Ucapan Satya memang terdengar kasar, tetapi dia akhirnya berhenti dan menatap Clara yang berada di bawah tubuhnya. Dilihat dari sudut pandang seperti ini, mata dan alis Clara begitu indah.Setelah beberapa saat, Satya beranjak dan duduk di sofa. Dia mengulurkan tangan membawa Clara ke dalam pelukannya. Pria ini barusan sangat kejam, sekarang berubah menjadi sangat lembut. Satya melirik Clara sembari mengeluarkan sebuah kotak kecil dari saku celananya. Ketika dibuka, di dalamnya adalah cincin berlian berwarna merah muda.Clara tertegun sejenak. Jarinya tiba-tiba diraih. Cincin berlian itu perlahan-lahan dimasukkan ke jarinya. Berlian mewah tersebut berkilauan di bawah cahaya.Satya memandang Clara dengan sorot mata gelap. Dia berkata dengan suara serak, "Aku membelinya dua hari lalu. Aku ingin membuat kejutan untukmu. Nggak disangka, malah kamu duluan yang memberiku kejutan. Clara, berjanjilah padaku untuk memutuskan hubungan dengannya."Clara menunduk dan memegang cincinnya. Bagi wanit
Satya hanya diam. Dia berbaring dengan tenang untuk beberapa saat, lalu mengangkat punggung tangannya dari matanya. Dia duduk bersandar di kepala tempat tidur dan menyalakan rokok. Terlihat asap tipis yang mengepul di udara.Satya melirik Clara sekilas, lalu membalas dengan perlahan, "Pasti Gracia yang memberitahumu, 'kan? Apa dia nggak memberitahumu alasan aku melakukan ini pada aktor yang nggak terkenal itu?"Clara tidak menjawab. Suasana di dalam kamar seketika hening.Setelah cukup lama, Satya mendengus dingin, lalu berujar, "Reagan berasal dari Kota Aruma. Dia punya pacar yang bernama Gilian Herjaya. Clara, bukankah nama belakangnya sangat familier?"Wajah Clara seketika menjadi pucat.Satya membuang jelaga sambil menjelaskan, "Gilian adalah adik sepupu Davin. Menurutku, orang-orang dari Keluarga Herjaya punya rencana buruk padamu. Sebagai pacarnya Gilian, Reagan malah memperlakukanmu dengan baik dan terus menyanjungmu. Aku tentu saja harus mencari cara untuk membuatnya menyerah."
Hubungan mereka mulai renggang. Satya tidak pulang dan tinggal di hotel selama satu minggu. Mereka tidak saling menghubungi. Seiring berjalannya waktu, Satya mulai sering bersosialisasi dan mulai banyak wanita yang mendekatinya. Di antaranya adalah wanita pebisnis, gadis muda cantik dari kelab, dan beberapa selebritas wanita. Mereka mendekati Satya satu per satu. Ada yang tertarik dengan parasnya, ada juga yang tertarik dengan hartanya.Satya hanya bermain-main dengan mereka karena tidak berani menaruh perasaan lebih. Dia masih ingat dengan sumpahnya bahwa dirinya tidak boleh menyentuh wanita-wanita itu.Tahun baru semakin dekat. Clara tidak ingin diam saja. Dia melakukan pekerjaan rumah dan mengurus anak-anak. Dia juga menghubungi Yuna untuk membahas tentang pembukaan galeri.Sementara itu, di kantor presdir Grup Chandra. Satya sedang duduk di sofa. Pria ini menandatangani sebuah cek dan menyerahkannya kepada Gracia. Dia memutar pulpen emasnya sambil bertanya, "Selain cek, apa dia jug
