Dia menari sambil tertawa, dia sudah mulai terbang dan tidak sadar membuat sahabatnya Cantika harus menjaganya dengan eskstra waspada.Dan saat Sisilia sedang menari bahagia sambil mengangkat gelas yang berada di tangannya datanglah seorang laki-laki.Dia tengah berdiri di dekat Sisilia sambil berusaha untuk mengajaknya ngobrol."Hay Siapa namamu?" tanya laki-laki tersebut.Sisilia yo sudah dipengaruhi alkohol dan suara musik ya kencang membuat dirinya tak mendengar apa yang dikatakan laki-laki tersebut"Haa apa gak denger." teriak Sisilia sambil mendekatkan telinganya.Dia pun masih melanjutkan goyangannya menikmati musik membuat laki-laki tersebut mendekatkan mulutnya ke telingannya. "Siapa nama mu?" tanyanya kembali yang mengulangi pertanyaan pertama.******Tak terasa Jam sudah menunjukkan pukul 01. 00 dini hari.Cantika pun langsung mengajak Sisilia untuk segera pulang."Ayo balik." teriak Cantika sambil menggeret ke tangan kanan Sisilia.Namun Sisilia tak ingin beranjak dari t
"Gak lah om, malu tahu." sanggah Cantika yang sedikit genit.Mereka pun milai berkomunikasi lebih intens, dan mereka saling memperhatikan satu sama lain bahkan saling menggoda.Cantika mempergunakan ini sebagai sebuah kesempatan, mengingat jika papa dari sahabatnya itu adalah orang yang kaya raya,Itu adalah hal yang manusiawi baginya, siapa tak mau mempunyai kekasih yang banyak uang."Besok kita ketemu mau nggak?" tanya Pak Ramon.Cantika pun tersenyum di depan layar, Dia tersenyum dengan sedikit menggodanya."Oke pak, besok Bapak bisa datang ke sini tapi menunggu Sisilia pergi ya, dia sekarang lagi tidur di ruang tamu." ujarnya.Dan pak Ramon pun setuju.Di sisi lain Hans yang tengah berada di apartemen Vania,Dia baru saja datang, dia tengah duduk di sofa dan melihat 5 laki-laki yang tengah duduk sambil menatap layar ponsel mereka masing-masing,Mereka adalah Bodyguard Vania,"Ehhh ngapain sih banyak laki-laki di sini? Aku juga bisa menjaganya nggak perlu seperti ini, omnya benar-b
Vania terdiam mendengar apa yang dikatakan oleh hans, dia benar-benar melihat han saat ini marah kepada dirinya namun vania sebagai seorang wanita dia tak ingin minta maaf karena itu adalah hal yang anti bagi dirinya.Mengembalikan badannya dan dia berjalan melangkahkan kakinya untuk berdiri di dekat jendela kamar apartemen vania,Dia melihat keluar arah jendela melihat langit yang sudah sangat gelap dengan saya bintang yang menerangi langit.Hans pun menatap langit dengan diamnya, dalam diamnya dia berpikir sangat begitu kekeras bagaimana caranya vania bisa mempercayai dirinya lagi."Benar kata Andre, jika vania mengundurkan diri gara-gara masalah itu." di dalam hati.Hans mengusap wajahnya dengan kasar, dan dia pun membalikkan badannya dan melangkahkan kakinya kembali ke tempat tidur dimana Vania duduk di atasnya.Dan dia pun menatap Vania,"Aku tahu kenapa kamu seperti ini sama aku, aku tahu jika kamu cemburu terhadap wanita itu." ujar Hans,Dan Hans pun meraih tangan Vania, dia me
Dia menangis dipelukan bu Lita, "Aku tadi bertemu dengan teman-teman, kita bertemu di sebuah restoran yang berada di tengah-tengah kota, aku bertemu dengan teman-teman dan mereka membawa pasangannya masing-masing, dan Mama tahu? Pasangan mereka itu tampan tampan dan mereka adalah orang yang sangat kaya raya. Sedangkan aku datang sendiri." ujarnya yang bercerita kepada mamanya.Wajahnya terlihat murung, Dia terlihat begitu lesu.Lalu dia menghela nafasnya dengan panjang dia menutup matanya dengan erat lalu membukanya dengan pelan-pelan dia melihat seisi kamarnya yang sudah berantakan,Lalu dia melangkahkan kakinya untuk duduk di tepi tempat tidur."Ma aku malu, aku malu diejek sama mereka. Mereka mengatakan aku, jika aku tak pernah memiliki kekasih yang setara dengan kekasih mereka." lanjutnya.Dan bu Lita melangkahkan kakinya untuk menghampiri anaknya.Dan dia pun duduk di samping anaknya tepatnya duduk di tepi tempat tidur,Dia pun menatap wajah anaknya sambil merapikan rambutnya
