Menegangkan, di kediaman Thommas sedang ada perbincangan seru antara orang tua dan anak. Thommas sangat menghargai kedewasaan dari Jimmy karena menilai berdasarkan usia, kematangan, pola pikir, dan pengalaman di militer. Jika Jimmy memberikan sebuah saran, Thommas akan mempertimbangkannya.
Jimmy melipat tangan di dada, lalu berkata, “Kenapa Papa susah-susah memikirkan Nathan? Papa akhir-akhir ini kelihatannya kurang tidur karena mengurusi dia, sementara dia sekarang bersenang-senang di istananya Tuan Dmitry.”Thommas meletakkan ponselnya di atas meja ruang keluarga. “Meskipun dia buat ulah yang sangat memalukan, bagaimanapun dia tetap anak Papa dan bagian dari keluarga kita.”“Biarkanlah dia, Pa. Dia sudah besar. Jika nanti Tuan Dmitry ingin menuntut, ya sudah biar dia saja yang dihukum, biar tahu rasa. Kenapa kita satu keluarga yang repot?”Thommas mengalihkan pandangannya ke arah Jimmy. “Apa yang Papa lakukan ini juga demi kepentingan pekerjHanz cukup tahu tentang sosok Niels yang sudah sangat lama bertugas di kerajaan. Sebelumnya, ayahnya beberapa kali mengadakan pertemuan dengan Niels membahas soal bisnis Fadeyka Energy di sana. Selama ini, Niels termasuk salah satu orang yang membatasi ruang gerak Fadeyka Energy di UK. Kedatangan Niels ke kantor Fadeyka Energy disambut baik oleh Hanz dan beberapa jajaran lain. Semua orang agak terkejut, kenapa bisa orang penting kerajaan ini mau datang ke Fadeyka Energy, karena biasanya dulu Tuan Dmitry cukup susah bertemu dengan Niels alasannya terlalu sibuk. Niels merapikan posisi duduknya. Sebelumnya barusan dia mengerling ke sekitaran ruang kerja Hanz yang tampak minimalis. Jauh dari kesan sombong. “Terima kasih telah menerima kedatangan saya ke sini.” Hanz agak terkejut. Dia kira yang akan datang adalah Thommas atau rekannya untuk memberikan laporan soal perkembangan dan nasib British Oil, kenapa malah orang penting ini, yang jika ada perusahaan ya
Ketika baru saja keluar dar kantor istana, Jimmy langsung menghadang Moses, bermaksud menanyakan pembicaraan barusan. “Aku ingin bertemu dengan papamu, Jimmy,” ujar Moses sembari mengeluarkan napas lelah. “Pak Moses ada maksud ada mau ketemu papaku?” tanya Jimmy penasaran, menatap tajam. “Jika Pak Jimmy ingin mengikuti jejak papaku, percuma, justru akan buat malu kerajaan dan masyarakat Inggris.” Jimmy bicara tidak berpikir lagi. Dia tidak tahu sekarang berhadapan dengan siapa. Moses sudah lebih dari tiga puluh tahun berkecimpung di British Oil, tahu semua seluk beluknya. Jika Moses didepak, jatah posisi untuk anaknya kelak di British Oil jelas akan tidak ada. Moses sudah tidak peduli, British Oil dimiliki oleh negara atau dimiliki oleh asing, sama saja baginya, yang penting bisa bekerja dan menjadi kaya. Jiwa konservatif dan kesetiaan terhadap Raja hanya akan menyusahkan dirinya pribadi dan keluarganya juga. Oleh sebab itu, berpaling adalah o
Jimmy keluar dari dalam mobil dan menutup pintunya. Kemudian Moses melajukan mobilnya, meninggalkan halaman kediaman Thommas. Selama dalam perjalanan pulang, tidak ada yang mengganjal sedikit saja di kepala Moses terkait apa yang disampaikan oleh Jimmy barusan. Alasannya adalah tidak ada pengaruhnya bagi Moses jika memang pernikahan Natahan dan Misha ada hubungan dengan syarat yang telah diberikan oleh Tuan Dmitry kepada Thommas. Apa peduli Moses? Sebab yang terpenting sekarang adalah bagaimana caranya posisinya tetap aman di perusahaan. Keesokan harinya, Moses, Thommas, Richard, dan Ferdian benar-benar menuju istana menemui Raja. Mereka berempat tidak peduli lagi dengan sosok Niels yang selalu tampil sok fasis di hadapan Raja. Mereka berempat bertekad keras untuk memperbaiki harga diri masing-masing. Di sebuah ruangan tertutup, Raja menyambut baik kedatangan mereka berempat. “Jika masukan dari kalian tidak membawa perubahan, saya yang akan turun tangan
