Satya membuka pintu kamar. Pakaiannya acak-acakan dan dia tampak bernafsu. Satya menatap Clara lekat-lekat.Clara langsung mundur dan hendak pergi. Namun, gerakan Satya lebih cepat. Sebelum Clara sempat merespons, Satya sudah meraih pergelangan tangannya dan menariknya ke dalam kamar. Satya menahan Clara di depan pintu. Tubuh Satya sangat panas.Keringat Satya membasahi pakaian Clara. Rasanya agak lengket sehingga Clara merasa tidak nyaman. Clara tidak berani bergerak. Dia bukan gadis polos lagi, jadi dia bisa menebak Satya sudah mengonsumsi pil perangsang. Clara memalingkan wajahnya dan menyarankan, "Kamu coba mandi dengan air dingin untuk menenangkan dirimu.""Aku nggak mau," tolak Satya. Suaranya serak sehingga dia tampak sangat seksi. Satya mengelus wajah Clara. Dia sudah menahan nafsunya untuk waktu yang lama.Satya tidak melepaskan pakaian Clara. Dia meraih tangan Clara dan menggenggamnya dengan erat. Kemudian, Satya membenamkan wajahnya di bahu Clara. Dia terus menghela napas, s
Clara menolak, tetapi Satya tetap menghampiri Clara. Dia menggendong Clara dengan lembut dan menurunkannya di depan pancuran. Satya tetap tidak melepaskan pakaian Clara. Dia hanya membantu Clara membersihkan tubuhnya dengan air hangat. Tangan Satya menyentuh seluruh tubuh Clara.Mereka berdua sudah lama tidak berhubungan intim. Tubuh Satya tetap terasa panas, tetapi dia berusaha mengendalikan dirinya. Sesudah membantu Clara membersihkan tubuhnya, Satya mengambil jubah mandi dan menyerahkannya kepada Clara. Dia berkata, "Kamu ganti bajumu yang basah dulu di kamar. Kita baru bicara setelah aku selesai mandi."Tubuh Clara masih gemetaran. Dia mengambil jubah mandi tanpa melontarkan sepatah kata pun. Satya memandangi Clara sejenak, lalu berbalik dan memegang dinding. Dia membiarkan air hangat menyiram tubuhnya yang sudah terpuaskan. Tadi, Satya tidak berdekatan dengan Clara. Namun, nafsu Satya yang menggebu-gebu membuatnya kehilangan kendali di depan Clara.Selesai mandi, Satya memakai kem
Setelah itu, mereka berdua berpelukan dengan napas yang masih memburu. Sebenarnya satu kali tidaklah cukup. Namun, tidak ada satu pun yang berniat melakukannya lagi. Mereka hanya berpelukan dalam keheningan sembari merasakan kegembiraan karena Alaia bisa menjalani operasi. Kala ini, fisik dan jiwa mereka merasakan kepuasan.Tidak lama kemudian, suhu panas di tubuh mereka mereda. Satya menunduk sambil mencium bibir Clara. Dia berkata dengan suara serak, "Kamu dan Herman ...."Satya ingin bertanya kepada Clara sudah sejauh apa hubungannya dengan Herman. Dia sangat memedulikan hal ini. Namun, Satya tidak melanjutkan ucapannya karena merasa dirinya tidak berhak.Sementara itu, Clara sudah mengerti maksudnya. Dia beranjak dari atas tubuh Satya, lalu bersandar di sofa. Tubuhnya diselimuti jubah mandi, tetapi kulit halusnya masih terlihat. Masih ada tanda merah di sekujur tubuhnya.Clara menunduk. Di bawah sorot lampu kristal, bulu matanya yang lentik membuatnya terlihat lebih menawan. Dia me
