Beranda / Urban / Tuan Pewaris, Mohon Pimpin Kami Lagi! / Bab 37 : Musuh Dalam Selimut

Share

Bab 37 : Musuh Dalam Selimut

Penulis: Pipi_Kiri
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-26 07:30:35

Sarah segera memastikan kalau pintunya sudah benar-benar terkunci.

Agar dia yakin kalau Sam tidak datang lagi.

Baru setelah itu dengan langkah cepat masuk ke dalam kamarnya.

Dengan tangan gemetar Sarah memegang file itu.

Dia hanya mengambil satu file yang paling penting, setelah Sam memberitahunya.

Gadis itu mulai membuka file itu dengan perasaan bersalah.

Setelah melihat apa saja isinya, dia pun menyimpan file itu di dalam tasnya.

Dia memutuskan untuk mengirim pesan pada orang itu.

Tapi nyatanya malam ini dia tidak bisa tidur karena memikirkan apa yang harus dilakukannya besok.

***

Kantor Galaxi Group…

Sam dengan semangat menyiapkan segala sesuatunya.

Hari ini dia akan menemui Pak Agung dan menyerahkan ide kasarnya untuk dianalisa.

Barulah akan diserahkan kepada bagian pembangunan dan terakhir mengajukan semua datanya ke pemilik perusahaan yaitu papanya.

Setelah laptopnya menya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Tuan Pewaris, Mohon Pimpin Kami Lagi!   Bab 38 : Apa Aku Salah Menilai?

    "Apa?!"'Apa file itu adalah milikku yang hilang?' tebak Sam."Dimana kamu melihatnya?" tanya Sam dengan nada tinggi.["Di belakang hotel, Sam. Maaf, bukannya aku sengaja, tadi aku pikir dia sedang menunggumu jadi aku mengikutinya untuk sekalian menyapamu. Setelah melihat pria lain yang keluar dari mobil, aku memilih bersembunyi," jelasnya merasa tidak enak.]Sam menyisir rambutnya cepat dengan jarinya.Pikirannya kalut mendengar hal itu dari Arya.Iya!Arya yang sedang menelponnya saat ini."Baiklah. Apa dia masih di sana?" Sam berusaha untuk tetap tenang.["Tidak ada hal lain yang terjadi. Pria itu sudah pergi dan Sarah juga sudah mengendarai motornya,"]"Ok, terima kasih. Aku mungkin akan membutuhkan pertolonganmu nanti. Aku tutup dulu teleponnya!"Sam mematikan ponselnya dengan emosi tanpa menunggu jawaban dari Arya."Sial! Apa sebenarnya yang sedang terjadi?" teriaknya ka

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-26
  • Tuan Pewaris, Mohon Pimpin Kami Lagi!   Bab 39 : File Milikku Kembali?

    Sam merasa tidak semangat untuk pergi ke kantor hari ini.Dia merasa berat untuk melangkahkan kakinya setelah apa yang terjadi semalam.Baru saja Sam ingin berjalan menuju ruangannya lalu tiba-tiba resepsionis yang bertugas, memanggilnya."Pagi, Pak. Dengan Bapak Sam bukan?" tanya karyawati itu sopan."Iya, benar. Ada apa, Mbak?""Ini ada paket untuk Bapak. Silahkan!" ucapnya tersenyum.Gadis itu menyerahkan sebuah tas belanja yang dilipat bagian atasnya."Dari siapa, Mbak? Apa seorang pria?" tanya Sam penasaran."Dari wanita cantik, Pak. Tadi dia bilang ini barang penting milik Bapak yang ketinggalan, setelah itu dia langsung pergi," jelasnya.Kening Sam berkerut mendengar penjelasan gadis itu.'Wanita? Apa itu Sonia atau jangan-jangan?' batin Sam coba menebak."Ya sudah kalau begitu terima kasih ya, Mbak!" Sam pun kembali bergegas untuk menuju ruangannya.Setelah masuk dia l

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-27
  • Tuan Pewaris, Mohon Pimpin Kami Lagi!   Bab 40 : Bawa Gadis Itu Padaku!

