Beranda / CEO / Tuan Presdir, Kamulah Ayah Anakku / Bab 193. Nenek Tidak Suka, Key?

Share

Bab 193. Nenek Tidak Suka, Key?

Penulis: L.A. Zahra
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Siapa kalian?” Sean berusaha waspada pada ke lima orang pria itu. Ia juga melirik penjaga toko karena mulai mencurigainya.

“Jangan membantah dan ikuti kami!” hardik pria itu lagi, seakan tak memperdulikan jika ada seorang anak kecil dalam rombongan Sean.

“Apa kamu bisa bersikap lebih lembut lagi? Setidaknya jangan membuat seorang anak kecil ketakutan!” Sean berusaha menahan emosinya.

Pria itu malah menatap Sean dengan sorot mata tajam, seperti ada sesuatu yang sedang melintas dipikirannya.

“Ada urusan apa mencari Nyonya Rose?” tanya Pria itu tiba-tiba.

“Apa harus ada urusan jika seorang anak ingin menemui ibunya?” Evelyn yang sejak tadi hanya memperhatikan tampak kesal dan menjawab dengan ketus.

Mendengar ucapan Evelyn, lima orang pria bertubuh tegap itu seketika langsung berubah ekspresi wajahnya. Mereka yang semula terlihat garang secara mendadak jadi tersenyum dan terlihat ramah.

“Apakah Anda Evelyn Winston?” tanya salah seorang pria sambil tersenyum lebar.

“Ya,” jawab Evelyn, ket
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Tuan Presdir, Kamulah Ayah Anakku   Bab 194. Berusaha Bersikap Tenang

    Evelyn dan Sean saling pandang, mereka cukup terkejut mendengar teriakan Rose yang sekilas tampak seperti marah itu membuat keduanya langsung bergegas menghampiri.“Apa yang terjadi?” Evelyn menatap Kelvin yang saat itu sedang menunduk memandangi pecahan piring.“Tanyakan sendiri padanya!” ucap Rose yang seakan enggan menatap Kelvin.Kelvin terlihat sedang menahan tangis, bocah itu ketakutan tak berani mengangkat wajahnya.“Kenapa ibu memarahi, Kelvin? Dia pasti tidak sengaja menjatuhkan piring itu!” Evelyn sedikit kesal pada ibunya.“Setidaknya jangan berlarian di dalam rumah? Piring itu cukup besar, tidak mungkin jika tidak melihatnya!” hardik Rose.Kelvin yang semula biasa kuat menahan kesedihannya, seketika berteriak menangis saat sang ibu dibentak oleh neneknya.“Tolong jangan marahi ibu! Ini semua salah Key,” ujar Kelvin di tengah tangisnya.Sean langsung menggendong Kelvin dan keluar dari rumah untuk sekedar melepaskan rasa kesalnya. Sedangkan Evelyn sendiri kini dalam keadaan

  • Tuan Presdir, Kamulah Ayah Anakku   Bab 195. Kegundahan Hati Evelyn

    Di saat emosi Sean bergejolak, Evelyn yang menyadari hal tersebut langsung memegang tangan sang suami, berusaha untuk menahannya agar tidak bertindak gegabah.“Tetap tenang, aku tidak ingin terjadi pertikaian di sini,” pinta Evelyn sambil berbisik.Pada akhirnya Sean memilih untuk menahan emosinya demi Evelyn. Jika tidak memandang sang istri dan mertua, mungkin saat itu juga ia sudah menghajar pria mesum itu.“Lalu, siapa mereka?” sambung pria itu lagi.“Sudahlah, kamu mengganggu makan siang kami! Kita bicarakan hal itu nanti sore saja,” pinta Rose sambil menatap pria itu dengan tatapan sedikit kesal.“Kamu sangat pelit, Rose. Kalau begitu aku pergi dulu, sampai jumpa nanti,” ucap pria itu sambil mengedipkan sebelah mata pada Rose.Rose terlihat tidak nyaman dengan situasi tersebut, karenanya ia mendorong kedua pria itu agar segera pergi. Namun, salah seorang pria yang lebih muda sekilas terlihat melirik Evelyn, lalu tersenyum penuh simpul.“Lihatlah! Mereka benar-benar kurang ajar!”

