Letusan meriah kembang api baru saja berhenti. Menyambut tahun baru dengan segala suka cita dan harapan. Begitu juga aktifitas melelahkan di salah satu kamar hotel yang juga sangat spektakuler layaknya letusan kembang api malam ini.Sampai puncaknya, dua insan yang baru saja menyempurnakan pernikahan mereka hanya bisa terkulai lemas setelah membuat kekacauan di kamar dengan temaram sinar rembulan yang menembus dinding kaca setinggi atap dengan tirai terbuka.Bukan disengaja, mereka memang lupa menyalakan lampu setelah tidak bisa mengendalikan emosi bercampur gairah yang mendebarkan.Vella sudah tak sanggup menggerakkan tubuh meski hanya sebatas ujung jari. Matanya juga sudah tak bisa terbuka meski hanya untuk berkedip. Bahkan dia sudah tak sanggup memikirkan penyesalan akibat tidak bisa mengendalikan diri lantaran cemburu.Padahal sebelumnya Vella sangat ketat memproteksi diri bagaimanapun Samudera merayunya. Meski sudah legal secara hukum, tapi bagaimana pun mereka belum lulus sekol
Di kota Zaden, Andin terus tersenyum kala melihat viewer penikmat single perdananya semakin meningkat dari waktu ke waktu. Dia menoleh ke arah Indina dengan senyum puas yang sangat memikat. "Ma, bagaimana? Apakah kak Vella sudah mulai beriak?" tanyanya seakan sedang menunggu apa yang sedang dia harapkan. Indina tersenyum lembut sembari merapikan kuku-kukunya yang baru saja mendapatkan perawatan. Lantas berkata, "Tunggu saja sayang. Dengar-dengar dia sedang berlibur di Prancis 'kan? Jika dia sudah mengetahuinya tidak mungkin bocah itu bisa memendam kemarahan." Andin tersenyum senang. Vella selalu sensitif ketika ada suatu hal yang menyinggung tentang mendiang mamanya. Saat ini Vella pasti akan terbakar setelah mendengar single perdananya. 'Mari kita lihat, apakah kamu masih bisa berlibur dengan tenang di Paris saat karya mendiang mamamu telah aku klaim menjadi milikku?' Andin tersenyum jahat sembari meremas tangannya. Sejak dia melihat postingan terakhir Vella yang berfoto mesra de
Saat ini Andin sedang menikmati banyak pujian tentang lagunya yang sedang melejit. Lagu romantis yang memang enak didengar ini, sepertinya memang sudah menghipnotis ribuan pendengar dalam waktu singkat. Senyum puas itu seakan tak berhenti sampai dia menemukan komentar yang mengundang orang untuk mencela. [Bagus, tapi sayang sekali hasil curian!] Mata Andin melebar, sudut bibirnya menarik senyum licik yang sangat jahat. 'Akhirnya kamu muncul juga,' batinnya. Meski nama akun itu bukan Vella, tapi Andin yakin sekarang kakaknya sudah mengetahui tentang single perdananya. "Ma, dia muncul!" seru Andin memanggil Indina. Perempuan paruh baya itu pun mendekat dan melihat. "Tahu bulat? Nama akun macam apa itu?" "Jangan pedulikan namanya, Ma. Dia berani menuduhku mencuri, siapa lagi kalau bukan kak Vella? Sepertinya dia sengaja melindungi harga dirinya dengan menggunakan akun lain. Jika tidak sudah pasti netizen akan menyerangnya." Indina tersenyum dingin dan mencela, "Pengecut! Hanya b
Sean Roster milik Vella berdecit gagah setibanya di pelataran Star Entertainment milik Renzo alias Samudera.Tidak menunggu Sabrina membukakan pintu mobil untuknya. Vella keluar secara mandiri. Busananya juga sangat santai dan simple. Hanya mengenakan Hoodie sweater warna putih dengan celana jeans warna biru, serta sneakers putih yang membingkai lakinya Tubuh Vella yang tinggi semampai seakan tak pernah salah jika mengenakan busana apapun."Brina, kamu nunggu di ruangan manager Ema saja," ucap Vella setelah Sabrina menyerahkan kunci mobil pada petugas valet.Sabrina mengangguk, lantas mengikuti Vella masuk ke dalam kantor.Sebagai artis Star Entertainment tentu saja Vella banyak dikenal karyawan kantor tersebut.Tidak banyak ekspresi yang ditampilkan Vella saat para karyawan menyapanya, hanya senyum tipis yang terlihat resmi. Itu sama sekali tak membuat orang mengumpat atau ingin mencelanya sombong.Mereka sudah terbias