    Sam melajukan mobilnya dengan cepat.Semua perasaan senang, sedih, marah dan penasaran semuanya bercampur menjadi satu.Setelah sampai, dia langsung saja masuk saat Sarah membukakan pintu untuknya."Apa maksud semua ini, Sarah? Jelaskan padaku dari awal!" titahnya dengan penuh penekanan.Pemuda blasteran itu menjatuhkan tubuhnya di sofa dengan keras.Gadis itu hanya diam dan menunduk.Dia memilih duduk di seberangnya.'Aku harus mulai darimana?' hatinya bingung.Setelah hening beberapa saat, barulah Sarah membuka mulutnya untuk menjelaskan semua pada Sam."Aku akan ceritakan semua dari awal tapi dengarkan dulu dan jangan sanggah atau apapun sebelum aku selesai bicara. Bisa 'kan?" pintanya sedikit berani.Sam menjawab dengan anggukan singkat.Dengan menghembuskan napas pelan, gadis itu mulai bercerita.Mulai dari pertemuan mereka hingga saling menyukai, lalu saat Sarah diculik oleh

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-27
  • Tuan Pewaris, Mohon Pimpin Kami Lagi!   Bab 41 : Semua Orang Membuat Rencana

    Sam pulang sedikit terlambat hari ini.Dia melewatkan makan malam dengan mamanya.Ternyata Susan sudah menunggunya dari tadi."Sam, kenapa tidak bilang kalau pulangnya malam. Mama sudah menunggu dari tadi loh?" cerca mamanya saat melihat Sam berjalan menaiki tangga.Susan pun ikut menaiki tangga untuk menghampiri anaknya."Maaf, Ma. Tadi aku ada urusan penting jadi lupa memberitahu mama. Aku sudah makan di luar tadi," jelas Sam buru-buru.Susan menghembuskan napas pelan. "Apa kamu menemui gadis itu lagi?" tebaknya.Sam merasa seperti penjahat yang diinterogasi oleh polisi.Dia akan meluruskan kembali semuanya agar mamanya tidak salah menilai."Ma, kemarin hanya salah paham. Semua sudah selesai dengan baik," ujar Sam tersenyum memberikan pengertian pada mamanya."Darimana kamu bisa menyimpulkan seperti itu?" selidiknya ragu."Sam merasa bersalah, Ma. Seharusnya dia bisa lebih Sam jaga tapi sayang malah membuatnya dalam bahaya. Ma, maaf Sam belum bisa menjelaskan semuanya dengan detail

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-27
  • Tuan Pewaris, Mohon Pimpin Kami Lagi!   Bab 42 : Tidak Sesuai Harapan

    Hendra dengan cepat melajukan mobilnya, rumah adalah tujuan yang sangat penting kali ini, bukan seperti hari-hari sebelumnya yang hanya menjadi tempat tinggal semata.Langkah lebarnya semakin kentara dengan tegap tubuhnya.Masih lengkap dengan setelan jas hitam yang mempertegas kewibawaan dirinya sebagai seorang pimpinan perusahaan yang sudah dia bangun susah payah.Hendra harus segera menemui istrinya."Sayang! Mas, pulang!" ucapnya sedikit meninggikan suaranya.Hendra mengedarkan pandangannya ke penjuru kamar, masih tampak sepi."Apa dia belum pulang?" gumamnya.Dia pun memutuskan untuk mengganti pakaian yang lebih santai.Angelina keluar dari kamar mandi. Ternyata dia sudah pulang dan baru selesai membersihkan tubuhnya."Pa, baru sampai?" Angelina tersenyum lembut."Iya, baru saja. Oh, ya! Ada hal penting yang ingin aku bicarakan denganmu," ucapnya serius.Angelina mengernyitkan dah

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-28
  • Tuan Pewaris, Mohon Pimpin Kami Lagi!   Bab 43 : Saling Beradu Senjata

