Di sebuah rumah mewah kediaman keluarga Ferdian.
Tatapan tajam terarah kepada pria dan juga gadis muda yang duduk berdampingan."Kamu benar-benar buat malu, Anna!" Bentak seorang pria paruh baya yang bernama Roy. Dia baru saja mendapat laporan dari security tempat Anna bekerja kalau Anna dan seorang pria melakukan tindakan tak senonoh di toilet, dan mereka memergokinya sendiri.Anna dan pria itu langsung dibawa ke rumah Anna untuk diadili."Papa, kejadiannya...""Diam! Jangan panggil aku Papa, karena kamu bukan anakku!" Sergah Roy. Anna hanya menunduk, benar yang dikatakan lelaki itu dirinya memang bukan anak kandung di keluarga ini."Heh kamu, siapa namamu?" Tanya Roy pada pria di samping Anna."Dony." Jawab pria itu singkat."Kalian harus mempertanggung jawabkan perbuatan kalian. Kalian harus menikah hari ini juga!" Tegas Roy sambil menatap keduanya. Netra Dony kontan membulat."Menikah? Aku tidak melakukan apa-apa padanya, kenapa harus menikahinya?"Dony langsung melayangkan protes. Dirinya tadi hanya menolong gadis itu dan tidak berbuat macam-macam sama sekali. Malah gadis itu yang tiba-tiba memeluknya."Kalian sudah tertangkap basah, ada saksi yang melihat perbuatan kalian. Masih saja menyangkal! Saya tidak mau tau, pokoknya kalian harus menikah! Berani berbuat, harus berani bertanggung jawab!" Ucap Roy telak.Dony menganga tak percaya mendengarnya. Tiba-tiba saja dirinya harus menikahi seorang gadis yang tidak di kenalnya sama sekali. Pria itu menoleh ke arah Anna, gadis itu hanya diam dan menunduk tanpa berkata apapun lagi.*****Anna Josephine, seorang gadis muda berusia delapan belas tahun. Berstatus sebagai anak adopsi di keluarga Ferdian. Roy Ferdian dan istrinya Lea Ferdian dulunya sangat sulit untuk memiliki anak, hingga lima tahun pernikahan mereka. Akhirnya Roy dan Lea mengadopsi Anna yang saat itu berusia lima tahun dari sebuah panti asuhan. Awalnya mereka sangat menyayangi Anna. Hingga satu tahun setelah mengadopsi Anna, akhirnya Lea hamil.Sikap mereka perlahan berubah terhadap Anna. Dan setelah anak mereka lahir, mereka tidak lagi menyayangi Anna. Anna tetap tinggal di rumah mereka, tapi tak pernah sedikitpun mereka memberikan perhatian terhadap Anna.Di usianya yang baru meninjak tujuh tahun, Lea sudah menyuruh Anna untuk mengerjakan berbagai pekerjaan rumah. Lea juga mulai memarahi dan tak segan memukul Anna jika gadis kecil itu membuat kesalahan.Dan kini Anna sudah beranjak remaja, dia baru saja lulus SMA. Roy dan Lea langsung menyuruhnya untuk bekerja, padahal selama ini Anna juga selalu bekerja paruh waktu setelah pulang sekolah.Anna akhirnya diterima di tempat kerja baru, sebuah perusahaan yang cukup besar sebagai cleaning service. Namun sayang, lagi-lagi Anna mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari teman-teman kerjanya. Mereka sangat suka mengerjai dengan menambah pekerjaan Anna.Seperti sekarang ini, teman-teman kerja Anna menyuruhnya untuk membersihkan toilet di bassment, tempat yang lumayan sepi karena jarang ada karyawan yang lalu lalang di sana. Padahal itu bukan bagian dari pekerjaan Anna. Tapi Anna tidak berani menolak, karena