Vella tersenyum miring mendengar tantangan produser Kay yang begitu percaya diri mengklaim bahwa karya itu adalah milinya.Belum sempat Vella berekpresi lebih jauh, di layar komputer tampak seorang wartawan beralih pada Andin dan mulai bertanya, "Nona Andin, apa sebegitu terganggunya Anda, hanya dengan satu ulasan netizen yang tidak jelas, tapi secepat ini Anda langsung mengadakan pertemuan pers untuk mengklarifikasi?"Seketika itu Vella dan Samudera yang menonton tak bisa menahan senyum mencela mendengar pertanyaan wartawan.Dengan kata lain, wartawan seperti sedang menunjukkan bahwa Andin hanya penyanyi pendatang baru di kancah musik. Tapi dia sangat arogan yang grusa-grusu dalam menangani masalah, seakan dia yang paling tersakiti di dunia ini.Siapa penyayi dan artis di dunia ini yang tidak pernah mendapat ujaran tercela dari netizen?Publik figur yang profesional tidak akan mudah terpancing dengan hanya satu ujaran jahat netizen.
Para wartawan yang tadinya meliput klarifikasi Andin terkait lagu All About You, segera mengemasi barang-barang mereka. Kemudian, satu persatu berlari tunggang langgang bergerak ke arah Star Entertainment untuk meliput berita terbaru. Semua orang juga tahu salah satu artis Star Entertainment adalah Vella yang merupakan kakak tiri Andin. Hubungan kakak beradik yang tak harmonis sejak pengkhianatan pertunangan itu jelas membuat para wartawan menerka-nerka apa yang terjadi saat ini. Dengan antusiasme yang sangat tinggi mereka mulai memasang kamera, mengatur mic, menunggu siapa artis Star Entertainment yang akan melakukan jumpa pers. Dan semangat mereka pun kian menggebu ketika yang hadir sesuai ekspektasi. Ini benar-benar berita yang sangat menarik. Vella ditemani manajer Ema dan juga kuasa hukumnya hadir dengan gerakan elegan dan mulai duduk di depan meja khusus untuk menggelar jumpa pers. Sopan santun dan etika perlu diterapkan, karena itu manajer Ema lah yang mulai membuka. "Sela
Niat hati ingin membuat Vella terpuruk dengan memperlihatkan bukti asli teks lagu ciptaan Vita, kini suasana malah berbalik arah, seakan Vella lah yang menebar ancaman.Indina juga tak habis pikir, kenapa anak tirinya itu begitu percaya diri dan sama sekali tak menunjukkan ketakutan sedikitpun?Sudah jelas bukti otentik ada di tangan produser Kay, tapi dia begitu berani melaporkan produser Kay ke pihak berwajib dengan tuduhan pencurian karya.Indina sangat ingat sejak keluar dari rumah, Vella hanya membawa sedikit barang, dan dia sudah mengobrak-abrik semua barang yang ditinggal Vella dan Vita, tapi tak satupun yang terkait dengan lagu itu.'Apa anak ini memang sengaja bermain trik, untuk mengacaukan Andin?' batinnya."Tenang saja, sayang. Meskipun dia melaporkan produser Kay ke polisi, dia juga belum tentu menang di pengadilan. Dia tidak bisa menunjukkan bukti bahwa dia pemilik teks asli itu. Mama yakin dia sengaja mengacaukan emosimu agar kamu tidak bisa bertahan di dunia musik. Jad
