Pukul 7 malam, stadion Galaksi telah dipenuhi oleh lautan manusia.
Sebanyak 10.000 penonton memadati dan berdesakan di stadion tersebut. Mereka seolah seperti semut berebut memasuki sarang.Di sisi lain, Virgon secara terpisah mengatur siaran langsung untuk konser malam ini.Sungguh tak terduga, setelah mengetahui antusiasme masyarakat terhadap konser ini, pada akhirnya puluhan platform besar mengajukan diri untuk berkerja sama dengan Star Entertainment guna menyiarkan konser perdana Vella secara langsung di situs mereka.Virgon juga mengerahkan pengawal profesional serta polisi khusus untuk menjamin keamanan yang sebelumnya sudah diatur oleh Samudera. Akibatnya, semua telur busuk, tomat, seledri busuk, serta botol beling yang telah dibawa para haters disita di pintu masuk.Meskipun mereka tidak yakin, namun para haters masih ingin melihat akan sejauh apa Vella mempermalukan dirinya sendiri malam ini.Di sisi lain kota Zaden, duaDi atas panggung, seusai musik heavy metal mengguncang, semua penonton sama sekali tidak diberikan jeda untuk bereaksi, semburan musik lainnya bercampur dengan dentuman drum berat mengguncang seisi stadion Galaksi.Didukung dengan permainan piano Renzo yang tak kalah gahar, Vella tak berhenti beraksi, setelah lagu pertama langsung beralih ke lagu kedua.Semua orang benar-benar dikejutkan oleh musik yang tidak diprediksi dan nyanyian gadis yang melengking dan luar biasa.Ribuan pasang mata tertuju pada sosok ramping dan menawan yang melenggang di atas panggung. Mereka tetap menantikan kejutan apalagi yang akan diberikan Vella selanjutnya.Lirik lagu musik rock bertempo cepat tiba-tiba bergerak naik di layar besar belakang Vella.Mereka tidak bisa menindaskuMereka tidak bisa menelantarkankuAku tetap tegar meski dunia membencikuAku berbedaAku akan membuang keraguan merekaSuatu hari, aku akan
Hampir dua jam Vella bernyanyi dan menggebrak stadion Galaksi dan juga jagat hiburan tanah air.Lonjakan viewer pada situs-situs yang menayangkan siaran langsung secara online, juga menumbuhkan senyum dan tawa bahagia para pemimpin perusahaan yang baru-baru ini bekerja sama dengan Star Entertainment untuk meraup keuntungan dari konser perdana Vella yang sebelumnya digadang-gadang akan mengalami kerugian besar.Saat ini Vella sedang menyanyikan lagu berjudul Janji Palsu. Lagu ini jelas menghantam Rino yang pernah mengkhianati Vella dan berpaling pada adik tirinya.Di rumahnya Rino hanya terus menahan napas mendengar lirik lagu yang seakan menyindirnya sebagai bajingan jahat.Berbeda dengan suasana di stadion Galaksi saat ini, para penonton masih terhanyut dalam lagu yang dinyanyikan Vella. Bahkan mereka menyesali kenapa tidak membeli lightstick sebelum masuk ke stadion.Tapi nyatanya mereka cukup kreatif untuk menunjukkan betapa spektakule
Melihat ekspresi semua orang, tanpa sadar Vella pun membalikkan tubuh ke layar besar di belakangnya. Seketika itu dia membekap mulut, dan lagi, dia tak kuasa menahan air mata yang tak berhenti mengalir. Di video itu terlihat seorang gadis kecil bergaun putih berlari di atas rumput hijau sembari berteriak, 'Mama!' 'Vella, jangan lari-lari terus, sini duduk di sebelah mama.' Wanita cantik itu mengangkat Vella kecil untuk duduk di sebelahnya, sementara dia sendiri mulai menggunakan jari-jarinya memainkan piano. Lagu All About You dengan versi persis yang barusan dinyanyikan Vella mulai terdengar dari mulut Vita. Lagu itu masih mengalun, tapi video berubah menampilkan kebersamaan seorang ibu dan putri kecilnya yang penuh kehangatan. Vella kecil yang terus memeluk, mencium, dan bermanja pada mamanya di atas kasur. Vella kecil yang bermain gelembung sabun bersama mamanya di taman bunga. Vella kecil yang menari imut di depan mamanya yang tertawa bahagia. Sampai lagu itu berakhir terl
