Justin meminta maaf dengan tulus karena ingkar janji dan jatuh hati pada wanita lain.Sambil memegang dokumen yang diberikan Justin, Annika berkata, "Kak Justin, terima kasih atas dokumen-dokumen ini. Kalau soal hati, kurasa itu sudah takdir.""Ya, semua memang sudah digariskan takdir," sahut Justin sambil tersenyum tipis. Senyumannya mengandung sedikit kepahitan, tetapi dia tidak menyuarakannya.Selesai makan, Justin mengantar Annika ke parkiran. Annika mengenakan sepatu hak tinggi dan tidak sengaja menginjak lubang. Saat Annika terhuyung dan hampir jatuh, Justin sontak menahan pinggangnya. Sentuhan ini membuat pria itu sedikit nostalgia, sorot matanya pun melembut. Katanya, "Kuharap jurnal-jurnal itu bisa membantu Zakki segera sembuh!"Annika membalas sambil mengulum senyum lembut, "Terima kasih, Kak Justin. Aku pamit dulu, ya!"Justin membukakan pintu mobil untuk Annika dengan sopan. Dia menatapnya rindu untuk terakhir kalinya malam itu. Dia tahu, mereka sudah tidak punya harapan un
Zakki menolak untuk berhenti. Dia menatap Annika dengan tenang dan berkata, "Aku sangat tenang sekarang! Annika, aku nggak butuh simpatimu, apalagi rasa kasihanmu. Kamu ... pergi saja!"Annika berdiri mematung dan menanyakan alasannya. Zakki tidak langsung menjawab. Mata hitamnya menatap Annika beberapa lama. Kemudian, dia mengeluarkan sebatang rokok dari saku dengan tangan bergetar dan menyalakannya. Dia tidak mengisap rokok itu, melainkan hanya menunduk dan memandang asapnya.Setelah sekian lama, Zakki baru berujar dengan lirih, "Bukannya kamu selalu bertanya-tanya, apa aku tahu soal kehamilanmu saat itu? Aku tahu, Annika! Waktu kamu pergi, Dania memberikan hasil tes yang mengonfirmasi kalau kamu hamil. Dia juga memberitahuku kamu akan kembali ke Kota Aruma dan menyuruhku mengejarmu.""Annika, apa kamu tahu bagaimana perasaanku saat itu? Aku ingin mengejarmu, tapi aku duduk di kursi roda dan nggak berdaya. Aku bahkan nggak bisa bangun waktu terjatuh. Hari itu, aku baru benar-benar sa
Annika tidak lagi menangis terisak-isak. Bagaimanapun, dia adalah ibu dari dua anak. Namun, sesuai perkataannya, kali ini dia tidak akan pernah kembali pada Zakki. Dia tetap akan memedulikan pria itu, tetapi dia akan menjaga jarak darinya.Sebuah Rolls Rayce perak perlahan keluar dari vila. Zakki yang berada di ruang kerja mengawasinya dalam diam hingga mobil itu menghilang dari pandangan. Annika sudah meninggalkannya. Wanita itu akhirnya pergi setelah disakiti oleh kata-katanya. Zakki sadar betapa kejam ucapannya kemarin malam.Zakki ingin merokok, tetapi dia tidak bisa menyalakan rokoknya dengan tangan yang terus bergetar. Alhasil, dia mematahkan rokok itu dengan kesal. Setelah itu, dia mendorong kursi rodanya ke ruang tamu. Ruangan itu sangat rapi, seakan-akan tidak pernah ditinggali orang.Kemudian, Zakki pergi ke kamar utama dan mendapati seprai sudah diganti. Dari ruang ganti, masih tercium aroma parfum pakaian yang selalu dirindukannya. Dia juga melihat kotak obat yang berisi ob