  • Tuan Presdir, Kamulah Ayah Anakku   Bab 196. Rindu Yang Terlupakan

    “Pak, bagaimana bisa?” Nicki tampak keheranan ia tak hentinya menatap kedua orang yang dari kejauhan sekilas terlihat seperti warga desa biasa"Sudahlah, tidak perlu terkejut seperti itu! Akan kujelaskan nanti, sebentar lagi Evelyn dan Diana akan datang kemari."Nicki yang semula terus menatap kedua orang tersebut, kini berpaling memperhatikan Evelyn dan Diana yang sedang berjalan menghampiri mereka."Sepertinya sangat menyenangkan. Boleh Ibu bergabung?" ucap Evelyn yang langsung menyingsingkan lengan baju juga menaikkan celana panjangnya karena hendak merendamkan kakiMelihat kedatangan Evelyn dan Diana, Kelvin pun langsung kegirangan."Yeay, akhirnya ibu datang. Ayo kita bermain bersama!" teriak Kelvin sambil melompat-lompat, hingga tak sengaja ia jatuh tersungkur dengan wajah belepotan lumpur.Sean dan Evelyn pun tertawa melihat tingkah konyol Kelvin, bahkan wajah bocah itu terlihat begitu lucu dengan lumpur yang menutupi kulitnya.Karena sakit hati, Kelvin pun langsung menangis. Be

  • Tuan Presdir, Kamulah Ayah Anakku   Bab 197. Kamera Tersembunyi

    Sean sudah bersiap dengan kemungkinan terburuk. Ia tidak mendatangi tempat tersebut dengan gegabah dan tanpa persiapan. Kedua anak buahnya terus memantau meski dari kejauhan.Langkah Sean terhenti saat tahu sosok di samping pohon besar.“Jadi, apa kamu yang melempar batu itu padaku?” Sean menatap dengan sorot mata penuh amarah.“Aku hanya sedang berjalan-jalan di sekitar sini. Kenapa kamu malah menuduh yang tidak-tidak?” protes Pria itu.Sean tahu persis jika pria itu sedang berbohong, dari gelagatnya saja sudah terlihat jika ia sedang menutupi sesuatu.“Kalau begitu kuharap kamu tidak pernah mendekati villa ini lagi agar aku tidak berpikir yang macam-macam.” Sean tersenyum tipis.Seakan mati kutu pria itu tak mengatakan apa-apa dan memilih untuk langsung pergi seolah tak pernah terjadi apa pun.Sean kembali dengan perasaan puas sekaligus kesal. Puas bisa mengusir pria itu, kesal karena merasa terusik.“Siapa?” Evelyn tampak cemas.“Pria muda yang bersama Joshua tadi siang,” jelas Eve

  • Tuan Presdir, Kamulah Ayah Anakku   Bab 198. Balas Budi

    Evelyn tersenyum lebar, merasa bahagia karena sebentar lagi akan bertemu sang penyelamat ibunya. Setidaknya ia akan berkali-kali mengucapkan terima kasih pada orang tersebut.Tak terasa keduanya sudah sampai di tempat tujuan. Saat itu sudah banyak para wanita, baik dari yang muda sampai yang tua, sedang berkumpul membuat beberapa hiasan untuk festival nanti.“Jadi, apakah orang itu ada di sini, Bu?” tanya Evelyn saya mengedarkan pandangannya.“Oh, sebentar … Dia ada di sebelah sana!” Rose menunjuk ke arah sebuah ruangan.“Ayo, kita ke sana sekarang, Bu.” Evelyn tampak begitu antusias.“Ya, kita akan ke sana sekarang. Kamu begitu bersemangat hanya untuk mengucapkan terima kasih.” Rose terkekeh melihat antusias Evelyn.“Tentu saja, bagaimanapun dia sudah menolong seseorang yang sangat aku sayangi,” sahut Evelyn menatap sang ibu dengan penuh kasih sayang.Rose pun bergegas membawa Evelyn ke ruangan di mana orang itu berada. Dan saat membuka pintu, terlihat ada beberapa orang yang sedang