Di ruangan dengan minim pencahayaan seorang laki-laki dewasa berdiri dengan dua tangan terikat rantai begitu pula dengan dua kakinya.Tubuhnya sudah penuh dengan luka, tapi masih terlihat tak ingin menyerah.Kelopak matanya terangkat perlahan melihat pintu yang berangsur terbuka menampakan sosok tinggi, tampan, namun terlihat dingin dan kejam.Laki-laki yang dirantai tersenyum getir di sudut bibirnya melihat siapa yang datang. Bocah ingusan yang jelas jauh lebih muda darinya mendekat.Tentu saja itu adalah Samudera yang datang diikuti Virgon di belakangnya.Samudera tak berkata apa-apa, hanya melihat laki-laki itu sekilas, lantas mengalihkan pandangan pada meja yang penuh dengan alat-alat penyiksaan seperti cambuk, pistol, alat setrum, dan benda berbahaya lainnya.Dengan tenang lantas Samudera meraih pistol dan memasukkan peluru di dalamnya. Dan tanpa memberi peringatan suara tembakan menggema diikuti teriak kesakitan laki-laki yang saat ini dirantai.Seketika dua kaki tak bisa lagi b
Di kediaman Arganta rupanya telah terjadi kegaduhan sebelum Vella tiba. Edgar yang sudah mengetahui segalanya tak bisa lagi memendam amarah setelah mengetahui tabiat asli istri muda yang lemah lembut dan terlihat penuh kasih. "Papa, jangan sakiti mama, Pa!" pekik Andin melihat mamanya tersungkur setelah mendapatkan pukulan dari Edgar. Tapi Edgar sama sekali tak mengindahkan, dia malah menarik pakaian Indina dan menyeretnya ke arah pintu utama. "Edgar, aku mohon jangan seperti ini, aku hanya difitnah, Edgar. Aku tidak mungkin melakukan itu pada Vella. Kamu tahu aku sangat menyayangi Vella, dia juga putriku!" Indina berjalan terseok dan terseret saat berusaha membela diri. Saat pintu terbuka, seketika Indina terlempar ke lantai teras tanpa ampunan. Dia menjerit lantaran tubuhnya yang terbentur benda keras di bawahnya. "Mama ...." Andin yang mengikuti segera menubruk Indina yang jatuh. "Jelaskan semua itu pada polisi! Aku sudah tidak mempunyai kemampuan untuk menampung semua keboho
Vella tersenyum tipis usai memasuki mobil. Menatap Samudera lembut yang tak menolehkan wajah kepadanya. Lantas Vella menelusupkan tangan di sela lengan Samudera, merengkuhnya sangat erat dengan kedua tangan sambil terus memandangnya.Lama tak menunjukkan pergerakan, akhirnya Samudera tak tahan melirik dari sudut mata yang kelam.Benar saja gadisnya masih tersenyum sambil menatap dengan jarak yang sangat dekat. "Apa yang kamu lakukan?" tanyanya.Vella tersenyum geli lantas menjawab, "Melihat orang ganteng ngambek.""Tch ...," decak Samudera mengembalikan bola mata ke arah lain."Jangan marah ...."Samudera tak merespon permintaan Vella, terus mengarahkan pandangan ke arah lain."Menjadi simpananku itu suatu kehormatan lho ... apa aku harus melimpahkan kehormatan ini pada orang lain?" goda Vella dengan senyum geli melihat kekesalan Samudera saat ini.Segera ini Samudera mengarahkan wajahnya pada Vella da
