Share

Bab 294

Satu tinjuan ini langsung mematahkan semua gigi depan Mahendra. Cairan darah bercampur gigi dimuntahkan.

Saat tinjuan ke-tiga Cahyo siap untuk mendarat.

Mahendra berlutut di atas lantai dengan suara bruk. “Aduh! Jangan pukul lagi, jangan pukul lagi. Aku sudah mengaku kalah.”

Seketika, lokasi pertandingan yang awalnya ribut berubah menjadi sunyi senyap.

Semua orang melihat adegan di atas arena itu dengan wajah tercengang.

Hansen dan Surya bertiga bagaikan membatu.

Apakah ini masih merupakan Guru Besar Mahendra yang terkenal? Dia bahkan begitu lemah?

Cahyo menjulurkan tangan dan menggenggam pergelangan tangannya, kemudian berteriak, “Kamu sama sekali tidak bisa ilmu bela diri dan sebelumnya aku masih sangat menghargaimu.”

“Benar, aku memang tidak bisa ilmu bela diri.” Mahendra sepenuhnya tidak bisa berpura-pura lagi dan dengan jujur berkata, “Aku……aku memiliki ketenaran saat ini, semuanya karena aku mencari seseorang untuk membantuku berakting terlebih dahulu……”

Seiring dengan jat
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status