Memangnya siapa Satya? Satya tentu saja paham. Dia menduga bahwa Clara pasti menyesal telah berhubungan dengannya. Terlebih lagi, sikap Clara terhadap Satya telah menunjukkan bahwa tidak ada yang berubah.Sepanjang perjalanan, Satya melirik tatapan Clara. Wanita ini benar-benar sulit ditebak.Mereka bergegas kembali ke Kota Brata dan langsung menuju ke rumah sakit. Mereka bahkan tidak sempat pulang ke rumah.Dokter telah bertemu dengan mereka dan memastikan kecocokan sumsum tulang. Namun, dokter ingin berbicara empat mata dengan Satya. Satya sontak tertegun. Kemudian, dia berkata kepada Clara dan Vigo, "Aku mau bicara dengan dokter. Kalian pergi lihat Alaia dulu. Kalian juga sudah beberapa hari nggak bertemu."Clara tidak curiga. Sementara itu, sorot mata Vigo seketika menjadi dalam.Setelah mereka pergi, Satya berjalan ke arah pintu untuk menutupnya. Dia berbalik menatap dokter dengan tatapan tenang, lalu bertutur, "Pak Ramos, katakan saja."Ramos ragu-ragu sejenak dan menjelaskan, "P
Satya terdiam sejenak, lalu bertanya, "Dari mana Bi Aida pelajari semua ini?"Aida menjawab dengan penuh percaya diri, "Akhir-akhir ini, aku menonton film peperangan. Ada seorang karakter yang bilang begitu. Menurutku aktingnya sangat bagus, hanya saja dia nggak sebaik Tuan dalam memerankan adegan percintaan."Satya tercengang.Veren yang ada di dalam ruang rawat seketika terkekeh-kekeh. Dia menarik Clara, lalu bertanya, "Apa kalian sudah rujuk? Aku lihat ekspresi kalian agak berbeda. Clara, kamu nggak boleh menyembunyikan apa pun dariku. Insting wanita sangat tepat. Aku merasa ada masalah di antara kalian."Clara menunduk sembari mencuci apel. Dia membalas dengan terus terang, "Kami nggak sengaja bercinta di Kota Aruma. Tapi, hal itu bukan apa-apa. Kami nggak akan punya perasaan cinta lagi."Veren mengangguk paham. Sesaat kemudian, dia berpikir sejenak dan berujar, "Beberapa hari lalu, aku dengar kakekmu bilang pada kakakmu kalau dia sangat kagum dengan Satya. Clara, hidup cuma sekali
Clara tampak terkejut. Dia menatap Satya dengan tidak percaya. Sesaat kemudian, dia membantah, "Satya, kamu nggak lupa gimana tangan Davin bisa cacat, 'kan? Kamu harusnya masih ingat kalau kamu nggak bersikeras menyelamatkan Benira, Davin dan istrinya nggak akan meninggal dengan tragis. Alaia juga nggak akan jadi yatim piatu ....""Sekarang, kamu malah mau mengadopsinya dan mengubah marganya. Satya, apa kamu nggak takut Davin dan Freya akan menghantuimu di dalam mimpi?" sambung Clara."Aku nggak lupa!" Satya memandang ke depan dengan ekspresi datar seraya menambahkan, "Mungkin aku sudah ditakdirkan untuk menebus kesalahan pada Davin dan Freya ...."Clara menukas, "Ini namanya bukan menebus kesalahan, tapi merebut!" Mulutnya bergetar.Satya tidak berniat mengubah keputusannya. Dia tahu Clara akan membencinya. Namun, dia rela menggunakan cara rendahan ini untuk mengancam Clara. Benar saja, Clara sangat kecewa.Ketika berada di Kota Aruma, Satya rela berlutut di hadapan Alaia demi mendapa
Clara mengiakan, lalu berpamitan kepada Herman.Keluarga Sadali tidak meminta Herman untuk makan bersama, jadi dia juga tidak enak hati untuk tetap berada di sana. Sepertinya dia bisa menduga niat Keluarga Sadali. Mereka tidak benar-benar berharap dirinya melanjutkan hubungan dengan Clara. Mereka hanya segan untuk menyatakannya. Herman pergi dengan malu.Vigo memandang punggung Herman sambil bertanya, "Kamu benaran nggak merasa sayang? Keluarga Suwandi sangat bergengsi dalam kebudayaan. Masa depan Herman pasti sangat gemilang."Clara berdiri bersebelahan dengan Vigo. Setelah diam beberapa saat, dia mengiakan dan menyahut, "Nggak. Kami bukan orang yang sejalan."Vigo hanya tersenyum tipis.....Sesudah makan malam, Clara kembali ke kamarnya bersama kekhawatirannya yang terpendam. Dia bersandar di pintu seraya menunduk. Yang dia pikirkan adalah Satya dan penyakit Alaia.Clara pernah menjalani rumah tangga dengan Satya. Dia sangat tahu betul bahwa Satya sangat kejam! Jika dia tidak member
