Annika menyergah, "Nggak ada hubungannya denganku!"Ariel bereaksi dengan heboh, "Oh ya? Tapi aku perhatikan kamu diam-diam terus melirik ayahku! Aku paling nggak suka sama orang yang nggak jujur!"Annika tidak berkomentar.Zakki mengetuk meja teh di hadapan Ariel dan berkata, "Belajar yang baik sama Bu Annika." Usai bicara, dia langsung keluar dan menutup pintu ruangan itu dengan perlahan.Namun, Annika bisa mendengar Zakki memberi instruksi pada pelayan untuk membawa wanita itu ke taman bunga dan menyediakan kopi kesukaannya. Selain itu, dia juga menyuruh pelayan untuk mengganti dekorasi bunganya jadi mawar karena Ratna alergi terhadap bunga bakung.Zakki benar-benar memperhatikan semua detail, hal ini membuat Annika merasa malu. Dalam hatinya berpikir bahwa Zakki ternyata tidak memperlakukan wanita itu dengan serampangan seperti yang dilakukannya pada Annika. Mungkin bagi Zakki, wanita seperti Annika memang hanya mainan.Di saat dia masih merasa sangat malu, Ariel mendekatinya dan b
Annika menoleh untuk melihatnya.Zakki kembali mengambil majalah dan membacanya. Di bawah cahaya lampu kristal, sosok Zakki bagaikan diselimuti lapisan kaca sehingga tampak begitu memesona. Zakki terlihat sama sekali tidak berniat untuk bicara lagi.Melihat Annika yang masih belum pergi, Zakki hanya bertanya tanpa mengalihkan pandangannya kepada Annika, "Apa masih ada urusan?"Annika hanya menggeleng. Saat keluar, dia sekalian menutup pintu kamar tersebut. Saat pintu tertutup, Zakki baru melihat ke arah pintu itu. Dia tahu bahwa Annika marah karena dia membiarkan Ratna datang. Dia juga tahu bahwa hati Annika mulai goyah sekarang.Meski tidak ingat masa lalu, hati Annika tetap goyah karenanya. Menurut yang dibacanya dari buku, selera seseorang tidak akan bisa berubah dengan mudahnya. Mungkin Zakki memang cocok dengan tipe yang disukai Annika. Saat memikirkan hal ini, hati Zakki terasa campur aduk.....Saat Annika turun ke lantai bawah, langit sudah mulai tampak memasuki senja. Kabut ti
Annika merasa agak cemas. Namun, setelah Zakki membuka pintu kamar suite, pria ini menunjuk sebuah kamar sambil berkata, "Kamu tidur di sana."Annika mengamati sekilas. Kamar ini setidaknya berjarak 20 meter dari kamar Zakki, jadi dia merasa lebih tenang. Setelah meletakkan kopernya, Annika mengikuti Zakki ke kamarnya.Zakki bersandar di sofa sembari melihat dokumen kerja sama, sedangkan Annika menyusun barang-barang Zakki.Annika pun menggantung semua jas, celana, dan lainnya dengan terampil, seolah-olah dia memang sudah sering mengerjakan hal ini. Ketika menyadari diri sendiri yang bekerja dengan begitu gesit, dia sontak termangu.Sementara itu, Zakki menengadah karena tidak mendengar suara apa pun dari Annika. Dia bertanya dengan dingin, "Kenapa?"Annika segera menunduk dan melanjutkan pekerjaannya. Dia menjawab, "Nggak apa-apa."Zakki bertanya lagi, "Kamu merindukan suamimu, ya?""Bukan!" sahut Annika yang tahu Zakki sedang menggodanya. Matanya berkaca-kaca, tetapi dia tidak menete