Satya memalingkan wajahnya untuk mematikan rokok. Ketika Satya merentangkan tangannya, terlihat garis-garis tegas yang menunjukkan tubuh kekarnya. Selain itu, terlihat jam tangan berlian kelas atas di bagian bawah lengan kemejanya. Perpaduan antara sifat dan parasnya membuat pria ini memiliki pesona maskulin yang tiada duanya.Setelah mematikan rokok, Satya berujar, "Dia nggak menyinggungku, tapi menyinggung istriku! Istriku bernama Clara. Kamu seharusnya pernah mendengar nama ini."Begitu mendengar perkataan Satya, Gilian seketika tidak bisa menahan emosinya. Dia bertanya dengan marah, "Bukankah dia yang sudah mencelakai kakakku dan kakak iparku? Seluruh anggota Keluarga Herdaya sangat membencinya. Memangnya apa yang salah?"Satya berdiri, lalu menghampiri Gilian. Gilian sontak melangkah mundur. Satya terus berjalan ke arah Gilian. Dia menunduk memandang wanita ini seraya menjelaskan dengan dingin, "Kalau seseorang harus bertanggung jawab atas kematian Davin, orang itu adalah aku. Aku
Begitu tiba di lantai yang dituju, pintu lift pun terbuka. Ketika Satya mengeluarkan kartu aksesnya dan hendak membuka pintu, tatapannya seketika membeku.Terlihat Benira yang sedang berjongkok di depan pintu. Penampilannya terlihat sangat berantakan. Rambut dan pakaiannya basah kuyup karena kehujanan. Kaki palsunya juga berserakan di lantai. Sebelah gaunnya tampak kosong.Melihat ini, Satya sontak terkejut. Dia menghampiri Benira dengan perlahan, lalu menunduk menatapnya sambil bertanya dengan lembut, "Kenapa kamu kembali ke sini? Bukannya kamu sudah janji akan tetap tinggal di Barline?"Benira mendongak memandang Satya. Dia menjawab dengan terisak, "Tahun baru hampir tiba. Aku sangat kesepian di sana. Pelayan juga nggak memperlakukanku dengan baik. Mereka terus pura-pura nggak mendengarkanku dan berbuat jahat padaku.""Satya, aku mohon izinkan aku kembali ke sini. Aku janji nggak akan mengganggu keluargamu. Aku hanya ingin sebuah tempat tinggal. Aku juga nggak akan memintamu untuk me
Satya memang mabuk, tetapi tidak kehilangan kesadarannya. Dia menunduk menatap wanita di pelukannya.Larut malam, Benira mengenakan gaun tidur seksi yang panjangnya hingga pergelangan kaki untuk menutupi kekurangannya. Wajahnya tetap cantik seperti dulu, tetapi Satya tidak merasakan hasrat sedikit pun.Satya mendorongnya, lalu berujar, "Aku sudah berjanji pada Clara kalau aku nggak bakal menyentuh wanita lain.""Kamu juga pernah berjanji akan memberiku masa depan," balas Benira dengan wajah sedih. Satya menatapnya.Sesaat kemudian, Satya melewatinya dan berjalan masuk. Dia mengelus jidatnya sembari berucap, "Benira, mari kita bicara baik-baik."Bagaimanapun, Satya pernah memiliki hubungan dengan wanita ini. Dia ingin memberi Benira suatu penjelasan. Benira mengikutinya masuk, lalu menutup pintu.Kamar sunyi senyap. Ketika berada di Barline, hubungan keduanya berakhir dengan buruk. Namun, sekarang Benira bersikap begitu lembut dan perhatian. Ketika Satya bersandar di sofa, Benira sampai
Karena tidak mendapat respons, Satya pun bangkit untuk menatap wajah Clara. Ternyata, wanita ini ketiduran. Satya merasa agak kesal. Apakah berhubungan intim dengannya begitu membosankan? Clara sampai bisa ketiduran.Jika itu dulu, Satya pasti membangunkan Clara dan melanjutkan permainannya dengan kasar. Akan tetapi, dia merasa tidak tega sekarang. Jadi, Satya hanya berbaring di sebelah Clara. Tidak berselang lama, dia pergi ke kamar mandi untuk melakukan masturbasi dan melampiaskan semua nafsu yang telah ditahannya cukup lama.....Pagi-pagi, Clara sudah bangun. Bunga plum di halaman sudah mekar. Ketika dia memangkas tanaman dengan serius, Aida mengomel di samping, "Tuan jarang-jarang berinisiatif pulang, kamu seharusnya menemaninya tidur. Namanya juga suami istri. Kenapa kamu malah melakukan hal nggak berguna seperti ini?""Nggak berguna gimana? Tanaman juga punya perasaan. Lagian, hubunganku dengan Satya bukan sekadar suami istri. Kita nggak ada bedanya dengan musuh bebuyutan," sahu