Pada akhirnya Andin kembali ke rumah dengan segala kepahitan. Kepercayaan Rino padanya sudah luntur, sebanyak apapun dia menggali sungai untuk menumpahkan air mata, itu hanya akan membuat mata bengkak tanpa mendapatkan pelukan hangat yang penuh perlindungan. Menghabiskan sisa liburan yang hanya tinggal tiga hari. Satu-satunya yang menghibur Andin adalah hujatan yang saat ini menyerbu Vella dari setiap platform yang menjual berita panas tentang perseteruannya dengan Vella. Vella yang tidak bisa menunjukkan bukti pada publik menjadi sasaran empuk setiap ketikan jahat yang terus menghina. Semua orang menganggap bahwa Vella hanya iri dengan kesuksesan single perdana Andin hingga membuat kegaduhan yang menghebohkan dunia hiburan tanah air. Ingin menggelar konser dengan skala besar di stadion Galaksi itu bagaikan lelucon yang pantas dihujat. [Apa dia gila? Dia hanya penyanyi pendatang baru, ingin menggelar konser di stadion Galaksi? Bahkan penyanyi kelas atas saja sulit menjangkaunya!]
Di vila pinggir danau Vella tak begitu memedulikan kegaduhan di dunia maya, lagipula Samudera sudah mengurusnya, memikirkan hal yang tidak penting seperti itu hanya membuat suasana hatinya semakin buruk.Otaknya masih memikirkan bahwa ia belum mendapatkan menstruasi bulan ini, hatinya terus menerus bergemuruh karena kecemasan berlebihan.Vella terdiam menatap layar laptopnya yang masih menyala di atas meja belajar. Ia sedang membaca artikel tentang gejala awal kehamilan.Bibir Vella menipis, ada kerutan di dahinya ketika ia sama sekali tak merasakan gejala seperti mual, muntah, lemas, dan juga pusing. Bahkan ia bisa makan dengan lahap hari ini."Mungkin aku hanya terlalu khawatir," gumam Vella pelan."Apa yang kamu khawatirkan?"Seketika Vella melonjak terkejut dan langsung menutup laptopnya."Sammy, bisa gak sih jangan muncul secara mendadak begitu!" kesal Vella sambil memukul pelan lengan Samudera. Suaranya pun agak me
Tawa Sandra membahana memikirkan Vella yang terpuruk karena berusaha mendekati keluarga Baswara.Tapi kemudian muncul video pacuan kuda yang memperlihatkan Sandra memecut Vella dengan cabuk di kota barat demi memenangkan pertandingan untuk membuktikan ia lebih unggul daripada Vella.Seketika itu juga keburukan Sandra terkuak di depan publik bahwa temperamennya tak layak untuk disebut sebagai manusia.[Astaga … ternyata Sandra mengerikan sekali ya.][Gila! Kalau aku jadi Samudera, aku juga tidak akan mau dijodohkan dengan gadis yang mengerikan seperti itu.][Sudah baguslah jika menolak perjodohan itu. Meski sekaya apapun, jika temperamennya seperti itu, lengah dikit nyawa taruhannya.][Bisa-bisanya keluarga Baswara memaksa Samudera bertunangan dengan gadis semacam itu. Apakah mereka tidak takut putra mereka menjadi korban?][Itu pasti berdasarkan hubungan bisnis. Jika Samudera bersama Sandra tentu saja perusahaan Kuswara
Senyum Samudera menyambut ketika Vella membuka pintu kamar. Tapi Vella tak mempunyai hasrat untuk membalasnya. Samudera juga baru saja membaca berita terpanas siang ini, membuatnya merasa tahu apa yang merusak suasana hati gadisnya. Padahal saat ini Vella sedang memikirkan tentang datang bulan yang baru saja dibicarakan Sabrina. Samudera segera mengambil ponsel dan beranjak dari tempat duduk untuk mendekati Vella yang meletakkan ransel di meja belajar dengan lesu. "Apa yang kamu lakukan?" tanya Vella terkejut dengan ciuman mendadak Samudera di pipi sembari mengambil foto selfie. Masih tersenyum, Samudera meraih jemari Vella yang mengenakan cincin pernikahan kemudian kembali mengambil gambar dan berkata, "Aku bosan menjadi simpanan, saatnya memberitahukan pada dunia siapa gadisku sebenarnya." Saat Vella masih merenung, Samudera sudah mengunggah foto yang barusan ia ambil di akun pribadinya.
