Ketika Amanda telah mengambil keputusan dia tidak akan pernah mundur lagi, apapun hasil yang ada di depan nanti akan dia pertanggungjawabkan.Termasuk keputusannya untuk memiliki hubungan yang lebih dengan tuan Austin, bukan hanya sebagai rekan kerja tapi juga teman."Makanlah," jawab Austin dari pertanyaan singkat yang diajukan oleh Amanda. Dia tidak perlu menjelaskan kesungguhannya, Amanda cukup melihat dan merasakan.Saat tuan Austin mulai menyantap makanannya, Amanda tak lagi bisa bicara. Dia ikut makan juga sampai beberapa menit kemudian makanan mereka habis.Selesai makan Amanda kembali melihat tuan Austin yang memijat lehernya sendiri, tidur dengan posisi duduk semalam tentu begitu menyiksa bagi tuan Austin. Apalagi salah satu kakinya dia gunakan sebagai bantalan.Kebenaran yang membuat Amanda makin merasa bersalah. Tapi dia tak tahu harus melakukan apa sebagai solusi, tak mungkin menawarkan diri untuk memijat leher tersebut."Apa anda ingin menggunakan koyo?" tanya Amanda, han
Amanda masih berdiri di depan rumahnya dan melihat mobil milik tuan Austin keluar dari area yayasan, tidak menyangka juga bahwa hubungan mereka akan berkembang sejauh ini. Ternyata benar, apa yang akan terjadi di masa depan tak akan mampu ditebak. Orang hanya mampu berencana, namun jika takdir berkata tidak maka hasilnya akan tetap tidak. Satu helaan nafas panjang keluar dari mulut Amanda, tatapan kemudian teralihkan pada Luna yang berjalan ke arah sini. "Nyonya, pagi ini nyonya Geni mendatangi yayasan pusat," lapor Luna. Sebuah kabar yang tidak pernah Amanda prediksi sebelumnya. Dia pergi setelah memberikan banyak tekanan untuk semua keluarga Sanjaya, Amanda pikir setidaknya orang-orang itu akan diam sejenak. Tapi siapa sangka, mama Geni langsung mengambil langkah. Di kantor pusat Yayasan Sanjaya Group mama Geni datang bak pemilik yayasan tersebut, padahal sedikitpun dia tidak ada andil dalam pengembangannya. Mama Geni, Evan dan bahkan Evelyn sedikitpun Tidak memiliki bagi
"Nyonya Geni meminta laporan keuangan Yayasan," lapor Luna setelah dia mendapatkan panggilan telepon dari salah satu karyawan di kantor pusat. "Tapi tentu saja mereka tidak memberikannya," timpalnya pula.Amanda yang telah duduk di kursi kerjanya mendengarkan dengan seksama. Sesekali tatapannya tertuju ke arah luar jendela, melihat gedung di seberang sana yang tengah di renovasi. Lalu memutuskan untuk menghubungi sang mama mertua secara langsung.Saat panggilan mulai tersambung, Amanda memberi isyarat pada Luna untuk keluar dari ruangan ini."Halo," jawab mama Geni di ujung sana, dia baru saja tiba di rumah dan langsung mendapatkan telepon dari sang menantu."Untuk apa mama pergi ke Yayasan?" tanya Amanda langsung."Wah, kamu benar-benar hebat Amanda. Sekarang kamu sedang pergi, tapi Yayasan pusat masih saja berada di bawah kuasa mu," balas mama Geni. "Mama butuh uang," ucapnya lagi tanpa basa basi.Dia sangat yakin jika Amanda juga sebenarnya telah tahu apa tujuannya datang tadi, yai
'Aku akan segera datang,' balas Evan pada Seria. Jika sudah menyangkut tentang sang anak Evan tentu langsung melemah.Dia pernah kehilangan anaknya satu kali, jadi kini Evan tidak ingin kejadian itu kembali terulang. Sebisa mungkin dia akan memberikan yang terbaik untuk anak keduanya tersebut."Pak, putar arah mobilnya, kita menuju rumah Seria," titah Evan pada sang supir. Dia melihat jam di pergelangan tangannya. Waktu masih menunjukkan 1 jam sebelum penerbangannya menuju kota A, tadi dia memang pergi lebih cepat demi menghindari perdebatan dengan mama Geni.Pikir Evan, dia masih memiliki waktu untuk bertemu dengan sang anak lebih dulu, sebelum nanti kembali menuju bandara. Evan bahkan kini memerintahkan sopirnya untuk melaju dengan cepat, memilih jalur yang paling dekat untuk menuju rumah Seria.Tiba di sana, Evan langsung memanggil Seria dengan cemas. "Seria!"panggil Evan.Wanita yang dipanggil segera mendekat, melangkah cepat menemui ayah dari anaknya di ruang tengah. "Dimana Ask
