Share

Bab151

Mendengar omongan ini, semua satpam berbalik badan dengan kompak dan langsung beranjak pergi.

“Jangan pergi, semuanya kembali!”

“Aduh, kumohon, jangan pukul lagi……”

Lili dipukuli hingga menjerit kesakitan dan memohon dengan berbagai cara. Namun, Wendi memukulinya dengan semakin hebat.

Melihat adegan ini, ketidaktegaan melintas di wajah Ria. Dia ingin maju untuk menghentikannya.

“Jangan ke sana, kamu sudah lupa betapa arogannya dia barusan?” kata David sambil menonton tontonan yang menarik.

Lili hanya bisa bersusah payah memohon. “Bu Ria, Nona Ria, kumohon padamu. Kumohon padamu, tolonglah aku……”

“Aku sudah salah. Aku tidak seharusnya menentangmu dalam berbagai hal dan lebih tidak pantas untuk mendambakan posisi presiden direkturmu……”

Saat ini, dirinya dipukuli hingga hidungnya memar dan wajahnya membengkak. Bahkan giginya juga dipukuli hingga tanggal. Semuanya setimpal dengan kesombongannya barusan.

David tahu bahwa ini sudah cukup dan dia bertanya, “Kalalu begitu bagaimana dengan m
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status