Sandra yang belum mengetahui tentang pernikahan tersembunyi antara Vella dan Samudera, merasa sangat iri dan jengkel secara bersamaan.Sebagai nona muda Kuswara, Sandra masih merasa lebih baik dari pada Vella dalam segi apapun.Lagipula kecacatan di tangannya juga tidak permanen, ia yakin masih bisa pulih dengan pengobatan intens."Kakek, ini bagaimana? Lihatlah mereka semua pergi, tolong cegah mereka, Kek. Aku tidak mau memecah belah keluarga Baswara. Aku hanya ingin Samudera." Sandra menunjukkan kepedulian palsu, padahal hatinya sangat bangga ketika kata-kata tuan dan nyonya rumah tidak berarti apa-apa dibanding dengannya.Kakek Baswara sendiri juga merasa getir melihat anak dan cucunya meninggalkannya seperti ini. Bahkan Samuel si bocah imut itu juga sudah tak terlihat di kediaman Baswara sejak Sandra tiba.Tapi ia sudah berjanji akan memberi Sandra kedudukan di keluarga Baswara, menjilat ludahnya sendiri hanya akan membuatnya kehilangan muka.Kakek Baswara mulai menarik napas bera
Sepertinya Vita tidak cukup tertarik untuk membahas tentang Samudera, itu hanya membuat putrinya semakin mengingat bandit kecil itu saja.Hari ini Vita sudah cukup bersyukur melihat semangat Vella kembali hadir. Menyinggung tentang bandit kecil adalah sebuah kecelakaan lidah.Vita meluruskan wajah dan kembali bersikap acuh tak acuh. "Mama tidak ingin membahasnya lagi, itu tidak ada kaitannya denganmu. Yang paling penting kamu belajar dengan giat sampai ujian akhir selesai."Vella mendengkus dingin, ia pikir mamanya hanya ingin lempar batu dan sembunyi tangan setelah ketahuan merahasiakan sesuatu darinya."Bagaimana bisa tak ada kaitannya denganku? Pada kenyataannya dia adalah suamiku. Mama tidak perlu melimpahkan semua kesalahan padanya untuk menutupi keburukan Mama." Vella tak ingin berbasa-basi dia melontarkan apapun yang ada di pikirannya.Vita pun menelan saliva dengan berat, sekali lagi ia menyesali kedekatan Vella dengan bandit kecil itu.Vita sangat tahu bagaimana mengerikan Sa
'Tidak cukup tenaga' kata itu terdengar sangat ironi ketika apa yang terjadi setelahnya bukanlah kegiatan seorang pasien lemah.Mendung, badai, dan hujan lebat bergelut di ruangan feminim milik Vella. Menerbangkan helaian pakaian di udara yang kemudian jatuh tak berdaya.Melelahkan penghuni di ranjang princess warna merah muda yang kemudian mengundang Vella mencibir di pagi harinya."Tidak cukup tenaga apa? Kamu ini pasien apa bandit sialan?" rutuk Vella sembari membuka plester perban di dada dan pinggang Samudera yang kembali berdarah akibat gerakan yang tidak terkendali tadi malam.Sementara yang dirawat saat ini terus bergeming sembari memejamkan mata, ia sama sekali tak berniat untuk bangun atau menimpali ucapan Vella.Vella juga tidak ingin memaksa, saat ini Samudera memang seharusnya banyak beristirahat. Jadi usai membubuhkan obat dan membalut lukanya dengan plester perban yang baru, Vella kembali menarik selimut dan membiarkan laki-laki itu kembali tidur dengan nyaman.Lantas
