Melihat gerakan David, raut wajah Citra yang yang berjarak paling dekat dengannya langsung berubah. “David, apa yang kamu lakukan?”Mendengar omongannya, Surya dan yang lainnya juga melihat ke arah David secara bersamaan. “David, kamu menggilakan apa? Cepat duduk.” Surya langsung tampak murka. Dalam situasi yang begitu serius, semua orang sedang menantikan Presdir David untuk naik ke atas panggung. Kamu bangkit berdiri di saat ini. Yang tidak tahu akan mengira dirimu adalah Presdir David.Wulan juga dibuat terkejut dan dengan marah berkata, “David, kamu sudah gila? Bahkan jika kamu sudah mau dipecat oleh Surya, kamu juga tidak perlu membalasnya dengan cara seperti ini.”“Surya, cepat……cepat tarik dia.” kata Gerry segera mengingatkan.“Pak Surya, cepat tarik bawahanmu ini. Jika tidak, semuanya akan celaka karena dia.” Sandi yang terakhir bereaksi meraung dengan suara pelan. Begitu menggertakkan gigi, Surya segera bangkit berdiri dan maju untuk menahan David. Dia berusaha menetralkan
Tidak ada yang lebih bersemangat dibandingkan karyawan wanita lajang di tempat itu. Satu per satu dari mereka menampakkan wajah genit. Dibandingkan dengan semangat mereka, Surya dan beberapa orang lain yang berada di bawah panggung satu per satu tampak tercengang seperti disambar petir. Dampak pemandangan di depan mata ini benar-benar terlalu besar dan membuat mereka tidak sadar untuk waktu sesaat. “David adalah Presdir David?”“Bagaimana ini mungkin?!!”Pada saat ini, bola mata Surya membelalak bulat. Matanya dipenuhi dengan keterkejutan yang ekstrim.Ini bukan yang sebenarnya!Ini pasti bukan yang sebenarnya!Citra dan Surya tampak sangat tidak percaya. Ekspresi mereka seheboh tong pewarna yang pecah.Mereka tidak mau percaya. Mereka juga tidak berani percaya. Namun, kenyataan terpampang di depan mata dan tidak mengijinkan mereka untuk tidak percaya.“Kenapa bisa begini? Kenapa bisa begini……” Tubuh Wulan terhuyung-huyung.Dia menggigit erat bibirnya hingga terluka. Wajahnya puca
Seiring dengan dilontarkannya omongan David, Citra dan Gerry jatuh terduduk di atas lantai dengan suara bruk.Wajah keduanya pucat pasih dan mata mereka dipenuhi penyesalan yang mendalam.Jika sejak awal tahu bahwa David adalah Presdir David, mati pun mereka tidak akan berani menentang David dalam segala hal.Sayangnya, di dunia ini tidak ada obat penyesalan. Karyawan lain yang berada di tempat itu, semuanya menatap ketiga orang itu dengan tatapan bersenang di atas penderitaan.Meskipun tidak tahu mengapa mereka dipecat, namun samar-samar bisa menebak bahwa mereka pasti telah menyinggung Presdir David. David juga tidak memberi penjelasan, melainkan memperhatikan seluruh tempat itu dan berkata, “Di mana wakil menejer utama, Sandi Lukito?”Sandi yang duduk di atas lantai bergidik dan buru-buru bangkit berdiri. Dengan terbata-bata, dia berkata, “Pak……Pak David, sa……saya di sini.”David menatapnya dengan seperti sedang tertawa dan berkata, “Aku ingin tanya, kapan aku pernah minum denganm
……Di pintu gerbang perusahaan, setumpuk besar barang dilempar keluar dengan sangat kasar. Bobi, kepala satpam menatap Surya dan yang lainnya dengan wajah tersenyum dingin sambil berkata, “Segera enyah dengan membawa barang kalian.”“Bobi, berbicaralah dengan sedikit lebih sopan kepadaku. Bagaimanapun juga aku pernah menjadi wakil menejer utamamu……” kata Surya dengan tidak mau kehilangan muka. “Buk!”Omongannya baru diselesaikan dan wajahnya sudah dipukuli dengan keras oleh Bobi menggunakan tongkat. “Cepat pergi! Aku akan memukulmu sampai mati jika ngomong kosong lagi!”Kali ini Surya sudah menurut. Dia hanya bisa mengambil barangnya sendiri dengan patuh dan berjalan keluar gerbang perusahaan dengan patah semangat.“Surya, apakah kita akan membiarkannya begitu saja?” kata Gerry dengan sangat marah. “Benar, Surya. Begitu mengingat wajah memamerkan kekuasaan anak yang bernama David itu, aku langsung marah hingga sakit hati.” kata Citra dengan sangat benci. Surya mengelus benjol besar
