David segera menuju toko karangan bunga terbesar di sekitar dan membeli banyak lilin.”Hari ini adalah tahun ke-12 sejak panti asuhan terbakar, sekaligus peringatan hari meninggalnya kepala panti terdahulu dan yang lainnya.”Setengah jam kemudian, di depan sebuah kuburan di posisi paling tengah Taman Pemakaman Umum Kalibata area B.Di tengah keheningan dan kesedihan yang mematikan, terlihat seorang gadis muda berlutut di depan batu nisan sebuah kuburan sambil terisak, “Kakek kepala panti, hari ini adalah hari peringatan meninggalnya kalian. Ria kembali datang melihat kalian lagi.”Di hadapannya, terletak 7 buket bunga dan 7 batang lilin.“Maaf, Ria tidak berguna. Tidak hanya tidak berhasil menemukan adik Kerikil Kecil dan 6 kakak lainnya, tapi juga tidak bisa membalaskan dendam kalian.”“Aku benci Keluarga Camin. Merekalah yang menghancurkan segalanya dan mencelakai kalian. Selama 20 tahun ini Ria selalu memikirkan pembalasan dendam, tapi Ria benar-benar tidak punya jalan keluar.”“Kak
Di titik kumpul lereng bukit Taman Pemakaman Umum Kalibata, Yuni duduk di dalam mobil. Dia sesekali menunduk untuk melihat waktu dan sesekali mengangkat mata melihat ke luar mobil.Pada saat ini, Ria berjalan kemari.“Bu, Anda tidak apa-apa? Kenapa mata Anda begitu merah?” kata Yuni tidak tahan. “Aku tidak apa-apa.”Ria buru-buru mengucek mata dan berkata memaksakan senyuman. “Mungkin kelilipan.”Dia kembali mengalihkan pembicaraan dan berkata, “Oh ya, pelelangan Keluarga Camin akan dimulai dalam waktu berapa lama lagi?”“Masih tersisa kurang dari setengah jam.” kata Yuni terburu-buru.“Ayo jalankan mobil.”Ria mendesak. Yuni melihat seseorang berjalan kemari dari kejauhan ketika hendak menyalakan mesin mobil.Ternyata itu David.Yuni duluan berteriak, “David.”Ria sedikit tertegun. Dia segera menurunkan kaca jendela mobil dan menatap orang itu dengan dingin. David yang baru saja turun dari Taman Pemakaman Umum Kalibata berbalik badan dan berkata dengan tampak sedikit tak berdaya. “
Plak!Suaranya nyaring dan kelenturannya penuh. Untuk sesaat, Jodi terdiam, Ria terdiam, Yuni yang berada di samping juga terdiam.Ria seperti disambar petir, tubuhnya bergetar tak tertahankan. Warna merah tak berujung menjalar dari leher hingga telinganya. B*jingan ini bahkan……bahkan menepuk……menepuk bagian itunya di depan umum!Terkejut, marah, malu, tidak percaya dan berbagai perasaan lainnya terjalin di matanya.Dia menahan keinginan untuk mencincang-cincang David dan memaksakan sebuah senyuman kaku sambil berkata, “Benar. Jadi, Jodi, kamu jangan menaruh niat padaku lagi.”Setelah itu, dia diam-diam menjulurkan tangan dan mencubit lengan David dengan keras, disertai rotasi cubitan 360 derajat.Dia bahkan mengerahkan seluruh tenaganya. Tapi, ekspresi David malah tidak berubah seperti orang yang tidak bermasalah.“Nggak, aku nggak percaya!”Jodi meraung dan dengan wajah muram berkata, “Ria, beri tahu aku bagian manaku yang nggak sebanding dengan bocah ini?”“Sangat sederhana, karen
