apa yang kamu lihat darinya dulu hingga bersedia menerimanya menjadi suamimu?" celetuk Asna mengungkit masa lalu. Leya menghela napas panjang. Cinta membutakan mata hati dan pikirannya. Dulu leya pikir dengan saling mencinta saja sudah cukup untuk membangun rumah tangga yang bahagia. Ekonomi tak menjadi tolak ukur untuknya karena sebagai wanita mandiri dirinya memiliki karier yang bagus, bisa menjadi penunjang ekonomi rumah tangga mereka jika Abram tak mampu untuk memenuhinya. Nyatanya Abram tak cukup setia untuk menjaga janji suci

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-21

Bab terbaru

  • Tukar Ranjang   Bab. 53

    Silvia menahan sakit hati mendengarkan bentakan Liliana padanya sore ini. Semua itu disebabkan hanya karena Silvia lamban memasak makanan yang Liliana pinta dan rasanya juga tidak enak.Liliana bahkan sampai melepeh kembali makanan yang sudah masuk ke dalam mulutnya. Rasa asin yang terlalu menyengat berlomba dengan rasa getir dari bumbu yang tidak tanak saat menumis. "Sebenarnya apa saja kerjamu. Beres rumah tidak pernah rapi, masak pun juga tidak bisa." Liliana terus saja mengomel tanpa henti seakan tengah meluapkan kekesalan hati yang telah lama tersimpan. Darmi dan beberapa pelayan lainnya menyaksikan dari sudut ruangan sembari mengerjakan pekerjaan mereka. "Memang gak ada guna dia di sini. Kerjaannya cuma ngawasi seakan dirinya yang nyonya rumah," bisik seorang pelayan yang tengah memotong wortel pada temannya. "Makanya kalau ada Tuan muda dandannya menor banget," balas sebelahnya tak kalah berbisik. "Apa iya?" tanya satunya lagi yang tak pernah memperhatikan hal-hal aneh sel

  • Tukar Ranjang   Bab. 52

    Burung berkicau merdu di balik jendela mengusik ketenangan sepasang suami-istri yang baru saja terlelap saat subuh menjelang. Leya mengerjabkan matanya perlahan saat cahaya matahari merambat ke retina. Lagi-lagi Leya terbangun dengan yang terasa kram akibat aktifitas mereka semalam. Namun yang berbeda kali ini adalah Leya yang menyodorkan dirinya secara suka rela. Bukan karena cinta melainkan pasrah pada kewajiban semata. Leya tersentak kaget mendengar jam weker di atas nakas yang tiba-tiba berbunyi. Tak ingin bunyi nyaring itu membangunkan makhluk kekar yang tengah terlelap di sampingnya, Leya bergegas mematikan. Baru saja Leya hendak beranjak dari ranjang, tangan kekar Nirwan membelit pinggangnya manja. "Mau kemana?""Kerja," jawab Leya singkat. Tangannya berusaha mendorong lengan suaminya agar menyingkir dari tubuhnya. Tetapi bukannya terlepas, rangkulan tangan itu semakin erat. Nirwan membenamkan wajah ke balik punggung mulus istrinya. Menghirup aroma tubuh pendamping hidupny

  • Tukar Ranjang   Bab. 51

    Saat bias matahari baru saja muncul memudarkan warna gelap di langit. Nirwan terbangun karena terganggu oleh tangisan seseorang di sebelahnya. Lelaki itu mengucek-ngucek matanya, seraya bangkit dengan kepala yang masih terasa pusing. "Berisik!" sentaknya kasar membuat suara tangis itu terdiam sesaat. Nirwan membuka matanya, betapa terkejutnya dia mendapati wanita yang tengah menangis di sampingnya tak mengenakan busana dan hanya ditutupi selimut tebal."Silvia? Bagaimana kamu bisa ada di sini?" tanya Nirwan syok. Dan lebih syok lagi dia melihat dirinya dalam keadaan yang sama dengan Silvia, tanpa pakaian yang menutupi tubuh mereka. "Apa Tuan lupa? Kalau semalam ... kalau semalam Tuan sudah merampas kehormatan saya, hik hik hik," terang Silvia seraya kembali menangis. Tangisannya terdengar pilu membuat Nirwan semakin pusing. Nirwan memijit pelipisnya kuat, kepalanya terasa berat. Dia berusaha menarik kembali memori yang tersimpan di otaknya tentang kejadian semalam. Ingatannya hanya

