Untuk membuktikan bahwa gembong teroris benar-benar telah dilumpuhkan, Hanz bersama lima anggota Fadeyka Army menemani Pak William dan Pak Louis beserta puluhan anggota FSB, menuju Shkhara.
“Kami telah memperingatkan kepada mereka untuk segera menyerahkan diri, tapi mereka malah memberikan perlawanan, maka dari itu terpaksa kami memberikan serangan untuk mengalahkan mereka.”Pak William takjub sambil menatap Hanz. “Hanya delapan orang, Hanz?” tanya Pak William sambil melihat bekas-bekas darah dan puluhan peluru berserakan di dekat batu.“Hanya delapan orang yang kami temukan. Kami tidak bisa memastikan apakah mereka hanya delapan saja, atau masih ada lagi.”Sesampainya di tempat persembunyian hacker, Pak Louis menggeleng tak percaya. “Jadi dari sini mereka meretas sistem keamanan kita?”Hanz mengangguk lalu menjawab, “Benar. Mereka melancarkan serangan siber dari sini. Ada aliran air dan listrik. Air mereka dapatkan dari kaki gunung.Hari ini merupakan hari yang begitu bahagia. Betapa tidak, pemerintah menepati janjinya, yakni Oilzprom kembali dimiliki oleh Fadeyka Energy dengan kepemilikan sebesar 70%. Sisa 30% saham dimiliki oleh pihak swasta, sesuai dengan kemauan Hanz sendiri.Belasan utusan dari Rusia sedang berada di Pulau Valaam dan memberikan peringatan kepada seluruh masyarakat apa pun latar belakangnya untuk segera berhenti melakukan demo serta stop menuntut agar Keluarga Fadeyka pergi dari Rusia.Hanz berdiri tegak di atas podium, menghadap ratusan perwakilan masyarakat Pulau Valaam yang tengah berkumpul di lapangan kantor pemerintahan di sana, acara ini turut disaksikan oleh seluruh masyarakat Rusia lewat siaran langsung salah satu stasiun televisi.“Kakek dan ayahku telah berbuat kebaikan yang cukup banyak kepada masyarakat Rusia, terutama kepada warga Pulau Valaam, baik keluarga pekerja Fadeyka, atau pun bukan.”Hanz berpidato dengan nada yang tinggi dan tega
Kilas sejarah.Tuan Fadeyka lahir di bulan Oktober 1917, bertepatan dengan Revolusi Bolshevik. Tidak ada ramalan atau prediksi apa pun tentang kelahiran Tuan Fadeyka karena ketika lahir di Amerika Serikat, beliau bukanlah berasal dari keluarga bangsawan atau pun dari keluarga pebisnis besar. Justru beliau merupakan anak dari seorang buruh yang bekerja di salah satu industri di Amerika Serikat.Karena tidak ingin kehidupannya susah seperti ayahnya, Tuan Fadeyka pun berusaha sebaik dan sekuat mungkin agar mampu mengubah garis nasib buruk keluarganya. Beliau lulus sebagai insinyur terbaik pada masanya di Harvard dengan nilai sempurna. Selanjutnya beliau diterima bekerja sebagai manager teknik di salah satu perusahaan energi di Amerika.Entah pengaruh konspirasi ataukah ingin mengharumkan citra Amerika Serikat dengan kapitalisme-liberal-nya, akhirnya Tuan Fadeyka mengadu nasib di negara komunis Rusia pada saat itu. Langkah yang diambil oleh beliau sangat disetujui o
Alicia, seorang wanita cantik dan seksi Rusia, sedang berada di resepsionis, bermaksud ingin bertemu manager HRD dan melamar pekerjaan di kantor pusat Fadeyka Energy di St. Petersburg. Awalnya kedatangan Alicia sempat ditolak oleh petugas resepsionis, tapi ketika Alicia bilang bahwa dia punya pengalaman selama tiga tahun bekerja di kantor Oilzprom, maka dia segera dipertemukan langsung dengan manager HRD. Bastinov membaca CV Alicia sebentar. “Kenapa Anda ingin pindah? Padahal Oilzprom sudah dimiliki oleh Fadeyka Energy kembali.” “Saya tergiur bekerja di kantor pusat, Pak. Ditambah, saya mendapat rekomendasi dari atasan di sana.” “Sebentar, akan saya diskusikan dahulu dengan CEO, mumpung beliau berada di ruangannya.” Bastinov lantas menemui Hanz di ruangannya. “Bagaimana menurut, Tuan Hanz?” “Dia ingin melamar sebagai sekretaris. Tidak bisa. Jika dia bersedia ditempatkan di staff kantor untuk mengurus administrasi,
