Share

Rekaman CCTV

Penulis: Ida Saidah
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Lamat-lamat terdengar suara sang Muadzin mengumandangkan azan subuh. Aku membuka mata perlahan, mengerjap-ngerjap sambil mengumpulkan informasi yang aku bawa dari alam mimpi.

Menggeser tangan ke sebelah kanan, Senyum penuh cinta terkembang ketika melihat Mas Erlangga masih terlelap di balik selimut tebal.

"Mas, bangun. Udah subuh!" Mengusap lembut bahunya, mendaratkan kecupan singkat ketika dia membuka mata sambil menatap dengan rasa bahagia.

"Kepala Mas pusing, Dek!" ucapnya seraya memijat pelipis.

"Pusing?" Seketika rasa bersalah menelusup dalam hati, karena sudah terlalu memaksakan diri dan terbilang nekat melakukan semuanya kepada suami.

"Iya. Sepertinya karena kebanyakan tidur. Tubuh Mas juga berasa capek banget. Lemes!"

"Ya sudah. Sebaiknya kamu mandi dulu, solat subuh, abis itu bobok lagi. Aku siapkan air hangat ya, Mas!" Mengambil daster yang tergeletak sembarangan, mengenakannya, namun, saat hendak turun dari tempat tidu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Satria izzet ilhami
lanjutannya nana thor.... ? jgn kelamaan, keburu lupa ceritanya dehh
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Tukar Posisi agar Suamiku Mengerti Kalau....   Sekeping Ingatan

    "Apa ibu kenal dengan sosok dalam video?" tanya Pak Aditya seraya memperbesar gambar di layar, dan di sana terkekam jelas saat papa mertua dan Daffo sedang menghajar Mas Erlangga, dengan posisi tubuh suamiku diikat di jok mobil.Dia memukuli suamiku tanpa ampun juga belas kasih, bahkan hingga tubuh suamiku tidak berdaya. Mereka lalu menyeret suamiku masuk ke dalam kamar, mendorongnya dengan kasar dan setelah itu pergi begitu saja setelah merapikan tempat kejadian perkara, tanpa membersihkan lantai sehingga ketika aku masuk terdapat banyak sekali bercak darah di lantai rumah, seakan Mas Erlangga habis mengalami kecelakaan."Sepertinya kedua pelaku masih penjahat amatiran, Bu. Mereka melepas CCTV, membuangnya, tetapi lupa mencari dan mengambil DVR-nya!" terangnya kemudian. Pak Aditya juga menunjukkan beberapa rekaman lainnya, termasuk saat Bang Damian masuk ke dalam kamar Sari, juga ketika dia sedang mengendap tengah malam dan masuk ke dalam kamarku. Aku tidak tahu apa yang terjadi kal

  • Tukar Posisi agar Suamiku Mengerti Kalau....   Pembelaan dari Mas Erlangga

    "Maaf, ya Dek. Memangnya ada apa?" Tangan kekar Mas Erlangga terulur, mengusap lembut rambutku yang tergerai."Aku cuma mau orang yang membuat kamu celaka serta lupa segalanya seperti ini mendapatkan keadilan, Mas. Aku ingin memenjarakan mereka, membuat mereka semua membayar apa yang sudah dilakukan sama kamu!""Sudah. Lupakan saja, Dek.""Satu lagi, Mas, kenapa saat kita berada di KBT kamu malah inget sama Sari dan Papa. Itu juga masih menjadi misteri. Aku penasaran dengan apa yang kamu ingat di sana!""Mas hanya liat perempuan dianiaya. Dan nggak tau kenapa nama itu muncul begitu saja di pikiran Mas. Mas juga..." Dia menggantung kalimat, terlihat seperti sedang memikirkan sesuatu."Apa, Mas?" Aku menatap penasaran."Mas mengingat wajah orang yang memukuli Mas, tapi Mas masih samar. Makanya Mas nggak bilang sama adek."Aku tersenyum senang. Sepertinya ini bisa jadi bukti tambahan di persidangan nanti. Awas saja kamu Daf

  • Tukar Posisi agar Suamiku Mengerti Kalau....   Menuntut Penjelasan

    "Ayo!" Dia merangkul pundakku, mengajakku masuk lalu duduk di kursi ruang tengah sambil menikmati acara televisi kesukaannya."Mas!" panggilku sembari melingkarkan tangan di pinggang, menyandarkan kepala di pundak menahan rindu yang sudah menggelora."Iya, Dek. Ada apa?" Mas Erlangga mengusap lembut rambutku."Nggak jadi!" Merapatkan pelukan, namun, tiba-tiba Bang Damian datang merusak momen kebersamaan kami."Van, tolong buatkan Abang minum!" perintahnya sambil menatap sinis ke arah Mas Erlangga."Abang bisa bikin sendiri 'kan?" Memonyongkan bibir, merasa kesal karena dia datang di saat yang tidak tepat."Buruan, Rivani. Abang haus. Kamu mau Abang sampe dehidrasi dan mati?""Ah, lebay!!""Jangan suka memerintah Vani seenaknya begitu, Bang!" protes Mas Erlangga."Kamu berani melawan?" Tiba-tiba lelaki bertato ular naga itu menarik kaos suami dan mengangkat kepalannya ke udara, hendak menghadiahi tinju.