  • Tuan Presdir, Kamulah Ayah Anakku   Bab 199. Perempuan dan Kopi

    Melihat kedatangan Rose, para perempuan itu pun langsung terdiam. Mereka kembali melanjutkan pekerjaan masing-masing dan kembali fokus.Tampaknya para perempuan itu sedikit takut pada Rose, terbukti dari sikap mereka yang seketika berubah sejak kedatangan perempuan itu. Evelyn pun merasa ada yang janggal, tetapi tetap berusaha untuk berpikir positif. Mungkin mereka hanya sedang malu dan segan saja.“Ibu, jangan terlalu serius seperti itu! Kami hanya sedang berbincang sekilas, sekalian berkenalan,” ujar Evelyn yang berusaha untuk mencairkan suasana.Mendengar hal tersebut, Rose yang wajahnya semula terlihat sinis, kini berubah menjadi lebih tenang dan rasa kesalnya pun perlahan berkurang.“Oh, benar. Aku memang lupa mengenalkan Evelyn. Baguslah kalau kalian sudah mulai saling kenal,” ucap Rose sambil tersenyum lebar.Evelyn melanjutkan pekerjaannya. Sesekali ia berbincang dengan para wanita itu demi untuk menutupi ketegangan yang sedang terjadi.Di sisi lain, Sean yang saat itu sedang

  • Tuan Presdir, Kamulah Ayah Anakku   Bab 200. Ingin Menemui Ibu

    Sean pergi menjauh dari Kelvin dan yang lainnya, lalu menelpon anak buahnya lagi.“Apa kamu mendapatkan informasi yang benar?” Sean berusaha memastikan lagi demi menghilangkan kegundahan yang terus mengganjal di hati.“Ya, saya sudah menanyakan hal ini bukan hanya pada satu orang saja, bahkan salah satunya Ibu saya sendiri.”“Selanjutnya cari informasi tentang keluarga itu!” Sean langsung menutup telepon saking merasa kesal.Sean tak menyangka jika informasi dari sang anak buah tersebut cukup mengejutkan, siapa sangka jika Rose ternyata adalah kekasih Joseph. Menurut cerita mereka sudah lama berpacaran tapi sampai sekarang belum memutuskan untuk menikah.“Sial, kenapa harus ada masalah seperti ini?” Sean mengacak-acak rambutnya dengan kasar saking merasa frustasi.Penyesalan terus menghinggapi pikiran Sean. Ia tak henti mengutuk diri sendiri yang begitu bodoh membawa Evelyn ke dalam sebuah masalah baru. Padahal jika dipikir-pikir setelah masalah dengan Dion selesai, seharusnya mereka s

  • Tuan Presdir, Kamulah Ayah Anakku   Bab 201. Noah yang Menyedihkan

    “Jangan terlalu galak seperti itu! Kami hanya ingin makan siang bersama saja,” jawab Joshua dengan santainya.“Sudahlah Evelyn, hanya makan bersama, tidak ada yang salah dengan itu!” sambung Rose dengan begitu santainya.Evelyn murka, tetapi tidak bisa berbuat apa-apa. Ia masih berusaha untuk menghargai sang ibu meski rasanya sedikit menyakitkan jika teringat sang suami dan anak yang tidak diajak makan siang bersama, dan malah orang lain berada di meja makan yang sama dengannya.Rasa makanan yang semula lezat itu mendadak menjadi hambar setelah Evelyn berada satu meja dengan dua orang yang sangat tidak ia sukai.“Evelyn, kenapa cemberut terus? Jangan menjadi seorang pendendam. Ibu tidak pernah mengajarkan itu!” ujar Rose yang tampak tidak senang melihat ekspresi wajah sang anak ketika melirik Noah.Tak ada sepatah kata pun yang terucap dari mulut Evelyn. Ia lebih memilih diam, lalu beranjak dan bergegas pergi meninggalkan ruang makan.“Kenapa Ibu begitu menyukai pria menyebalkan itu?