Julya tidak masuk kerja di hari rabu ini padahal dokumen yang dipersiapkan untuk keberangkatan dalam kunjungan kerja harus segera selesai. Alicia tahu kalau Julya tidak masuk, makanya dia menawarkan diri kepada Hanz untuk menggantikan posisi Julya hari ini.Alicia mengenakan celana panjang, tapi sangat ketat sehingga b0kongnya tampak jelas, begitu juga bagian dada lebih kelihatan menonjol karena baju dan blazernya juga ketat. Bisa jadi bukan ukurannya kekecilan, tapi memang tubuh Alicia yang lebih berisi.Wanita berambut pirang ini memperbagus posisi duduknya, lalu menghadapkan wajahnya ke arah Hanz. “Saya bisa menyelesaikan semua pekerjaan tersebut dalam waktu satu hari,” ucapnya percaya diri.“Kau kenal dengan para petinggi di sana?”“Tentu, Tuan. Tidak seperti Julya, bahkan dia tidak mengenal siapa itu Bernard.”Hanz mendengus. “Jangan bawa urusan pribadi di kantor. Silakan kau kerjakan sekarang!&r
Sepertinya niat Hanz ingin bicara banyak bersama Bernard dan Feyna harus dibatalkan sebab informasi yang diberikan oleh Alicia dan Adela sudah dirasa cukup. Ada rasa kasihan terhadap Julya, tapi di lain sisi ada juga rasa jijik karena Julya benar-benar berasal dari keluarga yang amat berantakan. Jika nanti dia menikah bersama Julya, bagaimana dengan nama baik Keluarga Fadeyka di mata dunia?“Untuk apa lagi Tuan datang menemui ibunya Julya? Bisa saja nanti dia berbohong. Suaminya, Frank, lihatlah tingkahnya Tuan. Julya juga, Tuan tahu sendiri. Saya yakin Tuan tidak bodoh,” Alicia mengawasi gedung-gedung di Berlin dari mobil yang terus melaju.Belum lagi Alicia terus memberikan banyak sekali pernyataan yang menyudutkan Julya. Parahnya, Julya disebut seperti “Lont3” oleh Alicia. Dan yang tak habis pikir adalah, Alicia tahu bahwa selama ini Julya rupanya ada main sama Tuan Harley, mantan CEO Red York yang sekarang berada di penjara.Alicia me
Jumat sore semua rombongan telah tiba di kantor pusat Fadeyka Energy di Saint Petersbug. Selain tugas-tugas, tak sedikit oleh-oleh yang mereka bawa. Alicia berjalan berlenggak-lenggok seperti bebek dari pintu masuk sampai ke ruang kerja Hanz. Dia membangga-banggakan barang pembelian Hanz. “Aku mendapat hadiah istimiewa. Lihatlah tas, sepatu, dan jam tangan ini.” Alicia memamerkan merek Louis Vuitton, Chanel dan Hermes kepada para karyawan yang ingin pulang bekerja. Hanz sempat bilang kepada Alicia untuk tidak berlebihan. “Simpanlah semua barangmu di mobil.” Karena besok libur, Hanz akan menyelesaikan tugas-tugasnya sekarang juga. Selanjutnya dia meminta kepada Alicia untuk merekap semua laporan kunjungan kerja, lalu data-data harus diberikan kepada analis senin nanti untuk mendapatkan informasi dan solusi baru. “Saya rela lembur hari ini, Tuan Hanz. Saya ragu, apakah Julya bisa menyelesaikan tugas ini hari senin nanti, atau jangan-ja
Sabtu malam di pengujung musim semi. Cuaca yang cukup dingin menusuk. Ya, malam ini terasa begitu indah tampaknya.Alicia lebih cenderung agresif dan blak-blakan, memang sebelumnya dia sempat bekerja sebagai sales, bisa jadi pembawaan tersebut belum bisa dihilangkan.Hanz berjalan mengitari taman dan kebun istana bersama Alicia. Begitu penilaian Hanz terhadap Julya telah berubah seratus delapan puluh derajat, saat itulah pintu hati itu kian terbuka untuk Alicia.“Ada seorang pria pekerja kilang di Oilzprom yang menggodaku,” Alicia bercerita dengan penuh kegembiraan. “Dia bertanya, berapa kira-kira mahar yang aku tentukan jika dia mau menikahiku.”Hanz menoleh. “Terus, kau jawab apa?”“Kujawab, maharnya adalah satu wilayah pengeboran minyak Oilzprom. Semua orang pada tertawa mendengar jawabanku.”Hanz hanya melempar sedikit senyum. “Butuh kerja berapa ratus tahun dia supaya bisa menjadi su