  • Tukar Posisi agar Suamiku Mengerti Kalau....   Pengakuan Papi

    "Nggak usah dengerin omongan papi kamu, Van. Dia itu kan suka ngelantur!" Mami masih saja berusaha menyembunyikan semuanya dariku."Mam, tolong jawab dengan jujur. Sebenarnya aku anak siapa?" Menatap penuh dengan permohonan kedua bulat bening ibuku."Kamu anak mami, Sayang. Memangnya anak siapa?""Kalau Bang Dem?""Anak mami dan papi juga.""Mam, aku sudah besar. Aku berhak tau tentang siapa aku dan siapa Bang Dem. Tolong jangan rahasiakan apa pun dari aku, karena itu sangat menyakiti perasaan aku, Mam. Aku mohon. Beritahu aku, apakah benar kecurigaanku selama ini, kalau aku dan Abang bukan saudara kandung? Kami tidak memiliki hubungan darah, makanya Bang Dem selalu memintaku untuk menikah dengan dia?!""Rivani, Sayang. Astaga! Kamu ini bicara apa sih?""Aku akan cari tau sendiri, Mam. Mungkin aku memang bukan anggota keluarga ini, sehingga Mami dan Papi selalu menyimpan rahasia dari aku!" "Kamu anak kandung ma

  • Tukar Posisi agar Suamiku Mengerti Kalau....   Serba Salah

    "Sudahlah, Mam. Mami tidak perlu minta maaf. Mungkin kami berdua memang bukan jodoh. Hanya saja yang aku sesali, kenapa diantara kalian tidak ada yang jujur sama aku dan mengatakan yang sebenarnya?""Karena Mami pikir kamu juga tidak perlu tau. Takut malah menjaga jarak sama Demian dan bertambah menyakiti hatinya. Mami sayang kamu dan juga Dem. Mami nggak mau salah satu diantara kalian ada yang terluka."'Mami sudah melukai hati Bang Dem!' ujarku dalam hati, sambil menyusut air mata yang berlomba-lomba jatuh dari balik kelopak."Ya sudah. Sekarang kita lupakan saja masalah itu. Dan Papi mohon sama kamu, Van. Setelah ini tolong jangan menjaga jarak sama Dem. Kamu tetap bersikap biasa saja, seolah tidak tau kalau dia bukan kakak kandung kamu!"Aku mengambil napas dalam-dalam, melonggarkan dada yang terasa sedang terhimpit batu besar lalu mengembuskannya secara perlahan. Rasa sedih terus saja menyelimuti hati, mengingat betapa selama ini Bang Damian

  • Tukar Posisi agar Suamiku Mengerti Kalau....   Titik Terlelah

    Menghampiri Bang Damian, mengajak dia dan anak-anak pulang, namun, kedua buah hatiku malah menangis karena masih ingin melihat-lihat binatang. Mungkin karena sudah hampir empat bulan aku tidak pernah mengajak mereka kemana-mana, sehingga mereka ingin berlama-lama di luar rumah, menghilangkan jenuh yang pasti jua mereka rasakan."Lagian masih siang, Van. Baru jam satu. Biarin lah anak-anak main sebentar. Kasian mereka dikurung terus sama kamu!" kata si abang seraya memindai wajahku."Mas Erlang sudah di rumah, dan dia meminta kami untuk segera pulang.""Ribet banget suami kamu itu. Udah nggak bisa bahagiain istri, rempong pula. Udah, abaikan saja. Biarkan anak-anak seneng. Nggak tiap hari ini!"Aku mengambil gawai, menghubungi Mas Erlangga mengabari kalau anaknya tidak mau diajak pulang."Aturan nggak usah kamu ajak pergi, Dek. Kamu tau sendiri, 'kan. Anak-anak kalo udah di luar suka nggak mau pulang!" ucap Mas Erlangga terdengar menyalahkan."Tapi mereka juga butuh hiburan, Mas. Makan

  • Tukar Posisi agar Suamiku Mengerti Kalau....   Sebongkah Daging yang Mudah Terluka

