Annika masih mengelus wajah tampan suaminya. Detik berikutnya, Zakki menahan jari ramping Annika dan menghentikan sentuhan wanita itu di wajahnya. Dia menahan pergelangan tangan Annika ke atas bantal putih dengan kuat. Tepat ketika dia hendak kembali mencumbu sang istri, dia melihat beberapa bekas luka merah muda di pergelangan tangan putih Annika.Itu adalah bekas luka yang tertinggal saat Annika menggores pergelangan tangannya setelah disetubuhi dengan paksa oleh Zakki.Pandangan Zakki membeku. Kemudian, dia menindih tubuh Annika dan berhenti memperlakukannya dengan kasar. Dengan lembut, bibir tipisnya mengecup bekas luka itu dan bertanya dengan suara serak, "Apa masih sakit?"Annika memalingkan wajah dengan perasaan tidak nyaman. Di hotel malam itu, Zakki menyetubuhi dan memperlakukannya bak wanita jalang. Dia belum memaafkan perbuatan Zakki itu.Annika bisa menanggung sikap kasar Zakki, tetapi dia tidak tahan dengan kelembutannya. Perlakuan lembut Zakki ini mengingatkan Annika pada
Sania hampir menangis saking sedihnya. Sambil menggenggam tangan Annika erat-erat, dia berkata, "Mengapa dia plin-plan begitu? Dia menopause dini, ya?"Suasana muram di sana langsung luruh saat Sania melontarkan kata-kata itu. Annika sontak tergelak dan menyahut, "Mungkin juga!" Keduanya lalu membincangkan banyak hal. Dengan raut rumit, Sania menatap Annika dan berkata, "Tulang rusuk Roy patah, Jeremy membawanya ke rumah sakit tadi malam. Chika nggak terima saat tahu perasaan Roy padamu. Kakak dan adik itu bertengkar hebat di dalam rumah sakit. Akhirnya, ibu mereka yang turun tangan untuk melerai mereka. Kurasa Keluarga Linden pasti kacau banget sekarang."Annika menunduk dan perlahan mengaduk kopinya, lalu berkata dengan suara kecil, "Aku nggak bermaksud memprovokasi dia."Sania tahu, Annika pasti khawatir Roy tidak akan menyerah. Saat ini, Roy mungkin tidak berani bertindak gegabah karena Annika masih berstatus sebagai istri Zakki. Jika suatu hari Annika sudah lepas dari Zakki ....
Dinilai dari penampilannya, Zakki pasti datang dari kantor. Setelan formal yang dikenakannya sangat bagus di tubuhnya, menambah pesona pada wajah tampan dan aura suksesnya. Banyak gadis muda diam-diam melirik Zakki, tetapi dia sudah terbiasa menerima tatapan kagum seperti ini.Zakki langsung melangkah ke hadapan Annika. Dia melihat poster film besar di belakang wanita itu dan bertanya, "Kamu mau nonton ini?"Annika diam-diam meremas tiket bioskop di tangannya, lalu tersenyum tipis dan menyangkal, "Aku cuma mau beli soda."Zakki menatap Annika dengan sorot matanya yang dalam. Beberapa saat kemudian, dia membelikan sang istri sekaleng soda. Saat membayar, dia berkata sambil lalu, "Kayaknya kamu nggak suka minum soda sebelumnya."Annika tersenyum tipis dan menyahut, "Siapa pun bisa berubah."Sambil menyerahkan soda itu, Zakki bertanya, "Gimana kalau kita pergi nonton?"Ini adalah ajakan kencan pertama dari Zakki. Annika yang sebelumnya mungkin akan menangis terharu dan kegirangan hingga s
Zakki memegang dagu Annika dengan lembut. Dia tidak punya perasaan apa-apa pada Shilla, jadi tidak bertemu wanita itu tidak menjadi masalah baginya. Lagi pula, Zakki hanya membantu menyembuhkan kaki Shilla demi utang budi di masa lalu. Setelah memperkenalkan wanita itu pada Wito, mereka tidak akan berutang satu sama lain lagi.Namun, Zakki tidak ingin menjelaskan semua itu pada Annika. Setelah menjadi suaminya selama tiga tahun, dia bisa membaca isi hati Annika. Istrinya itu sudah tidak memedulikannya sekarang.Jika bukan begitu, Annika tidak akan berpura-pura centil hanya demi membatalkan ajakan kencan Zakki. Saat ini, Annika sangat membencinya hingga dia bahkan tidak bersedia menonton film bersamanya. Cinta Annika padanya dahulu sudah lenyap tanpa jejak.....Lantaran suasana hatinya yang kurang baik, Zakki mengeluhkan ini dan itu sekembalinya mereka ke rumah. Biasanya, Zakki cukup baik pada pelayannya. Namun, malam itu dia berkomentar bahwa makanan yang disajikan tidak sesuai selera