mereka pasti akan lebih galak darinya.Ketika sedang membersihkan toilet, tiba-tiba saja pintunya terkunci. Anna panik dan berteriak. Anna juga menggedor-gedor pintu toilet itu berharap ada orang yang mendengar dan menolongnya.Namun setelah lima belas menit, tidak ada seorang pun yang datang. Anna tak menyerah, ia tetap berteriak minta tolong walaupun suaranya nyaris habis. Dan akhirnya pintu itu terbuka. Tanpa melihat siapa yang membuka pintu, Anna langsung saja memeluk orang itu karena rasa takut dan panik sudah sedari tadi melingkupi hatinya.Dan ternyata itu malah menimbulkan salah paham antara dirinya, orang yang menolongnya dan juga security yang berfikir mereka melakukan hal yang tak senonoh di toilet.*****Janji suci itu terucap di depan pemuka agama, tanpa gaun mewah dan riasan di wajah pengantin. Roy dan Lea yang menjadi saksinya. Senyum mengembang di wajah mereka melihat sepasang pengantin dadakan itu.Akhirnya mereka bisa membuat Anna pergi dari rumah dan keluarga mereka tanpa susah payah dan juga mendapat pandangan negative dari para tetangga.Sejak mempunyai anak kandung, Roy dan Lea memang berencana untuk membuang Anna dari daftar keluarga mereka. Tapi mereka kesulitan untuk mencari alasan yang tepat. Dan sekarang kebetulan sekali Anna terlibat masalah seperti ini."Anna, kamu sudah tidak boleh lagi tinggal di rumah kami lagi. Kamu harus ikut suamimu itu. Dan ingat, jangan pernah lagi menginjakkan kakimu di rumah kami!" Ucap Lea sinis."Iya." Jawab Anna pelan."Itu barang-barangmu." Lea menunjuk sebuah koper kecil yang nampak usang. Anna mengangguk."Dony, mulai hari ini Anna menjadi tanggung jawabmu. Dan kita sudah putus hubungan dengan Anna." Ucap Roy pada Dony yang berdiri di hadapannya."Dan jangan sekalipun kalian mendatangi kami lagi, karena kita bukan keluarga!" Ucap Roy penuh penekanan."Untuk apa aku menemui kalian? Aku juga tidak akan pernah menganggap kalian keluargaku." Sahut Dony begitu acuh. Roy yang mendengarnya terlihat emosi dan mengepalkan tangannya, kurang ajar sekali sikap pria itu terhadap orang yang lebih tua. Padahal dia juga hanya seorang pelayan restoran."Sudah Papa abaikan saja jangan didengar, lebih baik kita pulang." Ajak Lea yang enggan ribut sambil menarik lengan suaminya dan pergi dari sana.Kini tinggallah Dony dan Anna berdua. "Lihat, gara-gara menolongmu aku malah harus terjebak pernikahan konyol ini!" Seru Dony yang menatap tajam pada Anna."Maaf. Aku juga tidak tau kalau akan seperti ini kejadiaannya." Lirih Anna."Akh, sudahlah!" Dony mengibaskan tangannya, rumit sekali hidup yang harus ia jalani. Pria itu beranjak pergi dan menuju parkiran. Sedangkan Anna masih terdiam di tempatnya berdiri. Nasib buruk apalagi yang akan menimpanya kali ini? Tiba-tiba saja harus menikah dengan orang asing. Dan sepertinya lelaki yang menjadi suaminya itu