Jodi masih mengira David takut dan dia semakin merasa puas. “Benar. Sekarang sudah takut? Selama kau bersujud sembah kepadaku 3 kali, kemudian membiarkanku memainkan Ria beberapa hari, aku akan melepaskanmu. Bagaimana menurutmu?”“Nggak tahu malu!”Ria marah hingga tubuhnya bergetar. Meskipun demikian, dalam hatinya jusru merasa tidak berdaya.Keluarga Camin juga merupakan keluarga konglomerat di Jayanegara. Kekuatan mereka tidak lebih kecil daripada Keluarga Nastoro sebelumnya.Sayangnya, setelah kakek Chandra Nastoro tidak sadarkan diri karena mengidap penyakit ALS, Keluarga Nastoro mulai mengalami kemerosotan, kemudian tersaingi oleh Keluarga Camin. Ini juga alasan dia tidak berani menyinggung Jodi saat menghadapi pelecehannya yang berulang kali.Plak!Tiba-tiba, terlihat David yang mengangkat tangan dan langsung melayangkan sebuah tamparan kepada Jodi.Dengan satu tamparan ini, setengah wajah Jodi membengkak dan beberapa buah gigi bercampur darah segar melayang keluar.“A*njing, k
Ria tampak putus asa. “Bu, ayo kita segera pergi.” kata Yuni mendesak. Ria melihat David sejenak. Ekspresi berjuang melintas di wajahnya, kemudian ditutupi oleh ketegasan. “Nggak, aku nggak akan pergi!”Pada dasarnya masalah ini terjadi karena dia. Bagaimana mungkin dia meninggalkan David tanpa tanggung jawab. Terlebih lagi, David merupakan calon suaminya secara formal.Dengan cepat, 10 menit telah berlalu. Sebuah suara yang sangat berat terdengar dari kejauhan. “Siapa yang berani berselisih dengan Keluarga Camin?”Begitu suara itu terdengar, tampak 1 orang tua yang mengenakan pakaian batik memimpin belasan orang pengawal berjalan kemari dengan aura membunuh.Orang tua itu tampak acuh tak acuh. Tatapannya tajam bagaikan elang dan membuat orang tidak berani menatap langsung kepadanya. Dialah kepala pelayan Keluarga Camin, Evan Camin!Belasan pengawal di belakangnya penuh tatapan dingin dan niat membunuh.“Om Evan, bocah inilah yang memukulku.” Jodi seperti melihat bintang penolong d
“Baik!”Dalam sekejap, belasan pengawal maju bersamaan. Tanpa ngomong kosong, mereka langsung mengepung ke arah David.Sekumpulan orang yang hanya punya nama tapi tidak berkemampuan!Ketidaksudian melintas di mata David, dia sudah mau turun tangan. Tepat pada saat ini, terdengar sebuah suara jeritan. “Semuanya berhenti!”Sesaat kemudian. Terlihat seorang wanita berseragam berjalan kemari dengan membawa 7-8 orang pria yang sama-sama berseragam. Wanita itu melangkah dengan kaki panjang ramping dan dengan tatapan yang sangat dingin berkata, “Nyali kalian sungguh besar. Bahkan berani mengumpulkan massa untuk bertarung di siang bolong?”“Kak Mayang.” Wajah Ria tampak gembira. Wanita itu mengangguk kepadanya dan melihat ke arah David setelahnya. Emosinya langsung melunjak. “Seingatku kau bernama David, ‘kan? Ada apa denganmu, setiap kali bertemu denganmu selalu nggak ada hal yang baik?”“Terakhir kali kamu ditangkap olehku dan diberi pelajaran begitu lama karena membawa senjata rakit. Ka
“Lagipula, sebentar lagi pelelangan Keluarga Camin akan dilaksanakan. Aku perlu membawa orang untuk menjaga ketertiban lokasi. Setelah urusan selesai, kita cari kesempatan untuk membuat bocah itu mati juga nggak terlambat.”Evan menatapnya seperti sedang menatap orang idiot. Jika tidak mempertimbangkan dia adalah anak sah Keluarga Camin, dia benar-benar ingin memberinya sebuah tamparan.Begitu mendengar omongan ini, suasana hati Jodi baru berubah dan dia tersenyum dengki. “Baik, tunggu pelelangan selesai, aku akan menyiksanya dengan sebaik mungkin.”