    "Dek, Sayang!" Tangan kekar pria itu terulur, mengusap lembut pipi ini lalu mengecup puncak kepalaku begitu lama.Aku membuka mata dan melihat dia tengah menghapus air matanya sendiri menggunakan punggung tangan. Tetapi lagi dan lagi bibir ini terkatup, terkunci rapat tanpa bisa aku gerakkan."Sudah malam. Makan dulu, yuk! Apa mau dibawa ke sini dan Mas suapi?"Aku menggeleng pelan, kemudian beranjak dari dudukku, mengayunkan kaki menuju kamar mandi berniat ingin mengambil wudhu supaya hati ini sedikit tenteram. Mungkin dengan cara mendekatkan diri kepada Illahi Rabbi bisa menghapus rasa yang tengah bertahta.Aku harus melawan rasa ini, supaya tetap menjadi wanita tangguh karena ada ketiga anakku yang masih membutuhkan.Menggelar sajadah, bertafakur diri, meminta pengampunan kepada Sang Pemilik alam semesta, memohon ketabahan serta kesabaran. Lagi dan lagi, air mata berlomba-lomba meluncur melewati pipi seolah tidak mau berhe

  • Tukar Posisi agar Suamiku Mengerti Kalau....   Depresi

    "Kalau kamu nggak mau pergi aku yang akan pergi!" Berusaha beranjak dari brankar, akan tetapi tubuh ini terasa begitu lemas tidak memiliki tenaga sama sekali."Jangan keras kepala, Dek. Kamu ini sedang mengandung anaknya Mas, dan Mas tidak mau pergi dari kamu. Kita akan hadapi semua bersama. Mas janji akan menjadi suami yang baik buat kamu." Lagi, dia menggengam erat jemariku, lalu mengecupnya sambil menitikkan air mata.Tidak lama kemudian pintu kamar rawatku kembali terbuka. Seorang perempuan beralmamater putih bersama asistennya menghampiri, memeriksa keadaanku serta menanyakan apa yang kurasakan saat ini."Lemes, Dokter. Kepala saya sakit!" jawabku dengan suara pelan, hampir tidak terdengar."Gimana nggak lemes? Orang kata Bapak, ibu sudah dua hari nggak makan. Tolong atur pola makannya ya, Bu. Jangan sampai nggak makan, karena badan Ibu juga sudah kurus sekali. Pun dengan janin yang ada di dalam rahim ibu. Kasian dia kalau sampai kekurangan g

Bab terbaru

  • Tukar Posisi agar Suamiku Mengerti Kalau....   Ending

    Mungkin ini saatnya aku mengalah dan pergi. Membiarkan dia hidup dengan kekasih hatinya, tanpa lagi mengganggu apalagi berusaha merebut dia dari pelukan Erlangga. Semoga saja setelah ini aku bisa kembali menata hidup seperti sebelumnya, melupakan semua kenangan dan mengubur duka yang tengah bertahta dalam dada.***"Pak Damian bukan?" sapa seorang laki-laki berkoko putih saat aku sedang duduk di sebuah rumah makan."Iya, betul. Kamu siapa ya?" tanyaku penasaran, karena merasa tidak mengenal lelaki tersebut."Saya Rian, Pak. Dulu Bapak pernah menolong saya waktu saya dikejar warga gara-gara dikira copet!"Aku mengernyitkan dahi, lalu tersenyum saat mengingat kejadian beberapa tahun yang lalu. Seorang pemuda berpenampilan lusuh berlari ketakutan karena ada beberapa orang yang sedang mengejarnya, lalu aku menarik pemuda itu dan membawanya masuk ke dalam mobil.''Kenapa kamu dikejar-kejar warga?" tanyaku saat itu.

  • Tukar Posisi agar Suamiku Mengerti Kalau....   Nasib Damian

    POV Damian.Membuka mata perlahan, memegangi dada yang kadang masih terasa sakit akibat luka bekas tembakan yang diberondongkan kepadaku. Untung saja tidak mengenai jantung, sehingga aku masih memiliki kesempatan untuk hidup. Meskipun hidup tapi terasa mati, karena harus berpisah dengan separuh jiwaku.Andai saja Mami tidak mengancam akan mengakhiri hidupnya jika aku terus mengejar Rivani, 'kan kuperjuangkan cintaku sampai titik darah penghabisan, hingga akhirnya Tuhan berkenan mempersatukan kami berdua dalam ikatan suci pernikahan.Tapi ketika aku sekarat dan mengalami koma selama berhari-hari, Mami malah memanipulasinya kematianku. Dia membuat diri ini seolah-olah sudah mati, lalu membawaku terbang ke Kalimantan, dan setelah aku sehat dia terus mendesakku untuk menjauhi putrinya."Mami mohon, Dem. Jangan terus menerus mengganggu adik kamu. Dia sudah bahagia bersama pasangannya. Vani sudah bahagia bersama keempat anaknya juga. Jangan ganggu