Annika tidak bodoh, dia tahu dirinya sedang dipermainkan oleh Zakki. Mengapa pria ini berusaha menyulitkannya?Tiba-tiba, muncul seseorang di cermin. Orang itu tidak lain adalah Zakki. Dia berdiri di bawah lampu kristal, terlihat berkarisma seperti biasanya. Meskipun minum-minum, tatapan pria ini tetap terlihat mendalam dan sulit untuk diprediksi.Hanya saja, ada perbedaan saat Zakki menatap wanita di ruang privat itu dengan saat menatapnya. Zakki terlihat tidak acuh pada wanita itu, tetapi tatapannya pada Annika mengandung kehangatan.Annika seketika merinding. Dia bersandar di dinding dengan tidak berdaya sambil memandang pria berbahaya ini. Untuk sesaat, dia ingin sekali melarikan diri.Mungkin, Annika seharusnya mengundurkan diri dan mencari pekerjaan lain. Begitu niat seperti ini muncul, Zakki mematikan rokoknya dan berucap, "Turun sana, sopir sudah menunggu di bawah."Annika cukup terkejut mendengarnya. Sekarang baru jam 9 malam, tetapi dia sudah boleh pulang? Namun, Annika tidak
"Kamu masih ingin menjaga kesucian untuk seseorang yang nggak pernah ada?" tanya Zakki.Annika tidak menanggapi. Dia merendahkan diri sendiri sambil mendambakan kelembutan Zakki. Ternyata, semudah ini untuk jatuh ke pelukan orang.Tiba-tiba, Annika menempelkan wajahnya ke leher Zakki. Dia baru sadar bahwa pria ini demam ....Zakki sakit karena operasi yang dilakukannya untuk Ariel. Pria ini juga tidak merawat diri dengan baik setelah kehujanan waktu itu. Itu sebabnya, dia demam tinggi.Annika memanggil dokter ke vila untuk memberi Zakki suntikan pereda demam. Untungnya, demam Zakki mereda pada pagi hari, tidak lagi mencapai 39 derajat.Annika menghela napas lega melihatnya. Zakki yang memakai piama bersandar di ranjang. Dia ingin mandi, tetapi dihentikan oleh Annika. "Dokter bilang nggak boleh mandi sebelum demamnya reda. Kamu berbaring saja, aku masak bubur untukmu."Annika jarang-jarang bersikap perhatian seperti ini. Zakki pun memandangnya begitu saja. Rambut hitamnya yang berkilau,
Zakki memahami pergumulan hati Annika. Seorang wanita yang hilang ingatan sedang bermesra-mesraan dengan atasannya. Apalagi, Annika tidak ingat apa pun tentang hubungan intim mereka.Annika merasa takut, dia bahkan tidak tahu bagaimana dirinya menenangkan diri. Jika benar-benar tidak tahan lagi, dia akan menggigit bahu Zakki. Zakki tentu kesakitan, tetapi semua itu tidak berarti jika dibandingkan dengan perasaan bahagia karena mendapatkan Annika kembali.Zakki menunduk, menatap wanita di pelukannya. Annika tampak gemetaran. Melihat ini, Zakki tidak bisa menahan diri untuk berbisik, "Kita belum melakukannya dengan serius, tapi kamu sudah merasa begitu nyaman?"Annika tidak punya tenaga untuk menjawab. Setelah suasana kembali tenang, Zakki bersandar di sofa dan menghabiskan bubur tanpa peduli pada hasrat sendiri. Tidak ada yang ingin merusak ketenangan ini.Setelah buburnya habis, Zakki berkeringat dan merasa jauh lebih baik. Mungkin karena terlalu bersemangat tadi, dia sama sekali tidak
Annika bukan wanita sembarangan sehingga tidak akan memohon agar Zakki membuat langkah selanjutnya. Malam harinya, Annika bersandar di pelukan Zakki, mendengarkan detak jantungnya dengan tenang."Lagi mikir apa?" Zakki memeluknya dan meneruskan dengan lembut, "Malam ini kamu berbeda dari biasanya."Annika menutupi kesedihannya dengan membalas, "Mungkin karena kita sudah mau pergi dari sini, tempat ini lumayan bagus."Zakki terkekeh-kekeh dan berujar, "Kalau kamu suka, kita bisa tinggal di sini beberapa hari lagi. Kita bawa Ariel dan Jose, oke?"Annika tidak berbicara lagi, melainkan membenamkan wajahnya ke leher Zakki. Dia sudah bertekad untuk pergi. Mungkin Zakki akan marah, tetapi pria seangkuh Zakki tidak mungkin mempertahankan wanita. Apalagi, Annika merasa dirinya tidak begitu penting di hati Zakki dan Zakki masih memiliki wanita lain.Meskipun telah bertekad untuk pergi, Annika tetap saja merasakan keengganan dari lubuk hatinya. Malam ini, dia tidak bisa tidur. Dia terus memandan