Hati Satya berdenyut sakit, merasakan gembira sekaligus sedih. Kelak, dia bisa sering bertemu Clara. Namun, sepertinya kebencian Clara padanya akan bertambah lagi. Tidak peduli, dia benar-benar tidak peduli!Pada hari yang sama, Gracia memanggil pengacara untuk mengurus prosedur yang diperlukan. Mulai sekarang, nama Alaia resmi diganti menjadi Alaia Chandra. Dia adalah putri Satya di mata hukum dan namanya juga sudah dicantumkan di kartu keluarga Satya. Clara tertegun cukup lama saat melihat nama Alaia Chandra di dokumen yang telah selesai diurus.....Seminggu kemudian, Alaia sukses menjalani operasi transplantasi sumsum tulang. Tubuh Satya juga sehat walafiat, semua berjalan dengan lancar. Satya memperlakukan Alaia dengan sangat baik dan memanjakannya seperti putri sendiri. Hanya saja, hal itu tetap tidak mampu meluluhkan hati Clara. Dia tidak akan tergerak lagi dengan kepalsuan Satya.Alaia diizinkan keluar dari rumah sakit pada salah satu hari di bulan Februari. Clara yang sedang m
Di dalam kamar presidential suite.Malam pernikahan Devon dan Vloryne penuh gairah dan cinta yang mendalam. Namun di luar sana, pesta pernikahan tetap berlangsung dengan meriah.Ada seorang tamu istimewa yang datang diam-diam. Dia berharap bisa pergi dengan cara yang sama tenangnya, tanpa menarik perhatian siapa pun.Orang itu takut kehadirannya mengganggu suasana hati seseorang, terutama jika orang itu melihat dirinya dan merasa tidak nyaman. Hanya saja tidak disangka, takdir mempertemukan mereka secara kebetulan di koridor hotel.Andre berdiri dengan tenang sambil menatap Ariel. Saat itu, Ariel sedang menemani Gemma ke toilet. Gadis kecil itu masih terlalu muda untuk pergi sendiri, jadi Ariel selalu memastikan dia tidak sendirian. Di sisi Ariel, ada seorang gadis kecil lainnya. Dia seharusnya adalah salah satu dari anak kembar yang Ariel lahirkan untuk Henley. Sementara itu, anak kembarnya yang satu lagi adalah anak laki-laki yang lebih tua dari gadis kecil ini.Anak kembar Ariel be
Keesokan paginya, cahaya pertama matahari menyinari bumi. Hari ini, Keluarga Chandra merayakan hari besar. Putri bungsu Satya dan istrinya akhirnya menikah.Vloryne bahkan menikah dengan cinta masa mudanya. Dia mengenakan pakaian pengantin tradisional, lengkap dengan mahkota foniks dan jubah merah yang indah. Vloryne terlihat memesona. Dia benar-benar wanita tercantik yang pernah dilihat Devon.Dari sisi Keluarga Cendana, Rafa dan Paula luar biasa sibuk. Meskipun bukan keluarga super kaya, Rafa adalah seorang kepala keluarga yang sangat dihormati.Baik di dalam maupun di luar rumah, Rafa mengurus semua tamu dengan sangat terhormat. Akhirnya, dia pun terlihat sangat akrab dengan Zakki.Hanya saja, Satya merasa sedikit terganggu dengan hal ini. Dia bahkan bertanya, "Zakki, kamu sendiri nggak punya besan?"Zakki tidak mempermasalahkannya. Bersama Annika, dia membantu mempersiapkan pernikahan. Pernikahan tradisional memang jauh lebih rumit daripada pernikahan bertema modern. Hanya saja ber