Terpaksa Evan melepaskan pelukannya pada sang istri, membodohi diri sendiri atas keteledorannya yang berulang kali. Bagaimana bisa dia menyisahkan aroma parfum milik Seria di tubuhnya saat menemui sang istri. "Ini tidak seperti yang kamu pikirkan, Amanda," ucap Evan lirih. Sampai bingung sendiri bagaimana caranya untuk menjelaskan. "Tidak perlu menjelaskan apapun Mas, aku tahu hubungan kalian memang tidak akan pernah bisa berakhir," jawab Amanda. "Aku sudah mengakhiri semuanya, apa yang ada diantara kami sekarang hanyalah tentang Aska." "Mas tidak perlu gusar seperti itu," balas Amanda saat melihat sang suami mulai bicara dengan menggebu-gebu, entah yang diucapkannya adalah sebuah kejujuran atau karena masih ada yang disembunyikan. "Silahkan saja jika mas Evan Masih ingin menyentuh tubuh Seria, aku tidak akan melarangnya. Aku hanya tidak akan mengizinkan Mas menikahi dia," ucap Amanda kemudian, lalu mundur satu langkah untuk menciptakan jarak diantara mereka berdua. Selama
Austin menahan senyumnya saat mendengar pertanyaan Amanda. Entah kenapa pertanyaan itu terdengar lucu di telinganya. Ini adalah kali pertama Amanda meminta bantuan, wanita yang selama ini selalu kukuh mampu melakukan semuanya sendiri akhirnya menunjukkan sisi lemah. Dan jadi satu-satunya orang yang dimintai tolong membuat Austin berbangga hati. "Jadi sekarang kamu sedang memanfaatkan aku?" tanya Austin. "Tidak, aku hanya sedang menagih ucapan Anda kemarin. Bukankah sekarang kita teman?" balas Amanda. Teman artinya harus saling tolong menolong satu sama lain, dan tuan Austin sangat tahu Apa permasalahannya saat ini, jadi tanpa perlu dia jelaskan secara langsung seharusnya tuan Austin langsung membantunya. Mendengar jawaban Amanda tersebut membuat Austin akhirnya tidak mampu menahan tawa, dia suka sekali sikap Amanda yang tidak ingin kalah seperti ini. "Duduklah, aku harus mandi lebih dulu untuk bisa membantumu," ucap Austin setelah tawanya mereda. Saat pria itu pergi bar
Menjelang sore Austin akhirnya mengantarkan Amanda pulang. Mereka langsung menuju yayasan karena lokasinya lebih dekat dibandinginkan kembali ke rumah Austin.Jadi kelak supir Austin lah yang akan mengantarkan mobil milik Amanda ke sini. Sore ini hujan kembali turun, rasanya setiap sore menjelang malam hujan akan terus membasahi kota A selama satu bulan ke depan. Musim hujan yang paling banyak menyisahkan kenangan bagi Amanda. "Pakai jas ku," titah Austin, dalam keadaan seperti ini dia harus menyalakan AC mobil lebih dingin daripada biasanya agar kaca tidak berkabut. Membuat hawa jadi terasa lebih dingin."Pagi tadi aku baru saja mengembalikan jas Anda dan sekarang aku harus meminjamnya lagi" ucap Amanda."Itu artinya Tuhan memang sengaja membuat kita selalu terhubung.""Anda terlalu berlebihan."Austin terkekeh pelan, tidak menjawab lagi dan hanya fokus pada jalanan. Sementara Amanda mulai menggunakan jas milik tuan Austin tersebut. Sama seperti Evan yang aroma tubuhnya selalu di
Selesai makan malam Evan akhirnya coba untuk menghubungi sang mama. Di sampingnya duduk Amanda dan tentu akan mampu mendengar semua pembicaraan ini."Halo Van, cepatlah pulang, untuk apa kamu lama-lama di sana," ucap mama Geni, langsung meminta sang anak untuk segera kembali setelah panggilan mereka terhubung.Rumah tanpa Evan tentu terasa kurang baginya, Evan adalah anak yang sangat dia sayangi. Karena itulah mama Geni selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk Evan, termasuk berusaha memisahkan Evan dengan Amanda.Setelah wanita parasit itu meninggalkan keluarga Sanjaya, mama Geni sangat yakin mereka akan segera mendapatkan kebahagiaan yang sesungguhnya."Besok aku akan kembali dengan Amanda," jawab Evan dan membuat mama Geni merasa tak senang saat mendengarnya. Dahinya sampai nampak berkerut.Padahal kepergian Amanda dari rumah ini adalah sesuatu yang sangat dia harapkan. Jika bisa Amanda pergi saja untuk selamanya dan tak perlu kembali-kembali lagi.Seria dan Evelyn kini pun du