Bab terbaru

  • Tuan Presdir, Kamulah Ayah Anakku   Bonus Part

    Terima kasih buat semua reader yang sudah mengikuti cerita sampai sejauh ini. Othor bukan apa-apa tanpa kakak² reader.Oh, iya othor mau sedikit menceritakan beberapa kisah tokoh yang nggak muncul di akhir.Ada yang cariin Daren nggak ya? kakak tiri Evelyn yang sempet punya rasa itu akhirnya bisa melupakan istri dari sang atasannya itu, dia memilih untuk melamar kekasih sesama rekan kerja di perusahaan Sean.Lukas, si asisten gila kerja itu lebih milih untuk fokus ngurus perusahaan yang Sean titipin loh. Beberapa kali Sean berusaha ngejodohin sama perempuan malah berakhir di tolak, ya itu semua karena dia gila kerja.Jennifer, kakak tiri Evelyn yang udah insyaf ini milih menjauh dari kehidupan dulu. Dia pergi ke luar negri dan diam-diam menikah dengan warga lokal.Yang lebih mengejutkan, nggak berselang lama setelah Evelyn melahirkan, Nicki melamar Diana di depan orang ramai. Ya, cinta tumbuh karena biasa, kebersamaan bikin benih-benih cinta itu tumbu. Tapi, tenang aja, meski udah bern

  • Tuan Presdir, Kamulah Ayah Anakku   Bab 218. Akhir Bahagia

    Sean tampak kebingungan, tak tahu sang istri hendak mengajaknya ke mana. Sampai saat mereka berdiri di depan sebuah rumah barulah mengerti alasan Evelyn membawanya ke sana.“Kuharap ibu tidak ada sangkut pautnya dengan masalah korupsi dan perdagangan manusia.” Evelyn tampak terus menghela napas berat, terlebih di setiap kali teringat ibunya.Sean tak mau berspekulasi lebih dan hanya berniat untuk menyaksikan apa yang akan terjadi nantinya.“Ibu ….” teriak Evelyn sambil berjalan cepat ke arah pintu.Namun, ketika masuk ke rumah, Evelyn sama sekali tak mendapati keberadaan sang ibu. Ia mencari ke kamar, dapur bahkan ke gudang, tetapi Rose sama sekali tak ada.“Sepertinya ibumu telah pergi, Evelyn.” Sean merangkul sang istri yang tampak sedang kecewa.“Aku tidak menyangka ibu jadi seperti ini.” Mata Evelyn berkaca-kaca.“Sudahlah, mau bagaimana kalau itu semua sudah menjadi pilihan ibu. Lebih baik kita pulang sekarang, Kelvin sudah menunggumu.”Evelyn mengangguk, rasanya ingin menangis t

  • Tuan Presdir, Kamulah Ayah Anakku   Bab 217. Tak Berkutik

    Namun, pria yang menariknya itu malah seakan tak memperdulikan Evelyn dan terus menarik entah hendak membawanya ke mana.“Lepaskan! Atau aku akan melakukan sesuatu yang membuatmu menyesal!” ancam Evelyn sambil terus berusaha melepas tangan pria itu.Mendadak pria itu menghentikan langkahnya, menatap Evelyn dengan tatapan datar.“Bu Evelyn, saya tidak bermaksud jahat. Maaf karena saya telah lancang membawa Anda dengan kasar, tapi kalau tidak begini saya khawatir Anda akan kabur dan melewatkan apa yang sedang Pak Sean lakukan,” jelas pria itu.“Pak Sean? Siapa kamu? Bukankah kamu warga asli desa ini?” Perasaan Evelyn menjadi tak karuan saat mendengar ucapan pria itu.“Saya anak buah Pak Sean yang bertugas untuk mengawasi Anda karena secara kebetulan juga merupakan warga desa,” terang anak buah Sean itu.Evelyn belum percaya sepenuhnya, tatapan penuh kecurigaan terus ia perlihatkan. Wajar jika perempuan itu tidak langsung percaya karena bagaimanapun dirinya sedang berada di posisi yang me