Benira sangat terkejut mendengarnya. Meskipun menginginkannya, dia tidak berharap Satya akan menyetujuinya secepat itu. Dia buru-buru menjamin, "Satya, kamu tenang saja. Aku nggak bakal merusak pernikahanmu ataupun bertengkar denganmu. Aku hanya ingin lebih dekat denganmu."Benira tidak terdengar seperti sedang menyanjung, melainkan terdengar sangat tulus. Demi Satya, Benira tidak memiliki kerabat lagi. Hanya Satya yang dimilikinya untuk sekarang.Mata Benira tampak berkaca-kaca. Satya menatapnya tanpa mengatakan apa pun. Setelah duduk dan mengobrol sesaat, Satya pun pergi begitu saja.Dua hari kemudian, Satya membelikan sebuah apartemen yang terletak di kawasan mewah. Luasnya 220 meter persegi dan dekorasinya sangat indah. Satya tidak meminta bantuan Gracia, melainkan mengurus semuanya sendiri. Lokasi apartemen itu bahkan dekat dengan Grup Chandra.Selain itu, Satya mempekerjakan seorang pelayan untuk Benira. Kadang, dia pergi ke apartemen itu untuk makan dan merokok. Dia tidak pernah
Di dalam kamar presidential suite.Malam pernikahan Devon dan Vloryne penuh gairah dan cinta yang mendalam. Namun di luar sana, pesta pernikahan tetap berlangsung dengan meriah.Ada seorang tamu istimewa yang datang diam-diam. Dia berharap bisa pergi dengan cara yang sama tenangnya, tanpa menarik perhatian siapa pun.Orang itu takut kehadirannya mengganggu suasana hati seseorang, terutama jika orang itu melihat dirinya dan merasa tidak nyaman. Hanya saja tidak disangka, takdir mempertemukan mereka secara kebetulan di koridor hotel.Andre berdiri dengan tenang sambil menatap Ariel. Saat itu, Ariel sedang menemani Gemma ke toilet. Gadis kecil itu masih terlalu muda untuk pergi sendiri, jadi Ariel selalu memastikan dia tidak sendirian. Di sisi Ariel, ada seorang gadis kecil lainnya. Dia seharusnya adalah salah satu dari anak kembar yang Ariel lahirkan untuk Henley. Sementara itu, anak kembarnya yang satu lagi adalah anak laki-laki yang lebih tua dari gadis kecil ini.Anak kembar Ariel be
Keesokan paginya, cahaya pertama matahari menyinari bumi. Hari ini, Keluarga Chandra merayakan hari besar. Putri bungsu Satya dan istrinya akhirnya menikah.Vloryne bahkan menikah dengan cinta masa mudanya. Dia mengenakan pakaian pengantin tradisional, lengkap dengan mahkota foniks dan jubah merah yang indah. Vloryne terlihat memesona. Dia benar-benar wanita tercantik yang pernah dilihat Devon.Dari sisi Keluarga Cendana, Rafa dan Paula luar biasa sibuk. Meskipun bukan keluarga super kaya, Rafa adalah seorang kepala keluarga yang sangat dihormati.Baik di dalam maupun di luar rumah, Rafa mengurus semua tamu dengan sangat terhormat. Akhirnya, dia pun terlihat sangat akrab dengan Zakki.Hanya saja, Satya merasa sedikit terganggu dengan hal ini. Dia bahkan bertanya, "Zakki, kamu sendiri nggak punya besan?"Zakki tidak mempermasalahkannya. Bersama Annika, dia membantu mempersiapkan pernikahan. Pernikahan tradisional memang jauh lebih rumit daripada pernikahan bertema modern. Hanya saja ber
