Setelah sehari dan semalam mempelajari semua data dan juga mendengar penjelasan langsung dari Edwin, maka mulai hari ini Julius mulai melakukan publikasi di situs Wikileaks.Informasi rahasia tentang kejahatan pihak AS yang selama ini rupanya secara diam-diam memata-matai warganya sendiri akhirnya ketahuan. Sikap buruk AS yang begitu keji dan tercela pada akhirnya diketahui oleh masyarakat dunia, terutama masyakarat Amerika sendiri tentunya.Dikarenakan isu sekarang ini cepat sekali bisa viral lantaran sosial media, maka tidak butuh waktu lama untuk membuat berita tersebut trending dan menjadi bahasan utama di setiap acara. Banyak acara televisi yang memberitakan tentang berita tersebut sehingga dalam waktu beberapa jam saja bahkan hampir seluruh dunia pun mencoba membuka situs tersebut dan membaca beritanya aslinya.Dalam kurun waktu dua minggu, akhirnya semua informasi yang dirasa pantas dipublikasikan akhirnya rampung juga, semua telah tersampaikan sesuai dengan kemauan dari Edwin.
Mengejutkan, tiba-tiba siang hari ini ada tiga orang yang sudah berada di depan rumah milik Julius. Mereka berpakaian seperti orang biasa tapi jika melihat dari fisik mereka, sepertinya mereka bukanlah orang biasa. Mereka punya badan yang besar dan kekar.Setelah mengetuk beberapa saat, akhirnya pintu pun terbuka. “Ya ada apa?” sapa Julius. “Siapa kalian?”Begitu melihat tiga orang ini agak mencurigakan, Julius sedikit tersentak dan mengerutkan keningnya.Robert Hanssen memperhatikan raut wajah Julius yang mulai berubah. “Izinkan kami masuk,” kata Robert.Namun, Julius menggeleng. “Maaf untuk saat ini aku tidak sedang menerima tamu. Tadi aku tanyakan pada kalian tentang kalian siapa dan dari mana. Tapi kalian belum juga menjawab. Silakan kalian pergi.”Robert dan dua rekannya semakin curiga saat mendapat perlakuan seperti itu dari tuan rumah. Biasanya ketika ada tamu yang datang, tuan rumah akan ramah dan mempersilahkan tamunya untuk masuk, tapi anehnya Julius malah bersikap tak nya
Robert mendobrak masuk ke dalam. Tapi Julius berusaha mendorongnya keluar lagi. Julius tidak mau kalau sampai apa yang ada di dalam rumahnya diketahui oleh orang luar, apalagi mereka adalah petugas.Melihat keresahan yang di wajah Julius, maka Robert mengeluarkan senyuman kecut seraya berkata, “Aku Robert Hanssen dari FBI.”Mendengar itu, Julius tercengang dan diterpa rasa takut. “Aku tidak peduli. Pergi dari sini!” Suara Julius mulai berubah dan tampak sekali kegelisahan di wajahnya.Sungguh ini adalah musibah besar bagi Julius dan Edwin. Setelah berminggu-minggu dalam melaksanakan tugasnya, tak disangka kalau keberadaan mereka dapat terendus oleh petugas.Julius cukup kelabakan dan karena bingung mau berbuat apa, tidak ada cara lain selain dari berpura-pura tidak tahu dan sebisa mungkin untuk mengusir tiga orang ini dari sini. “Kalian tidak sopan! Sudah aku bilang kalau aku sedang tidak menerima tamu.”Julius semakin resah dan berontak.Sebaliknya, Robert tetap tenang dan malah memb
“Hanz, kita tidak perlu lagi melanjutkan hubungan kita. Setelah lulus, aku ragu jika kau punya masa depan yang cerah. Selamat tinggal!”Hanz tercekat dan merinding. Seakan-akan dadanya mau runtuh mendengarnya. Hanz jelas tidak bisa menerima kalimat perpisahaan tersebut hanya dengan alasan masa depannya yang tidak cerah.Hanz menatap Alyona dengan bingung lalu berkata lembut, “Kita sudah empat tahun menjalani hubungan selama kita kuliah di sini. Bagaimana mungkin kau ingin pisah begitu saja?”Alyona mengerutkan bibirnya lalu menjawab sadis, “Selama empat tahun aku hanya memanfaatkan kecerdasanmu, Hanz. Apa kau tidak sadar bahwa aku seperti parasit? Aku memang tidak butuh uangmu karena kau miskin. Kau tidak bisa diandalkan dalam persoalan finansial. Bagaimana mungkin aku akan bahagia dalam berumah tangga dengan pria pekerja cafe sepertimu?”Hanz menengok ke belakang. Sebentar lagi acara wisuda akan segera dilaksanakan. Topi toga di atas kepalanya rasanya mau jatuh berdebam. Suara riuh ra