    Sam mendengar suara minta tolong Sarah, seketika langsung terkejut bahkan sampai berdiri dari kursinya."Ada apa, Sarah? Apa yang terjadi? Cepat katakan padaku? Apa kamu di kamar atau sedang di luar?" tanya pemuda itu dengan cemas.Semua pertanyaan terlontar begitu saja dari mulutnya.Hening sesaat.Tidak ada jawaban, hanya terdengar suara Sarah yang menangis membuat Sam semakin merasa frustasi karena gadis itu hanya diam saja.“Sayang, cepat katakan ada apa? Tolong jangan membuatku khawatir!" tanya Sam sekali lagi.Kali ini kesabarannya seperti sudah habis."Sayang, aku tidak apa-apa. A-aku sedang duduk di atas meja dapur. Tadi aku melihat ada kecoa yang keluar dari wastafel!" jelasnya dengan suara yang pelan.Sam menghembuskan napas lega mendengar itu. Dia pikir sesuatu yang buruk sudah terjadi pada gadis yang paling dia sayangi itu."Sarah! Aku pikir ada apa! Masa sama kecoa saja takut?" ledek Sam gemas.Sarah yang mendengar ucapan Sam yang meledeknya, otomatis dia langsung memasa

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-28
  • Tuan Pewaris, Mohon Pimpin Kami Lagi!   Bab 44 : Ini Adalah Permainan Awal

    Sam memukul meja kerjanya dengan keras.Wajahnya memerah menahan marah."Sial! Mereka pasti sudah tahu kalau kita sedang mengejarnya. Apa kita terlalu gegabah dalam bertindak, Pak?" tanya Sam berbalik arah menatap pria berkacamata itu.Sorot matanya memperlihatkan kebingungan.Pak Yudi pun mengerti tentang kegelisahan Tuannya."Tindakan kita sudah benar, Tuan. Karena kalau tidak maka Nona Sarah pasti sudah tidak aman lagi sekarang. Biarlah saat ini mereka mengetahui kalau kita sedang memburu mereka. Setidaknya untuk saat ini, pasti mereka sedang bersembunyi di suatu tempat!" jelasnya mencoba mengemukakan pendapatnya.Sam paham akan situasi yang terjadi.Dia yakin kalau ini keputusan yang tepat.Setelah penjagaan di sekitar apartemen, ternyata di hari yang sama mereka mengincar Sarah.Terlambat sedikit saja kekasihnya bisa dalam bahaya."Benar sekali, Pak. Mereka pasti akan menggunakan cara lain dan sebel

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-28
  • Tuan Pewaris, Mohon Pimpin Kami Lagi!   Bab 45 : Kamu, Saya Pecat!

    Hari ini wajah Sam terlihat lebih ceria dari biasanya.Hal itu membuat orang tuanya merasa senang melihat anaknya bersemangat lagi.Sam sudah mau sarapan bersama mereka lagi seperti biasa."Hari ini kita akan mulai melakukan pembangunan, Sam. Papa harap kamu bisa membuat proyek ini berhasil! Semua ada di tanganmu," tutur Adam tersenyum."Iya, Pa. Semoga semuanya lancar sampai selesai!" jawab Sam mantap."Mama harap semua karyawan melihat hasil dan prestasi dari pekerjaanmu, Sam. Bukan hanya karena kamu anak papa. Para direksi pasti akan terkejut kalau kamu berhasil di proyek ini," Susan ikut menimpali."Iya, Ma. Aku akan langsung mengumumkan kalau Samuel adalah pewaris perusahaan kita. Lebih cepat lebih baik!" ujarnya yakin.Sam ingin protes pada keputusan Papanya. Bukan dia tidak mau tapi itu terlalu cepat.Dia masih perlu sedikit waktu lagi untuk menyiapkan semuanya.Tapi sekarang dia hanya bisa diam. Sam tidak ingin Mamanya melihat dia berdebat dengan Papanya.Dia harus membicaraka

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-29

Bab terbaru

  • Tuan Pewaris, Mohon Pimpin Kami Lagi!   Bab 165 : Bisa kah Kita Berbaikan Lagi?