“Dan juga Ria, wanita jalang itu. Aku akan menindihnya di bawah tubuhku dan menghancurkannya dengan keras.”Berbicara sampai di sini, matanya dipenuhi kegembiraan dan tampak tidak sabaran. Evan mendengar omonganya dan menggelengkan kepala lagi.Makhluk bodoh. Sepanjang hari hanya memikirkan sedikit hal rongsokan itu dan tidak akan menjadi orang hebat sama sekali. ……Hotel Jeranding merupakan salah satu hotel bintang lima teratas Jayanegar
Di dalam ruang pemantau lantai 8 hotel.Seorang pria berjas melirik David yang sedang makan dari rekaman CCTV. Dia memalingkan kepala dan berkata kepada Jodi. “Inilah bocah yang memukulmu?”Dia adalah Kurnia Camin, putra ke tiga Keluarga Camin dan merupakan penanggung jawab pelelangan kali ini.“Benar, Om Kurnia!” Jodi menggertakkan gigi dan berkata dengan kebencian yang besar. “Bocah ini benar-benar bernyali besar. Memukul anggota keluarga Keluarga Camin saja sudah cukup. Dia bahkan masih datang ke daerah kekuasaan Keluarga Camin untuk makan dan minum?”Kurnia tersenyum marah. Evan yang berjaga di samping langsung berkata, “Pak Kurnia, aku akan segera membawa orang untuk menahan bocah itu!”“Nggak perlu!”Kurnia menggelengkan kepala berkata, “Pelelangan lebih penting, perhatikan pemantauan secara ketat. Fokuskan perhatian pada setiap orang yang statusnya mencurigakan.”“Om Kurnia, semua orang tahu pelelangan ini diadakan oleh Keluarga Camin. Mungkinkah ada orang yang masih berani me
“David, maafkan aku karena tidak bisa melindungi Sabrina dan yang lainnya ....” Ria menangis penuh rasa bersalah.David diam tanpa mengatakan apapun.“David, terima kasih karena telah menyelamatkanku.” Ria mengangkat kepala, menghapus air matanya dan memaksakan senyum tipis.“Kakak Ketujuh, jangan bicara dulu, tahap keterampilanmu mengalami kemunduran parah. Aku akan membantu mengembalikan kondisi tubuhmu dulu, setelah tubuhmu sedikit pulih, baru kita pergi.” Selesai berbicara, dia mengeluarkan berbagai bahan obat langka dari tasnya yang menumpuk seperti gunung.Ria terkejut.“Ini … ini semua benda apa?” “Kamu hanya perlu makan semuanya saja.” David dengan tenang, mendorong semua obat itu ke hadapan Ria. “Begitu banyak obat spiritual yang berharga, kamu rela memberikannya?” Ria membelalak dengan mata cantiknya, terkejut tanpa bisa menjelaskan. Perlu diketahui bahwa setiap obat-obat spiritual yang berharga ini memiliki nilai yang luar biasa tinggi, bahkan seorang kuat tahap maha ka
Di sampingnya, selain dirinya, ada delapan orang lagi. Semuanya adalah ahli tahap kaisar silat dengan aura yang panjang dan melimpah, yang ternyata merupakan setengah langkah kaisar silat.Kekuatan seperti ini bahkan di dalam perkumpulan tersembunyi, semuanya termasuk para ahli teratas.Bagaimanapun, di seluruh bidang silat, hanya sedikit pesilat yang memiliki kekuatan bertarung tahap kaisar silat.“Aku tidak akan pernah menyerah!” Wajah Ria pucat dan dia berusaha melarikan diri dengan sekuat tenaga. Gaunnya sudah menjadi merah dan tampak sangat mencolok.“Hihi, kelihatannya tebakanku memang benar, gadis ini memiliki harta berharga!” “Hahaha, aku cukup beruntung!” Sekian banyak pesilat bersorak dengan penuh semangat. Tatapan mata mereka disertai dengan nafsu.Wuush! Wuush! Wussh!Tiba-tiba, tiga pisau terbang melesat dan menembus tenggorokan tiga pesilat dengan suara letusan, membuat mereka langsung mati mengenaskan.“Siapa itu?!” “Cari mati!” Pesilat yang tersisa marah besar.“Wu