  • Tuan Presdir, Kamulah Ayah Anakku   Bab 216. Siasat Evelyn dan Noah

    Noah terus memperhatikan sekeliling, mengawasi Joseph dan Viona, berharap jika kedua orang itu tidak sedang memperhatikannya. Dan benar saja, mereka sedang asyik dengan orang-orang yang sedang berusaha menjilat.“Aku harap ini akan berhasil,” gumam Noah yang segera beranjak, lalu menyelinap keluar dari pesta.Beruntung saat itu tidak ada yang memperhatikannya, sehingga Noah bisa leluasa berjalan ke sana kemari tanpa ada yang mengetahui.Namun, saat ia sampai di rumah, dari kejauhan terlihat ada beberapa orang yang menjaga area sekitar rumah Joseph tersebut, karenanya Noah berusaha untuk terlihat tenang dan menyembunyikan niat buruknya.“Tuan muda, kenapa Anda sudah kembali? Bukankah pesta masih sedang berlangsung?” tanya salah seorang pria yang sedang menjaga rumah Joseph tersebut.“Ayah menyuruhku untuk membawa perempuan itu ke pesta,” ucap Noah yang terlihat begitu gugup.Awalnya para penjaga sedikit tidak yakin dengan ucapan Noah tersebut. Namun, mereka berpikir kembali, untuk apa

  • Tuan Presdir, Kamulah Ayah Anakku   Bab 215. Sekelompok Wanita

    Kelvin tidak mengerti dengan maksud ayahnya, tetapi ia tetap mengizinkan selama bisa membawa sang Ibu kembali.“Hati-hati di jalan, Ayah! Jangan lama-lama,” pinta Kelvin sambil melambai.Mata Kelvin berkaca-kaca. Namun, ia berusaha untuk tetap tegar karena itu semua demi kebaikan sang ibu. Beruntung ada Nicki dan Diana yang selalu menemani, setidaknya bocah itu tidak terlalu berlarut dalam kesedihan.“Paman Nick apakah ayah akan pergi lama?” tanya Kelvin yang wajahnya jelas terlihat sedang menahan tangis.“Paman tidak bisa memastikannya, tapi ayah pasti tidak mau berlama-lama jauh dari Key.”Kelvin tersenyum, berusaha untuk kuat. Bocah itu seakan didewasakan oleh keadaan, yang mana di usianya dia sudah mengalami banyak masalah.Di tengah kegelisahan Kelvin, Sean saat itu malah sedang merasa bahagia karena pada akhirnya semua bukti dan saksi sudah terkumpul, hanya tinggal menjalankan rencana yang sudah matang itu.Sean melaju, menuju salah satu gudang terbengkalai yang berada ujung kot

  • Tuan Presdir, Kamulah Ayah Anakku   Bab 214. Pertemuan Ayah dan Anak

    Evelyn begitu mengenali wanita yang kini berada di hadapannya. Bagaimana tidak? ingatan akan kenangan pahit masih terus terngiang, tidak mungkin terlupakan.“Siapa sangka ternyata kita bisa bertemu lagi,” ucap wanita itu.Evelyn benar-benar benci menatap wajah wanita yang terlihat menjijikan itu, melihatnya membuat teringat pada Sean.“Aku kan tidak menyangka akan bertemu dengan wanita menjijikan sepertimu,” ucap Evelyn dengan tatapan sinis.Ucapan Evelyn berhasil memancing emosi wanita itu. Senyum yang semula tampak penuh penghinaan berubah dengan rasa sakit hati yang jelas terlihat.“Jaga ucapanmu itu jika tidak mau ku buat hidupmu lebih menderita!”Melihat wanita itu kesal, Evelyn merasa sedikit puas, setidaknya perempuan itu merasa sakit hati walaupun hanya sedikit.Namun, rasa senang Evelyn hanya bersifat sementara karena saat itu ia malah ditarik secara paksa menuju ke tempat Joseph berada.“Hentikan! Aku tidak ingin pergi dengan manusia jahat seperti kalian!” timpal Evelyn samb