  • Tukar Ranjang   Bab. 50

    Nirwan meminum langsung cairan putih dari dalam botol. Wajah dan matanya telah memerah seperti kepiting rebus yang tersapu angin malam. Nirwan bersandar pada dinding balkon ruang kerjanya, matanya menatap lurus langit yang begitu terang membentuk gugus bintang Lyra.Dalam mitologi Yunani, adalah sebuah harpa emas yang dimiliki oleh Orpheus, seorang musisi legendaris. Orpheus memiliki kemampuan untuk menjinakkan binatang buas dan membuat orang menangis dengan musiknya.Orpheus sangat mencintai istrinya, Eurydice dan ketika Eurydice meninggal, Orpheus turun ke dunia bawah untuk membawanya kembali. Namun Orpheus melanggar syarat dewa dan harus kembali ke dunia atas tanpa Eurydice.Lyra sering dikaitkan dengan musik, keindahan, dan kesedihan. Kisah Orpheus dan Eurydice menjadi simbol cinta yang abadi dan kehilangan yang menyakitkan. Nirwan terkekeh getir, dia merasa hidupnya sama seperti Orpheus. Sama-sama menyedihkan tanpa orang yang disayang.Sayang? Apakah dia menyayangi istrinya atau

  • Tukar Ranjang   Bab. 49

    Sepulang dari kantor, Leya tidak membawa mobilnya pulang ke rumah. Dirinya lebih memilih ke suatu tempat untuk menenangkan pikirannya yang berkecamuk. Leya benar-benar merasa sepi seorang diri. Dia duduk termenung di sebuah taman memandangi dedaunan yang tengah bergoyang. Sebagai seorang anak yatim-piatu kehilangan Asna membuatnya hilang tumpuan bersandar dan kini hidupnya dihadapkan oleh problematik baru di tempat kerja. Berkali-kali Leya menghapus air matanya, malang terasa di badan. Di dalam hati dia terus bertanya-tanya pada Tuhan apa kesalahannya sehingga cobaan terus datang bertubi-tubi tanpa henti dalam hidupnya. Seperti estafet yang membuatnya lelah. Leya selalu bermimpi menikah sekali seumur hidup dan membangun keluarga harmonis, namun nyatanya pengkhianatan justru menjadi luka yang amat dalam di hatinya. Langit seakan mengerti perasaannya, rintik-rintik hujan pun mulai turun dan dalam sekejap menjadi lebat. Membubarkan sekelompok orang yang asik bermain menjadi koca

  • Tukar Ranjang   Bab. 48

    Leya dan Nirwan kembali ke rumah dan kembali masuk ke dalam kamar mereka. Pertengkaran hebat pun terjadi di antara keduanya. "Hebat, istriku sekarang sungguh hebat. Apa aku kurang cukup memuaskanmu hingga kamu melirik lelaki lain di luaran sana, hah!" "Jaga bicaramu! Aku tidak serendah itu!" sungut Leya tak terima. Secara tidak langsung Nirwan telah menyamakan dirinya terhadap mantan istrinya dulu. "Lalu apa namanya? Pantas saja kamu kekeuh untuk terus menutupi status pernikahan kita, ternyata agar kamu bisa menggoda laki-laki lain di belakangku rupanya!" balas Nirwan tak kalah menyunggut. Nafasnya naik turun karena gelegak api amarah di hatinya. "Apa kamu lupa perjanjian kita. Kita menikah hanya karena—," "Persetan dengan perjanjian itu! Atau apa pun alasan dibalik pernikahan ini. Yang pasti saat ini kamu adalah istriku dan pernikahan kita sah secara hukum dan agama. Aku akan mengatur ulang semuanya dan aku akan mengabarkan pada publik tentang pernikahan kita agar kejadian