Dia tidak rela!Kenapa?!Perkumpulan tersembunyi jelas-jelas merupakan perkumpulan sah di Indojaya!Jelas-jelas di sinilah tanah suci dunia silat!“Beritahu aku, di mana lokasi perkumpulan tersembunyi yang sebenarnya?” David berjongkok, menatap Hardinan dengan tenang dan bertanya.“Hmph!!” Hardinan menggertakkan giginya, “Bocah b*jingan, kamu akan mati! Kamu bahkan berani menyinggung perkumpulan tersembunyi! Ayahku tidak akan mengampunimu!”“Oh?” David mengangkat alisnya.Sebuah tamparan dilayangkan begitu tangannya diangkat. Dengan suara “plak”, Hardinan langsung pingsan.David memang tidak sudi untuk bergabung dengan perkumpulan tersembunyi.Namun dia juga tidak takut!Tubuhnya telah lama melampaui batas maha kaisar silat!“Hasil kali ini cukup bagus. Perjalanan jauh sejauh puluhan ribu kilometer tidak sia-sia.” David berdiri, menepuk pantatnya dan berbalik badan berjalan ke pintu kedai.“Eh, saudara cilik, tunggu sebentar!” Seorang pria paruh baya menghadang di depan David.“Ap
“Jika aku tidak membunuh mereka, bagaimana mereka bisa mati?”David menggelengkan kepala dengan dingin, “Orang-orang tidak berguna ini, tidak layak untuk diungkit.”“Kau ... kau sangat kejam ….” Gadis gemuk itu gemetaran. Matanya yang indah dipenuhi rasa ngeri.Dalam ingatannya, seseorang seperti David seharusnya lembut dan sopan.Bagaimana mungkin dia menjadi orang yang begitu kejam dan bengis?“Siapa kamu? Mengapa kamu membunuh murid-murid perkumpulan tersembunyi kami?” Tiba-tiba, terdengar teriakan dingin penuh amarah.Sekelompok pesilat berpakaian hitam memasuki kedai. Pesilat berjubah hitam yang memimpin, tidak lain adalah Hardinan Caksana.Saat itu, orang ini berdiri di luar kedai. Orang-orang di sekitar, sama sekali tidak bisa mendekat dalam radius tiga langkah dari dirinya, seolah ada aura misterius yang membatasi semua orang dan membuat semua orang segan.Di belakang pesilat berjubah hitam itu, juga diikuti oleh beberapa maha kaisar silat. Kekuatan dari setiap mereka sangat
“Sayangnya, kalian seharusnya tidak menggangguku.”Kata-kata itu baru saja selesai diucapkan.Dia tiba-tiba menendang dengan satu kakinya.Bam!Tendangan itu mengenai perut salah satu dari mereka. Kekuatan yang luar biasa langsung membuat orang itu terlempar sejauh sepuluh meter dan tulang punggungnya patah!Orang terakhir yang tersisa ketakutan setengah mati dan segera berbalik untuk melarikan diri ke kedalaman gang.“Em?” David mengangkat alis.Orang itu ternyata sudah melarikan diri?Apakah mungkin, dalam sekejap tadi, orang itu merasakan bahaya sehingga kemampuan membuat keputusan di tempat pun meningkat beberapa tingkat, sehingga dia berhasil lolos dari bencana ini?“Aku sudah bilang, siapa pun dari kalian jangan harap bisa pergi hari ini!” Nada bicara David terdengar dingin.Boom!Dia melompat ke udara, tubuhnya bergerak seperti seekor kera yang lincah. Kedua kakinya menyeberangi ruang kosong, menghantam kepala pria yang berusaha melarikan diri itu dengan tendangan cambuk.Plak!