  • Tukar Posisi agar Suamiku Mengerti Kalau....   Akhir Kisah Sari 2

    Sari duduk di bibir ranjang dengan riasan menempel di wajah,serta kebaya putih melekat di tubuh rampingnya. Tangannya terus saja meremas ujung kebaya, menahan rasa grogi luar biasa karena hari ini Andika akan mengucap janji suci di depan penghulu serta saksi, menjadikan dia sebagai seorang istri yang sah baik menurut hukum maupun agama.Rasanya bagai mimpi, karena setelah melewati titian takdir yang begitu menyakitkan akhirnya Allah meniupkan kebahagiaan di dalam hidupnya. Dinikahi oleh pengacara yang membantu menangani kasusnya, menemukan keluarga baru yang mau menerima dia apa adanya.Melalui pengeras suara, sang pembawa acara mulai membacakan susunan acara, dilanjutkan oleh pembacaan ayat suci Al-Quran lalu disusul khutbah nikah. Mata Sari mulai terlihat berkaca-kaca ketika acara inti dimulai, apalagi setelah mendengar suara ayahnya di pengeras suara."Ayah kamu datang, Sar. Dia mau jadi wali nikah kamu!" bisik Rivani sambil mengusap air mata bahagia.

  • Tukar Posisi agar Suamiku Mengerti Kalau....   Akhir Kisah Sari

    "Maaf, Pak. Kedatangan kami ke sini hanya untuk meminta restu sama Bapak, karena saya akan menikahi Sari secepatnya!" ucap Andika sambil merangkul pundak Sari, menatap tanpa takut secuil pun laki-laki yang sedang berkacak pinggang di hadapannya.Baginya, apa pun keputusan ayah Sari nanti, tidak akan menyurutkan sedikit pun niatnya untuk meminang sang pujaan hati. Dia hanya berusaha meminta restu karena Sari masih memiliki keluarga. Tidak sopan rasanya kalau tiba-tiba menikahi sang calon istri tanpa restu dari orang tuanya, karena biar bagaimanapun Sari masih punya wali."Ya sudah. Nikahi saja dia, asalkan jangan pernah dibawa pulang ke rumah ini. Sudah cukup malu saya dengan kelakuannya yang tidak bisa menjaga diri. Menjijikkan. Hamil sama mertua majikannya. Aib. Jadah!" maki laki-laki berusia setengah abad tersebut sambil menatap mencemooh ke arah putrinya sendiri."Harusnya sebagai orang tua bapak mendukung Sari, bukan malah ikut membenci seperti ini. Ka

  • Tukar Posisi agar Suamiku Mengerti Kalau....   Lamaran Dadakan

    "Ada apa, Pak?" tanya Sari sambil menatap Andika yang terus saja menundukkan kepala, dengan pipi sudah memerah seperti tomat matang."Emm...begini, Mbak Sari. Kedatangan saya ke sini, sebenarnya...emmm..."Perempuan berambut hitam panjang itu terus menyimak dengan tidak sabar, sambil terus memindai Andika yang terlihat semakin gemetar. Padahal dia biasa menghadapi beberapa kasus berat dan tidak jarang memenangkannya. Akan tetapi ketika hendak berbicara dengan Sari, mendadak bibirnya kelu. Kata-kata yang sudah dia susun sedemikan rupa hilang seketika."Ada apa, Pak? Apa Bapak mau meminta bayaran kepada saya?" Sari menatap tajam wajah lawan bicaranya, merasa sedikit takut jika tiba-tiba pengacara yang ditunjuk keluarga Erlangga untuk membantu menyelesaikan kasus yang dia hadapi tiba-tiba meminta bayaran."Bu--bukan, Mbak Sari. Kedatangan saya ke sini, mau anu..."Bu Irmawati, ibundanya Andika menyikut pinggang anaknya gemas. "Begi

