Annika duduk di depan meja kerjanya. Dia makan sambil membolak-balikkan koran yang terlihat sedikit robek. Ini karena dia menghabiskan 400 ribu hanya untuk menerbitkan sesuatu di bagian tengah koran itu.[ Annika Mencari Keluarganya ]Pemberitahuan yang diterbitkan dalam ukuran kecil itu adalah hasil jerih payah Annika dari hidup hemat sekaligus satu-satunya harapannya.Namun, tidak ada yang mencarinya, keluarganya tidak melihatnya. Annika menatap koran dengan tenang sambil merenungkan sesuatu .... Sebenarnya, orang yang hilang ingatan seperti Anikka bisa bertahan karena masih memegang harapan. Jika tidak, dia sama saja dengan mayat berjalan.....Jam 6.30 pagi, Annika turun dan melihat sopir semalam telah menunggunya. Sopir membuka pintu mobil untuknya.Annika tidak bodoh. Dia langsung bertanya, "Apa sekretaris pribadi Pak Zakki memang mendapatkan perlakuan istimewa seperti ini? Berapa banyak asisten pribadi yang pernah dimiliki Pak Zakki?"Anikka bertanya dengan lembut, tetapi sebena
Sejak saat itu, Zakki bersikap sangat dingin, bahkan terlihat sangat sibuk. Annika tetap menjadi sekretaris pribadinya. Setiap pagi dan malam, dia harus berberes di vila dan membantu Ariel dengan tugas sekolahnya.Ariel pun masih memanggilnya dengan sebutan Liz. Namun, Ariel bersikap sangat baik padanya. Dia akan mengundang Annika untuk minum teh, menyuruh pelayan menyeduhkan teh hitam terbaik. Dia juga memberi tahu Annika bahwa ini adalah teh hitam favorit ibunya.Setelah mencicipinya, Annika mengakui bahwa teh ini memang lezat. Nyonya Ruslan memang punya selera yang bagus.Annika tidak berani menanyakan apa pun tentang Nyonya Ruslan karena sadar dirinya hanya seorang sekretaris. Dia tidak seharusnya ikut campur kehidupan pribadi Zakki.Namun, kadang Ariel akan menceritakan beberapa hal kepadanya, seperti tentang kebiasaan ibunya dan pakaian yang sering dikenakan ibunya. Tiba-tiba, Ariel berkata, "Liz, sebenarnya kamu agak mirip dengan ibuku. Bagus juga kalau kamu menjadi ibuku dan Jo
Zakki tetap tidak menjawab, dia hanya berjalan menuju arah tangga. Lantaran sedang turun hujan, cahaya rembulan tidak terlalu terang. Tangga bangunan itu juga sudah bobrok karena lama tidak diperbaiki.Annika agak malu-malu membawa Zakki naik ke lantai atas. Kemudian, dia membuka pintu kamarnya. Meskipun ruangan itu kecil, Annika menata ruangan itu dengan rapi. Di atas meja kerja kecil yang berwarna gelap terdapat sebuah vas bunga berisikan setangkai bunga mawar. Pemandangan itu terkesan sangat feminin, menunjukkan sifat sang pemiliknya.Meskipun itu adalah rumahnya sendiri, Annika tetap bersikap hati-hati. Dia menyuruh Zakki untuk menanggalkan mantelnya agar bisa dihangatkan di pemanas kecil. Saat Zakki melepaskan mantel dan memberikannya kepada Annika, tatapan wanita itu tampak penuh makna.Annika mengatupkan bibirnya, lalu membawa mantel itu untuk dihangatkan. Setelah itu, dia beranjak ke dapur untuk memasakkan teh jahe untuk Zakki.Zakki duduk di hadapan meja kerja Annika. Dia meli
Annika terperangkap dalam pelukan Zakki. Dia didesak oleh Zakki hingga merasa dilema. Perasaan intim dan asing yang bersemayam dalam dirinya, membuat Annika merasa ketakutan dan malu. Namun, Annika juga seorang wanita yang memiliki kebutuhan biologis seperti pada umumnya. Apalagi, pria yang dihadapinya ini begitu tampan dan berbahaya.Hati Annika menolak, tetapi dia tidak bisa membohongi diri sendiri bahwa dia memang menginginkannya sekarang. Sifat liar seorang wanita bisa terpicu hanya dalam sekejap.Zakki terus menggerayangi sekujur tubuhnya hingga Annika berdesah, "Jangan! Aku nggak mau! Kumohon lepaskan aku, Pak Zakki ...." Tiba-tiba Annika menutupi wajahnya sambil menangis. Dia tidak menutupi tubuhnya dan hanya duduk di bawah cahaya yang redup itu begitu saja. Terlihat jelas jejak-jejak gairah di tubuh Annika, tetapi dia tidak memedulikannya. Annika hanya memohon pada Zakki untuk melepaskannya.Annika terus menangis sambil bergumam. Dia mengatakan bahwa Zakki bisa mencari wanita l