Hanz telah menerima surat pengunduran diri Julya senin hari ini. Keputusan Julya telah bulat. Dia merasa bahwa dirinya memang benar-benar tidak pantas berhubungan dengan dengan Hanz dan juga tidak pantas bekerja di Fadeyka Energy.Maka hari ini juga Alicia merapikan ruang kerja barunya, bekas dari ruang kerja yang pernah dipakai oleh Julya selama hampir empat tahun belakangan. Di sinilah Alicia akan menghabiskan banyak waktunya selama berhari-hari ke depan.Hanz yang dikawal oleh Avraam baru saja tiba di kantor. Begitu tiba di resepsionis, Hanz langsung disambut oleh Alicia. Wanita itu membawakan tas Hanz menuju ruangannya.“Biar saya bawakan, Tuan.” Alicia nampak bersemangat sekali.Avraam dan beberapa bodyguard terbatuk-batuk begitu melihat keseksian Alicia.Selama bertugas, memang sekretaris akan loyak terhadap atasannya, seperti halnya waktu Julya dulu menjadi sekretaris Stefan dan Feliks. Namun, Alicia ini hyper-aktif dan memang ta
Robert mendobrak masuk ke dalam. Tapi Julius berusaha mendorongnya keluar lagi. Julius tidak mau kalau sampai apa yang ada di dalam rumahnya diketahui oleh orang luar, apalagi mereka adalah petugas.Melihat keresahan yang di wajah Julius, maka Robert mengeluarkan senyuman kecut seraya berkata, “Aku Robert Hanssen dari FBI.”Mendengar itu, Julius tercengang dan diterpa rasa takut. “Aku tidak peduli. Pergi dari sini!” Suara Julius mulai berubah dan tampak sekali kegelisahan di wajahnya.Sungguh ini adalah musibah besar bagi Julius dan Edwin. Setelah berminggu-minggu dalam melaksanakan tugasnya, tak disangka kalau keberadaan mereka dapat terendus oleh petugas.Julius cukup kelabakan dan karena bingung mau berbuat apa, tidak ada cara lain selain dari berpura-pura tidak tahu dan sebisa mungkin untuk mengusir tiga orang ini dari sini. “Kalian tidak sopan! Sudah aku bilang kalau aku sedang tidak menerima tamu.”Julius semakin resah dan berontak.Sebaliknya, Robert tetap tenang dan malah memb
Mengejutkan, tiba-tiba siang hari ini ada tiga orang yang sudah berada di depan rumah milik Julius. Mereka berpakaian seperti orang biasa tapi jika melihat dari fisik mereka, sepertinya mereka bukanlah orang biasa. Mereka punya badan yang besar dan kekar.Setelah mengetuk beberapa saat, akhirnya pintu pun terbuka. “Ya ada apa?” sapa Julius. “Siapa kalian?”Begitu melihat tiga orang ini agak mencurigakan, Julius sedikit tersentak dan mengerutkan keningnya.Robert Hanssen memperhatikan raut wajah Julius yang mulai berubah. “Izinkan kami masuk,” kata Robert.Namun, Julius menggeleng. “Maaf untuk saat ini aku tidak sedang menerima tamu. Tadi aku tanyakan pada kalian tentang kalian siapa dan dari mana. Tapi kalian belum juga menjawab. Silakan kalian pergi.”Robert dan dua rekannya semakin curiga saat mendapat perlakuan seperti itu dari tuan rumah. Biasanya ketika ada tamu yang datang, tuan rumah akan ramah dan mempersilahkan tamunya untuk masuk, tapi anehnya Julius malah bersikap tak nya
Setelah sehari dan semalam mempelajari semua data dan juga mendengar penjelasan langsung dari Edwin, maka mulai hari ini Julius mulai melakukan publikasi di situs Wikileaks.Informasi rahasia tentang kejahatan pihak AS yang selama ini rupanya secara diam-diam memata-matai warganya sendiri akhirnya ketahuan. Sikap buruk AS yang begitu keji dan tercela pada akhirnya diketahui oleh masyarakat dunia, terutama masyakarat Amerika sendiri tentunya.Dikarenakan isu sekarang ini cepat sekali bisa viral lantaran sosial media, maka tidak butuh waktu lama untuk membuat berita tersebut trending dan menjadi bahasan utama di setiap acara. Banyak acara televisi yang memberitakan tentang berita tersebut sehingga dalam waktu beberapa jam saja bahkan hampir seluruh dunia pun mencoba membuka situs tersebut dan membaca beritanya aslinya.Dalam kurun waktu dua minggu, akhirnya semua informasi yang dirasa pantas dipublikasikan akhirnya rampung juga, semua telah tersampaikan sesuai dengan kemauan dari Edwin.
