Share

Bab 296

Author: mic.assekop
last update Last Updated: 2024-04-27 16:26:11

“Ayo kita pergi!” ajak Hanz sambil menepuk-nepuk pundak Edwin.

Ketika Edwin melihat senyum hangat penuh keakraban dari Hanz, tiba-tiba dada Edwin sedikit berdesir, hatinya merasakan sesuatu yang berbeda dari Hanz.

Dia seakan merasakan bahwa Hanz memang seorang yang layak dijadikan sebagai sahabat meski mereka baru kali pertama berjumpa. Melihat wajah Hanz yang bersemangat, dia berusaha mengumpulkan semangat yang tadinya sempat hilang sehingga dia tergerak untuk memeluk Hanz cukup erat.

Walaupun usia mereka terpaut lima belas tahun, hal itu tidak sedikit pun menimbulkan kecanggungan di antara mereka, sama sekali.

Edwin tidak pula menganggap dirinya lebih hebat lantaran usia dan pengalaman. Justru dia menganggap Hanz adalah sosok penting yang akan menyelamatkan dirinya.

Mereka melangkahkan kaki dengan cukup cepat menuju mobil sedang yang terparkir di sana.

Ketika sudah berada di dalam mobil, Hanz pun berkata, “Aku sudah persiapkan pakaian untuk mu. Semoga pakaian itu juga sudah t
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Tuan Muda Jenius   Bab 297

    Edwin sedikit gugup dan panik saat melihat dua orang petugas sudah berada di dekat pintu mobil. “Buka pintunya!” perintah seorang dari mereka. Hanz membuka pintu lalu turun. “Iya, ada apa, Pak? Ada masalah dengan kami?”Setelah mengawasi keseluruhan bagian luar mobil, petugas tersebut memindai apa saja yang ada pada Hanz, dari atas sampai bawah. “Kau dari mana dan mau ke mana? Ada berapa orang kalian?”Hanz tidak boleh panik. Jangan sampai dia menampakkan ekspresi tegang atau hal apa pun yang bakal memancing kecurigaan petugas. Jika salah sedikit saja, selesai. Sementara itu, setidaknya ada selusian mobil yang juga disetop oleh petugas di sekitar lampu merah terakhir kawasan ujung Basel. Sebelum keluar dari Basel, mereka harus diperiksa terlebih dahulu. Termasuk kendaraan yang ditumpangi oleh Hanz dan Edwin. Sirine mobil petugas dan lampunya yang berkerlap-kerlip semakin membuat dada Edwin kian bergemuruh. Dia mengawasi sekeliling. Lebih dari tiga puluh petugas yang terdiri dar

    Last Updated : 2024-04-30
  • Tuan Muda Jenius   Bab 298

    Edwin semakin berkeringat dingin saat melihat dari dalam kalau petugas sudah mau membuka pintu. Kecemasan dan ketakutan semakin menyerang nya. Seandainya petugas benar benar memeriksa nya, bahkan dia tidak tahu harus berkata dan berbuat apa. Ketenangan nya semakin terkikis seiring berjalan nya waktu. Lantas, bagaiamana cerita selanjutnya? Kendati begitu, Hanz segera mengambil ponsel dari saku dan memperlihatkan sesuatu pada mereka. “Berita terbaru. Edwin Joyden sekarang rupanya sedang berada di Freiburg, Jerman. Lihatlah!”Pria berkulit hitam yang tadi ingin membiarkan Hanz pergi lantas membaca berita tersebut, dan tidak lama berselang, dia pun berkomentar, “Benar. Edwin berada di Freiburg. Dia pergi ke utara, bukan ke selatan. Petugas di sana sedang mencarinya.”Si pria berkumis penasaran lalu juga membaca berita yang dipublikasikan oleh media ternama Eropa. Beberapa detik kemudian dia pun terhenyak sambil menghela napas panjang. “Benar. Berita itu benar.”Rekannya menimpali, “Ya

