Share

104. Renzo Membujuk Samudera?

Penulis: Kerry Pu
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-30 00:27:57
Perlahan Vella menilik wajah tampan yang baru saja menuntunnya untuk memandang. Raut wajah itu jelas menangkap kerisauan di hatinya hingga mulai bertanya dan menunjukkan kepedulian.

Helaan napas samar terdengar dan Vella mulai berkata, "Beberapa bulan yang lalu mama meninggal, aku diskualifikasi dari perlombaan dan menjadi bahan tertawaan serta perundungan semua orang, aku dibuang keluar rumah oleh papa tanpa bekal yang cukup."

Vella berhenti untuk menarik napas sejenak.

"Sekarang aku sampai di titik ini, aku memilikimu untuk mendukungku, aku mempunyai kekayaan dan penghasilan, sekarang aku juga mulai merambah go internasional. Tapi dibalik kesuksesan itu, nyatanya aku juga belum bisa disebut Mutiara Bersinar seperti yang diinginkan mama, gelar Kabut Suram ini benar-benar sangat menjijikkan!"

Manik hitam kehijauan itu memendam begitu banyak amarah, rasa sakit, dan juga rasa jijik yang bercampur menjadi satu membentuk raut wajah rumit yang menegang.

Samudera sangat tahu apa ya
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    105. Cemburu

    Model perempuan dengan androgynous fashion style tampak menoleh mendengar permintaan maaf Vella. Gayanya yang unik dan tampak maskulin dengan setelan jas warna krem cukup membuat Vella mengakui jika style model itu sangat cocok dengan tatanan rambut pendek yang dibuat bergelombang. Model tersebut juga melihat Vella dari ujung rambut sampai ujung kaki. Saat ini Vella mengenakan one shoulder dress warna abu-abu lengan panjang dengan aksen hitam yang membentuk garis putus-putus. Kerah lehernya yang berdiri tegak terdapat diamond yang melingkar menambah kesan mewah gaun tersebut. Sementara mantel merah menyala terselampir begitu saja di pundak Vella yang lurus dan tegap. Saat dia menengok ke bawah, heels boots warna hitam setinggi atas lutut membalut kaki Vella yang jenjang. Secara keseluruhan gaun yang dikenakan Vella sangat feminim, cantik, dan terlihat sangat mewah, berbanding terbalik dengan pakaian yang dikenakan model maskulin yang tengah menatapnya saat ini. "Tidak masalah. Gaunm

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31
  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    106. Undangan Kenegaraan Negara W

    Vella sudah tidak mempunyai ketenangan untuk berada di acara perjamuan tersebut. Dia pun memalingkan wajah dari Samudera dengan penuh ketidakpedulian, lantas menatap Michelle. "Michelle, sepertinya perjamuan ini sama sekali tak cocok untukku. Aku kira sudah cukup, terima kasih telah membawaku ke sini." Seketika itu Michelle melebarkan mata, mereka baru dua jam di acara tersebut dan belum bertemu puncak acara akhir tahun. Bagaimana Vella ingin mengakhirinya begitu saja? "Vella, jangan pergi dulu. Di sini begitu banyak produser dan para pencari bakat kelas dunia. Kamu hanya datang dan pergi begitu saja itu akan sia-sia. Jika ingin pergi paling tidak berikan kesan yang mendalam bagi para tamu undangan di ballroom ini," tutur Michelle sembari meraih tangan Vella, mencegahnya pergi. Vella menatap Michelle lekat, sesungguhnya dia sudah tidak berselera untuk melakukan apapun saat suasana hatinya mendadak tidak baik. "Vella, ayolah ...." Sekali lagi Michelle memohon, membuat Vella tidak b

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-01
  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    107. Malam Ini Aku Tidak Akan Melepaskanmu

    Dua gadis tersenyum senang setelah pria yang baru saja memberikan kartu nama pada Vella berlalu."Sudah aku bilang 'kan, jangan menyia-nyiakan kesempatan ketika datang di lingkaran ini," tukas Michelle antusias dengan wajah berbinar."Oh ya, ini masih pukul sembilan malam. Apa kamu benar-benar ingin pergi? Seharusnya kamu juga menikmati menu utama di acara puncak akhir tahun," imbuh Michelle berharap Vella akan tetap tinggal untuk menikmati pestanya sampai akhir. Sudut mata Vella melirik ke arah Samudera yang rona wajahnya sudah memperlihatkan kesuraman yang sangat pekat. Sementara perempuan montok yang ada di sebelahnya sepertinya memang ingin mencuri-curi kesempatan untuk memikat Samudera."Tuan Alan Rein, mari, tuan Jason sudah menunggu."Sembari berbisik perempuan itu semakin merapat ke arah Samudera, membuat daging kenyal di dadanya menempel di lengan jas hitam yang dikenakan Samudera saat ini.Saat itu juga mata Vella semakin melebar geram, giginya terkatup rapat penuh dengan k

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-02
  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    108. Apa Ada Masalah?