  • Tukar Ranjang   Bab. 47

    Ini pagi kesekian kalinya Leya bangun dalam keadaan tubuh terasa remuk. Lagi-lagi Nirwan memp3rk0s4nya, tapi dapatkah dirinya menyebut itu sebuah p3merk0saan jika nyatanya status mereka halal secara agama. Leya mencengkram ujung selimut erat seraya menahan sesak yang bergumul di dadanya. Ada rasa sakit akibat perlakuan suaminya tersebut, bukan hanya tubuhnya tetapi juga hatinya. Dirinya saat ini tak ubahnya seperti p3lacur halal yang dipaksa untuk memuaskan tanpa perlu ditanya apakah dia ridho memberikan tubuhnya. Pintu kamar mandi terbuka, Nirwan keluar dengan handuk yang melingkar di pinggang. Leya seakan tengah dejavu akan adegan yang pernah dirinya lalui. Tangannya bergerak menghapus air mata yang baru saja menetes. Dirinya tak ingin terlihat seperti manusia menyedihkan."Ada apa? Apa tubuhmu sakit?" tanya Nirwan lembut seraya mendekat. Nirwan seakan menjadi orang yang berbeda dengan Nirwan yang bersamanya semalam. Leya tak menjawab ataupun menoleh. Dia memilih untuk turun da

  • Tukar Ranjang   Bab. 46

    Malam minggu sepulang kantor Leya memutuskan untuk nongkrong di cafe. Dia butuh hiburan untuk menjernihkan pikirannya yang terus bergelut sehingga untuk bernapas saja Leya terasa sesak.Takdir sedang ingin bermain-main dengannya sampai-sampai Leya tak mampu lagi untuk tertawa. Live musik terdengar begitu merdu, suara penyanyi perempuan melantunkan tembang hit masa kini. Leya seakan terbawa suasana mudanya dulu. Dulu tempat seperti ini hampir setiap dua sampai tiga kali dalam seminggu dia datangi. Leya menikmati secangkir espresso miliknya, di tatapnya Cindy yang tengah senyum-senyum sendiri dengan gawainya. Sepertinya dia tengah berbagi pesan pada sang kekasih yang tengah tugas di luar kota.Dimana ada Cindy pasti ada Riko. Cindy yang gencar menjodohkan Leya bersama Riko sehingga selalu menyeret lelaki itu setiap mereka nongkrong bersama. "Beb, pacarku sudah pulang dan dia jemput aku di depan. Jadi sorry, aku gak bisa menemani kalian lama-lama di sini," ujar Cindy. Senyum bahagia s

  • Tukar Ranjang   Bab. 45

    Liliana uring-uringan di ruang tamu. Tangannya membolak-balik majalah fashion dengan perasaan tak menentu. Genap tiga hari putra dan menantunya tak pulang ke rumah tanpa kabar, dia ingi menelpon tetapi ada rasa gengsi di hatinya. Liliana juga marah dengan sikap putranya yang tak menghubungi dirinya seakan tak perduli dengan kondisi sang Mama yang tentunya akan baik-baik saja. "Kenapa mereka belum pulang juga?" gumam Liliana. Silvia yang mendengar itupun berceletuk."Sepertinya Nyonya tampak kesal. Ada apa, Nya?"Liliana menoleh sekilas seraya mencebikkan bibirnya. "Sok tahu kamu. Gak lihat saya sedang baca majalah," balasnya tak ramah.Silvia tersenyum tipis. "Dari raut wajah cantik Nyonya saja sudah jelas terlihat. Nyonya besar pasti lagi mikirin Tuan Nirwan kan, Nya," balas Silvia. "Aku masih gak habis pikir sampai saat ini, Via. Kenapa Nirwan bisa-bisanya menikah dengan sahabat istrinya itu. Apalagi suami wanita itu dengan mantan istrinya Nirwan selingkuh." Liliana masih saja

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status