  • Tukar Posisi agar Suamiku Mengerti Kalau....   Kesaksian Sari

    Kesal, merasa bodoh dan terhina. Itu yang selalu dia rasakan. Bahkan beberapa kali berniat mengakhiri hidup, akan tetapi akal sehat serta hati kecilnya selalu berbisik, melarang dia untuk melakukan hal tersebut.Melihat kedua majikannya terus saja bersiteru dan Rivani terus saja menuduh Erlangga telah berselingkuh dengannya, Sari akhirnya memutuskan untuk meninggalkan rumah tempat dia mengadukan nasib serta merasa menemukan keluarga, juga tempat dimana dia dinodai oleh Ayah mertua dari sang majikan.Namun, kepergiannya dari rumah Rivani ternyata justru membuat dia harus menjadi pelampiasan seksual Ilman. Sari tidak sengaja bertemu dengan pria bajingan itu saat hendak pergi meninggalkan kediaman Erlangga, disekap oleh Ilman dalam sebuah rumah dan harus berkali-kali melayaninya.Sari juga pernah mengalami pendarahan dan dibawa ke rumah sakit oleh pria yang menghamilinya, lalu berhasil melarikan diri ketika Ilman sedang menebus obat di apotek kemudi

  • Tukar Posisi agar Suamiku Mengerti Kalau....   Menyusui Anak Sari

    "Sar, anak kamu nangis. Kayaknya kepengen nyusu!" ucap Rivani kepada sang asisten rumah tangga yang sedang sibuk menjemur pakaian di pekarangan belakang."Iya, Bu." Sari segera menyudahi aktivitasnya dan lekas menghampiri jagoan kecilnya yang sedang menangis di atas ranjang bayi di dekat pintu."ASI kamu masih belum keluar juga?""Keluar tapi sedikit. Biasanya Arief nggak sabar kalau menyusu. Dikasih susu formula juga pup-nya suka keras!"Rivani menghela napas lalu membuangnya secara perlahan. Dia merasa tidak tega melihat anaknya Sari yang tubuhnya terlihat begitu kurus, bahkan berat badannya hampir sama dengan anaknya yang masih berusia dua bulan."Sini saya susui saja, Sar. Kebetulan ASI saya banyak. Nanti saya pompa juga biar kalau malam Arief bisa nyusu. Saya nggak tega liat dia nangis terus!" ucap perempuan berusia dua puluh delapan tahun itu seraya mengangkat putra asisten rumah tangganya, memangkunya dengan hati-hati kemudian memb

  • Tukar Posisi agar Suamiku Mengerti Kalau....   Alasan Papa dan Daffo Memukuli Mas Erlangga

    #POV AuthorErlangga duduk memaku di teras rumah sembari menatap rintik gerimis yang mengecup dedaunan. Diuasapnya tengkuk yang sering terasa sakit, apalagai semenjak kejadian pengeroyokan yang dilakukan oleh sang ayah serta adik ipar, yang hampir saja merenggut nyawanya dulu. Saat itu dia baru saja pulang dari basecamp Damian, setelah menerima tantangan kakak iparnya yang terdengar sedikit konyol. Melawan beberapa orang algojonya dengan taruhan Rivani sang istri. Awalnya pria berhidung mancung itu menolak tantangan konyol Damian, namun, si kakak ipar malah mengancam akan memisahkan dirinya dengan wanita yang teramat dicintainya itu. Karena tidak mau kehilangan orang-orang yang dicinta akhirnya dia menerima tantangan tersebut dan harus mengalakan anak buah Damian.Demi cinta Erlangga melakukan semuanya. Menahan sakit karena pukulan demi pukulan yang dilayangkan, hingga akhirnya memenangkan beberapa pertandingan walaupun harus mengalami luka-luka di sekujur badan, terutama bagian waj

  • Tukar Posisi agar Suamiku Mengerti Kalau....   Selamat Jalan

    Semua alat yang menempel di tubuh lelaki bertato ular naga itu satu per satu mulai dilepas. Tubuh kekarnya ditutup menggunakan kain hingga ke kepala, dan kami segera mengurus surat kematiannya."Mami akan menguburkan Damian di Kalimantan. Sesuai permintaan dia sebelum pergi," ucap Mami sambil mengusap air mata yang terus saja mengalir dari kelopaknya."Aku ikut, Mam. Aku ingin mengantarkan Bang Damian ke tempat peristirahatannya yang terakhir!""Tidak usah, Sayang. Kamu lagi hamil dan Abang juga berpesan supaya kamu tidak menghadiri pemakamannya. Itu wasiat Abang sama Mami kemarin, sebelum dia akhirnya mengalami koma!"Aku mengernyitkan dahi mendengar ucapan Mami. Apa iya Abang tidak mengizinkan aku untuk menghadiri pemakamannya, sementara dia begitu mencintai aku?Sepertinya tidak masuk akal. Apa jangan-jangan, Abang juga tidak memaafkan semua kesalahanku?"Mam, apa Abang tidak memaafkan aku?""Bahkan Abang me

DMCA.com Protection Status