Dony tersentak mendengarnya."Dipecat?" Tanya Dony tak percaya."Iya. Ini sisa upah gajimu selama bekerja di sini." Pak Beni melemparkan sebuah amplop coklat tipis ke atas meja. Dony mengambil amplop tersebut, dan menatap datar Pak Beni."Kembalikan seragam itu." Pak Beni menunjuk baju yang dipakai Dony. Lelaki itu menurut, dibukanya seragam itu untungnya dia memakai kaos lain di dalamnya. Kan tidak lucu jika dia harus keluar restoran dengan setengah telanjang.Dony meletakkan seragam itu di atas meja Pak Beni."Okey. Terima kasih, Pak Beni. Saya permisi." Ucapnya Dony datar dan beranjak dari duduknya keluar dari ruangan itu."Pegawai baru, tapi tingkahnya sudah macam-macam." Umpat Pak Beni.Dony keluar ruangan Pak Beni dengan wajah ditekuk."Dony!" Temannya yang tadi memanggil kembali."Kamu...?" Pemuda itu memandang heran ke arah Dony yang sudah berganti baju."Aku dipecat, aku permisi. Senang bisa bekerja sama walaupun hanya dalam waktu singkat." Pamitnya. Tanpa menunggu jawaban, Do
Dony langsung mematikan panggilan itu dan melepar ponselnya ke atas meja. Pria itu kembali memijat keningnya. Dua bulan yang lalu Dony memutuskan untuk menjalankan misi menemukan wanita yang benar-benar tulus mencintainya. Bukan karena harta ataupun kedudukan. Maka dari itu Dony menyamar sebagai pria biasa dan bekerja sebagai pelayan di sebuah restoran cepat saji di daerah pinggiran kota. Pekerjaannya di perusahaan? Dony serahkan sepenuhnya pada Juan.Meski awalnya agak sulit, tapi lama kelamaan Dony mulai menikmati peran barunya. Di sini dia banyak belajar tentang kehidupan rakyat biasa. Bagaimana untuk mendapatkan uang adalah hal yang cukup sulit, sedangkan dirinya selama ini dengan mudahnya menghamburkan uang untuk hal yang tidak penting. Terutama jika Vita sudah merengek meminta ini dan itu.Siang tadi Dony mengantarkan pesanan makanan ke sebuah area perkantoran. Setelah selesai, Dony mendapat panggilan alam. Karena tidak mampu untuk menahannya, Dony menanyakan pada security di sa
"Mela, apa Pak RT ada?" Tanya Dony."Ayah? Ada." Jawab gadis yang bernama Mela tersebut."Bisa tolong panggil kan?" Tanya Dony lagi, Mela mengangguk. "Tentu saja. Silakan duduk, aku panggil Ayah dulu." Mela masuk kembali ke dalam rumahnya. Sedangkan Dony dan Anna duduk di kursi teras."Tidak biasanya Dony siang-siang kemari, ada apa ya? Apa jangan-jangan dia mau melamarku?" Gumam Mela sambil terkikik, fikiran gadis itu sudah melayang ke mana-mana."Perempuan tadi siapa, Kak?" Tanya Anna."Mela, anak Pak RT." Jawab Dony singkat."Pacar Kak Dony?" Tanya Anna lagi, Dony langsung menatap tajam pada Anna. Anna menelan salivanya melihat tatapan tajam suaminya."Aku kan cuma tanya, Kak." Cicit Anna."Tapi pertanyaanmu aneh." Timpal Dony."Aneh? Aneh di mananya? Aku cuma tanya, apa Mela pacar Kak Dony?" Tanya Anna bingung. Melihat ekspresi Mela yang berseri-seri seperti tadi, tidak heran jika Anna beranggapan seperti itu."Mela bukan pacarku, lagipula aku belum lama tinggal di sini. Jelas?"J