Mata hitam Zakki berkaca-kaca. Dania sudah mendengar dari pelayan di bawah bahwa Annika pergi membawa anak-anak. Pada Zakki yang masih diam, dia berkata, "Sekarang kesalahpahaman sudah terpecahkan. Pak Zakki, bawalah Annika kembali!"Zakki tidak bersuara. Dia menatap lembut kalung berlian yang diletakkan di atas dokumen tadi, lalu mengusapnya dengan penuh perasaan. Dania tidak akan mengerti. Bagaimana Zakki bisa membawa Annika kembali? Dengan kondisi fisiknya sekarang, mereka hanya akan rukun sebentar. Tidak lama kemudian, mereka pasti akan kembali bertengkar.Lagi pula, kali ini Annika juga tidak akan kembali lagi. Saat itu, dia telah berkata bahwa kali ini, dia akan pergi untuk selamanya. Zakki pun telah membiarkannya pergi.Ketika Dania hendak mendesaknya lagi, Zakki berujar dengan nada tenang, "Bantu aku untuk membuat janji temu dengan Justin. Aku ingin mengucapkan terima kasih secara pribadi padanya."Dania sedikit kebingungan, tetapi dia tetap melaksanakan perintah Zakki.....Pa
Sambil memutar arah menuju vila Annika, Syamsul berkata, "Sebentar lagi kebetulan jam makan malam, Tuan bisa makan di sana. Masakan Nyonya memang paling cocok di lidah.""Banyak omong!" hardik Zakki.Zakki menaikkan jendela mobil, lalu menyandar ke sandaran kursi. Apa yang harus dikatakannya saat mereka bertemu nanti? Mereka baru berpisah tidak sampai 10 jam, tetapi Zakki merasa waktu telah berlalu lama sekali.Mobil hitam Zakki perlahan memasuki vila. Saat pintu mobil dibuka, langit sore sudah menggelap. Sesuai perkataan Syamsul, ini adalah jam makan malam. Aroma makanan yang membangkitkan selera tercium dari arah dapur vila.Di halaman rumput, Ariel sedang bermain bola dengan adiknya. Ketika melihat mobil Zakki, gadis kecil itu sontak berseru dengan gembira, "Ayah!"Baru berlari sebentar, Ariel mendadak teringat dengan Jose. Dia pun berbalik untuk menggendong adiknya, lalu kembali menghampiri Zakki. Kedua anak kecil itu mengelilingi sang ayah. Mereka memeluk lengan dan kakinya dengan
Annika menyemangati putrinya dengan lembut. Di bawah lampu kristal, dia tampak sangat elegan dengan gaun panjang yang dikenakannya. Rambut hitam panjangnya diikat ke atas, mengekspos separuh lehernya yang lembut.Dalam benak Zakki, Annika selalu lembut dan cantik. Biarpun kariernya melejit, dia tidak pernah terkesan sombong.Saat Zakki melamun menatapnya, Annika tanpa sengaja bertemu pandang dengan mata yang menyorot dalam itu. Namun, dia segera berpaling dengan tenang.....Zakki pergi pada pukul 10 malam. Annika turun dari lantai dua untuk mengantarnya. Setelah kursi rodanya sampai ke depan mobil, Zakki tidak langsung masuk. Dia bertanya dengan lembut, "Anak-anak sudah tidur?"Annika mengiakan pelan. Di bawah langit malam, hanya ada mereka berdua di sana. Zakki menatapnya sangat lama, lalu berujar lirih, "Aku sudah mengirim dokumen yang kamu tinggalkan ke laboratorium. Suratmu juga sudah kubaca ...."Bulan memancarkan sinar pucat. Zakki menatap Annika lekat-lekat. Setelah beberapa la