    Kedua mata wanita blasteran itu membulat sempurna.Tentu dia bisa menebak siapa yang ingin bicara dengannya. Dia pun berusaha untuk duduk supaya tetap tenang dan tetap bertanya dulu guna memastikan.“Si-siapa, Pak?” ucapnya gugup.Lalu tanpa menjawab petugas itu langsung memberikan gagang telepon pada orang di sampingnya.[“H-ha … halo, Angel. A-apa kabar?” ucapnya dengan terbata.]Tentu saja Angelina tahu dan mengenal dengan baik siapa orang yang sedang bicara dengan saat ini.‘Mas Hendra!’ batinnya terkejut.“Untuk apa lagi kau menelponku? Berani sekali kau melakukan ini!” ketusnya langsung.Tangannya sampai mengepal dengan erat untuk meredam emosi yang mulai bergejolak di dadanya.Hendra pun menelan ludahnya dengan kasar dia tahu tidak mungkin Angelina mau bicara dengannya atau lebih tepatnya orang yang sebentar lagi jadi mantan istrinya itu.Namun dia tidak punya pilihan lain.[“Angel, to-tolong dengarkan aku sebentar saja! Aku ingin bicara hal serius denganmu,” mintanya dengan s

  • Tuan Pewaris, Mohon Pimpin Kami Lagi!   Bab 164 : Ajak Kerja Sama Lagi

    Damar pun kembali ke perusahaannya setelah mengintai perusahaan Sam dari jauh.Dia pun mulai berpikir keras sekarang karena harus bisa membuat rencana selanjutnya. Apalagi Rio dan juga Johan sudah menyerahkan hal ini padanya.Tentu saja rasa gengsinya yang tinggi tidak akan terima kalau sampai ia gagal melakukannya."Perusahaan mereka cukup besar. Aku yakin butuh sesuatu yang berbeda untuk menumbangkan mereka. Ini tidak mudah," gumamnya seorang diri.Damar pun mengelus dagu dengan tangan kanannya.Lalu ia pun mengambil ponselnya dan menelpon temannya. "Halo, Johan! Aku sedang memikirkan kalian berdua dan juga rencana waktu itu. Menurutmu apa yang harus kita lakukan pada pemuda itu?"["Kenapa? Apa sekarang kau ragu?" tanya Johan memastikan.]Pria itu tersenyum sinis."Tentu saja tidak!" jawab Damar cepat. "Aku memang baru saja kembali ke perusahaanku setelah lewat di depan perusahaan mereka. Mereka sama sekali tidak bisa membuatku gentar. Ingat, kalian masih ada janji padaku!" ucapnya

  • Tuan Pewaris, Mohon Pimpin Kami Lagi!   Bab 163 : Cerminan Suamimu!

    Sarah sampai tergagap mendengar ucapan dari wanita yang terlihat masih muda itu. “Maaf, Mbak. Saya ini serius! Saya memang datang untuk membeli toko itu. Saya akan membuka toko kue,” jelas Sarah berusaha untuk meyakinkan. Tapi wanita itu malah mengangkat bibir atasnya dan memandang Sarah dengan remeh karena saat ini istri dari Samuel itu hanya memakai kaos blus yang dipadukan dengan celana jeans dan memakai sepatu Slip On biasa.Itu semua adalah baju yang biasa Sarah pakai bahkan sebelum menikah dengan Sam. Itu sebabnya dia terlihat sangat sederhana, bahkan mungkin tidak akan ada yang percaya kalau dia akan membeli salah satu ruko yang ada di kawasan elit itu. Sarah pun mengeluarkan kartu miliknya dan menyodorkannya di depan karyawan itu.“Ini, Mbak! Saya bisa bayar sekarang. Mana dokumen dan kuncinya? Mama mertua saya bilang saya tinggal mengambil kuncinya saja di sini!” ucapnya mulai terlihat kesal. Gadis itu pun mengambil kartu itu lalu membolak-baliknya.“Kartu apaan nih? Kart

  • Tuan Pewaris, Mohon Pimpin Kami Lagi!   Bab 162 : Memangnya Kamu Punya Uang?