Ia menghujani tubuh Anna dengan kecupannya. Dan Anna hanya pasrah menerima serangan Dony, gadis itu menggeliat dengan suara desahan yang sesekali keluar dari mulutnya.Dirasa siap, pria itu kemudian membuka lebar kaki Anna dan mulai memposisikan diri, terlihat wajah Anna menegang."Tidak perlu takut, Anna. Aku akan melakukannya dengan perlahan." Bisik Dony di telinganya. Anna memejamkan mata dan menggigit bibir bawahnya saat Dony memulai penyatuannya. Rasa sakit, perih dan malu berkumpul jadi satu. Anna memeluk leher suaminya saat merasa milik Dony semakin melesak masuk dan menyakitinya di bawah sana."Akh!" Anna memekik dan semakin erat memeluk Dony saat suaminya itu berhasil menembus segel penghalang miliknya. Dony terdiam sejenak membiarkan Anna melepas rasa sakitnya. Dipandanginya wajah polos yang berada di bawah kuasanya, Dony mendaratkan kecupan hangat di kening Anna dan kembali menyatukan bibir mereka berdua.Kedua akhirnya larut dalam kegiatan panas sore itu. Anna mencengkram
Di tempat tersembunyi, seseorang tengah mengintai target incarannya, di saat yang tepat jari telunjuknya menarik pelatuk revolver.DOR! DOR!Dua tembakan melesat tepat mengenai sepasang suami istri, tubuh mereka langsung terkapar di atas tanah. Senyum miring tersungging di bibir, secepat kilat sang pelaku pergi dari tempat itu sebelum ada yang mengetahui keberadaannya."Tuan Morgan dan istrinya tertembak! Cepat telepon ambulans dan cari pelakunya!"Keriuhan dan kepanikkan seketika terjadi, beberapa orang berpencar mencari pelaku, sementara yang lainnya sibuk mencari pertolongan."Papa! Mama!" Seorang anak laki-laki langsung berlari menghampiri kedua orang tuanya. Dengan tangan bergetar ia meraih tubuh ibunya yang sudah bersimbah darah karena tembakan tadi tepat mengenai jantung."Mama, bangun! Papa, ayo bangun!" Anak laki-laki itu menangis, mengguncang dua raga yang sepertinya sudah tidak bernyawa."Tuan Muda ayo kita pergi, sangat berbahaya jika Tuan Muda masih berada di sini." Seor
"Gio, sampai kapan kita akan menjalin hubungan sembunyi-sembunyi seperti ini? Aku ingin kita segera menikah." Tanya Vita manja, ia menyandarkan kepalanya di dada Gio yang masih berpeluh."Sabar, sayang. Sekarang kamu kan baru diberi apartemen saja, nanti setelah mansion dan perusahaan Morgan Grup jatuh ke tanganmu baru kita menikah." Jawab Gio yang menghujani pucuk kepala Vita dengan kecupannya."Jadi aku masih harus berpura-pura mencintai Dony?" Vita mengerucutkan bibirnya."Iya, Vita. Kamu harus terus memanfaatkannya. Lagipula dia tidak pernah berbuat macam-macam kan?" "Ya memang. Aku pun tak sudi jika disentuh lebih olehnya." Rahang Dony mengeras, dadanya bergemuruh, jadi selama ini Vita hanya menipu dan memanfaatkannya saja? Padahal Dony setulus hati mencintai Vita.Selama menjalin hubungan, Dony memang tidak pernah sekalipun berbuat kurang ajar. Karena bagi Dony, mencintai artinya menjaga bukan merusak. Tapi bodohnya Vita tidak bisa melihat hal itu.Vita memainkan jemarinya di d
"Mau apa dia?" Tanya Dony datar."Nona Vita memaksa untuk bertemu dengan Tuan. Nona Vita juga memohon sambil menangis di bawah sana." Juan menirukan laporan yang dia terima. Dony membuang nafasnya kasar, mau apalagi wanita itu menemuinya?"Biarkan dia masuk, aku ingin tau apa yang mau dia lakukan." Jawab Dony. Juan segera memerintahkan bawahannya untuk melaksanakan perintah Dony.Tak lama, Vita datang dan langsung masuk begitu saja ke ruangan Dony."Dony..." Lirihnya.Kening Dony berkerut heran melihat penampilan Vita yang sangat berantakan. Rambut dan pakaian gadis itu begitu kusut dan ada beberapa memar di wajah cantiknya."Nona Vita, mohon jaga jarak anda." Juan memperingatkan karena Vita semakin mendekat ke arah Dony."Apa maumu?" Tanya Dony yang menatap datar pada mantan kekasihnya yang baru ia putuskan kemarin."Dony, aku mohon maafkan aku. Aku ingin kembali padamu." Pinta Vita memelas."Hah, apa kamu bilang?" Dony bangkit dari kursi kebesarannya, melangkah menatap ke luar jendel