Malam harinya, Jose dan Selvy pulang ke rumah bersama Selena. Begitu sampai, Selena langsung pergi mengerjakan PR.Sementara itu, Selvy menuju kamar untuk melihat putra bungsunya yang sedang tidur. Seorang pengasuh sedang menjaga anak itu. Ketika mendengar langkah kaki masuk ke kamar, dia berbalik lalu bertanya dengan suara pelan, "Nyonya sudah pulang? Dia tidur terus, benar-benar anak yang baik."Selvy hanya tersenyum. Dia memberi isyarat kepada pengasuh agar turun dan beristirahat. Setelah pintu tertutup, dia menunduk untuk menatap putra bungsunya, Sean.Anak kecil itu sudah berusia 8 bulan. Wajahnya sepenuhnya mewarisi ciri khas Jose, bahkan hampir seperti dicetak dari cetakan yang sama. Bahkan, kadang-kadang Selena memandangi wajah adiknya sambil memuji, "Benar-benar mahakarya Tuhan!"Jose pernah menimpali, "Memangnya kamu tahu apa itu mahakarya Tuhan?""Ketampanan suami adalah kebanggaan istri!" balas Selena dengan bangga.Selvy sempat berbisik kepada Jose, "Dia tahu kata-kata itu
Di lantai 2, Vloryne sedang mencoba gaun pengantinnya. Sesuai keinginan Devon, resepsi pernikahan mereka bertema tradisional.Gaun Vloryne dirancang oleh master top di dalam negeri. Gaunnya sangat mewah dan mahkotanya dihiasi mutiara. Harga mahkota itu puluhan miliar.Vloryne tampak sangat cantik. Dia becermin dan menyentuh mahkotanya sambil bergumam, "Devon benar-benar rela menghabiskan uang demi memuaskan hobinya."Clara menepuk kepala Vloryne. Putrinya ini tidak pernah berpikir panjang sebelum bicara. Untung saja, dia menikah dengan pria yang baik.Clara memberikan harta sesan yang banyak untuk Vloryne, sama seperti waktu Alaia menikah. Namun, Vloryne juga menolak saham Grup Chandra seperti Alaia. Uang yang dihasilkan Devon sudah cukup untuk menghidupi mereka.Alaia merapikan gaun Vloryne. Dia merasa tidak rela. Bagaimanapun, Vloryne adalah putri bungsu Keluarga Chandra. Sekarang, Vloryne akan menikah.Vloryne memandang Alaia seraya menggerutu, "Kak, kapan kamu menetap di dalam nege
Xavier berujar, "Kita nggak bisa menahan rasa sakit."Alaia tidak bisa berkata-kata. Arnold sangat aktif, tetapi dia sangat sopan karena didikan Xavier. Begitu melihat Ivander, Arnold menyapa dengan sopan, "Paman Ivander."Ivander mengusap kepala Arnold. Dia merasa tubuh Arnold lebih berisi dari putranya. Mungkin karena Molly terlalu kurus. Nanti Ivander berencana menambah makanan bergizi untuk Alfred.Mobil Ivander melaju di jalan tol. Dia mengantar keluarga Alaia ke kediaman Keluarga Chandra. Anak-anak Satya dan Clara sudah pindah. Hanya tersisa Vloryne yang belum pindah.Alaia yang jarang pulang dipaksa tinggal di kediaman Keluarga Chandra. Alaia tidak menolak. Beberapa hari lagi, dia berencana pergi ke Kota Aruma untuk mengunjungi makam orang tua kandungnya.Mobil Ivander berhenti di tempat parkir kediaman Keluarga Chandra. Semua junior Keluarga Chandra berkumpul. Demi mempersiapkan resepsi pernikahan Vloryne besok, para pria berdiskusi dan para wanita sibuk di lantai 2.Sementara
Sore harinya, Vloryne hendak pulang kerja. Dia melihat mobil Devon di tempat parkir, tetapi Devon tidak berada di dalam mobil.Kebetulan seorang petinggi kampus lewat. Dia berkata kepada Vloryne, "Devon datang ke kampus. Di aula ada upacara penyumbangan, kamu boleh lihat acaranya. Nanti kalian baru pulang bersama. Makan hotpot waktu musim dingin sangat menyenangkan."Vloryne menanggapi, "Pak, kamu pandai menikmati hidup."Petinggi menunjukkan sayuran yang dibawanya dan menimpali, "Lihat, istriku terus desak aku dari tadi. Dia suruh aku pulang masak dan jaga cucu."Vloryne tersenyum dan memandangi petinggi yang berjalan pergi. Kemudian, dia berjalan ke aula sambil membawa termos. Banyak mahasiswa yang menyapa Vloryne.Salah satu mahasiswa berujar, "Bu Vloryne, Pak Devon ada di aula."Setiap orang yang lewat memberi tahu Vloryne hal yang sama. Devon menjadi terkenal di kampus setelah menyumbang 100 miliar.Vloryne yang menaiki tangga aula mendengar suara Devon dari kejauhan. Kala ini, De