    Kening Sam berkerut mendengar ucapan Sarah. Dia melepaskan genggaman tangannya di pundak istrinya yang cantik itu secara perlahan. Kali ini Sam benar-benar memasang wajah mode serius. "What? Bisnis apa, Sarah?" Sam sedikit bingung kemana arah pembicaraan ini. Sarah sudah menduga reaksi yang akan Sam berikan saat dia mengutarakan keinginannya itu. Dia pun mengatur napas dan kembali berkata, "Aku kan sangat suka memasak, apalagi membuat cake. Jadi aku mau buka toko kue sendiri, Sam. Aku mau punya kegiatan juga daripada … hanya duduk bengong di rumah," jelasnya sedikit takut dengan wajah tertunduk. "A-apa? Hahaha!"Tidak seperti dugaan Sarah, Sam malah menertawakannya. "Loh, kenapa kamu ketawa? Apa ada yang lucu?" Sarah bertanya dengan polosnya. Sam menggelengkan kepalanya lalu menjawab, "Aku pikir kamu akan mengatakan sesuatu yang aneh atau apalah yang membuatku khawatir, ternyata hanya itu. Kenapa tidak la

  • Tuan Pewaris, Mohon Pimpin Kami Lagi!   Bab 161 : Kerja Sama Balas Dendam

    Rio tersenyum senang mendengar itu. Keduanya pun bergegas menghampiri meja tempat pria itu sedang duduk. Johan pun mulai mengenalkan Rio dengan temannya itu secara langsung. Pria itu pun berdiri untuk menerima jabatan tangan dari Rio. "Aku Rio! Senang bertemu denganmu!" ucapnya mulai duluan. Dia pun tersenyum tipis, "Aku Damar! Senang bertemu denganmu juga!" jawabnya dengan suara berat yang khas. Terdengar sangat jantan dan pria sekali. Tubuh tinggi, tegap dengan kulit sawo matang semakin menambah kesan kalau dia orang yang pekerja keras. "Oke, Tuan-tuan. Cukup basa basinya! Mari kita lanjutkan obrolan ini dengan hal yang lebih serius!" ujar Johan terlihat bersemangat. Mereka pun duduk di kursi masing-masing, melingkari meja kaca yang ada di tengah. Tentu saja, Johan akan membahas soal masalah yang sudah menimpa Rio karena satu kesalahannya. Sekarang mereka ingin meminta bantuan pada Damar untuk menyaingi Sam. Ya, Damar Suseno adalah pengusaha yang sukses.Sama seperti Sam

  • Tuan Pewaris, Mohon Pimpin Kami Lagi!   Bab 160 : Teman Baru Kita!

    "A-apa?! Untuk apa, Tuan?" kening Juna langsung berkerut bingung. Sam pun menyandarkan punggungnya ke kursi. Terlihat tidak ada beban dan rileks. "Tenanglah, Juna. Aku punya rencana lain kali ini," ucap Sam santai. Juna pun mendengarkan apa yang Tuannya itu katakan tentang rencananya. Meskipun sedikit berbelit dan rumit tapi Sam akan berpura-pura tidak tahu perihal kebebasan Rio. "Tapi aku sedang tidak ingin membicarakan mereka saat ini, Juna. Nanti saja kita urus mereka. Fokus dulu pada jadwal pekerjaan kita ke depan. Lagipula aku tidak mau mereka mengambil alih semua pikiranku. Mereka itu hanya tikus kecil!" ujar Sam sambil mengibaskan tangan kanannya. Juna mengangguk setuju, tapi baginya tetap saja hal itu mengganggu pikirannya dan membuatnya tidak tenang. Bagaimanapun juga mereka sekarang akan terang-terangan menjadi musuh setelah kejadian ini. Entah kenapa perasaannya yakin akan hal itu. Dia juga ma

  • Tuan Pewaris, Mohon Pimpin Kami Lagi!   Bab 159 : Pria Itu Bebas?!