    Last Updated : 2024-04-30
  • Tuan Muda Jenius   Bab 299

    Hanz dan Edwin tersentak kaget. Baru saja mereka bisa bernapas lega dan segera pergi dari tempat berbahaya ini, tiba-tiba saja dua petugas tadi malah menghadang mereka lagi. Edwin tidak bisa menahan cemas yang menggelayut di wajahnya. Jantungnya langsung bergemuruh disiksa rasa gugup yang membuncah. Lantas, apakah ini adalah akhir dari perjalanan hidupnya? Pria hitam berbadan besar itu mengetuk kaca mobil dan cepat menyuruh Hanz untuk segera keluar. Hanz membuka pintu mobil lalu keluar. “Ada apa, Pak?” tanyanya dengan nada yang sedikit ada keresahan, hanya saja sebisa mungkin dia tidak gugup. Namun, Hanz justru melihat sunggingan senyum lebar pada bapak itu. “Hanz, kami lupa mengembalikan SIM-mu dan kartu Identitas teman mu. Maaf ya.” Pria itu belum menghilangkan senyumannya. Oh, rupanya dua kartu itu lupa dikembalikan. Hanz ketawa sedikit sambil menerima dua kartu tersebut. “Hampir saja lupa. Wajar Bapak berdua tampak buru-buru tadi. Kami kira ada apa. Oke baiklah. Terima kasi

    Last Updated : 2024-05-07
  • Tuan Muda Jenius   Bab 300

    Tadi Hanz mampir sebentar ke sebuah mini market, membeli beberapa makanan minuman. Meskipun waktu tempuh menggunakan mobil hanya dua jam saja, mereka butuh asupan, terlebih kepada Edwin yang makin lama makin lemas. Sambil menyetir Hanz meneguk kopinya. Dia butuh cairan dan kafein untuk kembali menambah energi dan semangatnya. “Edwin, makanlah rotinya. Jangan sampai kau sakit sungguhan.”Edwin mengulas senyum dan kesulitan bicara. Dia tidak menyangka kalau rupanya Hanz tidak hanya jago perkara IT dan sedikit humoris, tapi juga cukup mahir berakting. “Aku salut pada mu, Hanz, padahal usia mu baru dua puluh. Sementara aku sudah tiga puluh lima. Kita beda jauh, tapi kau luar biasa.”Hanz tidak suka pujian. “Aku tidak sebagus dari apa yang ada di pikiran mu, Edwin. Sebagaimana manusia biasa, aku juga banyak kekurangan dan kesalahan. Jangan berlebihan menilaiku. Tidak ada yang spesial dariku.”Padahal, apa saja yang sudah Hanz lakukan itu sebenarnya luar biasa. Kalau saja bukan Hanz akto

    Last Updated : 2024-05-07
  • Tuan Muda Jenius   Bab 301

    Hanz berjongkok di dekat ban yang pecah. Jika biasanya orang pada mengeluh ketika mendapat musibah, sebaliknya, Hanz tidak berkomentar apa pun dan tidak pula bersedih. Masalah, solusi. Tapi, di sekitar sini cukup sepi dan bengkel pun jauh. Kemudian dia mengambil ponsel di saku celana dan menghubungi Avraam. “Jangan lebih dari satu jam. Cepatlah!”Sementara Edwin tetap berada di dalam mobil. Dia tidak boleh keluar karena berbahaya. Selagi mereka masih berada di sekitar sini dan belum sampai di rumah, mereka mesti tetap menjaga diri. Mereka belum aman. Hanz menyilangkan tangan di dada sembari meluaskan pandangan. Pemandangan yang sungguh indah. Swiss memang terkenal dengan nuansa alamnya yang bagus. Tetap keren walaupun hanya bentangan alam biasa. Satu jam berada di sini dengan menyaksikan pemandangan tentu bisa sambil merefleksikan diri sementara waktu.Hanz menarik napas cukup dalam sambil tersenyum tipis, berupaya menghilangkan rasa tak nyaman yang barusan melanda dirinya. Bebe