Mendengar neneknya sakit Vella tidak mempunyai alasan untuk menolak. Pada akhirnya Vella mengangguk menerima ajakan Edgar untuk pulang. [Sam, jangan menungguku. Aku pulang bersama papa. Nenek sakit.] Itu pesan Vella pada Samudera yang sedang menunggu di mobil. Tentu saja sesuai dengan permintaan Vella Samudera tidak ikut terlibat di persidangan. Begitu juga para adik dan nyonya Baswara yang sebenarnya sangat antusias mendampingi Vella di ruang sidang. Tapi keadaan memang tidak memungkinkan untuk muncul bersama di publik. Membuat Vella seolah hanya berjalan seorang diri tanpa dukungan dari siapapun. [Kapan kamu pulang? Rumahmu adalah aku.] Vella tersenyum membaca balasan Samudera. Lantas mengetik balasan. [Nanti aku akan menghubungimu lagi. Jangan terlalu merindukanku.] Diam-diam Andin yang duduk di sebelah Vella mulai melirik ponsel yang dipegang kakaknya. Melihat ekspresi bahagia di wajah Vella tentu saja dia sudah dapat menebak jika itu kekasih Vella. Andin menajamkan
Waktu terus bergulir, langit yang tadinya terang kini sudah menggelap. Notifikasi di ponsel Vella pun seakan tak berhenti bergetar mengingatkan Vella untuk segera kembali. Diam-diam nenek Lola memperhatikan Vella yang terus mengulum senyum sembari membalas chat. Sudah pasti itu Samudera yang mulai rewel karena ditinggal lama. Vella jadi merasa mempunyai bayi besar sekarang. "Namanya siapa?" Tiba-tiba nenek Lola bertanya dengan suara seraknya yang bernada lembut. Vella yang berbaring tengkurap di sebelah nenek Lola segera mendongak dan menaikan alis sembari tersenyum. "Perlihatkan pada nenek, seperti apa wajahnya?" Kedekatannya dengan nenek Lola membuat Vella tak ragu untuk menunjukkan foto Samudera kepadanya. "Pantas saja, mata cucu nenek memang tidak pernah salah. Sangat tampan," ucap nenek Lola memuji paras mulia seorang Samudera. Vella tersenyum girang lantas memeluk neneknya dan berkata, "Nenek, apakah Nenek baik-baik saja jika aku pergi? Sebenarnya malam ini aku ada janji
Di bangsal rumah sakit.Saat ini Vella masih terbaring lemah, wajahnya pucat dan tidak berdaya.Lemparan kotak kayu itu ternyata mencederai otak kecil Vella hingga melumpuhkan fungsi motoriknya.Vella lumpuh tak bisa berdiri ataupun berjalan, saat duduk dia sangat mual dan pusing kemudian terjatuh tanpa mempunyai keseimbangan.Bersyukur tusukan di perut Vella tak sampai melukai janin yang dia kandung.Vella hanya bisa berbaring ditemani Samudera yang tak pernah lelah menggenggam tangannya memberi dukungan moral."Maaf, aku salah, aku lengah. Jika aku lebih waspada kamu tidak perlu mengalami hal semacam ini."Vella tersenyum lemah mendengar permintaan maaf Samudera yang entah kali keberapa."Kamu tidak lelah meminta maaf terus setiap waktu?"Samudera tersenyum samar. "Aku hanya tidak tahu bagaimana caraku menebus kelalaian?""Bantu aku duduk."Samudera menuruti keinginan Vella, dan memeluknya dari belakang agar Vella tidak jatuh.Sementara Vella memejamkan matanya, sembari menyandarkan
Sandra hampir putus asa ketika lima orang ingin memasukinya.Tapi entah kenapa lima orang tersebut tiba-tiba menghentikan aksi dan meninggalkannya begitu saja.Setelah termenung sesaat, tiba-tiba Sandra kembali tertawa ironi.Ternyata Samudera tak sungguh-sungguh membiarkannya ternoda.Hatinya semakin bangga."Bodoh, ternyata kamu tak sesadis yang aku pikirkan. Setelah apa yang aku lakukan pada gadismu ternyata kamu masih selemah ini."Sandra berhasil menghubungi seseorang setelah tangannya yang tertembak bersusah payah merogoh ponsel dari saku.Namun, tiba-tiba mobil yang membawanya ke rumah sakit mengalami kecelakaan.Sandra pingsan.Saat dia terbangun. Sandra mendapati dirinya di sebuah ruangan asing dengan pencahayaan minim.Di tengah ruangan sunyi.Suara pintu yang dibuka terdengar sangat nyaring.Siluet seseorang yang masuk terlihat kabur di mata Sandra yang baru saja terbuka.Namun, saat cahaya lampu menerpa tubuh itu. Sandra langsung mengenali siapa dia."Kakek …."Kakek Baswa