  • Tuan Presdir, Kamulah Ayah Anakku   Bab 213. Gagal Kabur

    “Apa maksudnya dengan semua ini? Kami datang bersama-sama tapi kenapa malah melarangku untuk keluar dari Desa ini?” Evelyn menatap tajam kedua penjaga gerbang Desa tersebut.“Maaf, ini semua atas perintah Tuan Joseph. Kami tidak mungkin membantahnya,” jawab salah seorang penjaga.“Kenapa dia terus mengusik hidupku?” Evelyn berusaha mengatur nafas yang sesak akibat emosi yang sudah terlalu bergejolak di dada.Evelyn tidak tahu harus berbuat apa, sampai sekilas terbesit sebuah ide yang sepertinya cukup menarik untuk dilakukan. Ia mendekat perlahan ke arah Diana, lalu berbisik, “kalian pergilah duluan! Aku akan menyusul setelahnya.”Diana tidak setuju dengan ide Evelyn tersebut, tetapi berulang kali menolak pun percuma karena atasannya itu terus memaksa dan mengatakan semua akan baik-baik saja “Percayalah padaku!” ungkap Evelyn dengan senyum yang ia tunjukkan demi berusaha menutupi kegelisahannya.“Tapi, Kak …..” Diana masih ragu untuk meninggalkan Evelyn seorang diri.“Sudahlah, yang t

  • Tuan Presdir, Kamulah Ayah Anakku   Bab 212. Mulai Menyadari

    Di saat Sean rengah mengumpulkan banyak bukti untuk menghancurkan Joseph, di sisi lain Evelyn sedang dalam keadaan hancur, terlebih karena Kelvin terus menanyakan tentang keberadaan ayahnya.“Ibu, kapan ayah pulang? Katanya cuma sebentar!” Kelvin terus mengatakan hal tersebut berulang-ulang.“Ibu tidak tahu, mungkin akan lebih lama karena ini masalah pekerjaan,” ucap Evelyn yang matanya berkaca-kaca.“Ayah jahat! Tega sekali meninggalkan Key,” rengek Kelvin yang bertingkah seperti bocah tantrum.Evelyn tak tahu lagi harus mengatakan apa pada Kelvin. Sang anak seakan tak terima dengan kepergian ayahnya, ia bahkan tak bisa membayangkan bagaimana kedepannya, mengingat dirinya sendiri tidak tahu kapan bisa bertemu lagi dengan Sean setelah setelah kejadian sebelumnya.Beruntung Diana dan Nicki seringkali bertindak cepat. Mereka langsung mengajak Kelvin bermain, berusaha mengalihkan perhatian bocah itu.“Apa kamu tahu apa yang sedang terjadi dengan Pak Sean?” tanya Diana sambil berbisik, ta

  • Tuan Presdir, Kamulah Ayah Anakku   Bab 211. Mengumpulkan Bukti

    Sean seketika bingung, merasa tidak kenal dengan perempuan itu.“Siapa kamu?” tanya Sean sambil mengerutkan alis.“Menyebalkan, ternyata kamu sudah melupakanku!” protes wanita itu.Meski berusaha mengingat, tetap saja Sean lupa jika pernah bertemu dengan wanita itu.“Cepat katakan saja siapa kamu!” seru Sean yang tidak suka bertele-tele.Perempuan itu malah tertawa dengan begitu kencangnya. Wajahnya menunjukkan jika ia memiliki maksud yang tidak baik.“Apa kamu ingat kopi tumpah dan penguntit?” Perempuan itu tersenyum licik.Hanya dengan beberapa kata Sean langsung teringat kejadian di mana seorang wanita pernah menumpahkan kopi pada pakaiannya dan mengaku jika dirinya sedang diikuti oleh seorang penguntit.“Apa maumu?” Sean menatap wanita itu dengan wajah datar.Perempuan itu malah tertawa lagi, lalu tatapannya seakan menatap Sean penuh kebencian.“Salahmu sudah mengabaikanku waktu itu, padahal awalnya aku tidak berniat menuruti permintaan Ayah untuk menjebakmu. Tapi sikapmu yang som

DMCA.com Protection Status