    Last Updated : 2024-05-11
  • Tuan Muda Jenius   Bab 302

    Usai memperhatikan setiap ucapan dan gerak gerik empat pria tersebut, akhirnya Hanz menilai bahwa mereka bukanlah petugas yang sedang melakukan penyamaran, melainkan mereka hanyalah preman jalanan yang kebetulan lewat. Hanz bernapas lega karena dugaannya tidak benar. Dia justru senang kalau mereka ternyata preman, bukan petugas seperti FBI dan kepolisian. Preman tidak lebih menakutkan ketimbang FBI. Hanz malah mengajak mereka bicara, “Apa kalian bisa membantu kami? Ban mobil kami pecah. Entah lah mungkin hanya kempis saja.”Tetap, mereka tidak menggubris omongan Hanz. Ketika Roger sudah berada di dalam mobil, tiga anak buahnya mendesak agar segera melakukan tindakan cepat. “Mereka pasti bawa barang berharga seperti ponsel dan jam tangan.”“Dompet mereka juga pasti ada isinya.”“Kita dapat rejeki nomplok, Bos. Kenapa malah pergi? Kita tidak perlu membegal dan merampok seperti biasanya. Mangsa sudah ada di depan mata.”Roger bersedekap sambil memperhatikan mobil yang menepi di depa

    Last Updated : 2024-05-11
  • Tuan Muda Jenius   Bab 303

    Seiring berjalan nya waktu, Roger pun tergiur juga pada akhirnya. Dia kembali menyalakan rokok dan menikmati setiap asap jahat yang menyerang paru-parunya. “Kau bersedia memberikan uang banyak pada kami?” tanyanya dengan dingin. Walaupun suaranya cukup pelan, tapi ada aura mengerikan yang terpancar. Roger adalah preman senior yang kerap berulah di Swiss. Meski begitu, dia tidak pernah tertangkap oleh petugas sebab dia licin seperti belut. “Tentu,” jawab Hanz. “Asalkan kalian jangan menyakiti kami dan mengambil apa pun.” Barang yang mereka miliki jauh lebih berharga, terutama isi laptop milik Edwin. Ada rahasia besar negara di sana. Jika kedapatan oleh penjahat dan mereka mengerti seberapa berharga nya data-data tersebut, mereka bisa menjualnya kepada seterusnya Amerika dan mereka bisa kaya mendadak. Hanz dan Edwin tidak mau hal itu terjadi. Sudah ada agenda yang mereka tentukan. Dunia pada akhirnya akan tahu, tapi dengan cara yang elegan, bukan seperti ini. Roger tidak bodoh.

    Last Updated : 2024-06-15
  • Tuan Muda Jenius   Bab 304

    Roger termakan rayuan Hanz. Dia mengangguk mau dan berkata dengan cukup antusias. “Baiklah. Berikan padaku lima belar ribu dollar dan kami akan segera pergi dari sini.”Dengan santainya Hanz memasukkan tangannya di saku sweater hoodie-nya sebelum berkata dengan dingin, “Aku tidak percaya begitu saja. Kalian adalah penjahat. Takutnya, setelah aku kirim uang pada kau, nanti kau tetap mengancam kami dan menjarah apa saja yang kami punya. Parahnya, nanti kau juga akan mencelakai kami berdua. Jadi aku tidak mau hal itu terjadi.”Roger batuk keras karena asap rokok tersangkut di tenggorokan nya. “Kami pasti menepati janji.”Roger tidak mau ambil risiko. Setelah dapat duitnya, dia pasti akan segera pergi dari sini bersama anak buahnya. Hanz menggeleng ragu. “Aku tidak percaya. Apa jaminannya kalau kau dan tiga anak buah mu akan jujur. Begini saja, buang semua senjata kalian. Apa pun itu. Buang ke sana!”Satu anak buah Roger tak tahan. “B-bos. Ja-jangan!”BAM! Satu tinjuan kuat mengarah pas