Bulan bersinar sangat indah menerpa tubuh gadis yang saat ini tengah tertawa mengerikan, sedingin udara malam ini. Cahayanya penuh kemenangan, tapi sedetik kemudian kilat matanya berubah menjadi tajam dan mempunyai hawa membunuh. Tatapan itu menghujani tubuh Vella yang terkulai tak berdaya di lantai beton. "Aku sudah mengatakan, jika aku tidak bisa memiliki Samudera. Maka kamu pun tak akan bisa memilikinya." Sandra beralih pada belati yang masih menancap di pahanya. Kemudian terdengar pekik kesakitan saat dia mencabut belati tersebut. Sandra tidak bisa berdiri tegak. Namun, dia tetap memaksa berjalan terseok-seok menuju ke arah Vella. Kembali bibir itu tersenyum. Namun, sama sekali tak terlihat indah, ketika matanya terarah pada perut Vella yang masih datar. "Aku membencimu, Vella. Aku membencimu karena Samudera sangat mencintaimu! Aku benci karena Samudera sangat menginginkanmu. Tidak seharusnya kamu mengandung anaknya, karena itu adalah hakku!" Sandra tahu Samudera tidak
Vella tahu ini keadaan yang sangat buruk.Dia sedang hamil dan tidak boleh melakukan gerakan ekstrim.Tapi jika tidak melawan, ini akan berakhir mengenaskan untuknya.Zlak!Salah satu dari pria itu seperti tercekik ketika mendapat hantaman keras di lehernya.Pria yang lain tidak berdiam saja ketika melihat tuan putri ini memiliki sedikit kemampuan.Sejak Vella tahu ada orang yang mengincar nyawanya, dia memang tak ingin menjadi gadis manja yang hanya bisa bersembunyi di balik perlindungan Samudera.Bisa memanah dan menggunakan pistol itu tidak cukup.Dia mempelajari beberapa teknik dasar membela diri dari serangan jarak dekat.Tidak disangka, pengetahuan itu sangat berguna saat ini."Jangan biarkan dia lari!" Teriakan Sandra menggema.Vella memang ingin melarikan diri, tapi tangannya segera ditarik hingga dia mulai terpelanting ke belakang.Tapi nyatanya Vella tak kembali dengan tangan menganggur.Diacungkannya kepalan tangan yang langsung terarah pada wajah pria tersebut.Bam!Wajah
Byur!Vella tersedak dan langsung kembali pada akal sehat setelah merasakan guyuran air kasar menghantam wajah.Dia terbatuk, dan hawa dingin pun merambat menyelimuti tubuhnya yang basah.Bintang yang bertebaran di langit benar-benar telah mengembalikan kesadarannya setelah pingsan akibat obat bius.Sepertinya dia berada di atap gedung sekarang."Sudah sadar?"Pertanyaan itu membuat Vella menoleh.Seketika senyumnya melengkung dingin.'Sandra … tentu saja dia ….' batin Vella kecut."Apa yang kamu inginkan?" tanya Vella datar.Tawa mengerikan Sandra terdengar miris.Sikap nona muda yang bermartabat tak lagi terlihat.Berganti dengan wajah bengis yang mempunyai aura membunuh."Kamu masih bertanya apa yang aku inginkan? Yang aku inginkan adalah Samudera, Vella! Tapi kamu telah merebutnya, jadi kamu harus menanggung akibatnya!"Vella sama sekali tak terlihat takut. Dia malah tersenyum hambar. "Sudah aku katakan, salahkan takdirmu.""Takdir? Takdirku sangat baik sebelum kamu datang! Tapi k