Ia menghujani tubuh Anna dengan kecupannya. Dan Anna hanya pasrah menerima serangan Dony, gadis itu menggeliat dengan suara desahan yang sesekali keluar dari mulutnya.Dirasa siap, pria itu kemudian membuka lebar kaki Anna dan mulai memposisikan diri, terlihat wajah Anna menegang."Tidak perlu takut, Anna. Aku akan melakukannya dengan perlahan." Bisik Dony di telinganya. Anna memejamkan mata dan menggigit bibir bawahnya saat Dony memulai penyatuannya. Rasa sakit, perih dan malu berkumpul jadi satu. Anna memeluk leher suaminya saat merasa milik Dony semakin melesak masuk dan menyakitinya di bawah sana."Akh!" Anna memekik dan semakin erat memeluk Dony saat suaminya itu berhasil menembus segel penghalang miliknya. Dony terdiam sejenak membiarkan Anna melepas rasa sakitnya. Dipandanginya wajah polos yang berada di bawah kuasanya, Dony mendaratkan kecupan hangat di kening Anna dan kembali menyatukan bibir mereka berdua.Kedua akhirnya larut dalam kegiatan panas sore itu. Anna mencengkram
"Mela, apa Pak RT ada?" Tanya Dony."Ayah? Ada." Jawab gadis yang bernama Mela tersebut."Bisa tolong panggil kan?" Tanya Dony lagi, Mela mengangguk. "Tentu saja. Silakan duduk, aku panggil Ayah dulu." Mela masuk kembali ke dalam rumahnya. Sedangkan Dony dan Anna duduk di kursi teras."Tidak biasanya Dony siang-siang kemari, ada apa ya? Apa jangan-jangan dia mau melamarku?" Gumam Mela sambil terkikik, fikiran gadis itu sudah melayang ke mana-mana."Perempuan tadi siapa, Kak?" Tanya Anna."Mela, anak Pak RT." Jawab Dony singkat."Pacar Kak Dony?" Tanya Anna lagi, Dony langsung menatap tajam pada Anna. Anna menelan salivanya melihat tatapan tajam suaminya."Aku kan cuma tanya, Kak." Cicit Anna."Tapi pertanyaanmu aneh." Timpal Dony."Aneh? Aneh di mananya? Aku cuma tanya, apa Mela pacar Kak Dony?" Tanya Anna bingung. Melihat ekspresi Mela yang berseri-seri seperti tadi, tidak heran jika Anna beranggapan seperti itu."Mela bukan pacarku, lagipula aku belum lama tinggal di sini. Jelas?"J
Dony langsung mematikan panggilan itu dan melepar ponselnya ke atas meja. Pria itu kembali memijat keningnya. Dua bulan yang lalu Dony memutuskan untuk menjalankan misi menemukan wanita yang benar-benar tulus mencintainya. Bukan karena harta ataupun kedudukan. Maka dari itu Dony menyamar sebagai pria biasa dan bekerja sebagai pelayan di sebuah restoran cepat saji di daerah pinggiran kota. Pekerjaannya di perusahaan? Dony serahkan sepenuhnya pada Juan.Meski awalnya agak sulit, tapi lama kelamaan Dony mulai menikmati peran barunya. Di sini dia banyak belajar tentang kehidupan rakyat biasa. Bagaimana untuk mendapatkan uang adalah hal yang cukup sulit, sedangkan dirinya selama ini dengan mudahnya menghamburkan uang untuk hal yang tidak penting. Terutama jika Vita sudah merengek meminta ini dan itu.Siang tadi Dony mengantarkan pesanan makanan ke sebuah area perkantoran. Setelah selesai, Dony mendapat panggilan alam. Karena tidak mampu untuk menahannya, Dony menanyakan pada security di sa