Dengan cepat, Ria dan Yuni tiba di Freya Group dengan mengendarai mobil. David kebetulan berjalan keluar dari perusahaan. Setelah rapat barusan, ada pejabat pemerintah Jayanegara yang datang memeriksa perusahaan.David tidak suka berurusan dengan orang-orang ini. Dia langsung mengatur Tari untuk menerima kedatangan mereka, sedangkan dia berencana untuk pergi. Setelah melihatnya, Ria yang baru saja turun dari mobil tertegun. “David, kenapa kamu ada di sini?”“Aku datang untuk rapat.” David berjalan ke arah kedua wanita itu. “Kalau begitu, apakah kamu melihat Presdir David perusahaan kalian? Aku ingin bertemu dengannya.” tanya Ria dengan wajah penuh penantian. “Kamu ingin bertemu dengannya untuk apa?” kata David dengan tertegun. Ria berkata, “Masalah investasi terakhir kali adalah berkat bantuannya. Maka dari itu aku ingin mengucapkan terima kasih kepadanya secara langsung.”“Ternyata kamu kemari demi hal ini ya.”“Cepat katakan, sebenarnya kamu melihat Presdir David perusahaan kali
“Kelihatannya pria paruh baya barusan adalah Presdir David.”Yuni kebingungan dan langsung tersenyum dingin sambil berkata, “Hm, sebelumnya David masih mengatakan dirinya adalah Presdir David. Ternyata memang penuh kebohongan. Untungnya kita tidak percaya padanya.”Saat ini, dia semakin meremehkan dan membenci David. Malam tiba. Di rooftop Gedung Imperial, David berdiri di depan pagar pembatas dan menyalakan sebatang rokok. Beriringan dengan cahaya api yang bekedap-kedip, kontur wajahnya yang tajam terlihat jelas。Setelah rokok itu terbakar, David dengan acuh dan perlahan berkata, “Sudah hari ke dua. Apakah belum ada anggota Keluarga Zafar yang pergi bersujud dan bertobat di depan makam kepala panti asuhan?”“Jawab Tuan Muda, hingga hari ini belum ada satu pun anggota Keluarga Zafar yang pergi.” kata Julio sambil membungkukkan badan di belakangnya. “Kelihatannya pembunuhannya masih belum cukup!”David mendongak. Niat membunuh yang tak terbatas langsung meledak di matanya. “Kalau me
Di depan pagar pembatas lantai 2 arena tinju. Mamat merangkul seorang wanita berpakaian terbuka sambil melihat pemandarngan di bawah dari ketinggian. “Nomor 1, apakah kamu tidak makan? Pukul! Pukul dengan sekuat tenaga! Pukul nomor 9 hingga mati adalah yang terbaik!”Mamamt memaki sambil menjulurkan tangan ke depan dada wanita itu dan meremasnya. Mungkin karena tenaganya yang kuat, wanita itu langsung berteriak kesakitan. “Plak!” Mamat menampar wanita itu hingga jatuh ke atas lantai dan dengan suara dingin berkata, “Manusia jalang, teriak apa? Apakah ingin ditiduri olehku?”“Tuan Ke Tiga, aku……aku salah. Lain kali tidak akan berani lagi.” Wanita itu segera bersujud di atas lantai dan memohon dengan wajah pucat. “Manusia jalang, sekarang aku sedang marah besar. Segera redakan amarahku.”Mamat memaki. Setelah membuka tali pinggangnya, dia menarik kepala wanita itu dengan sangat kasar. Pada saat ini, seorang pria perkasa yang memakai jas berjalan masuk dengan langkah cepat. “Tuan K
Semua orang buru-buru melihat ke sana. Saat ini Mamat terlihat berdiri di depan pagar pembatas lantai 2. “Itu adalah Tuan Ke Tiga Zafar!Orang yang berada di tempat itu langsung terkejut. Mamat menyalakan sebatang cerutu dan melihat David dari atas sambil berkata, “B*jingan kecil, tidak disangka kamu bahkan datang ke sini sendirian untuk membunuhku!”“Memangnya kamu tidak tahu, di antara semua anggota Keluarga Zafar, bawahan milikku, Mamat Zafar adalah yang paling banyak. Aku juga merupakan orang yang paling tidak boleh diganggu?”“Sebenarnya aku harus mengataimu tidak berpengetahuan atau melebih-lebihkan kemampuanmu sendiri?”Saat ini, Mamat menatap topeng perunggu di wajah David. Matanya tampak sangat haus akan darah. Dialah orangnya!Sisa-sisa Panti Asuhan Bisma!Mamat merasa terkejut dan senang.B*jingan kecil, aku sedang pusing karena tidak menemukanmu. Tidak disangka kamu justru berinisiatif mencari mati sendiri!Hahahaha!David mengangkat mata melihat Mamat yang berada di lan