Entah sejak kapan Samudera berada di situ dengan aura mengerikan seperti hendak melenyapkan seseorang.Bagaimana Vella tidak suci?Leon yang dia tangkap sudah mengakui jika tidak sempat melakukan apapun pada Vella.Selain itu Samudera sendiri juga sudah membuktikan saat malam pertamanya dengan Vella di Paris.Noda darah keperawanan di seprai putih itu masih Samudera ingat dengan jelas di benaknya.Kata-kata kotor Sandra benar-benar membuat Samudera kehilangan kesabaran."Orang yang mempunyai mulut busuk sepertimu seharusnya tidak hidup di dunia ini."Samudera nyaris menghantam Sandra, jika tidak ada tarikan yang menghentikannya."Jaga martabatmu, Tuan Muda Baswara," tegas Brian, sembari mencengkeram kuat tangan putranya.Lantas kerlipan mata membuat dua orang pengawal menyeret Sandra keluar dari dalam venue.Gadis itu meronta-ronta dan berteriak seperti orang gila."Samudera kamu akan
Bukan hanya tamu undangan yang terlihat terguncang, tapi tuan Kuswara juga berkali-kali lipat merasakannya.Ia terus menyangkal perkataan nyonya Baswara untuk membela anak dan istrinya.Dan itu hanya membuat nyonya Baswara mencibir sengit. "Aku turut prihatin, ternyata kamu juga korban penipuan."Nyonya Kuswara memilih untuk diam, semakin banyak bicara semakin akan menunjukkan celah untuk membongkar kebohongan.Tuan Kuswara sangat mempercayainya itu adalah kekuatan terbesar seorang istri.Tapi tidak dengan Sandra yang mulai panik kedoknya akan terbongkar, ia pun terus-menerus berdalih untuk menutupi rahasianya."Bibi, aku tidak tahu salah apa yang pernah aku lakukan padamu, hingga kamu sangat membenciku. Aku hanya ingin berbakti padamu sebagai seorang menantu, tapi kamu malah menuduhku dengan yang tidak-tidak. Sekarang apa yang harus aku lakukan?"Melihat raut wajah menyedihkan penuh derai air mata ini, orang akan mengir
Pertanyaan Vella membuat Sandra meraung dan kembali menggila ingin menyerang Vella.Tapi Virgon jelas tidak membiarkan itu terjadi, ia menarik Sandra menjauh untuk mengamankan Vella.Tak terkecuali tuan Kuswara yang juga memaki dengan sangat brutal di atas panggung.Alhasil dia pun diseret turun dan diperingatkan akan diseret keluar dari venue jika masih ingin membuat kegaduhan.Vella segera dipersilahkan menuju podium untuk memberi sedikit sambutan."Terima kasih atas kerjasama para investor yang sudah bergabung dengan proyek yang akan kami selenggarakan. Terutama pada Samudera dan Kakek Baswara yang sudah memberi dukungan yang sangat besar pada perusahaan kami, semoga kedepannya kita dapat meraih keuntungan bersama dan meraup pundi-pundi kemakmuran yang tidak terkira."Di bawah panggung suara tepuk tangan riuh tak terhingga mendengar penuturan Vella.Tapi tidak dengan kakek Baswara.Ia pun tercengang dan seper
Sandra langsung tertawa mencibir mendengar ujaran Vella yang semakin tak masuk akal.Perusahaan Kuswara adalah milik keluarga Kuswara, tapi mengatakan perusahaan akan tetap berdiri sementara keluarga Kuswara akan hancur.Bagaimana itu mungkin?Tapi Sandra memahami kenapa Vella berkata seperti itu.Tampaknya saingan cintanya ini masih terlalu percaya diri akan memiliki Samudera kedepannya."Aku tidak masalah jika Samudera ingin mengambil alih perusahaan ini, dia memang mempunyai saham terbesar di perusahaan kami. Tapi aku adalah tunangannya dan pada akhirnya kami akan menikah, milik Samudera juga akan menjadi milikku, seorang menantu keluarga Baswara."Ucapan Sandra diikuti tawa lembut yang sama sekali tak ramah.Sandra benar-benar sangat percaya diri ketika mengucapkan kata itu. Ia pun tersenyum mencela dan kembali mengejek."Vella, aku sudah mengatakan. Bermimpi terlalu tinggi itu adalah urusanmu, tapi jatuh it