'Aku akan segera datang,' balas Evan pada Seria. Jika sudah menyangkut tentang sang anak Evan tentu langsung melemah.Dia pernah kehilangan anaknya satu kali, jadi kini Evan tidak ingin kejadian itu kembali terulang. Sebisa mungkin dia akan memberikan yang terbaik untuk anak keduanya tersebut."Pak, putar arah mobilnya, kita menuju rumah Seria," titah Evan pada sang supir. Dia melihat jam di pergelangan tangannya. Waktu masih menunjukkan 1 jam sebelum penerbangannya menuju kota A, tadi dia memang pergi lebih cepat demi menghindari perdebatan dengan mama Geni.Pikir Evan, dia masih memiliki waktu untuk bertemu dengan sang anak lebih dulu, sebelum nanti kembali menuju bandara. Evan bahkan kini memerintahkan sopirnya untuk melaju dengan cepat, memilih jalur yang paling dekat untuk menuju rumah Seria.Tiba di sana, Evan langsung memanggil Seria dengan cemas. "Seria!"panggil Evan.Wanita yang dipanggil segera mendekat, melangkah cepat menemui ayah dari anaknya di ruang tengah. "Dimana Ask
Terpaksa Evan melepaskan pelukannya pada sang istri, membodohi diri sendiri atas keteledorannya yang berulang kali. Bagaimana bisa dia menyisahkan aroma parfum milik Seria di tubuhnya saat menemui sang istri. "Ini tidak seperti yang kamu pikirkan, Amanda," ucap Evan lirih. Sampai bingung sendiri bagaimana caranya untuk menjelaskan. "Tidak perlu menjelaskan apapun Mas, aku tahu hubungan kalian memang tidak akan pernah bisa berakhir," jawab Amanda. "Aku sudah mengakhiri semuanya, apa yang ada diantara kami sekarang hanyalah tentang Aska." "Mas tidak perlu gusar seperti itu," balas Amanda saat melihat sang suami mulai bicara dengan menggebu-gebu, entah yang diucapkannya adalah sebuah kejujuran atau karena masih ada yang disembunyikan. "Silahkan saja jika mas Evan Masih ingin menyentuh tubuh Seria, aku tidak akan melarangnya. Aku hanya tidak akan mengizinkan Mas menikahi dia," ucap Amanda kemudian, lalu mundur satu langkah untuk menciptakan jarak diantara mereka berdua. Selama
Austin menahan senyumnya saat mendengar pertanyaan Amanda. Entah kenapa pertanyaan itu terdengar lucu di telinganya. Ini adalah kali pertama Amanda meminta bantuan, wanita yang selama ini selalu kukuh mampu melakukan semuanya sendiri akhirnya menunjukkan sisi lemah. Dan jadi satu-satunya orang yang dimintai tolong membuat Austin berbangga hati. "Jadi sekarang kamu sedang memanfaatkan aku?" tanya Austin. "Tidak, aku hanya sedang menagih ucapan Anda kemarin. Bukankah sekarang kita teman?" balas Amanda. Teman artinya harus saling tolong menolong satu sama lain, dan tuan Austin sangat tahu Apa permasalahannya saat ini, jadi tanpa perlu dia jelaskan secara langsung seharusnya tuan Austin langsung membantunya. Mendengar jawaban Amanda tersebut membuat Austin akhirnya tidak mampu menahan tawa, dia suka sekali sikap Amanda yang tidak ingin kalah seperti ini. "Duduklah, aku harus mandi lebih dulu untuk bisa membantumu," ucap Austin setelah tawanya mereda. Saat pria itu pergi bar
Menjelang sore Austin akhirnya mengantarkan Amanda pulang. Mereka langsung menuju yayasan karena lokasinya lebih dekat dibandinginkan kembali ke rumah Austin.Jadi kelak supir Austin lah yang akan mengantarkan mobil milik Amanda ke sini. Sore ini hujan kembali turun, rasanya setiap sore menjelang malam hujan akan terus membasahi kota A selama satu bulan ke depan. Musim hujan yang paling banyak menyisahkan kenangan bagi Amanda. "Pakai jas ku," titah Austin, dalam keadaan seperti ini dia harus menyalakan AC mobil lebih dingin daripada biasanya agar kaca tidak berkabut. Membuat hawa jadi terasa lebih dingin."Pagi tadi aku baru saja mengembalikan jas Anda dan sekarang aku harus meminjamnya lagi" ucap Amanda."Itu artinya Tuhan memang sengaja membuat kita selalu terhubung.""Anda terlalu berlebihan."Austin terkekeh pelan, tidak menjawab lagi dan hanya fokus pada jalanan. Sementara Amanda mulai menggunakan jas milik tuan Austin tersebut. Sama seperti Evan yang aroma tubuhnya selalu di
