Share

Perlahan Mulai Terbongkar

"Sari. Kamu tidak apa-apa 'kan?" tanyaku seraya menghampiri perempuan itu, mengulurkan tangan membantu dia untuk berdiri.

Wajah Sari masih terlihat pucat dengan peluh terus saja menyembul dari balik pori-pori.

Aku segera merogoh tas dalam-dalam, mengambil botol air mineral yang aku bawa lalu menyodorkannya kepada Sari.

"Minum dulu, Sar!" ucapku seraya mengangsurkan botol air tersebut, dan segera diambil oleh asisten rumah tanggaku dengan gemetar.

"Terima kasih, Bu." Sari Berujar pelan, hampir tidak terdengar.

"Sar, kenapa kamu takut liat papanya Mas Erlang. Ada apa?" Mengambil tangan Sari, menggengam jemarinya mencoba memberi ketenangan serta kenyamanan. Dari dulu aku memang sudah menganggap dia seperti adikku sendiri.

"Nggak tau, Bu. Paostur tubuh Pak Ilman, bekas luka di dadanya mengingat saya sama laki-laki yang menodai saya. Dan ketika liat Bapak tiba-tiba bayangan itu berkelebat dalam angan. Saya mendadak takut, Bu. Maaf. Bukannya tidak sopan dan menuduh mertuanya Ibu," katanya
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status