"Ahh, kenapa badanku terasa begitu panas?" Vania bertanya-tanya sambil mengibaskan tangannya di depan wajah.Rasa panas kian menjalari seluruh tubuhnya, membuatnya gelisah tidak karuan. Ia lantas meraih minuman yang ada di depannya dan meneguknya sekaligus. Namun, bukannya merasa lega, Vania semakin merasa gerah. Kepalanya berdenyut-denyut, membuat ia mengernyitkan kening saat pandangannya mulai mengabur.Gadis itu mengangkat gelas yang berada di depannya dan menatapnya lekat. Ada sisa butiran bubuk di dasar gelas yang seketika membuatnya membelalak. "Minuman ini pasti sudah dimasukkan sesuatu!” desis Vania panik. Pandangannya langsung tertuju pada laki-laki yang berada di depannya. Pria itu menatap dirinya dengan sebuah senyum congkak tercetak di wajahnya yang keriput karena usia. “Apa yang kau masukkan ke dalam minumanku?!” geram Vania dengan mata memerah. Pria itu malah tertawa kencang. Ia memajukan wajahnya hingga hanya berjarak beberapa senti dari Vania. “Aku tidak memasukka
"Ma—”“Sudah berani melawan mama?!" sergah Lita, ibu tirinya, tanpa membiarkan Vania menyelesaikan kalimat terlebih dahulu. Mendengar itu, Vania mendengus sinis, tak menjawab apa yang dikatakan oleh ibunya."Begitu caramu balas budi pada orang tua?!” tanya Lita dengan suara semakin meninggi. “Mama cuma meminta tolong agar kamu menemani klien mama makan malam, tapi kenapa kamu malah kabur tanpa pamit?!" cecar wanita paruh baya itu. Amarahnya sudah meledak-ledak.Vania hanya bisa menganga mendengar cecaran Lita. Sepasang matanya yang sembab menatap tajam ke arah wanita itu. “Menemani klien Mama makan?” ulang Vania dengan nada tak percaya. Ia menyergah napas kasar, berusaha menekan amarah yang ikut terpancing. “Bukannya Mama ingin menjualku pada pria hidung belang itu?” Lita membelalak kaget, tidak menduga Vania akan menentangnya seperti itu. “Apa katamu? Berani-beraninya—”“Mama yang memasukkan obat perangsang ke dalam minumanku kan?” sela Vania dengan suara bergetar. “Mama sengaja
Akhirnya pun Vania memutuskan pergi ke luar negeri, Di luar negeri dia berusaha dengan sekuat tenaga untuk meraih cita-citanya yang tertunda,Hari-harinya di isi dengan kerja untuk mengembangkan bakatnya. Meskipun perjuangannya begitu amatlah berat dan sulit.Kali ini dewi fortuna sedang menghampiri dirinya, takdirnya sangat begitu mulus itu semua karena yang semangat yang luar biasa dan didukung dengan kemauan yang sangat tinggi membuat dirinya sangat begitu dipercaya oleh beberapa perusahaan yang menaungi dirinya,Kini wanita yang berusia 23 tahun bisa berdiri sendiri, menghidupi dirinya sendiri dengan kekutaan dan kemauan yang sangat tinggi."Sekarang aku bisa berdiri di kaki ku sendiri." ujar Vania si wanita yang pantang menyerah. "Aku sudah sangat tak sabar menjemput kesuksesan ku." lanjutnya sambil tersenyum sinis di bibirnya dengan tangan kanan membawa sebuah gelas.Tak di pungkiri Vania berjuang sangat keras itu semua di karenakan dendam yang sangat membara di hatinya,Denda
Dia kembali dengan segudang prestasi, menjadikan seorang wanita yang sudah berubah jauh dari sebelumnya Menjadi wanita yang mandiri yang bisa mengurus dua anak sekaligus,Yang pasti Vania menjadi wanita yang lebih cantik dengan pribadi yang lebih kuat.Wanita single mom yang memiliki pesona yang nampak luar biasa.Kini Vania sudah sampai di negara asalnya, Sekarang dirinya kini berada di sebuah bandara bersama kedua anaknya, Saat Vania sedang berjalan sambil bertelepon, dia tak sengaja menabrak seorang laki-laki yang sedang berdiri yang juga sambil melihat ponselnya"Ahhh." teriak Vania yang terkejut,Vania pun spontan langsung memasukkan ponselnya ke dalam tasnya."Maaf pak." Vania pun menganggukan badannya sebagai permohonan maaf karena tak sengaja menabrak. "Maafkan saya saya teledor." lanjut ucap Vania.Dan laki-laki yang sedang berdiri sambil memakai sebuah kacamata hitam yang menempel di batang hidungnya itu terdiam.Dia pun mengalihkan pandangannya ke arah wanita cantik yang