    Last Updated : 2024-06-15

Latest chapter

  • Tuan Muda Jenius   Bab 323

    Robert mendobrak masuk ke dalam. Tapi Julius berusaha mendorongnya keluar lagi. Julius tidak mau kalau sampai apa yang ada di dalam rumahnya diketahui oleh orang luar, apalagi mereka adalah petugas.Melihat keresahan yang di wajah Julius, maka Robert mengeluarkan senyuman kecut seraya berkata, “Aku Robert Hanssen dari FBI.”Mendengar itu, Julius tercengang dan diterpa rasa takut. “Aku tidak peduli. Pergi dari sini!” Suara Julius mulai berubah dan tampak sekali kegelisahan di wajahnya.Sungguh ini adalah musibah besar bagi Julius dan Edwin. Setelah berminggu-minggu dalam melaksanakan tugasnya, tak disangka kalau keberadaan mereka dapat terendus oleh petugas.Julius cukup kelabakan dan karena bingung mau berbuat apa, tidak ada cara lain selain dari berpura-pura tidak tahu dan sebisa mungkin untuk mengusir tiga orang ini dari sini. “Kalian tidak sopan! Sudah aku bilang kalau aku sedang tidak menerima tamu.”Julius semakin resah dan berontak.Sebaliknya, Robert tetap tenang dan malah memb

  • Tuan Muda Jenius   Bab 322

    Mengejutkan, tiba-tiba siang hari ini ada tiga orang yang sudah berada di depan rumah milik Julius. Mereka berpakaian seperti orang biasa tapi jika melihat dari fisik mereka, sepertinya mereka bukanlah orang biasa. Mereka punya badan yang besar dan kekar.Setelah mengetuk beberapa saat, akhirnya pintu pun terbuka. “Ya ada apa?” sapa Julius. “Siapa kalian?”Begitu melihat tiga orang ini agak mencurigakan, Julius sedikit tersentak dan mengerutkan keningnya.Robert Hanssen memperhatikan raut wajah Julius yang mulai berubah. “Izinkan kami masuk,” kata Robert.Namun, Julius menggeleng. “Maaf untuk saat ini aku tidak sedang menerima tamu. Tadi aku tanyakan pada kalian tentang kalian siapa dan dari mana. Tapi kalian belum juga menjawab. Silakan kalian pergi.”Robert dan dua rekannya semakin curiga saat mendapat perlakuan seperti itu dari tuan rumah. Biasanya ketika ada tamu yang datang, tuan rumah akan ramah dan mempersilahkan tamunya untuk masuk, tapi anehnya Julius malah bersikap tak nya

  • Tuan Muda Jenius   Bab 321

    Setelah sehari dan semalam mempelajari semua data dan juga mendengar penjelasan langsung dari Edwin, maka mulai hari ini Julius mulai melakukan publikasi di situs Wikileaks.Informasi rahasia tentang kejahatan pihak AS yang selama ini rupanya secara diam-diam memata-matai warganya sendiri akhirnya ketahuan. Sikap buruk AS yang begitu keji dan tercela pada akhirnya diketahui oleh masyarakat dunia, terutama masyakarat Amerika sendiri tentunya.Dikarenakan isu sekarang ini cepat sekali bisa viral lantaran sosial media, maka tidak butuh waktu lama untuk membuat berita tersebut trending dan menjadi bahasan utama di setiap acara. Banyak acara televisi yang memberitakan tentang berita tersebut sehingga dalam waktu beberapa jam saja bahkan hampir seluruh dunia pun mencoba membuka situs tersebut dan membaca beritanya aslinya.Dalam kurun waktu dua minggu, akhirnya semua informasi yang dirasa pantas dipublikasikan akhirnya rampung juga, semua telah tersampaikan sesuai dengan kemauan dari Edwin.