Julius menggelengkan kepala dan menyandarkan punggungnya lalu berkomentar, “Pemerintah AS memata-matai warganya sendiri? Parah! Tindakan yang mereka lakukan sudah keterlaluan.”Tidak sampai di situ. Pada akhirnya Julius pun tahu bahwa selama ini pihak pemerintah dan militer AS memang secara diam-diam melakukan spionase terhadap musuh-musuh mereka seperti Rusia dan Tiongkok. Tujuannya adalah supaya mereka tahu apa saja yang tumbuh dan berkembang di sana, terutama dalam hal militer. AS tidak mau kalau lawan-lawan mereka lebih tangguh dari pada mereka. Jika mereka dengan tega melakukannya terhadap warganya sendiri, maka tidak sulit bagi mereka untuk melakukannya terhadap Rusia, Tiongkok, dan negara-negara Timur Tengah.Julius terbelalak ketika semakin tahu betapa bobrok dan kejinya pihak AS yang secara terselubung melakukan semua kejahatan tersebut. “Edwin Joyden, pantas kau menjadi buronan. Ini adalah yang mereka takutkan rupanya. Wajar dan masuk akal.”Di sebelah Julius, Hanz dan Edwin
Begitu telah sampai di bandara di salah satu kota di Australia, perjalanan pun dilanjutkan dengan menggunakan mobil yang sudah disiapkan oleh Keluarga Fadeyka. Pihak bandara telah mendapatkan laporan bahwa akan ada utusan dari Keluarga Fadeyka yang akan tiba di bandara. Maka dari itu tidak ada hal apa pun yang bisa menghalangi keberangkatan mereka. Semua dipastikan aman jika uang sudah berbicara.Perjalanan lewat darat pun dilakukan. Dari Melbourne menuju Lorne butuh waktu beberapa jam. Julius sudah memberikan titik lokasi keberadaan dirinya pada Hanz. Lokasi tersebut masih berada dalam keramaian. Julius sengaja memilih lokasi tersebut karena dia sengaja ingin membebaskan diri dan tidak tampak seperti seorang buronan meskipun hal tersebut memang berbahaya bagi dirinya.Begitu telah sampai di lokasi, hanya tiga orang yang masuk ke dalam rumah : Hanz, Edwin, dan Avraam. Sementara para petugas lainnya berada cukup jauh dari rumah tersebut.“Selamat datang,” sambut Julius setelah membuka
Tentu saja dia adalah Hanz.“Avraam! Kenapa kau berkata seperti itu pada Edwin? Sudah aku bilang pada mu supaya berhenti mempermasalahkan ini! Aku adalah orang yang sangat berkenan mau membantu dia.”Avraam kaget saat tahu tiba-tiba Hanz sudah ada di sana. Padahal tadi setahu dia Hanz sedang tertidur. Dia cukup gugup. “Maafkan aku, Hanz.”Avraam sangat patuh dan bahka takut terhadap Hanz. Jika Hanz sudah bicara sangat serius, dia akan menurut. Hanya saja sejak kemarin dia ingin sekali rasanya membuat Hanz lantas yakin bahwa rencana yang sedang ditempuh ini sangat berisiko. Hanz sudah berulang kali diperingatkan oleh Avraam tapi Avraam bukannya tidak patuh, namun terlalu sayang pada Hanz. Dan kini sepertinya Avraam tidak bisa berkutik lagi saat dia mendapati ekspresi kemarahan yang terpampang di wajah Hanz.Ketika jarak mereka sangat dekat, Hanz memicingkan sebelah mata seraya berkata, “Kau tidak ada urusan di sini, Avraam. Tugas mu cuma mengawal dan menjaga kami. Tidak lebih dari itu.