    Johan pun tersenyum menyeringai dan menjawab dengan santai. "Tentu saja! Jangan panggil aku Johan kalau tidak bisa melakukan hal itu!" ujarnya dengan menepuk dada sebelah kirinya, terkesan bangga. Mereka berdua pun tertawa bersama dan sangat terlihat akrab dengan merangkul pundak masing-masing. "Ayo! Aku traktir minum sepuasnya! Hahaha!" serunya dengan bersemangat. Mereka pun masuk ke dalam mobil untuk pergi ke klub miliknya. Hari ini khusus untuk merayakan kebebasannya setelah beberapa waktu merasakan dinginnya tidur di balik dinding sempit dan pengap. Pria itu adalah Rio. Ya, Johan memenuhi janjinya untuk menolong temannya itu ke luar dari penjara. Tentu saja dengan uang Rio miliki saat ini cukup untuk membuatnya bebas dengan syarat tetap harus ada penjamin yang mewakilinya. Meskipun Sam sudah meminta pihak kepolisian untuk memberatkan hukumannya tapi pria itu tidak gentar dan putus asa.Dia sudah banyak melakukan segala cara untuk bisa bebas. Dan akhirnya setelah lama men

  • Tuan Pewaris, Mohon Pimpin Kami Lagi!   Bab 158 : Rela Mengesampingkan Ego

    Kedua mata Reno pun terbelalak lebar. Entah kenapa dia merasa sangat takut kalau sudah menyangkut nama Papanya. Kali ini Juna berhasil membuatnya semakin kehilangan kendali. Tapi dia sudah bicara jujur dan mengungkapkan segala sesuatu yang Juna inginkan. Reno pun memutuskan untuk melunak dan mengikuti apa yang pria itu mau. Demi papanya!"Ja-jangan! Aku mohon jangan ganggu Papaku! To-tolong dengarkan aku! Aku bicara jujur dan sudah mengatakan semuanya padamu. Aku tidak tahu menahu tentang apa yang gadis itu lakukan! Percayalah!" ucapnya dengan mengiba. Sorot matanya terlihat sangat ketakutan sekaligus sedih. Reno tidak ingin Papanya susah lagi karena ulahnya. Uang mereka sudah banyak habis untuk menebusnya dari penjara. Dia tentu saja tidak ingin jatuh miskin. Saat ini saja mereka masih cukup kesulitan untuk mengembalikan harta kekayaan yang hampir terkuras habis. Demi menyelamatkan perusahaan dan nama ba

  • Tuan Pewaris, Mohon Pimpin Kami Lagi!   Bab 157 : Aku Tidak Terlibat!

    Juna pun menautkan kedua alisnya mendengar permintaan Sam. Dia pikir Tuannya itu akan membicarakan soal pekerjaan atau sebuah proyek baru, tapi ternyata malah mencari pria yang sudah seharusnya mereka lupakan. "Maaf, Tuan. Kalau boleh saya tahu, untuk apa Tuan mencari pria itu? Bukankah kita tidak ada urusan lagi dengannya?" Juna memberanikan diri untuk bertanya. Sam pun membuka kancing jasnya dengan cepat dan duduk di kursi kebesarannya. "Juna, apa kamu lupa? Bukankah gadis gila itu bilang kalau ada yang membantunya bebas? Mereka bebas bersama dari penjara dan bisa saja kan pacarnya itu membantunya dalam penyerangan kemarin! Kau harus cari tahu hal itu!" ucapnya tegas. Juna pun buru-buru mengatupkan mulutnya. Dia malu, kenapa bisa sebodoh ini dan tidak terpikirkan ke arah sana.Padahal dialah yang seharusnya memikirkan hal itu, bukannya Sam. Juna pun mengangguk cepat sebelum Sam jadi marah, "Maafkan saya, Tuan! Saya ak

DMCA.com Protection Status