Thommas terpaksa meninggalkan pekerjaannya lagi lalu terbang ke Rusia karena mendapat panggilan penting dari Tuan Dmitry. Setibanya di Istana Valaam, dia langsung dicecar pertanyaan. “Sudah sampai mana lobianmu?” tanya Tuan Dmitry tegas. “Hm.” Thommas mengatus napas. Perlahan melihat raut wajah serius itu. “Maaf, Tuan. Seharusnya hari ini saya bersama Ferdian orang dari kementerian untuk membahas pengambilalihan British Oil, namun karena Niels, dia mengagalkan semuanya.” Belum Tuan Dmitry bicara, Hanz duluan berkata, “Saya menghormati Pak Thommas selaku mertua dari adik saya. Tapi tidak untuk perkara bisnis. Kami sudah memberikan kesempatan dan peluang emas. Bahkan kami menawarkan banyak keuntungan. Kenapa bisa belum berhasil?” Thommas menceritakan semuanya dari awal sampai ke pertemuan terakhir kemarin. Namun, jawaban yang dia berikan tidak memberikan kepuasan terhadap Tuan Dmitry dan Hanz. Tuan Dmitry berkata, “Saat ini Nathan kami
Jika telat start, Fadeyka Energy akan sangat sulit untuk melakukan lobian selanjutnya, dan jika memang terjadi, tentu kesempatan kedua tidak tahu kapan lagi datangnya. Oleh sebab itu, Tuan Besar Dmitry Fadeyka harus segera turun gunung. Apakah beliau akan menghubungi George, supaya lobian dari Niels segera dibatalkan? Tidak, sama sekali tidak! Sebab, George hanya seperti tai kuku bagi Tuan Dmitry, posisi manager teknik sangat tidak berarti bagi Tuan Dmitry. Lantas siapa yang beliau hubungi? Presiden! Bukankah Amerika Serikat akan benci jika Rusia menyuplai minyak mentah dengan jumlah besar ke Inggris? Bukankah Amerika Serikat lawan dalam perang dinginnya Rusia selama puluhan tahun? Lihat langkah apa yang akan ditempuh oleh orang yang sangat berpengalaman seperti Tuan Dmitry. Ingat, beliau sudah puluhan kali melobi orang besar agar bisa mengguritai bisnisnya, tentu ilmu ayahnya Mendiang Tuan Fadeyka melekat di jiwanya. “Apa
Nathan bersimpuh dan memohon kepada Tuan Dmitry untuk tidak memecat papanya dan tidak pula mengusirnya. “Hukum saya saja, Tuan Besar. Hukum saja menantumu ini. Limpahkan semua pada saya, jangan kepada papa saya.” Thommas hanya bisa bergeming dan menunduk. Apa yang dilakukan oleh Nathan jelas tidak berguna. Sulit untuk mengubah pendirian seorang Tuan Dmitry. Hal yang bisa dilakukannya hanya pasrah dan menerima semua keputusan. Lagi pula, hanya hilang sebuah pekerjaan merupakan hukuman ringan baginya. Masih untung tidak disiksa lalu dimiskinkan. Nathan masih memegang lutut Tuan Dmitry dan benar-benar merendahkan dirinya, semata-mata demi ayahnya. Namun, Tuan Dmitry malah menyepak tubuh Nathan. Jika tidak dipisahkan oleh Hanz, sepakan kedua jelas wajah, tapi Hanz ingin tak ada yang terluka malam ini. Setelah menegakkan Nathan dan menyuruhnya masuk ke dalam kamar, Hanz lantas menggiring Thommas agar segera keluar dari istana. Dua orang p
Pagi ini di kantor pusat Fadeyka Energy. Tepatnya di sebuah ruang rapat tertutup yang dihadiri oleh petinggi Fadeyka Energy, Oilzprom, dan British Oil. Hanz menggagahkan diri, lalu berkata, “Konsumsi minyak di Inggris, Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara, rata-rata satu koma empat juta barel per hari. Pada saat krisis selama beberapa minggu belakangan, konsumsi mereka menurun drastis hanya 500.000.” Angka tersebut sangat down signifikan jauh selama empat puluh tahun terakhir. Wajar jika pihak kerajaan dan pemerintah gelabakan dibuatnya. Tidak hanya mengembalikan konsumsi minyak kembali normal, namun Fadeyka Energy akan memberikan jatah minyak mentah sebagai cadangan, baik bagi British Oil, maupun English Petroleum. Moses dan Richard melupakan kekalahan rekan seperjuangannya, yaitu Thommas. Mereka berdua tampil bukan berarti merayakan kemanangan tanpa ada rasa kasihan, jelas mereka berdua merasa prihatin terhadap Thommas, namun mereka juga tidak bisa b
Perlu diingat kembali bahwa Tuan Dmitry punya hubungan jelek dengan pihak kerajaan. Jadi tidak serta merta sekali lobi langsung berhasil. Bukankah sudah puluhan tahun Fadeyka Energy sesak napas di UK? Dan perlu diulangi lagi bahwa keberhasilan Fadeyka Energy mengakuisisi British Oil, alasannya karena Amerika Serikat melarang Chevron menyuplai minyak ke Inggris, oleh karena itu Raja tidak punya pilihan lain, selain menyerahkan British Oil ke Fadeyka Energy. Jadi, jelas bukan Tuan Dmitry orang yang bisa diandalkan kali ini. Lantas siapa? Moses dan Richard, setelah berkantor, langsung menemui Thommas di kediamannya. Kedua orang itu pun menyampaikan rasa prihatin setelah mendengar kabar bahwa Thommas tidak bisa lanjut bekerja di British Oil tanpa diketahui pasti apa alasannya. Kemudian, dua orang itu menyampaikan soal rapat di kantor Fadeyka Energy kemarin. “Saya menyesali atas keluarnya Pak Thommas dari British Oil,” ujar Moses dengan muka terkekuk.