“Kamu seorang bocah yang tidak menguasai seni bela diri, punya kualifikasi apa untuk sembarangan berbicara di sini?”“Yang kukatakan adalah kenyataan.” kata David dengan tenang. “Kamu……” Mishel tiba-tiba marah besar dan langsung ingin mengambil tindakan terhadapnya.Melihat keadaan ini, Brena buru-buru menghentikan mereka dan berkata, “Tuan David, Anda jangan sembarangan bicara lagi. Kita tidak mengerti seni bela diri, lebih baik diam-diam menonton saja.”Saat ini, dalam hatinya juga sudah muncul sedikit kemarahan kepada David. Tuan David juga keterlaluan. Tidak mengerti saja ya sudahlah, dia bahkan masih sembarangan bicara di sini.Lagipula, Pak Cahyo adalah seorang ahli yang diundang oleh Keluarga Chairil. Mana ada orang yang meninggikan pihak lain dan merendahkan diri sendiri?Wawan juga mengerutkan alis sambil berkata, “Benar, Tuan David. Sebaiknya kita tidak sembarangan bicara agar konsentrasi Pak Cahyo tidak terbagi.”Cahyo yang sedang bertarung melawan Luis hampir mati karena
Suara yang datang secara tiba-tiba ini, membuat semua orang di tempat itu langsung tertegun. Bahkan Luis juga tertegun. Untuk sesaat, semua orang melihat ke arah David yang baru saja berbicara. Sedikit rasa tidak percaya mengalir di mata mereka. Mufid terlebih dahulu tertawa dan berkata, “Aku tidak salah dengar, ‘kan? Anak ini bahkan mengatakan dirinya bisa menyelamatkan Cahyo?”“Hahaha, aku rasa anak ini merasa dirinya sudah pasti akan mati, jadi dia ingin membual sebelum mati.” Cecep juga tertawa hingga tak tahan. Alis kedua orang itu dipenuhi penghinaan dan sama sekali tidak memasukkan omongan David ke dalam hati.Kehebatan Luis sudah dilihat oleh semua orang. Cahyo bahkan bukan tandingannya.Apalagi anak ini?Cahyo yang awalnya sudah sangat putus asa, membuka matanya. Saat melihat orang yang berbicara adalah David, dia merasa sangat tak berdaya.Anak ini, di saat seperti ini masih tidak malu untuk ngomong besar di sini. David mengira Cahyo tidak mendengarnya dan dia mengulangi
“Kamu cari mati!”Mufid sepenuhnya marah dan dengan ekspresi ganas berkata, “Guru Besar Luis, buat dia cacat. Buat dia cacat untukku. Jangan buat dia mati, jika tidak maka tidak akan seru lagi!”Niat membunuh Luis ditargetkan pada David. Dia mengecap lidahnya dan dengan sangat haus akan darah berkata, “Bocah, aku akan mematahkan tangan dan kakimu, kemudian merendam badanmu ke dalam air keras dan membuatmu perlahan mati kesakitan!”“Mati!”Dia menghentakkan sepasang kakinya dan permukaan tanah retak seketika. Dengan bantuan tenaga ini, tubuhnya menyerang ke arah David dengan cepat seperti anak panah yang lepas dari busur. Melihat kejadian ini, raut wajah Brena dan Wawan serta yang lainnya tiba-tiba berubah. Sudah habis!Kali ini David sudah habis. Cahyo menggeleng dengan rasa bersalah. Sobat kecil David, aku tidak berguna dan sudah membuatmu terlibat. Melihat gerakan Luis, Mufid berteriak bagaikan bebek jantan yang tenggorokannya tercekik. “David, gemetaran, ‘kan? Kali ini, aku ing
Saat ini, bola mata Mufid semerah darah. Itu adalah penampakan ketakutan yang ekstrim. Cecep yang berada di sampingnya ketakutan hingga langsung terkulai di atas lantai. Wajahnya dipenuhi ketakutan yang mendalam. Ahli yang diundang oleh Keluarga Zafar, murid sesepuh mereka bahkan sudah mati. Selain itu juga dipukul mati David dalam satu pukulan!Ini 10 kali lipat lebih tidak bisa dipercaya daripada ilusi. Dia rasanya tidak bisa menerimanya. Perlu diketahui bahwa di matanya, David hanya seperti seekor. Sebelumnya, jika bukan karena Keluarga Chairil dan Ria yang terus melindunginya, sejak awal dia sudah akan membunuhnya. Namun sekarang, kenyataan justru memberitahunya bahwa semut di matanya ini adalah seorang ahli pencak silat. Bahkan murid sesepuh juga bukan merupakan lawannya. Bagaimana dia bisa menerima hal ini?Tuhan telah memberinya sebuah candaan yang 10 ribu kali lebih keterlaluan daripada planet menabrak bumi!Dengan wajah tak berekspresi, David berjalan ke arahnya selangkah