    Letusan meriah kembang api baru saja berhenti. Menyambut tahun baru dengan segala suka cita dan harapan. Begitu juga aktifitas melelahkan di salah satu kamar hotel yang juga sangat spektakuler layaknya letusan kembang api malam ini.Sampai puncaknya, dua insan yang baru saja menyempurnakan pernikahan mereka hanya bisa terkulai lemas setelah membuat kekacauan di kamar dengan temaram sinar rembulan yang menembus dinding kaca setinggi atap dengan tirai terbuka.Bukan disengaja, mereka memang lupa menyalakan lampu setelah tidak bisa mengendalikan emosi bercampur gairah yang mendebarkan.Vella sudah tak sanggup menggerakkan tubuh meski hanya sebatas ujung jari. Matanya juga sudah tak bisa terbuka meski hanya untuk berkedip. Bahkan dia sudah tak sanggup memikirkan penyesalan akibat tidak bisa mengendalikan diri lantaran cemburu.Padahal sebelumnya Vella sangat ketat memproteksi diri bagaimanapun Samudera merayunya. Meski sudah legal secara hukum, tapi bagaimana pun mereka belum lulus sekol

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03
  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    109. Berikan Aku Konser Gratis

    Di kota Zaden, Andin terus tersenyum kala melihat viewer penikmat single perdananya semakin meningkat dari waktu ke waktu. Dia menoleh ke arah Indina dengan senyum puas yang sangat memikat. "Ma, bagaimana? Apakah kak Vella sudah mulai beriak?" tanyanya seakan sedang menunggu apa yang sedang dia harapkan. Indina tersenyum lembut sembari merapikan kuku-kukunya yang baru saja mendapatkan perawatan. Lantas berkata, "Tunggu saja sayang. Dengar-dengar dia sedang berlibur di Prancis 'kan? Jika dia sudah mengetahuinya tidak mungkin bocah itu bisa memendam kemarahan." Andin tersenyum senang. Vella selalu sensitif ketika ada suatu hal yang menyinggung tentang mendiang mamanya. Saat ini Vella pasti akan terbakar setelah mendengar single perdananya. 'Mari kita lihat, apakah kamu masih bisa berlibur dengan tenang di Paris saat karya mendiang mamamu telah aku klaim menjadi milikku?' Andin tersenyum jahat sembari meremas tangannya. Sejak dia melihat postingan terakhir Vella yang berfoto mesra de

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-04
  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    110. Kekasih Vella Adalah Kunci Utamanya

    Saat ini Andin sedang menikmati banyak pujian tentang lagunya yang sedang melejit. Lagu romantis yang memang enak didengar ini, sepertinya memang sudah menghipnotis ribuan pendengar dalam waktu singkat. Senyum puas itu seakan tak berhenti sampai dia menemukan komentar yang mengundang orang untuk mencela. [Bagus, tapi sayang sekali hasil curian!] Mata Andin melebar, sudut bibirnya menarik senyum licik yang sangat jahat. 'Akhirnya kamu muncul juga,' batinnya. Meski nama akun itu bukan Vella, tapi Andin yakin sekarang kakaknya sudah mengetahui tentang single perdananya. "Ma, dia muncul!" seru Andin memanggil Indina. Perempuan paruh baya itu pun mendekat dan melihat. "Tahu bulat? Nama akun macam apa itu?" "Jangan pedulikan namanya, Ma. Dia berani menuduhku mencuri, siapa lagi kalau bukan kak Vella? Sepertinya dia sengaja melindungi harga dirinya dengan menggunakan akun lain. Jika tidak sudah pasti netizen akan menyerangnya." Indina tersenyum dingin dan mencela, "Pengecut! Hanya b

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-05
  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    111. Haus Validasi

