Cindy terdiam sejenak, lalu lanjut berkata, “Aku mengakuinya. Ini semua memang adalah rencanaku. Aku menyadari sikap Hardy agak berbeda terhadapku, dan kebetulan kata mamaku, kamu akan datang ke sini. Jadi, aku ingin mengujimu. Tapi semua ini tidaklah penting. Kamu belum jawab pertanyaanku, kenapa kamu bisa mengetahui tempat pemasangan alat penyadap?”“Karena jepitan rambut itu adalah milikmu. Hanya kamu yang bisa mengotak-atik jepitan rambutmu. Apalagi dengan adanya masalah Hardy, tidak sulit ditebak apabila kamu memasangnya untuk mengujiku!” Felix mengangkat-angkat pundaknya dan berbicara.“Maksudku, bagaimana kamu bisa mengetahui lokasi dengan begitu tepat?” tanya Cindy kembali dengan nada kesal.“Oh, hal itu juga tidak susah. Hanya saja, agak sulit untuk dijelaskan. Singkat kata … apa kamu pernah membaca novel? Setelah aku melihat kabel panjang yang mencolok mata itu, firasatku mengatakan ada alat penyadap di sana.”“Pantas saja mamaku bisa memilihmu. Firasatmu sungguh manjur. Suda
Malam harinya, Cindy lanjut menyusun rencananya untuk melawan konglomerat yang bernama Jackie itu. Hanya saja, dia tidak kepikiran ide apa pun. Cindy pun berbaring di meja sambil memutar otaknya. Tanpa disadari, dia malah ketiduran.Felix awalnya ingin menyeduh kopi untuk mempererat hubungan mereka berdua, tapi dia menyadari Cindy sudah tertidur. Dia pun tidak berencana untuk mengganggunya lagi.Setelah menyelimuti Cindy, Felix berencana untuk meninggalkan ruangan. Pada saat ini, Felix tidak sengaja melihat rincian rencana di atas monitor Cindy. Rasa penasaran di diri Felix seketika dibangkitkan. Dia mengambil laptop dan membantu Cindy melanjutkan rencananya.Langit sudah mulai cerah, Cindy mulai membuka kedua matanya. Saat melihat laptop berharganya menghilang, dia pun syok dan langsung berdiri untuk melihat sekeliling.Melihat Felix sedang mengotak-atik laptopnya, raut wajah Cindy langsung menjadi muram. Dia lalu bertanya pada Felix, “Siapa yang mengizinkanmu untuk menyentuh laptopk
Tanpa ragu, Felix segera membawa Cindy ke dalam mobil yang disembunyikan di belakang halaman rumah, lalu langsung mengendarai mobil untuk meninggalkan lokasi.“Laptop … laptopku ….” Selain laptop, Cindy juga merasa sakit hati ketika melihat vila yang dilahap api.“Sekarang bukan saatnya untuk memikirkan laptopmu. Kalau kamu memerlukan rencana bisnis, aku bisa menulis berapa pun yang kamu inginkan!” balas Felix dengan tidak berdaya.Broom!Begitu ucapan dilontarkan, terdengar suara mesin mobil di telinga Felix. Dia menyadari ada dua mobil sedang mengekorinya, rasa sakit kepala seketika datang menyerang. Kenapa mereka tidak pergi-pergi?Seketika, kedua mobil itu menurunkan kaca jendela, mengeluarkan senapan panjang, lalu mengarahkannya ke mobil Felix.Felix spontan menginjak pedal rem untuk mengelak serangan. Alhasil, kedua mobil yang mengapit mobil Felix tidak berhasil menembak Felix.Namun pada saat ini, sebuah mobil truk langsung berhenti di depan dan memblokir jalan. Dengan kedatanga
Cindy menggeleng lalu langsung masuk ke kamar mandi untuk membersihkan kotoran yang menempel di tubuhnya. Setengah jam kemudian, Felix kembali ke hotel dengan membawa pakaian wanita dan dua kotak hotdog.Setelah Cindy mengganti pakaiannya, Felix berpikir sejenak, lalu berkata, “Perusahaan tempat kamu bekerja seharusnya akan memberimu sponsor dana, ‘kan?”Cindy menggigit hotdog dan mengangguk. Dia menatap Felix, kemudian bertanya, “Apa yang ingin kamu lakukan?”“Kamu hubungi perusahaanmu dan bilang sama mereka bahwa kamu sudah punya rencana dan memerlukan 20 triliun. Transfer seadanya dulu. Kemudian, kita akan mentransfer uangnya ke perusahaan!”Cindy mengangguk dengan kebingungan, mengambil ponsel untuk menelepon.Panggilan seketika tersambung, Cindy mengikuti perkataan Felix dan melaporkan keadaan kepada perusahaan.Saat sekretaris direktur Konsorsium Breeze menerima panggilan dari Cindy, dia bergegas berlari ke dalam ruangan direktur untuk melaporkan keadaan.“Bos, aku sudah mendapat