Selesai makan malam Evan akhirnya coba untuk menghubungi sang mama. Di sampingnya duduk Amanda dan tentu akan mampu mendengar semua pembicaraan ini."Halo Van, cepatlah pulang, untuk apa kamu lama-lama di sana," ucap mama Geni, langsung meminta sang anak untuk segera kembali setelah panggilan mereka terhubung.Rumah tanpa Evan tentu terasa kurang baginya, Evan adalah anak yang sangat dia sayangi. Karena itulah mama Geni selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk Evan, termasuk berusaha memisahkan Evan dengan Amanda.Setelah wanita parasit itu meninggalkan keluarga Sanjaya, mama Geni sangat yakin mereka akan segera mendapatkan kebahagiaan yang sesungguhnya."Besok aku akan kembali dengan Amanda," jawab Evan dan membuat mama Geni merasa tak senang saat mendengarnya. Dahinya sampai nampak berkerut.Padahal kepergian Amanda dari rumah ini adalah sesuatu yang sangat dia harapkan. Jika bisa Amanda pergi saja untuk selamanya dan tak perlu kembali-kembali lagi.Seria dan Evelyn kini pun du
"Asisten Juan, beri kami waktu. Tolong jangan tekan mama Geni seperti ini," mohon Seria."Maaf Nona, saya juga hanya menjalankan perintah. Jika Anda ingin saya pergi silahkan hubungi tuan Evan lebih dulu," balas Juan dengan pembawaannya yang nampak datar, tanpa ekspresi."Baiklah, aku akan hubungi mas Evan. Tapi aku mohon, jangan mengambil tindakan apapun," mohon Seria.Juan lantas meninggalkan ruangan mama Geni tersebut, diikuti oleh para pelayan yang lain.Ruangan tempat pertemuan keluarga secara privasi yang terhubung langsung dengan kamar mama Geni. Di ruangan inilah mama Geni sering menyambut tamu pentingnya, juga saat bicara dengan anak-anak."Kurang ajar, berani-beraninya Evan memperlakukan mama seperti ini!" bentak mama Geni."Ma, mas Evan tidak salah, kita sama-sama tau dia dipengaruhi oleh mbak Amanda. Coba sekarang mama hubungi mas Evan lagi," pinta Seria, dia juga tak rela jika mama Geni dan Evelyn harus meninggalkan rumah ini.Sebab Seria sendiri pun begitu menginginkan u
"Ma!" panggil Seria namun suaranya tak di dengar lagi. Pintu utama rumah megah tersebut sudah tertutup rapat.Air matanya jatuh dan tak mampu dihentikan, dunianya seolah jungkir balik dalam sekejap.Meskipun Seria belum tahu apa alasan utama mama Geni memperlakukannya seperti ini, mungkinkah hanya bersandiwara di sambungan telepon dengan Amanda. Namun tetap saja dia merasa sakit hati, merasa dipermalukan..Seolah ucapan Amanda beberapa waktu lalu jadi kenyataan, yang akan terus menjadikannya sebagai seorang jalang. Bukan wanita yang diakui oleh semua orang."Amanda, jangan pikir semuanya sudah berakhir! Tidak! Ku pastikan akan merebut semua yang kamu punya!" ucap Seria, bicara diantara tenggorokannya yang terasa begitu tercekat. Tekad yang sudah begitu bulat.Di masa lalu bisa saja dia yang akan jadi calon istri dari Evan Sanjaya, namun karena tuan Sanjaya mengajukan perjodohan tersebut membuatnya kalah. Terlebih Amanda dengan tak tahu dirinya menerima perjodohan tersebut.Sejak awal
Amanda dan Luna bepergian berdua, di tengah jalan Luna bahkan menghentikan mobil di sebuah toko baju bikini. Baju seksi yang sangat umum untuk digunakan di tempat tujuan mereka.Namun sungguh, Amanda benar-benar tak ingin menggunakan baju yang baginya haram tersebut. Terlalu terbuka dan tak layak untuk digunakan."Jangan macam-macam Luna, kita tidak membutuhkan baju seperti itu," ucap Amanda, suaranya terdengar dingin sekali. Sama seperti biasanya. Terlebih sorot matanya terlihat cukup tajam."Kita pergi ke pantai Nyonya, jadi harus beli bikini. Jika anda tidak ingin memilih sendiri, maka akan saya pilihkan," jawab Luna."Luna," panggil Amanda penuh intimidasi, namun asisten pribadinya tersebut seolah tuli. Luna tidak mendengar panggilannya dan tetap masuk ke dalam toko.Dengan sangat terpaksa akhirnya Amanda mengikuti, dia tak ingin semakin terjerumus jika Luna yang memilihkan bikininya, jadi dia harus memilih sendiri agar sesuai dengan selera.Yang tidak terlalu terbuka, yang tetap