Dony tersentak mendengarnya."Dipecat?" Tanya Dony tak percaya."Iya. Ini sisa upah gajimu selama bekerja di sini." Pak Beni melemparkan sebuah amplop coklat tipis ke atas meja. Dony mengambil amplop tersebut, dan menatap datar Pak Beni."Kembalikan seragam itu." Pak Beni menunjuk baju yang dipakai Dony. Lelaki itu menurut, dibukanya seragam itu untungnya dia memakai kaos lain di dalamnya. Kan tidak lucu jika dia harus keluar restoran dengan setengah telanjang.Dony meletakkan seragam itu di atas meja Pak Beni."Okey. Terima kasih, Pak Beni. Saya permisi." Ucapnya Dony datar dan beranjak dari duduknya keluar dari ruangan itu."Pegawai baru, tapi tingkahnya sudah macam-macam." Umpat Pak Beni.Dony keluar ruangan Pak Beni dengan wajah ditekuk."Dony!" Temannya yang tadi memanggil kembali."Kamu...?" Pemuda itu memandang heran ke arah Dony yang sudah berganti baju."Aku dipecat, aku permisi. Senang bisa bekerja sama walaupun hanya dalam waktu singkat." Pamitnya. Tanpa menunggu jawaban, Do
"Untuk apa aku menemui kalian? Aku juga tidak akan pernah menganggap kalian keluargaku." Sahut Dony begitu acuh. Roy yang mendengarnya terlihat emosi dan mengepalkan tangannya, kurang ajar sekali sikap pria itu terhadap orang yang lebih tua. Padahal dia juga hanya seorang pelayan restoran."Sudah Papa abaikan saja jangan didengar, lebih baik kita pulang." Ajak Lea yang enggan ribut sambil menarik lengan suaminya dan pergi dari sana.Kini tinggallah Dony dan Anna berdua. "Lihat, gara-gara menolongmu aku malah harus terjebak pernikahan konyol ini!" Seru Dony yang menatap tajam pada Anna."Maaf. Aku juga tidak tau kalau akan seperti ini kejadiaannya." Lirih Anna."Akh, sudahlah!" Dony mengibaskan tangannya, rumit sekali hidup yang harus ia jalani. Pria itu beranjak pergi dan menuju parkiran. Sedangkan Anna masih terdiam di tempatnya berdiri. Nasib buruk apalagi yang akan menimpanya kali ini? Tiba-tiba saja harus menikah dengan orang asing. Dan sepertinya lelaki yang menjadi suaminya itu
Di sebuah rumah mewah kediaman keluarga Ferdian.Tatapan tajam terarah kepada pria dan juga gadis muda yang duduk berdampingan."Kamu benar-benar buat malu, Anna!" Bentak seorang pria paruh baya yang bernama Roy. Dia baru saja mendapat laporan dari security tempat Anna bekerja kalau Anna dan seorang pria melakukan tindakan tak senonoh di toilet, dan mereka memergokinya sendiri.Anna dan pria itu langsung dibawa ke rumah Anna untuk diadili."Papa, kejadiannya...""Diam! Jangan panggil aku Papa, karena kamu bukan anakku!" Sergah Roy. Anna hanya menunduk, benar yang dikatakan lelaki itu dirinya memang bukan anak kandung di keluarga ini. "Heh kamu, siapa namamu?" Tanya Roy pada pria di samping Anna."Dony." Jawab pria itu singkat."Kalian harus mempertanggung jawabkan perbuatan kalian. Kalian harus menikah hari ini juga!" Tegas Roy sambil menatap keduanya. Netra Dony kontan membulat."Menikah? Aku tidak melakukan apa-apa padanya, kenapa harus menikahinya?" Dony langsung melayangkan prote