Annika tidak ingin terjerumus! Dia berlari masuk ke kamarnya dan mengambil setumpuk pamflet pencarian orang itu, lalu berlari ke lantai bawah tanpa mengenakan jaket. Dia berlari ke jalanan dan menempelkan pamflet itu di depan dinding toko.[ Annika Mencari Keluarga ]Di tengah guyuran hujan di malam hari, Annika berusaha menempelkan pamflet-pamflet itu sebanyak mungkin. Tindakannya ini seolah-olah dia bisa mengusir Zakki dari pikirannya hanya dengan menempelkan pamflet tersebut.Namun, seberapa banyaknya pun pamflet yang ditempelkannya, semua itu tidak ada gunanya. Annika jadi semakin kehilangan arah saat berdiri di tengah hujan. Dia tidak bisa mengingat masa lalunya sama sekali ....Di kejauhan, mobil Rolls-Royce hitam berhenti di tepi jalan. Hujan yang lebat membuat penglihatan dari dalam mobil menjadi agak kabur. Zakki menyalakan sebatang rokok dan mengisapnya, sambil memperhatikan reaksi Annika yang dilanda kegelisahan saat ini ....Pada akhirnya, tatapan mereka bertemu. Wajah Anni
Annika menyergah, "Nggak ada hubungannya denganku!"Ariel bereaksi dengan heboh, "Oh ya? Tapi aku perhatikan kamu diam-diam terus melirik ayahku! Aku paling nggak suka sama orang yang nggak jujur!"Annika tidak berkomentar.Zakki mengetuk meja teh di hadapan Ariel dan berkata, "Belajar yang baik sama Bu Annika." Usai bicara, dia langsung keluar dan menutup pintu ruangan itu dengan perlahan.Namun, Annika bisa mendengar Zakki memberi instruksi pada pelayan untuk membawa wanita itu ke taman bunga dan menyediakan kopi kesukaannya. Selain itu, dia juga menyuruh pelayan untuk mengganti dekorasi bunganya jadi mawar karena Ratna alergi terhadap bunga bakung.Zakki benar-benar memperhatikan semua detail, hal ini membuat Annika merasa malu. Dalam hatinya berpikir bahwa Zakki ternyata tidak memperlakukan wanita itu dengan serampangan seperti yang dilakukannya pada Annika. Mungkin bagi Zakki, wanita seperti Annika memang hanya mainan.Di saat dia masih merasa sangat malu, Ariel mendekatinya dan b
Annika menoleh untuk melihatnya.Zakki kembali mengambil majalah dan membacanya. Di bawah cahaya lampu kristal, sosok Zakki bagaikan diselimuti lapisan kaca sehingga tampak begitu memesona. Zakki terlihat sama sekali tidak berniat untuk bicara lagi.Melihat Annika yang masih belum pergi, Zakki hanya bertanya tanpa mengalihkan pandangannya kepada Annika, "Apa masih ada urusan?"Annika hanya menggeleng. Saat keluar, dia sekalian menutup pintu kamar tersebut. Saat pintu tertutup, Zakki baru melihat ke arah pintu itu. Dia tahu bahwa Annika marah karena dia membiarkan Ratna datang. Dia juga tahu bahwa hati Annika mulai goyah sekarang.Meski tidak ingat masa lalu, hati Annika tetap goyah karenanya. Menurut yang dibacanya dari buku, selera seseorang tidak akan bisa berubah dengan mudahnya. Mungkin Zakki memang cocok dengan tipe yang disukai Annika. Saat memikirkan hal ini, hati Zakki terasa campur aduk.....Saat Annika turun ke lantai bawah, langit sudah mulai tampak memasuki senja. Kabut ti
Annika merasa agak cemas. Namun, setelah Zakki membuka pintu kamar suite, pria ini menunjuk sebuah kamar sambil berkata, "Kamu tidur di sana."Annika mengamati sekilas. Kamar ini setidaknya berjarak 20 meter dari kamar Zakki, jadi dia merasa lebih tenang. Setelah meletakkan kopernya, Annika mengikuti Zakki ke kamarnya.Zakki bersandar di sofa sembari melihat dokumen kerja sama, sedangkan Annika menyusun barang-barang Zakki.Annika pun menggantung semua jas, celana, dan lainnya dengan terampil, seolah-olah dia memang sudah sering mengerjakan hal ini. Ketika menyadari diri sendiri yang bekerja dengan begitu gesit, dia sontak termangu.Sementara itu, Zakki menengadah karena tidak mendengar suara apa pun dari Annika. Dia bertanya dengan dingin, "Kenapa?"Annika segera menunduk dan melanjutkan pekerjaannya. Dia menjawab, "Nggak apa-apa."Zakki bertanya lagi, "Kamu merindukan suamimu, ya?""Bukan!" sahut Annika yang tahu Zakki sedang menggodanya. Matanya berkaca-kaca, tetapi dia tidak menete