    Sean Roster milik Vella berdecit gagah setibanya di pelataran Star Entertainment milik Renzo alias Samudera.Tidak menunggu Sabrina membukakan pintu mobil untuknya. Vella keluar secara mandiri. Busananya juga sangat santai dan simple. Hanya mengenakan Hoodie sweater warna putih dengan celana jeans warna biru, serta sneakers putih yang membingkai lakinya Tubuh Vella yang tinggi semampai seakan tak pernah salah jika mengenakan busana apapun."Brina, kamu nunggu di ruangan manager Ema saja," ucap Vella setelah Sabrina menyerahkan kunci mobil pada petugas valet.Sabrina mengangguk, lantas mengikuti Vella masuk ke dalam kantor.Sebagai artis Star Entertainment tentu saja Vella banyak dikenal karyawan kantor tersebut.Tidak banyak ekspresi yang ditampilkan Vella saat para karyawan menyapanya, hanya senyum tipis yang terlihat resmi. Itu sama sekali tak membuat orang mengumpat atau ingin mencelanya sombong.Mereka sudah terbias

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-07
  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    112. Sampah Memuntahkan Sampah

    Vella tersenyum miring mendengar tantangan produser Kay yang begitu percaya diri mengklaim bahwa karya itu adalah milinya.Belum sempat Vella berekpresi lebih jauh, di layar komputer tampak seorang wartawan beralih pada Andin dan mulai bertanya, "Nona Andin, apa sebegitu terganggunya Anda, hanya dengan satu ulasan netizen yang tidak jelas, tapi secepat ini Anda langsung mengadakan pertemuan pers untuk mengklarifikasi?"Seketika itu Vella dan Samudera yang menonton tak bisa menahan senyum mencela mendengar pertanyaan wartawan.Dengan kata lain, wartawan seperti sedang menunjukkan bahwa Andin hanya penyanyi pendatang baru di kancah musik. Tapi dia sangat arogan yang grusa-grusu dalam menangani masalah, seakan dia yang paling tersakiti di dunia ini.Siapa penyayi dan artis di dunia ini yang tidak pernah mendapat ujaran tercela dari netizen?Publik figur yang profesional tidak akan mudah terpancing dengan hanya satu ujaran jahat netizen.

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-07

Bab terbaru

  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    145. Kapan Mama Pulang?

    Di vila pinggir danau Vella tak begitu memedulikan kegaduhan di dunia maya, lagipula Samudera sudah mengurusnya, memikirkan hal yang tidak penting seperti itu hanya membuat suasana hatinya semakin buruk.Otaknya masih memikirkan bahwa ia belum mendapatkan menstruasi bulan ini, hatinya terus menerus bergemuruh karena kecemasan berlebihan.Vella terdiam menatap layar laptopnya yang masih menyala di atas meja belajar. Ia sedang membaca artikel tentang gejala awal kehamilan.Bibir Vella menipis, ada kerutan di dahinya ketika ia sama sekali tak merasakan gejala seperti mual, muntah, lemas, dan juga pusing. Bahkan ia bisa makan dengan lahap hari ini."Mungkin aku hanya terlalu khawatir," gumam Vella pelan."Apa yang kamu khawatirkan?"Seketika Vella melonjak terkejut dan langsung menutup laptopnya."Sammy, bisa gak sih jangan muncul secara mendadak begitu!" kesal Vella sambil memukul pelan lengan Samudera. Suaranya pun agak me

  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    144. Kamu yang Memaksaku, Vella

    Tawa Sandra membahana memikirkan Vella yang terpuruk karena berusaha mendekati keluarga Baswara.Tapi kemudian muncul video pacuan kuda yang memperlihatkan Sandra memecut Vella dengan cabuk di kota barat demi memenangkan pertandingan untuk membuktikan ia lebih unggul daripada Vella.Seketika itu juga keburukan Sandra terkuak di depan publik bahwa temperamennya tak layak untuk disebut sebagai manusia.[Astaga … ternyata Sandra mengerikan sekali ya.][Gila! Kalau aku jadi Samudera, aku juga tidak akan mau dijodohkan dengan gadis yang mengerikan seperti itu.][Sudah baguslah jika menolak perjodohan itu. Meski sekaya apapun, jika temperamennya seperti itu, lengah dikit nyawa taruhannya.][Bisa-bisanya keluarga Baswara memaksa Samudera bertunangan dengan gadis semacam itu. Apakah mereka tidak takut putra mereka menjadi korban?][Itu pasti berdasarkan hubungan bisnis. Jika Samudera bersama Sandra tentu saja perusahaan Kuswara