Air hujan menetes ke wajah dan bulu matanya. Annika mengedipkan matanya perlahan dan mendongak menatap Zakki. Zakki memegang wajahnya yang dingin dan berkata dengan suara yang serak dan mengintimidasi, "Nggak pernah ada yang lain! Selain kamu, aku nggak pernah bersama orang lain lagi! Kamu nggak perlu merasa tertekan bersamaku, kamu nggak pernah berkhianat pada siapa pun."Annika meremas kertas itu dan meletakkan di hadapannya dengan perlahan. Beberapa saat kemudian, bibirnya mulai gemetar. Ternyata dia tidak punya suami! Akan tetapi, apakah Annika bisa menerima Zakki hanya dengan begitu? Sebab, Annika sama sekali belum pernah menanyakan apakah Zakki benar-benar serius padanya, atau hanya mempermainkannya ....Di tengah hujan, Zakki mengelus wajah mungil Annika dan memandangnya dengan tatapan tajam yang penuh Hasrat. Setelah itu, Zakki menciumnya dengan kasar. Dia memeluk Annika dan menatap bibirnya yang gemetaran sambil bergumam, "Kamu benar-benar nggak menyukaiku? Kamu bohong! Saat i
Di dalam kamar presidential suite.Malam pernikahan Devon dan Vloryne penuh gairah dan cinta yang mendalam. Namun di luar sana, pesta pernikahan tetap berlangsung dengan meriah.Ada seorang tamu istimewa yang datang diam-diam. Dia berharap bisa pergi dengan cara yang sama tenangnya, tanpa menarik perhatian siapa pun.Orang itu takut kehadirannya mengganggu suasana hati seseorang, terutama jika orang itu melihat dirinya dan merasa tidak nyaman. Hanya saja tidak disangka, takdir mempertemukan mereka secara kebetulan di koridor hotel.Andre berdiri dengan tenang sambil menatap Ariel. Saat itu, Ariel sedang menemani Gemma ke toilet. Gadis kecil itu masih terlalu muda untuk pergi sendiri, jadi Ariel selalu memastikan dia tidak sendirian. Di sisi Ariel, ada seorang gadis kecil lainnya. Dia seharusnya adalah salah satu dari anak kembar yang Ariel lahirkan untuk Henley. Sementara itu, anak kembarnya yang satu lagi adalah anak laki-laki yang lebih tua dari gadis kecil ini.Anak kembar Ariel be
Keesokan paginya, cahaya pertama matahari menyinari bumi. Hari ini, Keluarga Chandra merayakan hari besar. Putri bungsu Satya dan istrinya akhirnya menikah.Vloryne bahkan menikah dengan cinta masa mudanya. Dia mengenakan pakaian pengantin tradisional, lengkap dengan mahkota foniks dan jubah merah yang indah. Vloryne terlihat memesona. Dia benar-benar wanita tercantik yang pernah dilihat Devon.Dari sisi Keluarga Cendana, Rafa dan Paula luar biasa sibuk. Meskipun bukan keluarga super kaya, Rafa adalah seorang kepala keluarga yang sangat dihormati.Baik di dalam maupun di luar rumah, Rafa mengurus semua tamu dengan sangat terhormat. Akhirnya, dia pun terlihat sangat akrab dengan Zakki.Hanya saja, Satya merasa sedikit terganggu dengan hal ini. Dia bahkan bertanya, "Zakki, kamu sendiri nggak punya besan?"Zakki tidak mempermasalahkannya. Bersama Annika, dia membantu mempersiapkan pernikahan. Pernikahan tradisional memang jauh lebih rumit daripada pernikahan bertema modern. Hanya saja ber