  • Tuan Muda Jenius   Bab 320

    Julius menggelengkan kepala dan menyandarkan punggungnya lalu berkomentar, “Pemerintah AS memata-matai warganya sendiri? Parah! Tindakan yang mereka lakukan sudah keterlaluan.”Tidak sampai di situ. Pada akhirnya Julius pun tahu bahwa selama ini pihak pemerintah dan militer AS memang secara diam-diam melakukan spionase terhadap musuh-musuh mereka seperti Rusia dan Tiongkok. Tujuannya adalah supaya mereka tahu apa saja yang tumbuh dan berkembang di sana, terutama dalam hal militer. AS tidak mau kalau lawan-lawan mereka lebih tangguh dari pada mereka. Jika mereka dengan tega melakukannya terhadap warganya sendiri, maka tidak sulit bagi mereka untuk melakukannya terhadap Rusia, Tiongkok, dan negara-negara Timur Tengah.Julius terbelalak ketika semakin tahu betapa bobrok dan kejinya pihak AS yang secara terselubung melakukan semua kejahatan tersebut. “Edwin Joyden, pantas kau menjadi buronan. Ini adalah yang mereka takutkan rupanya. Wajar dan masuk akal.”Di sebelah Julius, Hanz dan Edwin

  • Tuan Muda Jenius   Bab 319

    Begitu telah sampai di bandara di salah satu kota di Australia, perjalanan pun dilanjutkan dengan menggunakan mobil yang sudah disiapkan oleh Keluarga Fadeyka. Pihak bandara telah mendapatkan laporan bahwa akan ada utusan dari Keluarga Fadeyka yang akan tiba di bandara. Maka dari itu tidak ada hal apa pun yang bisa menghalangi keberangkatan mereka. Semua dipastikan aman jika uang sudah berbicara.Perjalanan lewat darat pun dilakukan. Dari Melbourne menuju Lorne butuh waktu beberapa jam. Julius sudah memberikan titik lokasi keberadaan dirinya pada Hanz. Lokasi tersebut masih berada dalam keramaian. Julius sengaja memilih lokasi tersebut karena dia sengaja ingin membebaskan diri dan tidak tampak seperti seorang buronan meskipun hal tersebut memang berbahaya bagi dirinya.Begitu telah sampai di lokasi, hanya tiga orang yang masuk ke dalam rumah : Hanz, Edwin, dan Avraam. Sementara para petugas lainnya berada cukup jauh dari rumah tersebut.“Selamat datang,” sambut Julius setelah membuka

  • Tuan Muda Jenius   Bab 318

    Tentu saja dia adalah Hanz.“Avraam! Kenapa kau berkata seperti itu pada Edwin? Sudah aku bilang pada mu supaya berhenti mempermasalahkan ini! Aku adalah orang yang sangat berkenan mau membantu dia.”Avraam kaget saat tahu tiba-tiba Hanz sudah ada di sana. Padahal tadi setahu dia Hanz sedang tertidur. Dia cukup gugup. “Maafkan aku, Hanz.”Avraam sangat patuh dan bahka takut terhadap Hanz. Jika Hanz sudah bicara sangat serius, dia akan menurut. Hanya saja sejak kemarin dia ingin sekali rasanya membuat Hanz lantas yakin bahwa rencana yang sedang ditempuh ini sangat berisiko. Hanz sudah berulang kali diperingatkan oleh Avraam tapi Avraam bukannya tidak patuh, namun terlalu sayang pada Hanz. Dan kini sepertinya Avraam tidak bisa berkutik lagi saat dia mendapati ekspresi kemarahan yang terpampang di wajah Hanz.Ketika jarak mereka sangat dekat, Hanz memicingkan sebelah mata seraya berkata, “Kau tidak ada urusan di sini, Avraam. Tugas mu cuma mengawal dan menjaga kami. Tidak lebih dari itu.