Mufid yang berada di depannya sama sekali tidak bergerak. Sepasang matanya membelalak bulat, seperti mati dengan tidak tenang. Meskipun Cecep sudah hampir berusia 50 tahun, tapi tenaganya sebanding dengan anak muda. Ditambah dengan Mufid yang sudah lama kecanduan alkohol dan seks, tubuhnya sejak awal sudah keropos. Maka dari itu, bagaimana dia bisa menjadi lawan Cecep?Brena dengan meremehkan berkata, “Demi hidup, bahkan bisa membunuh keponakan sendiri. Benar-benar bukan manusia!”Cecep mengabaikan sindirannya dan menatap David dengan wajah menyanjung sambil berkata, “Tuan David, aku sudah membunuhnya. Bukankah sekarang Anda harus menepati janji dengan melepaskanku?”David tersenyum mempermainkan sambil berkata, “Tidak bisa!”“Cuih!”Cecep langsung marah hingga memuntahkan semulut darah segar. “Kamu mempermainkanku?”“Pembohong! Kamu pembohong! Kamu tidak menepati janjimu!”“Aku tidak perlu menepati janjiku dalam menghadapi Keluarga Zafar.” kata David dengan acuh. “Aaagggghh!!!”Cece
Saat ini Cahyo sama sekali tidak mengulangi sesombong sebelumnya dan hanya memiliki rasa hormat yang tiada batasnya terhadap David. Hanya karena David adalah Maha Guru Pesilat!David tersenyum acuh dan berkata, “Pak Chayo tidak perlu sesungkan ini!”Sesaat kemudian, telapak tangannya tiba-tiba menempel ke atas bahu Cahyo bagaikan kilat.Cahyo terlebih dahulu terkejut dan kemudian merasakan sejenis arus hangat yang masuk ke dalam tubuh dan mengobati lukanya dengan cepat. “Satu tangan membunuh orang, satu tangan menyelamatkan orang. Anak ini benar-benar tidak bisa ditebak.”Dalam hatinya semakin terkejut dan dia kembali berterima kasih, “Terima kasih banyak, Maha Guru!”Hingga saat ini, David baru berbalik badan melihat Brena yang tampak merasa tidak nyaman dan berkata, “Nona Brena, kamu tidak apa-apa, ‘kan?”“Aku……aku sudah jauh lebih baik.” Brena menggeleng dengan wajah yang pucat. Dia terbiasa hidup nyaman sejak kecil dan tidak pernah melihat kejadian seperti barusan. Dia hanya mer
“Saat itu dia sudah memakai pakaian anti peluru dan memegang senapan angin di tangan. Dia membunuh siapapun yang ditemuinya!”“Mengenai pistol yang kalian bicarakan, tentu tidak bisa mengancamnya. Bagaimanapun juga, Maha Guru Pesilat juga bukan dewa.”Cahyo berhenti sejenak, kemudian berkata, “Tapi Maha Guru Pesilat memiliki kemampuan memprediksi keadaan bahaya.”“Indera ke-enam?” tanya Brena secara reflek. “Tidak termasuk seperti itu.”Cahyo tersenyum dan berkata, “Kamu boleh memahaminya sebagai sejenis kecepatan otot dalam bereaksi. Misalnya, kamu menodongkan pistol ke arah seorang Maha Guru Pesilat. Tepat ketika kamu melakukan tembakan, orang itu sudah bisa segera memprediksinya dan menghindari peluru dengan cepat.”“Tentu saja, keadaan yang kubicarakan ini berada dalam lingkup tertentu. Jika kamu menodongkan pistol di atas kepalanya, dia tentu tidak bisa menghindarinya.”“Berbicara mundur selangkah, bahkan jika peluru mengenai dirinya, tenaga dalam ditubuhnya juga bisa membuat pel
“Duar!”Yayan hanya merasa kepalanya seperti disambar petir dan dengan tidak percaya berkata, “Apa katamu? Adik ke-duaku dan Mufid su……sudah mati?”“Be……benar, Tuan.” kata orang itu dengan gemetaran. “Bruk”Tiba-tiba, Yayan menendangnya ke lantai dengan satu kaki. “K*ntut ibumu! Ada Guru Besar Luis, bagaimana mereka bisa mati?”“Tuan, Gu……Guru Besar Luis ju……juga sudah mati.”“Tidak! Aku tidak percaya!”Yayan meraung dengan keras. Dengan cepat, beberapa orang yang diutus untuk mencari informasi sudah kembali lagi. Jawaban mereka semua sama persis dengan jawaban orang pertama. Tubuh Yayan menjadi kaku dan dia sama sekali tidak bergerak, seperti sudah kehilangan nafas. Setelah beberapa detik, dia tiba-tiba memuntahkan semulut darah dan mengaum histeris. “Keluarga Chairil, urusan Keluarga Zafar tidak akan berhenti sebelum mati!”Begitu omongannya jatuh, dia hanya merasa di depan matanya menggelap dan dia langsung pingsan di tempat. “Tuan pingsan, cepat panggil dokter.”Untuk sesaat,