Malam harinya, Jose dan Selvy pulang ke rumah bersama Selena. Begitu sampai, Selena langsung pergi mengerjakan PR.Sementara itu, Selvy menuju kamar untuk melihat putra bungsunya yang sedang tidur. Seorang pengasuh sedang menjaga anak itu. Ketika mendengar langkah kaki masuk ke kamar, dia berbalik lalu bertanya dengan suara pelan, "Nyonya sudah pulang? Dia tidur terus, benar-benar anak yang baik."Selvy hanya tersenyum. Dia memberi isyarat kepada pengasuh agar turun dan beristirahat. Setelah pintu tertutup, dia menunduk untuk menatap putra bungsunya, Sean.Anak kecil itu sudah berusia 8 bulan. Wajahnya sepenuhnya mewarisi ciri khas Jose, bahkan hampir seperti dicetak dari cetakan yang sama. Bahkan, kadang-kadang Selena memandangi wajah adiknya sambil memuji, "Benar-benar mahakarya Tuhan!"Jose pernah menimpali, "Memangnya kamu tahu apa itu mahakarya Tuhan?""Ketampanan suami adalah kebanggaan istri!" balas Selena dengan bangga.Selvy sempat berbisik kepada Jose, "Dia tahu kata-kata itu
Di lantai 2, Vloryne sedang mencoba gaun pengantinnya. Sesuai keinginan Devon, resepsi pernikahan mereka bertema tradisional.Gaun Vloryne dirancang oleh master top di dalam negeri. Gaunnya sangat mewah dan mahkotanya dihiasi mutiara. Harga mahkota itu puluhan miliar.Vloryne tampak sangat cantik. Dia becermin dan menyentuh mahkotanya sambil bergumam, "Devon benar-benar rela menghabiskan uang demi memuaskan hobinya."Clara menepuk kepala Vloryne. Putrinya ini tidak pernah berpikir panjang sebelum bicara. Untung saja, dia menikah dengan pria yang baik.Clara memberikan harta sesan yang banyak untuk Vloryne, sama seperti waktu Alaia menikah. Namun, Vloryne juga menolak saham Grup Chandra seperti Alaia. Uang yang dihasilkan Devon sudah cukup untuk menghidupi mereka.Alaia merapikan gaun Vloryne. Dia merasa tidak rela. Bagaimanapun, Vloryne adalah putri bungsu Keluarga Chandra. Sekarang, Vloryne akan menikah.Vloryne memandang Alaia seraya menggerutu, "Kak, kapan kamu menetap di dalam nege
Xavier berujar, "Kita nggak bisa menahan rasa sakit."Alaia tidak bisa berkata-kata. Arnold sangat aktif, tetapi dia sangat sopan karena didikan Xavier. Begitu melihat Ivander, Arnold menyapa dengan sopan, "Paman Ivander."Ivander mengusap kepala Arnold. Dia merasa tubuh Arnold lebih berisi dari putranya. Mungkin karena Molly terlalu kurus. Nanti Ivander berencana menambah makanan bergizi untuk Alfred.Mobil Ivander melaju di jalan tol. Dia mengantar keluarga Alaia ke kediaman Keluarga Chandra. Anak-anak Satya dan Clara sudah pindah. Hanya tersisa Vloryne yang belum pindah.Alaia yang jarang pulang dipaksa tinggal di kediaman Keluarga Chandra. Alaia tidak menolak. Beberapa hari lagi, dia berencana pergi ke Kota Aruma untuk mengunjungi makam orang tua kandungnya.Mobil Ivander berhenti di tempat parkir kediaman Keluarga Chandra. Semua junior Keluarga Chandra berkumpul. Demi mempersiapkan resepsi pernikahan Vloryne besok, para pria berdiskusi dan para wanita sibuk di lantai 2.Sementara
Sore harinya, Vloryne hendak pulang kerja. Dia melihat mobil Devon di tempat parkir, tetapi Devon tidak berada di dalam mobil.Kebetulan seorang petinggi kampus lewat. Dia berkata kepada Vloryne, "Devon datang ke kampus. Di aula ada upacara penyumbangan, kamu boleh lihat acaranya. Nanti kalian baru pulang bersama. Makan hotpot waktu musim dingin sangat menyenangkan."Vloryne menanggapi, "Pak, kamu pandai menikmati hidup."Petinggi menunjukkan sayuran yang dibawanya dan menimpali, "Lihat, istriku terus desak aku dari tadi. Dia suruh aku pulang masak dan jaga cucu."Vloryne tersenyum dan memandangi petinggi yang berjalan pergi. Kemudian, dia berjalan ke aula sambil membawa termos. Banyak mahasiswa yang menyapa Vloryne.Salah satu mahasiswa berujar, "Bu Vloryne, Pak Devon ada di aula."Setiap orang yang lewat memberi tahu Vloryne hal yang sama. Devon menjadi terkenal di kampus setelah menyumbang 100 miliar.Vloryne yang menaiki tangga aula mendengar suara Devon dari kejauhan. Kala ini, De