Annika merasakan tatapan Zakki dan menoleh ke arahnya. Matanya tidak memancarkan gejolak emosi berlebih, tetapi dia diam-diam menegakkan tubuhnya. Pria itu juga sedang memandangnya.Zakki memicingkan mata hitamnya dan berujar pada Dania, "Dorong aku ke sana."Dania mendorong kursi roda Zakki hingga ke depan Annika. Dia menyapanya dengan hangat, "Annika, sudah lama nggak bertemu!""Lama nggak bertemu," sahut Annika sambil tersenyum tipis, tetapi matanya masih tertuju pada Zakki.Pria di sebelahnya bertanya, "Bu Annika, siapa ini?"Annika menjawab dengan nada tenang, "Dia Pak Zakki, Presdir Grup Ruslan sekaligus mantan suamiku. Yang ini Dania, asisten Pak Zakki."Annika memperkenalkan mereka dengan sangat formal. Pria di sebelah Annika bernama Bryan Sutanto. Dia baru pulang dari luar negeri dan berkeinginan menginvestasikan uangnya. Annika sedang berusaha menarik pria itu untuk berinvestasi di perusahaannya. Tak disangka, dia bertemu dengan Zakki di sini.Bryan adalah pria yang sangat so
Tentu saja Annika tidak ingin naik ke mobil Zakki. Sementara itu, Zakki menatap bunga mawar yang dipegang Annika, lalu bertanya, "Apa bunga itu pemberian Pak Bryan?"Annika yang membeli sendiri bunga itu, tetapi dia tidak akan mengakuinya. Annika hanya menjawab, "Siapa pun yang memberiku bunga ini nggak ada hubungannya dengan Pak Zakki."Tatapan Zakki menjadi muram saat mendengar Annika memanggilnya "Pak Zakki". Zakki tetap memandang Annika saat berbicara dengan Syamsul, "Suruh Nona Annika naik ke mobil."Syamsul merasa dilema saat menghadapi Zakki dan Annika yang berselisih. Namun, dia tetap turun dari mobil untuk meminta Annika naik ke mobil. Syamsul berucap, "Nyonya, saljunya lumayan lebat. Sebaiknya Nyonya naik ke mobil saja. Kalau nggak, aku pasti ditegur."Ekspresi Syamsul tampak cemas. Annika tidak ingin mempersulit Syamsul sehingga dia naik ke mobil. Zakki dan Annika yang duduk bersebelahan di dalam mobil hanya terdiam.Syamsul berujar, "Aku harus menyetir lebih lambat saat mus
Di dalam kamar presidential suite.Malam pernikahan Devon dan Vloryne penuh gairah dan cinta yang mendalam. Namun di luar sana, pesta pernikahan tetap berlangsung dengan meriah.Ada seorang tamu istimewa yang datang diam-diam. Dia berharap bisa pergi dengan cara yang sama tenangnya, tanpa menarik perhatian siapa pun.Orang itu takut kehadirannya mengganggu suasana hati seseorang, terutama jika orang itu melihat dirinya dan merasa tidak nyaman. Hanya saja tidak disangka, takdir mempertemukan mereka secara kebetulan di koridor hotel.Andre berdiri dengan tenang sambil menatap Ariel. Saat itu, Ariel sedang menemani Gemma ke toilet. Gadis kecil itu masih terlalu muda untuk pergi sendiri, jadi Ariel selalu memastikan dia tidak sendirian. Di sisi Ariel, ada seorang gadis kecil lainnya. Dia seharusnya adalah salah satu dari anak kembar yang Ariel lahirkan untuk Henley. Sementara itu, anak kembarnya yang satu lagi adalah anak laki-laki yang lebih tua dari gadis kecil ini.Anak kembar Ariel be
Keesokan paginya, cahaya pertama matahari menyinari bumi. Hari ini, Keluarga Chandra merayakan hari besar. Putri bungsu Satya dan istrinya akhirnya menikah.Vloryne bahkan menikah dengan cinta masa mudanya. Dia mengenakan pakaian pengantin tradisional, lengkap dengan mahkota foniks dan jubah merah yang indah. Vloryne terlihat memesona. Dia benar-benar wanita tercantik yang pernah dilihat Devon.Dari sisi Keluarga Cendana, Rafa dan Paula luar biasa sibuk. Meskipun bukan keluarga super kaya, Rafa adalah seorang kepala keluarga yang sangat dihormati.Baik di dalam maupun di luar rumah, Rafa mengurus semua tamu dengan sangat terhormat. Akhirnya, dia pun terlihat sangat akrab dengan Zakki.Hanya saja, Satya merasa sedikit terganggu dengan hal ini. Dia bahkan bertanya, "Zakki, kamu sendiri nggak punya besan?"Zakki tidak mempermasalahkannya. Bersama Annika, dia membantu mempersiapkan pernikahan. Pernikahan tradisional memang jauh lebih rumit daripada pernikahan bertema modern. Hanya saja ber