Keluarga Fadeyka merupakan keluarga terkaya di dunia!Anak kandung dari Tuan Dmitry Fadeyka pertama bernama Feofan Fadeyka, saat berumur enam tahun, tewas dibunuh oleh seorang mantan buruh yang bekerja di Oilzprom, alasannya si buruh tidak terima diperlakukan semena-mena oleh Tuan Dmitry.Tuan Dmitry dikenal sebagai sosok yang arogan dan kejam. Oleh karena itu, banyak orang yang benci terhadapnya, sampai-sampai ingin menghancurkan kehidupan keluarganya. Saat kelahiran anak kedua bernama Stefan Fadeyka, Tuan Dmitry langsung mengasingkannya di pedalaman Rusia dengan alasan keamanan dan keselamatan. Begitu juga dengan anak ketiga. Jangan sampai mati sia-sia seperti Feofan. Sementara putri bungsunya nomor empat bernama Misha Fadeyka menetap di kediamannya yang super mewah dengan penjagaan super ketat di Rusia. Misha tidak sekolah formal seperti wanita pada umumnya, tetapi belasan tahun hanya belajar privat di rumah.Tuan Dmitry sangat merahasiakan keberadaan anak-anaknya karena hingga sa
Tuan Dmitry memberi tahu pada Hanz bahwa Mikhailovic Lukinov bersama anak perempuannya akan berkunjung ke kantor Oilzprom untuk mengajukan pembelian minyak mentah dengan jumlah yang sangat besar. Mikhailovic sudah menyiapkan uang sebanyak seratus juta dollar sebagai dp-nya saja.Lukgaz hanya punya sedikit sumber minyak mentah di Rusia dan selebihnya mereka terkadang mengandalkan pembelian dari luar. Selama ini Lukgaz tidak pernah membeli langsung kepada Oilzprom karena dua perusahaan tersebut punya persaingan yang cukup kuat.Bukannya Oilzprom tidak mau dan tidak mampu, hanya saja cara yang dilakukan oleh Lukgaz sangat licik. Tuan Dmitry awalnya bingung, jika beliau tidak memenuhi tuntutan salah satu dari tiga, berarti perusahaannya dalam bahaya. Namun, Tuan Dmitry akhirnya tahu, Lukgaz si pesaing yang tidak pernah bisa melampaui Oilzprom ini rupanya tidak bisa bersaing secara sehat. Apakah Mikhailovic lupa seberapa besar Fadeyka Energy? Apa dia sudah gila ingin bermain api bersama T
Ketika tugas membantu keluarganya di Rusia telah selesai, Hanz kembali ke Swiss dan melanjutkan kegiatannya seperti biasa. Malam ini di Kafi Dihei. Hanya ada beberapa pengunjung yang sedang menikmati santap malam dan juga ngopi.Mark punya teman akrab bernama Gerald. Mereka tahu kalau Hanz bekerja di sini. Sengaja mereka datang hanya untuk mempermalukan Hanz.“Hei, Pelayan!” pekik Mark, padahal ada tiga waiter, tapi yang disahuti hanya Hanz.Hanz pun mendekat. Merasa kenal, Hanz mau tidak mau tetap melayani dua orang bengal ini.“Layani kami!” titah Gerald sambil mengangkat kaki.“Babu kok bisa kuliah di ETH sih?!” sindir Mark. “Kami pesan makanan yang paling mahal dan rekomen. Kau boleh pesan apa saja, Babu, kami yang bayar!”Gerald mengaparkan buku menu. Plak! “Ya, yang paling sering dipesan orang. Kau tahu kan, kami anak orang kaya?”Mark melototi Hanz. “Kenapa kau diam ha? Cepat kerjakan!”Hanz membalik badannya dengan santai, lalu beringsut meninggalkan mereka. Setelah pesanan m
Masih di Kafi Dihei, Zurich. Malam ini akan menjadi malam yang kelabu bagi Mark. Pria sombong dan buruk seperti dirinya memang pantas mendapatkan balasan. Setelah pekerjaannya selesai, Hanz kembali duduk di hadapan Mark dan berkata sangat dingin, “Seumur-umur, aku tidak pernah sampai dikatakan pembawa sial. Apalagi oleh calon mertua.” Hanz tersenyum tipis. Dia melihat wajah Mark yang masih saja tertekuk lesu, persis kerupuk kena air. Mark mendengus jengkel seraya menyandarkan punggungnya. “Diam kau, pria miskin! Kau tidak mengerti apa apa dengan masalahku."Hanz melipat tangan di dada dan berkata, “Aku prediksi hubungan singkatmu bersama Alyona akan sangat berantakan dan berakhir tragis.”Mendengar itu, dada Mark makin panas. “Kau seperti peramal yang mengandalkan kebetulan. Berhenti mengada-ada!"“Aku bukan peramal, Mark. Kita akan membuktikannya malam ini juga.” Hanz mengulas senyum tipis.Mark dan Alyona sudah sangat keterlaluan terhadapnya. Hal yang telah dilakukan oleh dua oran