Malam harinya, Jose dan Selvy pulang ke rumah bersama Selena. Begitu sampai, Selena langsung pergi mengerjakan PR.Sementara itu, Selvy menuju kamar untuk melihat putra bungsunya yang sedang tidur. Seorang pengasuh sedang menjaga anak itu. Ketika mendengar langkah kaki masuk ke kamar, dia berbalik lalu bertanya dengan suara pelan, "Nyonya sudah pulang? Dia tidur terus, benar-benar anak yang baik."Selvy hanya tersenyum. Dia memberi isyarat kepada pengasuh agar turun dan beristirahat. Setelah pintu tertutup, dia menunduk untuk menatap putra bungsunya, Sean.Anak kecil itu sudah berusia 8 bulan. Wajahnya sepenuhnya mewarisi ciri khas Jose, bahkan hampir seperti dicetak dari cetakan yang sama. Bahkan, kadang-kadang Selena memandangi wajah adiknya sambil memuji, "Benar-benar mahakarya Tuhan!"Jose pernah menimpali, "Memangnya kamu tahu apa itu mahakarya Tuhan?""Ketampanan suami adalah kebanggaan istri!" balas Selena dengan bangga.Selvy sempat berbisik kepada Jose, "Dia tahu kata-kata itu
Di lantai 2, Vloryne sedang mencoba gaun pengantinnya. Sesuai keinginan Devon, resepsi pernikahan mereka bertema tradisional.Gaun Vloryne dirancang oleh master top di dalam negeri. Gaunnya sangat mewah dan mahkotanya dihiasi mutiara. Harga mahkota itu puluhan miliar.Vloryne tampak sangat cantik. Dia becermin dan menyentuh mahkotanya sambil bergumam, "Devon benar-benar rela menghabiskan uang demi memuaskan hobinya."Clara menepuk kepala Vloryne. Putrinya ini tidak pernah berpikir panjang sebelum bicara. Untung saja, dia menikah dengan pria yang baik.Clara memberikan harta sesan yang banyak untuk Vloryne, sama seperti waktu Alaia menikah. Namun, Vloryne juga menolak saham Grup Chandra seperti Alaia. Uang yang dihasilkan Devon sudah cukup untuk menghidupi mereka.Alaia merapikan gaun Vloryne. Dia merasa tidak rela. Bagaimanapun, Vloryne adalah putri bungsu Keluarga Chandra. Sekarang, Vloryne akan menikah.Vloryne memandang Alaia seraya menggerutu, "Kak, kapan kamu menetap di dalam nege
Xavier berujar, "Kita nggak bisa menahan rasa sakit."Alaia tidak bisa berkata-kata. Arnold sangat aktif, tetapi dia sangat sopan karena didikan Xavier. Begitu melihat Ivander, Arnold menyapa dengan sopan, "Paman Ivander."Ivander mengusap kepala Arnold. Dia merasa tubuh Arnold lebih berisi dari putranya. Mungkin karena Molly terlalu kurus. Nanti Ivander berencana menambah makanan bergizi untuk Alfred.Mobil Ivander melaju di jalan tol. Dia mengantar keluarga Alaia ke kediaman Keluarga Chandra. Anak-anak Satya dan Clara sudah pindah. Hanya tersisa Vloryne yang belum pindah.Alaia yang jarang pulang dipaksa tinggal di kediaman Keluarga Chandra. Alaia tidak menolak. Beberapa hari lagi, dia berencana pergi ke Kota Aruma untuk mengunjungi makam orang tua kandungnya.Mobil Ivander berhenti di tempat parkir kediaman Keluarga Chandra. Semua junior Keluarga Chandra berkumpul. Demi mempersiapkan resepsi pernikahan Vloryne besok, para pria berdiskusi dan para wanita sibuk di lantai 2.Sementara
Sore harinya, Vloryne hendak pulang kerja. Dia melihat mobil Devon di tempat parkir, tetapi Devon tidak berada di dalam mobil.Kebetulan seorang petinggi kampus lewat. Dia berkata kepada Vloryne, "Devon datang ke kampus. Di aula ada upacara penyumbangan, kamu boleh lihat acaranya. Nanti kalian baru pulang bersama. Makan hotpot waktu musim dingin sangat menyenangkan."Vloryne menanggapi, "Pak, kamu pandai menikmati hidup."Petinggi menunjukkan sayuran yang dibawanya dan menimpali, "Lihat, istriku terus desak aku dari tadi. Dia suruh aku pulang masak dan jaga cucu."Vloryne tersenyum dan memandangi petinggi yang berjalan pergi. Kemudian, dia berjalan ke aula sambil membawa termos. Banyak mahasiswa yang menyapa Vloryne.Salah satu mahasiswa berujar, "Bu Vloryne, Pak Devon ada di aula."Setiap orang yang lewat memberi tahu Vloryne hal yang sama. Devon menjadi terkenal di kampus setelah menyumbang 100 miliar.Vloryne yang menaiki tangga aula mendengar suara Devon dari kejauhan. Kala ini, De