Vloryne terdiam menatap Devon. Pria itu mengenakan mantel hitam. Ketika sosoknya yang tinggi berdiri di dalam ruang kerja, suasananya terasa tegang.Devon berjalan ke arah Vloryne, lalu memeluk gadis kecil yang sedang menangis sambil membelai rambutnya. Dia berkata dengan sangat lembut, "Katanya nggak menangis."Vloryne bersandar di pundak Devon sembari bergumam, "Kamu pasti sengaja.""Terharu nggak?" tanya Devon.Vloryne memukul Devon dua kali.Devon terkekeh-kekeh dan membiarkan Vloryne melampiaskan emosinya. Hatinya juga terasa sedih. Lima tahun ini, sebenarnya Devon takut dan cemas Vloryne akan jatuh cinta pada orang lain sebelum dirinya sukses. Jika itu terjadi, apa yang akan dia pakai untuk meminta Vloryne kembali?Cinta antara pria miskin dan putri keluarga kaya hanya ada di dalam novel. Kenyataannya begitu kejam. Vloryne tidak peduli, tetapi Devon tidak rela melihat Vloryne hidup menderita. Kini, Devon dan Vloryne berpelukan di dalam ruang kerja. Mereka akan segera menikah.Di
Rencana pernikahan Devon dan Vloryne berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan.Vloryne terkadang merasa ini hanya ilusi. Semuanya berjalan terlalu lancar seakan-akan perpisahaan beberapa tahun ini tidak pernah terjadi. Vloryne dan Devon seperti selalu bersama.Setelah bertemu kembali, Devon bahkan tidak banyak bertanya tentang kehidupan Vloryne di luar negeri. Dia memperlakukan Vloryne seperti dulu.Vloryne sudah tidak semuda dan secantik dulu lagi, tetapi Devon memperlakukannya seperti gadis berusia 20 tahun. Vloryne diam-diam berpikir bahwa Devon pasti suka gadis berusia 18 tahun. Sayangnya, waktu telah berlalu dan tidak bisa kembali.Devon hanya tersenyum.Pada musim dingin, hari-hari terasa lebih singkat. Setelah pulang kerja, Vloryne datang ke vila Devon, tetapi Devon belum pulang. Dua pembantu yang dipekerjakan Devon sudah mulai menyiapkan makan malam.Ketika Vloryne turun dari mobil, dia menerima panggilan dari Devon. Vloryne bertanya dengan lembut, "Kamu pulang jam berapa?"De
Vloryne kembali menatap Devon dengan polos.Devon mengeluarkan dompet dari mantelnya sambil terkekeh-kekeh. Dia mengambil kartu bank platinum dan menaruhnya di telapak tangan Vloryne. "Ini kartu cadanganku, nggak ada batas pengeluaran," ucapnya.Vloryne berucap pelan, "Baik banget. Terima kasih, Pak Devon!"Devon menepuk-nepuk kepala gadis itu.Vloryne sontak memeluk leher kekasihnya dan berkata, "Terima kasih, Om Gadun."Devon membalas dengan menangkup wajah mungil Vloryne dan menciumnya dalam-dalam. Dahulu, dia adalah seorang dosen dan sekarang dirinya adalah pebisnis andal.Namun, tingkah Vloryne membuatnya tidak bisa menahan diri. Setelah mengakhiri ciumannya, Devon membisikkan kata-kata nakal di telinga gadis itu, membuatnya tertegun sekaligus malu.Devon menggigit ujung hidung Vloryne dan berucap, "Seleramu cukup mengagetkan."Vloryne tidak berani menggoda Devon lagi. Dia duduk lebih tegak dan meminta pria itu untuk mengemudi. Devon menatapnya sejenak, baru menghidupkan mesin.Se