"Mau apa dia?" Tanya Dony datar."Nona Vita memaksa untuk bertemu dengan Tuan. Nona Vita juga memohon sambil menangis di bawah sana." Juan menirukan laporan yang dia terima. Dony membuang nafasnya kasar, mau apalagi wanita itu menemuinya?"Biarkan dia masuk, aku ingin tau apa yang mau dia lakukan." Jawab Dony. Juan segera memerintahkan bawahannya untuk melaksanakan perintah Dony.Tak lama, Vita datang dan langsung masuk begitu saja ke ruangan Dony."Dony..." Lirihnya.Kening Dony berkerut heran melihat penampilan Vita yang sangat berantakan. Rambut dan pakaian gadis itu begitu kusut dan ada beberapa memar di wajah cantiknya."Nona Vita, mohon jaga jarak anda." Juan memperingatkan karena Vita semakin mendekat ke arah Dony."Apa maumu?" Tanya Dony yang menatap datar pada mantan kekasihnya yang baru ia putuskan kemarin."Dony, aku mohon maafkan aku. Aku ingin kembali padamu." Pinta Vita memelas."Hah, apa kamu bilang?" Dony bangkit dari kursi kebesarannya, melangkah menatap ke luar jendel
"Gio, sampai kapan kita akan menjalin hubungan sembunyi-sembunyi seperti ini? Aku ingin kita segera menikah." Tanya Vita manja, ia menyandarkan kepalanya di dada Gio yang masih berpeluh."Sabar, sayang. Sekarang kamu kan baru diberi apartemen saja, nanti setelah mansion dan perusahaan Morgan Grup jatuh ke tanganmu baru kita menikah." Jawab Gio yang menghujani pucuk kepala Vita dengan kecupannya."Jadi aku masih harus berpura-pura mencintai Dony?" Vita mengerucutkan bibirnya."Iya, Vita. Kamu harus terus memanfaatkannya. Lagipula dia tidak pernah berbuat macam-macam kan?" "Ya memang. Aku pun tak sudi jika disentuh lebih olehnya." Rahang Dony mengeras, dadanya bergemuruh, jadi selama ini Vita hanya menipu dan memanfaatkannya saja? Padahal Dony setulus hati mencintai Vita.Selama menjalin hubungan, Dony memang tidak pernah sekalipun berbuat kurang ajar. Karena bagi Dony, mencintai artinya menjaga bukan merusak. Tapi bodohnya Vita tidak bisa melihat hal itu.Vita memainkan jemarinya di d
Di tempat tersembunyi, seseorang tengah mengintai target incarannya, di saat yang tepat jari telunjuknya menarik pelatuk revolver.DOR! DOR!Dua tembakan melesat tepat mengenai sepasang suami istri, tubuh mereka langsung terkapar di atas tanah. Senyum miring tersungging di bibir, secepat kilat sang pelaku pergi dari tempat itu sebelum ada yang mengetahui keberadaannya."Tuan Morgan dan istrinya tertembak! Cepat telepon ambulans dan cari pelakunya!"Keriuhan dan kepanikkan seketika terjadi, beberapa orang berpencar mencari pelaku, sementara yang lainnya sibuk mencari pertolongan."Papa! Mama!" Seorang anak laki-laki langsung berlari menghampiri kedua orang tuanya. Dengan tangan bergetar ia meraih tubuh ibunya yang sudah bersimbah darah karena tembakan tadi tepat mengenai jantung."Mama, bangun! Papa, ayo bangun!" Anak laki-laki itu menangis, mengguncang dua raga yang sepertinya sudah tidak bernyawa."Tuan Muda ayo kita pergi, sangat berbahaya jika Tuan Muda masih berada di sini." Seor