  • Tuan Muda Jenius   Bab 317

    Edwin tidak ingin merepotkan Hanz, tetapi di lain hal dia tidak mungkin mengurungkan segala rencana yang sudah hampir rampung dijalankan, dan di samping itu Han telah memaksa dirinya agar tetap pada rencana.“Aku pastikan Hanz tidak akan kenapa-kenapa,” ujar Edwin dengan kalimat yang pasti dan wajah serius. “Hanz telah menjamin keselamatan diriku. Jadi aku jauh lebih pantas menjamin juga keselamatan dirinya.”Dengan program canggih HF03, keberadaan Edwin tidak mungkin bisa terlacak oleh siapa pun, terutama oleh para petugas. Dengan begitu dia akan selalu aman dan apalagi dia mendapat pengawalan cukup ketat dari Fadeyka Army utusan dari Tuan Dmitry.Edwin menatap mata Avraam lurus-lurus seraya berkata, “Avraam, aku berjanji pada mu. Hanz tidak akan kenapa-kenapa. Jika terjadi sesuatu, aku yang akan bertanggung jawab. Aku merelakan nyawaku jika terjadi sesuatu pada Hanz. Aku adalah orang yang paling bertanggung jawab.”Lagi, Avraam membuang wajahnya dan merasa malas melihat mata Edwin.

  • Tuan Muda Jenius   Bab 316

    Pada saat Hanz sedang tertidur pulas, Avraam memanggil Edwin dan menyuruhnya untuk mengobrol di belakang. “Ada apa, Avraam?” tanya Edwin bingung. Dahi Avraam berkerut dan alisnya mengernyit. Dia memberikan tatapan tajam dan lurus pas ke arah wajah Edwin sambil berkata dengan pelan tapi tegas. “Apa kau bisa menjamin keselamatan Hanz?” Kaget dilempar pertanyaan seperti itu, Edwin sedikit termundur badannya. Dia berkata dengan heran. “Apa maksud mu, Avraam?” “Apa maksudku?” Avraam menyunggingkan senyuman halus sebelah bibirnya. “Kau adalah buronan besar dan sangat berbahaya. Hingga saat ini kau masih masuk daftar kejaran FBI dan interpol. Kau penjahat besar, Edwin. Selama Hanz dan aku berada di dekat mu, kami selalu berada dalam bahaya. Apa kau tidak mengerti?” Edwin sangat mengerti bahwa dirinya memang membawa bahaya besar bagi Hanz dan lainnya. Tapi ini semata-mata bukanlah kemauan Edwin seorang, melainkan atas persetujuan Hanz juga. “Kenapa kau melibatkan Hanz dalam perkara ini

  • Tuan Muda Jenius   Bab 315

    Julius tidak tahu kalau orang tersebut adalah Hanz Fadeyka. Tapi Hanz tahu tentang Julius dan bahkan bisa tahu lokasi persembunyian Julius. Tidak ada satu pun orang yang bisa melacak lokasi keberadaan pemilik situs Wikileaks kecuali Hanz.Itulah alasan kenapa Julius mau menerima kehadiran Hanz. Selain itu, Hanz pun mengatakan bahwa dia akan membawa seseorang yang mempunyai informasi besar yang bakal mencengangkan dunia, tentu saja nantinya semua akan tahu lewat situs terlarang : Wikileaks.Tidak hanya menjanjikan pada Julius untuk memberikan keamanan, Hanz juga memberikan hadiah besar berupa rahasia besar dari sebuah negara, di mana rahasia tersebut dia dapatkan dari seorang pria bernama : Edwin Joyden!Bagi Hanz sendiri, ini merupakan pengalaman emas yang amat berharga karena dia diberi kesempatan bertemu dengan dua orang hebat dan sangat mencintai kebenaran dan keadilan.Edwin merupakan pria yang sangat pintar dan berhati mulia. Dia rela mengkhianati negaranya sendiri demi membongka

DMCA.com Protection Status