Edwin tidak ingin merepotkan Hanz, tetapi di lain hal dia tidak mungkin mengurungkan segala rencana yang sudah hampir rampung dijalankan, dan di samping itu Han telah memaksa dirinya agar tetap pada rencana.“Aku pastikan Hanz tidak akan kenapa-kenapa,” ujar Edwin dengan kalimat yang pasti dan wajah serius. “Hanz telah menjamin keselamatan diriku. Jadi aku jauh lebih pantas menjamin juga keselamatan dirinya.”Dengan program canggih HF03, keberadaan Edwin tidak mungkin bisa terlacak oleh siapa pun, terutama oleh para petugas. Dengan begitu dia akan selalu aman dan apalagi dia mendapat pengawalan cukup ketat dari Fadeyka Army utusan dari Tuan Dmitry.Edwin menatap mata Avraam lurus-lurus seraya berkata, “Avraam, aku berjanji pada mu. Hanz tidak akan kenapa-kenapa. Jika terjadi sesuatu, aku yang akan bertanggung jawab. Aku merelakan nyawaku jika terjadi sesuatu pada Hanz. Aku adalah orang yang paling bertanggung jawab.”Lagi, Avraam membuang wajahnya dan merasa malas melihat mata Edwin.
Pada saat Hanz sedang tertidur pulas, Avraam memanggil Edwin dan menyuruhnya untuk mengobrol di belakang. “Ada apa, Avraam?” tanya Edwin bingung. Dahi Avraam berkerut dan alisnya mengernyit. Dia memberikan tatapan tajam dan lurus pas ke arah wajah Edwin sambil berkata dengan pelan tapi tegas. “Apa kau bisa menjamin keselamatan Hanz?” Kaget dilempar pertanyaan seperti itu, Edwin sedikit termundur badannya. Dia berkata dengan heran. “Apa maksud mu, Avraam?” “Apa maksudku?” Avraam menyunggingkan senyuman halus sebelah bibirnya. “Kau adalah buronan besar dan sangat berbahaya. Hingga saat ini kau masih masuk daftar kejaran FBI dan interpol. Kau penjahat besar, Edwin. Selama Hanz dan aku berada di dekat mu, kami selalu berada dalam bahaya. Apa kau tidak mengerti?” Edwin sangat mengerti bahwa dirinya memang membawa bahaya besar bagi Hanz dan lainnya. Tapi ini semata-mata bukanlah kemauan Edwin seorang, melainkan atas persetujuan Hanz juga. “Kenapa kau melibatkan Hanz dalam perkara ini
Julius tidak tahu kalau orang tersebut adalah Hanz Fadeyka. Tapi Hanz tahu tentang Julius dan bahkan bisa tahu lokasi persembunyian Julius. Tidak ada satu pun orang yang bisa melacak lokasi keberadaan pemilik situs Wikileaks kecuali Hanz.Itulah alasan kenapa Julius mau menerima kehadiran Hanz. Selain itu, Hanz pun mengatakan bahwa dia akan membawa seseorang yang mempunyai informasi besar yang bakal mencengangkan dunia, tentu saja nantinya semua akan tahu lewat situs terlarang : Wikileaks.Tidak hanya menjanjikan pada Julius untuk memberikan keamanan, Hanz juga memberikan hadiah besar berupa rahasia besar dari sebuah negara, di mana rahasia tersebut dia dapatkan dari seorang pria bernama : Edwin Joyden!Bagi Hanz sendiri, ini merupakan pengalaman emas yang amat berharga karena dia diberi kesempatan bertemu dengan dua orang hebat dan sangat mencintai kebenaran dan keadilan.Edwin merupakan pria yang sangat pintar dan berhati mulia. Dia rela mengkhianati negaranya sendiri demi membongka