Di atas bukit, sebuah vila megah memancarkan cahaya terang yang gemerlap dari kejauhan. Seorang gadis tampak duduk termenung di depan dinding kaca menatap kegelapan danau di bawah sana. Samar-samar matanya menangkap pergerakan daun willow di seberang, mengingatkannya pada wajah tampan yang rambutnya bergerak-gerak karena tiupan angin saat tubuhnya bersandar di pagar pengaman pinggir jalan. Itu memang tempat yang asik untuk melepas penat, kala jenuh dengan suasana apartemen dan hinggar binggar kota. Vella dan Samudera sering kali mengunjunginya sembari meniup botol dan menekan piano digital dari ponsel. Sangat tenang dan indah, menciptakan lengkungan senyum di bibir Vella yang bernostalgia, namun itu tak bertahan lama manakala ketenangan itu berubah menjadi kesunyian saat ingat dua hari ini Vella tak tahu bagaimana kabar Samudera. Sekelebat matanya melihat Sian Roster miliknya melintas pada jalanan dan berhenti di depan gerbang untuk menjalani pemeriksaan. Vella mengembuskan napas
Dokter tampak terkejut mendengar bentakan Samudera, begitu pula dengan Samuel dan Sandra. Mereka terbengong sesaat melihat penolakan Samudera terhadap perawatan dokter.Tapi beberapa saat kemudian Sandra kembali bersuara. "Sam, biarkan dokter memeriksa keadaanmu kamu baru sadar setelah dua hari tak sadarkan diri.""Siapa yang menyuruhmu berbicara? Aku sudah menyuruhmu pergi, apa kamu benar-benar gadis tak tahu malu?" Samudera selalu bisa menyakiti Sandra dengan kata-kata hingga membuat gadis itu terhina dan berharap secara bersamaan."Aku … aku hanya ingin bersamamu, Sam," ucap Sandra berharap Samudera memberinya sedikit hati untuk tetap tinggal."Belum cukup jera ternyata, apa rasa sakit itu belum cukup untuk untuk menghentikanmu?" Pertanyaan Samudera langsung membuat Sandra merinding dan memegangi tangan kanannya yang tak bergerak.Di kota barat beberapa bulan yang lalu, rasa sakit benar-benar Sandra terima akibat mencambuk Vella di pacuan kuda.Tangannya dicambuk berkali-kali oleh
Cahaya malam membias dari lampu neon di bawah plafon rumah sakit yang putih bersih. Kelopak mata Samudera bergerak lemah sembari menyesuaikan retina setelah terlelap dengan waktu yang lama."Vella …," gumamnya pelan nyaris tak terdengar.Namun, sedikit pergerakannya mengundang gadis cantik yang sejak kemarin pulang pergi untuk melihat keadaannya.Tubuh kecilnya melonjak berdiri dan berjalan cepat menuju ke arah Samudera, dan berkata, "Sam, kamu sudah sadar. Aku senang sekali."Suara yang tidak diharapkan mengembalikan kesadaran Samudera seutuhnya. Alisnya menaut rapat ketika mata kelam yang jernih terbuka sempurna.Tangannya yang diinfus bergerak cepat meraih leher Sandra dan bertanya, "Kenapa kamu?"Keterkejutan sudah pasti dirasakan Sandra, rasa sakit juga ia rasakan di lehernya. Namun, yang lebih menyakitinya sebenarnya pertanyaan Samudera."Aku adalah jodoh masa depanmu, aku di sini hanya untukmu, Sam …." Sandra membuka suara dengan susah payah. Batinnya sangat kesal, setelah kema