“Issh ....”Belati itu ditarik keluar.Darah segar memancar ke segala arah!“Kau ....” Pemuda bertubuh besar itu tampak ketakutan dan pupil matanya mengecil. “Orang ini ... memiliki kemauan yang sangat kuat ....” Yang lain menarik napas dalam-dalam dan mata mereka penuh ketakutan.Barusan orang ini bahkan sengaja mendekat dan membiarkan pihak lawan menusukkan belati ke bahunya.Jika orang lain yang mengalaminya, mereka pasti akan berteriak kesakitan!Siapa sangka, pria ini bahkan tidak mengeluarkan desahan apa pun dan malah menggunakan rasa sakit itu untuk meledakkan kekuatan dalam sekejap!“Aku akan membunuhmu!” Pemuda bertubuh besar itu meraung dengan marah. Otot-otot lengannya menggembung, energi di sekujut tubuhnya meluap dan dia mengayunkan tangannya dengan keras ke kepala David.Bam!David mengangkat telapak tangannya untuk menangkis. Dengan kekuatan di pergelangan tangannya, dia mematahkan kedua lengan pemuda itu dengan bunyi “krek!”, kemudian menghancurkan tenggorokannya, me
Jarak dari kota kecil di kaki gunung sekitar lima ratus kilometer lebih.Perjalanan berlangsung dengan sangat cepat.David akhirnya tiba di kota kecil di luar pegunungan menjelang tengah hari.Saat itu, banyak pesilat berkumpul di kaki gunung.Mayat para murid perkumpulan tersembunyi berserakan di jalanan.“Tampaknya semalam ada banyak orang yang memasuki pegunungan untuk menyelamatkan orang dan menyebabkan pertempuran sengit.” David menggelengkan kepala. Di antara mayat-mayat itu, ada yang mengenakan pakaian murid perkumpulan tersembunyi, ada yang mengenakan pakaian penduduk desa biasa, bahkan ada beberapa yang tubuhnya masih bernoda darah segar, menandakan mereka baru saja tewas.“Eh?” Pandangan David tertuju pada dada salah satu mayat.Mayat itu memiliki postur tubuh yang berbeda dari orang biasa dan di dadanya ada tato aneh.David menatap tajam sejenak dan alisnya perlahan mengkerut, “Tato perkumpulan tersembunyi!”Dia mengenalinya!Itu adalah simbol dari perkumpulan tersembunyi!
Pria berbaju hitam yang memimpin mendengus dingin, mencabut pedang panjang di pinggangnya dan langsung menyerbu ke arah David.“Cari mati!” Mata David memancarkan niat membunuh yang sangat kuat.Boom!Dalam sekejap, David melangkah maju dan menerobos keluar. Kecepatannya sangat tinggi, seperti macan tutul yang menerkam mangsa dan langsung berhadapan dengan pria berbaju hitam itu.Hanya dalam satu serangan.Krek!Sebuah lengan patah. Darah mengalir deras, mewarnai dada menjadi merah dan tubuhnya terjatuh mundur sejauh belasan meter.Wajah pria berbaju hitam itu penuh ketakutan dan sama sekali tidak berani percaya.Dia adalah pesilat tahap dewa silat, namun dikalahkan oleh seorang “sampah” tahap maha kaisar silat?“Tidak mungkin ... puch!” Sebelum omongannya selesai, David mengangkat kaki, menendang ke samping dengan kejam, langsung melayangkan kepala pria berbaju hitam dan darah bercampur otak tersembur ke segala arah.“Bunuh dia!” Semua orang yang tersisa menunjukkan ekspresi marah
“David?”Mendengar omongan itu, ekspresi pria berbaju biru dan wanita bergaun hijau langsung berubah.“Benar, itu aku,” kata David dengan tenang. “Bagaimana kamu tahu identitas kami?” Pria itu bertanya dengan suara berat. David mendengus dingin tanpa menjawab, karena kedua orang ini jelas mengenalnya. Karena seperti itu, dia juga enggan untuk membuang waktu.“Karena kenal, maka tolong beri tahu aku satu hal.” Pandangan David tertuju pada pria berbaju biru, dan dengan tegas dia berkata, “Di mana dia?” Kakak ketujuh, Ria, dan kakak kedua, Sabrina ... semua kakaknya adalah keluarganya.Ekspresi pria berbaju biru berubah-ubah.“Aku tidak mengerti apa yang sedang kamu bicarakan.” Setelah beberapa saat, pria berbaju biru perlahan menggelengkan kepala. “Hehe, kalian benar-benar bersedia mengatakannya?” Mata David menyipit tajam. “Kalau begitu, jangan salahkan aku kalau aku bertindak kasar!” Ngung …Begitu dia mengayunkan lengannya, seberkas cahaya perak yang menyilaukan muncul di sela-se