“Sebenarnya Om Nazar tahap apa?”Setelah keluar dari alam rahasia, David kemudian bertanya kepada Liman.Barusan saat berada di dalam alam rahasia Keluarga Yakub, Liman sama sekali tidak berbicara. David tahu bahwa kekuatan spiritual Nazar tidak terduga. David bahkan tidak berani bertanya di dalam alam rahasia.“Om Nazar? Siapa?” Liman tampak bingung. “Barusan kamu tidak melihat aku sedang berbicara dengan seseorang?”“Tidak. Barusan, aku melihat kamu dan Usman berdiri sejenak di depan layar cahaya, kemudian muncul di sini dengan aneh.” Omongan Liman ini membuat David sangat terkejut! Nazar bahkan langsung memblokir Liman yang berada di benaknya. Setelah berpikir dengan cermat, apakah Nazar sudah menemukan Dunia Rahasia Pola Naga miliknya?Bukannya tidak ada kemungkinan ini!David semakin takut untuk memikirkannya. Tepat pada saat ini suara Nazar tiba-tiba muncul kembali di tepi telinga David.“David, apa yang kamu lamunkan? Masih tidak pergi mencari Septian?”Hanya dengan satu p
“Jamir, kamu jangan pura-pura bodoh di depanku. Tenang saja, karena saat ini kami datang mencarinya, maka tidak akan mengambil tindakan melawannya. Kami hanya mencarinya untuk mendiskusikan sedikit urusan.”Penegak Hukum Pencak Silat Perisai Putih berbicara dengan nada marah. Melihat hal ini, Jamir membuang senyum palsu di wajahnya dan ekspresinya tampak sedikit lebih serius. “Ada urusan apa mencarinya?” “Beri dia satu kesempatan. Selama dia bersedia menyerahkan alam rahasia, Perisai Putih bersedia membiarkannya membangun kembali Keluarga Cokro! Kamu harus tahu bahwa bagi David, membangun kembali Keluarga Cokro di Kioto merupakan kesempatan macam apa.”Begitu omongan Penegak Hukum Pencak Silat Perisai Putih ini keluar, wajah Jamir mengkerut keras. “Lucu sekali. Sejak kapan Perisai Putih punya giliran memberi perintah untuk membangun kembali Keluarga Cokro atau tidak? Kamu benaran berpikir bahwa Perisai Putih bisa bertindak sesuka hari di Kioto? Lagipula, bisa dikatakan bahwa David
Ternyata Keluarga Wahidin berada di dalam sebuah Kediaman Keluarga Wahidin yang berusia ribuan tahun. David terbang di sepanjang perjalanan sampai ke tempat ini. Ternyata memang seperti apa yang dikatakan oleh Nazar, dia tidak menimbulkan kesadaran satu orang pun.Tapi walaupun demikian, David juga tidak menemukan target perjalanan kali ini dalam sesaat. Meskipun dalam alam rahasia Keluarga Yakub, keberadaan Septian pernah ditunjukkan dalam cermin, tapi Kediaman Keluarga Wahidin begitu besar dan tidak bisa memastikan suatu tempat hanya dengan melihat sekilas dari cermin. Di sepanjang jalan, David memang bertemu dengan beberapa murid Keluarga Wahidin.Dia mencari sejenak dan tetap tidak menemukan arahnya. David hanya bisa sedikit mengubah caranya. Dia hanya mengikuti seorang murid Keluarga Wahidin. Hingga sampai tertinggal dirinya sendirian, David menampakkan badan dan mencengkram tenggorokannya dengan satu tangan. Di dalam Kediaman Keluarga Wahidin, murid Keluarga Wahidin ini sama
“Aku siapa? Hahaha. Bukankah kamu terus-menerus mencariku?”David melihat wajah Septian yang kesakitan seperti ini dan langsung merasa amarahnya terlampiaskan. Dia berbicara sambil tersenyum dingin. “Ka … kamu adalah David! David yang baik! Kamu bahkan berani muncul di hadapanku. Cari mati!”Septian akhirnya mengingat siapa wajah yang tampak sedikit familiar ini. David, musuh yang membunuh putra dan cucunya! Saat musuh saling bertemu, kedua belah pihak akan semakin marah. Septian menyerang ke depan tanpa memberi kesempatan untuk menjelaskan. “Kedatangan yang bagus!” Kata David diam-diam. Dia juga menyerang ke depan dan keduanya bertarung bersama dalam waktu seketika.Ruang rahasia memanglah ruang rahasia. Dua orang bertarung dan akibatnya bahkan tidak tersebar keluar sedikit pun. Meskipun tubuh Septian sedang terluka. Saat melawan David saat ini, dia tidak hanya harus menekan ulat sutera emas beracun di dalam tubuh. Kekuatannya hanya bisa kerahkan kurang dari 10%. Tapi pada das