Cindy melihat Felix dengan penuh penasaran. Ternyata?Apa maksud Felix?“Karl, pinjam aku laptopmu!”“Tidak masalah, silakan Tuan Muda Felix dan Nona Cantik ini ke ruang bacaku.” Karl memberi hormat sambil membuat gerakan tangan mempersilakan.Setelah mereka bertiga tiba di ruang baca, Felix langsung meminta ponsel Cindy, menghubungkannya ke laptop dan mulai melakukan pelacakan.Cindy semakin kebingungan lagi, dia bertanya, “Apa yang sedang kamu lakukan?”“Aku sedang memeriksa apakah ada pelacak di ponselmu!”Kali ini Cindy semakin kebingungan lagi. “Apa yang sedang kamu pikirkan? Aku tidak pernah berhubungan dengan Jackie, mana mungkin mereka ….”Ucapan belum selesai, Cindy seketika sudah memahami tebakan Felix. Dia sungguh tidak bisa memercayainya. “Apa kamu sudah berpikir kebanyakan? Mana mungkin Konsorsium Breeze memasang alat pelacak di ponselku?”“Jadi bagaimana kamu menjelaskan masalah uang yang belum ditransfer, dan orang yang hendak membunuhmu itu?” tanya Felix kembali.“Aku …
Setelah berpikir sesaat, Felix mengeluarkan ponselnya lalu menelepon ibu suri keempatnya, Kenza.Tepat saat panggilan tersambung, suara bersemangat Kenza menggetarkan pengeras suara ponsel. "Halo? Anak baikku, kenapa tiba-tiba mencariku? Salah ... seharusnya aku memanggilmu menantuku." Bibir perempuan itu melengkung dari ujung ke ujung.Felix menggaruk kepalanya sedikit malu. "Mama Sandra jangan menertawakanku. Oh, iya, aku sekarang sedang berada di Negara Shawana," katanya."Iya, aku dengar dari Sandra, ada apa? Oh, aku mengerti! Kamu pasti sudah terikat dengan perempuan itu, Mimi. Apa kamu khawatir aku tidak senang? Kami tidak peduli. Memang bagus kalau kamu menikahi putriku, tapi kamu masih harus memutuskan Mischa."Felix terdiam. Dalam ingatannya, ibu suri keempatnya banyak sekali berbicara sampai lawan bicaranya kesulitan menyela ...."Bukan maksudku. Kami tidak sengaja bertemu dengan si pembunuh gila Jackie. Kebetulan ini daerah kekuasaannya. Aku rasa aku perlu bantuan ....""Apa
Cindy tersadarkan oleh tamparan Felix. Dia menatap Felix dengan mata melebar."Jangan bicara seperti ini lagi. Jangan hidup dalam kesenangan tanpa tahu apa itu kesenangan. Apa salahnya tidak punya papa? Aku tidak pernah melihat kedua orangtuaku sejak kecil, tapi aku tidak pernah menyalahkan orang lain sepertimu. Lagi pula, apa kamu tidak senang? Apa jangan-jangan selama ini pandanganmu tentang kesenangan itu salah?"Felix menghela napas, lalu duduk di sisi Cindy, menceritakan kisah hidupnya.Sepanjang cerita itu, mata Cindy terpaku pada wajah Felix. Penasaran akan masa lalu laki-laki itu."Kamu tidak merasa itu sangat menyakitkan? Harus melewati banyak bahaya sejak kecil?" tanya Cindy penasaran."Justru karena aku banyak mengalaminya saat masih kecil, sekarang aku bisa menghadapi bahaya dengan tenang. Betul, 'kan?""Tapi kamu tidak punya orangtua, hanya satu orang tua yang menyuruhmu mengemis makan makanan. Sesudah itu kamu harus melewati proses melelahkan untuk memasak nasi ... aku ti
Setan Lapar melangkah maju dan menunduk memberi hormat. Tinggi badannya yang mencapai dua meter membuatnya seperti seorang raksasa dari negeri antah berantah. Meski sebenarnya dia enggan menerima pekerjaan tanpa bayaran, Ratu Malam Gulita sendiri yang mengeluarkan Perintah Anbu. Mana mungkin dia berani bersikap tidak sopan terhadap laki-laki muda di hadapannya?"Ini Hujan Darah, ranking delapan puluh tujuh."Hujan Darah adalah seorang perempuan dingin pada umumnya. Anggukan kepalanya adalah caranya untuk berkenalan dengan orang baru."Yang ini Asura, ranking sebelas."Asura mengesampingkan dua belati di tangannya lalu menjabat tangan Felix.....Setelah memperkenalkan beberapa anggotanya, No Blood pun berhenti berbasa-basi. "Apa yang perlu kita lakukan selanjutnya? Tim kedua kita sudah datang membawa segala persenjataan. Malam ini kita bisa melaksanakan tugasnya.Dengan adanya para anggota, Felix memberikan perintah tanpa menunda lebih lama lagi.Seiring malam menjadi semakin gelap, Ja