Vloryne terdiam menatap Devon. Pria itu mengenakan mantel hitam. Ketika sosoknya yang tinggi berdiri di dalam ruang kerja, suasananya terasa tegang.Devon berjalan ke arah Vloryne, lalu memeluk gadis kecil yang sedang menangis sambil membelai rambutnya. Dia berkata dengan sangat lembut, "Katanya nggak menangis."Vloryne bersandar di pundak Devon sembari bergumam, "Kamu pasti sengaja.""Terharu nggak?" tanya Devon.Vloryne memukul Devon dua kali.Devon terkekeh-kekeh dan membiarkan Vloryne melampiaskan emosinya. Hatinya juga terasa sedih. Lima tahun ini, sebenarnya Devon takut dan cemas Vloryne akan jatuh cinta pada orang lain sebelum dirinya sukses. Jika itu terjadi, apa yang akan dia pakai untuk meminta Vloryne kembali?Cinta antara pria miskin dan putri keluarga kaya hanya ada di dalam novel. Kenyataannya begitu kejam. Vloryne tidak peduli, tetapi Devon tidak rela melihat Vloryne hidup menderita. Kini, Devon dan Vloryne berpelukan di dalam ruang kerja. Mereka akan segera menikah.Di
Rencana pernikahan Devon dan Vloryne berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan.Vloryne terkadang merasa ini hanya ilusi. Semuanya berjalan terlalu lancar seakan-akan perpisahaan beberapa tahun ini tidak pernah terjadi. Vloryne dan Devon seperti selalu bersama.Setelah bertemu kembali, Devon bahkan tidak banyak bertanya tentang kehidupan Vloryne di luar negeri. Dia memperlakukan Vloryne seperti dulu.Vloryne sudah tidak semuda dan secantik dulu lagi, tetapi Devon memperlakukannya seperti gadis berusia 20 tahun. Vloryne diam-diam berpikir bahwa Devon pasti suka gadis berusia 18 tahun. Sayangnya, waktu telah berlalu dan tidak bisa kembali.Devon hanya tersenyum.Pada musim dingin, hari-hari terasa lebih singkat. Setelah pulang kerja, Vloryne datang ke vila Devon, tetapi Devon belum pulang. Dua pembantu yang dipekerjakan Devon sudah mulai menyiapkan makan malam.Ketika Vloryne turun dari mobil, dia menerima panggilan dari Devon. Vloryne bertanya dengan lembut, "Kamu pulang jam berapa?"De
Vloryne kembali menatap Devon dengan polos.Devon mengeluarkan dompet dari mantelnya sambil terkekeh-kekeh. Dia mengambil kartu bank platinum dan menaruhnya di telapak tangan Vloryne. "Ini kartu cadanganku, nggak ada batas pengeluaran," ucapnya.Vloryne berucap pelan, "Baik banget. Terima kasih, Pak Devon!"Devon menepuk-nepuk kepala gadis itu.Vloryne sontak memeluk leher kekasihnya dan berkata, "Terima kasih, Om Gadun."Devon membalas dengan menangkup wajah mungil Vloryne dan menciumnya dalam-dalam. Dahulu, dia adalah seorang dosen dan sekarang dirinya adalah pebisnis andal.Namun, tingkah Vloryne membuatnya tidak bisa menahan diri. Setelah mengakhiri ciumannya, Devon membisikkan kata-kata nakal di telinga gadis itu, membuatnya tertegun sekaligus malu.Devon menggigit ujung hidung Vloryne dan berucap, "Seleramu cukup mengagetkan."Vloryne tidak berani menggoda Devon lagi. Dia duduk lebih tegak dan meminta pria itu untuk mengemudi. Devon menatapnya sejenak, baru menghidupkan mesin.Se