Vloryne terdiam menatap Devon. Pria itu mengenakan mantel hitam. Ketika sosoknya yang tinggi berdiri di dalam ruang kerja, suasananya terasa tegang.Devon berjalan ke arah Vloryne, lalu memeluk gadis kecil yang sedang menangis sambil membelai rambutnya. Dia berkata dengan sangat lembut, "Katanya nggak menangis."Vloryne bersandar di pundak Devon sembari bergumam, "Kamu pasti sengaja.""Terharu nggak?" tanya Devon.Vloryne memukul Devon dua kali.Devon terkekeh-kekeh dan membiarkan Vloryne melampiaskan emosinya. Hatinya juga terasa sedih. Lima tahun ini, sebenarnya Devon takut dan cemas Vloryne akan jatuh cinta pada orang lain sebelum dirinya sukses. Jika itu terjadi, apa yang akan dia pakai untuk meminta Vloryne kembali?Cinta antara pria miskin dan putri keluarga kaya hanya ada di dalam novel. Kenyataannya begitu kejam. Vloryne tidak peduli, tetapi Devon tidak rela melihat Vloryne hidup menderita. Kini, Devon dan Vloryne berpelukan di dalam ruang kerja. Mereka akan segera menikah.Di
Rencana pernikahan Devon dan Vloryne berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan.Vloryne terkadang merasa ini hanya ilusi. Semuanya berjalan terlalu lancar seakan-akan perpisahaan beberapa tahun ini tidak pernah terjadi. Vloryne dan Devon seperti selalu bersama.Setelah bertemu kembali, Devon bahkan tidak banyak bertanya tentang kehidupan Vloryne di luar negeri. Dia memperlakukan Vloryne seperti dulu.Vloryne sudah tidak semuda dan secantik dulu lagi, tetapi Devon memperlakukannya seperti gadis berusia 20 tahun. Vloryne diam-diam berpikir bahwa Devon pasti suka gadis berusia 18 tahun. Sayangnya, waktu telah berlalu dan tidak bisa kembali.Devon hanya tersenyum.Pada musim dingin, hari-hari terasa lebih singkat. Setelah pulang kerja, Vloryne datang ke vila Devon, tetapi Devon belum pulang. Dua pembantu yang dipekerjakan Devon sudah mulai menyiapkan makan malam.Ketika Vloryne turun dari mobil, dia menerima panggilan dari Devon. Vloryne bertanya dengan lembut, "Kamu pulang jam berapa?"De
Vloryne kembali menatap Devon dengan polos.Devon mengeluarkan dompet dari mantelnya sambil terkekeh-kekeh. Dia mengambil kartu bank platinum dan menaruhnya di telapak tangan Vloryne. "Ini kartu cadanganku, nggak ada batas pengeluaran," ucapnya.Vloryne berucap pelan, "Baik banget. Terima kasih, Pak Devon!"Devon menepuk-nepuk kepala gadis itu.Vloryne sontak memeluk leher kekasihnya dan berkata, "Terima kasih, Om Gadun."Devon membalas dengan menangkup wajah mungil Vloryne dan menciumnya dalam-dalam. Dahulu, dia adalah seorang dosen dan sekarang dirinya adalah pebisnis andal.Namun, tingkah Vloryne membuatnya tidak bisa menahan diri. Setelah mengakhiri ciumannya, Devon membisikkan kata-kata nakal di telinga gadis itu, membuatnya tertegun sekaligus malu.Devon menggigit ujung hidung Vloryne dan berucap, "Seleramu cukup mengagetkan."Vloryne tidak berani menggoda Devon lagi. Dia duduk lebih tegak dan meminta pria itu untuk mengemudi. Devon menatapnya sejenak, baru menghidupkan mesin.Se