  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    143. Tunggu Saat Samudera Kembali ke Sampingku

    Senyum Samudera menyambut ketika Vella membuka pintu kamar. Tapi Vella tak mempunyai hasrat untuk membalasnya. Samudera juga baru saja membaca berita terpanas siang ini, membuatnya merasa tahu apa yang merusak suasana hati gadisnya. Padahal saat ini Vella sedang memikirkan tentang datang bulan yang baru saja dibicarakan Sabrina. Samudera segera mengambil ponsel dan beranjak dari tempat duduk untuk mendekati Vella yang meletakkan ransel di meja belajar dengan lesu. "Apa yang kamu lakukan?" tanya Vella terkejut dengan ciuman mendadak Samudera di pipi sembari mengambil foto selfie. Masih tersenyum, Samudera meraih jemari Vella yang mengenakan cincin pernikahan kemudian kembali mengambil gambar dan berkata, "Aku bosan menjadi simpanan, saatnya memberitahukan pada dunia siapa gadisku sebenarnya." Saat Vella masih merenung, Samudera sudah mengunggah foto yang barusan ia ambil di akun pribadinya.

  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    142. Kapan Terakhir Kali Aku Mendapatkannya?

    Sandra yang belum mengetahui tentang pernikahan tersembunyi antara Vella dan Samudera, merasa sangat iri dan jengkel secara bersamaan.Sebagai nona muda Kuswara, Sandra masih merasa lebih baik dari pada Vella dalam segi apapun.Lagipula kecacatan di tangannya juga tidak permanen, ia yakin masih bisa pulih dengan pengobatan intens."Kakek, ini bagaimana? Lihatlah mereka semua pergi, tolong cegah mereka, Kek. Aku tidak mau memecah belah keluarga Baswara. Aku hanya ingin Samudera." Sandra menunjukkan kepedulian palsu, padahal hatinya sangat bangga ketika kata-kata tuan dan nyonya rumah tidak berarti apa-apa dibanding dengannya.Kakek Baswara sendiri juga merasa getir melihat anak dan cucunya meninggalkannya seperti ini. Bahkan Samuel si bocah imut itu juga sudah tak terlihat di kediaman Baswara sejak Sandra tiba.Tapi ia sudah berjanji akan memberi Sandra kedudukan di keluarga Baswara, menjilat ludahnya sendiri hanya akan membuatnya kehilangan muka.Kakek Baswara mulai menarik napas bera

  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    141. Gadis Tak Tahu Malu

    Sepertinya Vita tidak cukup tertarik untuk membahas tentang Samudera, itu hanya membuat putrinya semakin mengingat bandit kecil itu saja.Hari ini Vita sudah cukup bersyukur melihat semangat Vella kembali hadir. Menyinggung tentang bandit kecil adalah sebuah kecelakaan lidah.Vita meluruskan wajah dan kembali bersikap acuh tak acuh. "Mama tidak ingin membahasnya lagi, itu tidak ada kaitannya denganmu. Yang paling penting kamu belajar dengan giat sampai ujian akhir selesai."Vella mendengkus dingin, ia pikir mamanya hanya ingin lempar batu dan sembunyi tangan setelah ketahuan merahasiakan sesuatu darinya."Bagaimana bisa tak ada kaitannya denganku? Pada kenyataannya dia adalah suamiku. Mama tidak perlu melimpahkan semua kesalahan padanya untuk menutupi keburukan Mama." Vella tak ingin berbasa-basi dia melontarkan apapun yang ada di pikirannya.Vita pun menelan saliva dengan berat, sekali lagi ia menyesali kedekatan Vella dengan bandit kecil itu.Vita sangat tahu bagaimana mengerikan Sa

  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    140. Maksud Mama?