Pagi itu, Annika bersibuk di ruang ganti kamar tidur utama. Dia menyetrika kemeja Zakki dan memilihkan dasi yang cocok dengan hati-hati karena tahu bahwa hari ini adalah rapat pemegang saham Grup Ruslan. Demi menonjolkan status Zakki, Annika juga secara khusus menyiapkan peniti kerah.Annika sedikit terkejut ketika tubuh langsingnya mendadak dipeluk dari belakang. Lantaran mereka berselisih kemarin malam, dia mengira Zakki akan bersikap dingin padanya selama beberapa hari.Zakki tidak mengungkit tiket bioskop yang ditemukannya semalam. Sambil memeluk pinggang ramping Annika dan mengambil peniti kerah, dia berkata, "Waktu kamu nggak di rumah, segalanya terasa merepotkan."Annika tersenyum tipis dan menyahut, "Bukannya aku sudah kembali sekarang?"Usai kata-kata itu dilontarkan, Zakki langsung membalik tubuh Annika. Dia mendorong sang istri ke depan lemari kaca dan menahan tubuh lembut itu dengan kaki kirinya. Dia menyibak jubah mandi Annika dan mulai menyentuhnya. Pagi-pagi begini, Zakk
Pemikiran Shinta masih kolot. Dia berpikir sejenak, lalu berkata, "Annika, lahirin anak saja. Dengan begitu, kamu nggak akan menderita."Annika mengerti bahwa Shinta berniat baik dan takut dirinya ditinggalkan oleh Zakki. Annika pernah berharap mempunyai anak dengan Zakki. Namun, ketika kembali ke sisi pria itu untuk kedua kali, Annika sudah menepis keinginan tersebut."Kita bicarakan 2 tahun lagi," timpal Annika sambil tersenyum.Shinta hanya menghela napas seraya menatap Annika berjalan pergi.Setelah pergi, Annika menuju ke departemen rawat jalan untuk membeli sebotol pil kontrasepsi jangka pendek. Entah hanya firasat Annika saja atau bukan, akhir-akhir ini Zakki tidak ingin memakai kondom saat berhubungan badan dengannya. Terkadang, Zakki hanya membuka bungkusannya tanpa memakainya. Pria ini begitu tidak sabar untuk melakukan penyatuan dengan istrinya. Sementara itu, Annika tidak ingin hamil, jadi dia meminum pil pencegah kehamilan.Selesai membeli pil itu, Annika bergegas pergi k
Di dalam lift, suasana sangat hening. Pada akhirnya, Zakki membuka pembicaraan dengan bertanya, "Kenapa kamu membeli obat sendiri? Ada pil kontrasepsi yang dikembangkan oleh Grup Ruslan ...."Annika mengolok-olok, "Sama-sama adalah pil kontrasepsi, jadi apa bedanya?" Dia melihat ke arah Zakki, lalu bertanya dengan sangat tenang, "Kenapa kamu mengikutiku? Apa kamu nggak perlu menemani kekasihmu? Shilla kelihatannya sangat membutuhkan kehadiranmu!"Tatapan Zakki sangat dalam. Dia menatap wajah istrinya sembari mencoba mengerti ekspresinya.Setelah sekian lama, Zakki mengalihkan pandangannya, lalu merapikan dasi dan mengatur ulang posisi peniti kerah di depan cermin. Pandangannya bertemu dengan Annika di dalam cermin. Kemudian, dia bertanya dengan tidak sengaja, "Bagaimana denganmu, Nyonya Ruslan? Apa kamu nggak membutuhkan kehadiranku?"Annika tidak menghindari pandangannya. Dia menatap mata pria itu sambil menjawab dengan tenang, "Memiliki identitas sebagai Nyonya Ruslan sudah cukup unt
"Tolong pijat pelipisku," ucap Zakki dengan suara serak.Annika meletakkan buku yang ada di tangannya. Wanita itu tidak marah dengannya, sebaliknya malah membungkuk untuk memijat Zakki. Di masa lalu, Annika secara khusus mempelajarinya demi dapat merawat Zakki yang selalu bekerja keras.Akan tetapi, begitu menyentuh pria itu, Annika berkata sambil mengernyit lembut, "Zakki, kamu demam!"Zakki pun membuka matanya. Lantaran sakit, mata hitamnya tidak bersinar seperti biasanya .... Tangan Zakki tiba-tiba meraba pinggang rampingnya, seolah-olah ingin melakukan hal itu dengannya. Annika menahan tangannya untuk mencegah pria itu bertindak sembarangan.Zakki jarang sakit. Akan tetapi, setiap kali dia sakit, temperamennya menjadi sangat buruk. Sebelumnya, Annika selalu memanjakannya ... bukan hanya akan merawatnya dengan baik, tetapi terkadang dia juga membiarkan suaminya bertindak sesuka hatinya.Zakki sudah merasa tidak enak badan. Lantaran gagal memuaskan hasratnya, dia pun makin kesal. Pri