“David, sebenarnya kamu mau apa? Menghabiskan waktu bersamaku jauh di dalam kediaman Keluarga Wahidin ini, kamu juga tidak bisa pergi. Selama Keluarga Wahidin menemukanmu, maka mereka tentu tidak akan melepaskanmu!”Septian akhirnya sudah tidak tahan lagi dan mengerti niat David yang ternyata ingin membuatnya kehabisan tenaga sampai mati.“Keluarga Wahidin tidak akan menemukanku. Jika bisa menemukanku, sejak awal mereka sudah menemukanku. Kamu tidak sadar setelah begitu lama berlalu, tidak ada seorang pun yang datang?”David berbicara dengan dingin. Septian tiba-tiba kehabisan kata-kata. Mengingat keajaiban ruang rahasia ini, dia juga tahu bahwa apa yang dikatakan David itu benar. Di sini, pada dasarnya merupakan sebuah ruang rahasia yang secara khusus dia minta untuk mencarinya. Satu-satunya efeknya adalah menutupi aura. Tidak disangka, dirinya bahkan mencelakai dirinya sendiri. Jika terus-menerus seperti ini, mungkin dia benar-benar akan mati di sini. Ulat sutera emas beracun di
Jika terus seperti ini, saat peledakan diri berhasil, mungkin dua percikan api pun tidak ada. Mata Septian mengandung kebencian dan dia menatap David yang berada di depannya. “Apa yang sebenarnya telah kamu lakukan?”David langsung menarik pisau belati yang tertancap di dada Septian. Cahaya dingin pisau belati melintas dan tidak ada sedikit pun bercak darah. Di saat yang sama, David juga membuka sepasang tangan yang awalnya meliliti dirinya. Tidak ada jawaban.Apakah pernah melihat orang memberikan penjelasan kepada orang mati? Tak sampai sesaat. Tubuh Septian mengempis dengan cepat. Seekor ulat kecil keemasan yang berkilauan melompat keluar dari mayat yang layu dan terbang ke arah David.Bahkan David juga tidak berhenti terkejut saat melihat adegan ini. Benda ini seharusnya tidak akan masih ingin “memakan” dirinya, ‘kan?Untungnya, Davidlah yang berpikir berlebihan. Ulat sutera emas beracun berbaring di atas telapak tangan David dan tidak menunjukkan keanehan apa pun. Mungkin
Di bawah penjelasan David dengan penuh kesabaran, Ria kemudian baru tahu masalah beberapa hari ini. “Lilian, beri tahu Nona-mu bahwa Ria sudah sembuh total. Terima kasih atas perawatannya selama beberapa hari ini. Kelak, jika ada perlu, selama aku bisa membantu, maka aku tidak akan keberatan untuk maju dengan berani.”Di dalam Pondok Jerami, David berpesan kepada Lilian sebelum membawa Ria pergi. Mereka baru saja meninggalkan Pondok Jerami dan David sudah mendapat panggilan telepon dari Jamir.“Apakah aku harus pergi?” Di ujung telepon sebelah sana tidak bersuara. “Baiklah kalau begitu.”David menutup telepon. Ria tidak bisa menahan diri untuk tidak bertanya dengan penasaran, “Apa yang telah terjadi?” Kakak Ketujuhnya yang bertanya dan David tidak menyembunyikannya.“Kata Tuan Jamir, benda pusaka Pencak Silat Persaudaraan Setia, batu basal Pencak Silat Persaudaraan Setia, muncul di Jepania. Dia menyuruhku pergi merebutnya kembali.”“Ini adalah hal baik. Kenapa kamu mengelak?”“Ta
Meskipun Sari sudah merupakan orang kuat tahap petinggi silat, dia juga tidak bisa menekannya. Maka dari itu dia datang jauh-jauh ke Kioto untuk mencari Ria.Setelah mengetahui permasalahannya, Ria tampak dilema. “Kakak Ketujuh, bagaimana kalau aku menemanimu kembali ke Mamasa Selatan dulu?”David mengambil inisiatif untuk angkat bicara. “David, perjalanan ke Jepania tidak boleh ditunda. Kamu duluan pergi ke Jepania saja. Mamasa Selatan cukup ada aku. Cuma aku sudah tidak bisa menemanimu pergi. Tetua Jamal sangat berjasa kepadaku. Aku …”Ria masih ingin mengatakan sesuatu. David langsung memeluk Ria.“Kakak Ketujuh, aku mengerti. Tidak perlu dijelaskan.”Keduanya saling berpelukan dalam diam. Brena dan Sari yang berada di samping tidak mengganggu dan hanya melihat adegan ini dengan diam.Setelah sekian lama, keduanya berpisah. “David, meskipun aku tidak bisa melakukan perjalanan bersamamu, tapi kamu boleh membawa Brena.” Kata Ria tiba-tiba. Tiba-tiba membicarakan dirinya, Brena ta