    'Tidak cukup tenaga' kata itu terdengar sangat ironi ketika apa yang terjadi setelahnya bukanlah kegiatan seorang pasien lemah.Mendung, badai, dan hujan lebat bergelut di ruangan feminim milik Vella. Menerbangkan helaian pakaian di udara yang kemudian jatuh tak berdaya.Melelahkan penghuni di ranjang princess warna merah muda yang kemudian mengundang Vella mencibir di pagi harinya."Tidak cukup tenaga apa? Kamu ini pasien apa bandit sialan?" rutuk Vella sembari membuka plester perban di dada dan pinggang Samudera yang kembali berdarah akibat gerakan yang tidak terkendali tadi malam.Sementara yang dirawat saat ini terus bergeming sembari memejamkan mata, ia sama sekali tak berniat untuk bangun atau menimpali ucapan Vella.Vella juga tidak ingin memaksa, saat ini Samudera memang seharusnya banyak beristirahat. Jadi usai membubuhkan obat dan membalut lukanya dengan plester perban yang baru, Vella kembali menarik selimut dan membiarkan laki-laki itu kembali tidur dengan nyaman.Lantas

  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    139. Tak Cukup Tenaga untuk Melawan

    Di atas bukit, sebuah vila megah memancarkan cahaya terang yang gemerlap dari kejauhan. Seorang gadis tampak duduk termenung di depan dinding kaca menatap kegelapan danau di bawah sana. Samar-samar matanya menangkap pergerakan daun willow di seberang, mengingatkannya pada wajah tampan yang rambutnya bergerak-gerak karena tiupan angin saat tubuhnya bersandar di pagar pengaman pinggir jalan. Itu memang tempat yang asik untuk melepas penat, kala jenuh dengan suasana apartemen dan hinggar binggar kota. Vella dan Samudera sering kali mengunjunginya sembari meniup botol dan menekan piano digital dari ponsel. Sangat tenang dan indah, menciptakan lengkungan senyum di bibir Vella yang bernostalgia, namun itu tak bertahan lama manakala ketenangan itu berubah menjadi kesunyian saat ingat dua hari ini Vella tak tahu bagaimana kabar Samudera. Sekelebat matanya melihat Sian Roster miliknya melintas pada jalanan dan berhenti di depan gerbang untuk menjalani pemeriksaan. Vella mengembuskan napas

  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    138. Tidak Yakin Terus Tinggal Meski Dipaksa

    Dokter tampak terkejut mendengar bentakan Samudera, begitu pula dengan Samuel dan Sandra. Mereka terbengong sesaat melihat penolakan Samudera terhadap perawatan dokter.Tapi beberapa saat kemudian Sandra kembali bersuara. "Sam, biarkan dokter memeriksa keadaanmu kamu baru sadar setelah dua hari tak sadarkan diri.""Siapa yang menyuruhmu berbicara? Aku sudah menyuruhmu pergi, apa kamu benar-benar gadis tak tahu malu?" Samudera selalu bisa menyakiti Sandra dengan kata-kata hingga membuat gadis itu terhina dan berharap secara bersamaan."Aku … aku hanya ingin bersamamu, Sam," ucap Sandra berharap Samudera memberinya sedikit hati untuk tetap tinggal."Belum cukup jera ternyata, apa rasa sakit itu belum cukup untuk untuk menghentikanmu?" Pertanyaan Samudera langsung membuat Sandra merinding dan memegangi tangan kanannya yang tak bergerak.Di kota barat beberapa bulan yang lalu, rasa sakit benar-benar Sandra terima akibat mencambuk Vella di pacuan kuda.Tangannya dicambuk berkali-kali oleh

  • Tuan Muda untuk Putri yang Tertindas    137. Keluar!

    Cahaya malam membias dari lampu neon di bawah plafon rumah sakit yang putih bersih. Kelopak mata Samudera bergerak lemah sembari menyesuaikan retina setelah terlelap dengan waktu yang lama."Vella …," gumamnya pelan nyaris tak terdengar.Namun, sedikit pergerakannya mengundang gadis cantik yang sejak kemarin pulang pergi untuk melihat keadaannya.Tubuh kecilnya melonjak berdiri dan berjalan cepat menuju ke arah Samudera, dan berkata, "Sam, kamu sudah sadar. Aku senang sekali."Suara yang tidak diharapkan mengembalikan kesadaran Samudera seutuhnya. Alisnya menaut rapat ketika mata kelam yang jernih terbuka sempurna.Tangannya yang diinfus bergerak cepat meraih leher Sandra dan bertanya, "Kenapa kamu?"Keterkejutan sudah pasti dirasakan Sandra, rasa sakit juga ia rasakan di lehernya. Namun, yang lebih menyakitinya sebenarnya pertanyaan Samudera."Aku adalah jodoh masa depanmu, aku di sini hanya untukmu, Sam …." Sandra membuka suara dengan susah payah. Batinnya sangat kesal, setelah kema

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status