Malam harinya, Jose dan Selvy pulang ke rumah bersama Selena. Begitu sampai, Selena langsung pergi mengerjakan PR.Sementara itu, Selvy menuju kamar untuk melihat putra bungsunya yang sedang tidur. Seorang pengasuh sedang menjaga anak itu. Ketika mendengar langkah kaki masuk ke kamar, dia berbalik lalu bertanya dengan suara pelan, "Nyonya sudah pulang? Dia tidur terus, benar-benar anak yang baik."Selvy hanya tersenyum. Dia memberi isyarat kepada pengasuh agar turun dan beristirahat. Setelah pintu tertutup, dia menunduk untuk menatap putra bungsunya, Sean.Anak kecil itu sudah berusia 8 bulan. Wajahnya sepenuhnya mewarisi ciri khas Jose, bahkan hampir seperti dicetak dari cetakan yang sama. Bahkan, kadang-kadang Selena memandangi wajah adiknya sambil memuji, "Benar-benar mahakarya Tuhan!"Jose pernah menimpali, "Memangnya kamu tahu apa itu mahakarya Tuhan?""Ketampanan suami adalah kebanggaan istri!" balas Selena dengan bangga.Selvy sempat berbisik kepada Jose, "Dia tahu kata-kata itu
Di lantai 2, Vloryne sedang mencoba gaun pengantinnya. Sesuai keinginan Devon, resepsi pernikahan mereka bertema tradisional.Gaun Vloryne dirancang oleh master top di dalam negeri. Gaunnya sangat mewah dan mahkotanya dihiasi mutiara. Harga mahkota itu puluhan miliar.Vloryne tampak sangat cantik. Dia becermin dan menyentuh mahkotanya sambil bergumam, "Devon benar-benar rela menghabiskan uang demi memuaskan hobinya."Clara menepuk kepala Vloryne. Putrinya ini tidak pernah berpikir panjang sebelum bicara. Untung saja, dia menikah dengan pria yang baik.Clara memberikan harta sesan yang banyak untuk Vloryne, sama seperti waktu Alaia menikah. Namun, Vloryne juga menolak saham Grup Chandra seperti Alaia. Uang yang dihasilkan Devon sudah cukup untuk menghidupi mereka.Alaia merapikan gaun Vloryne. Dia merasa tidak rela. Bagaimanapun, Vloryne adalah putri bungsu Keluarga Chandra. Sekarang, Vloryne akan menikah.Vloryne memandang Alaia seraya menggerutu, "Kak, kapan kamu menetap di dalam nege
Xavier berujar, "Kita nggak bisa menahan rasa sakit."Alaia tidak bisa berkata-kata. Arnold sangat aktif, tetapi dia sangat sopan karena didikan Xavier. Begitu melihat Ivander, Arnold menyapa dengan sopan, "Paman Ivander."Ivander mengusap kepala Arnold. Dia merasa tubuh Arnold lebih berisi dari putranya. Mungkin karena Molly terlalu kurus. Nanti Ivander berencana menambah makanan bergizi untuk Alfred.Mobil Ivander melaju di jalan tol. Dia mengantar keluarga Alaia ke kediaman Keluarga Chandra. Anak-anak Satya dan Clara sudah pindah. Hanya tersisa Vloryne yang belum pindah.Alaia yang jarang pulang dipaksa tinggal di kediaman Keluarga Chandra. Alaia tidak menolak. Beberapa hari lagi, dia berencana pergi ke Kota Aruma untuk mengunjungi makam orang tua kandungnya.Mobil Ivander berhenti di tempat parkir kediaman Keluarga Chandra. Semua junior Keluarga Chandra berkumpul. Demi mempersiapkan resepsi pernikahan Vloryne besok, para pria berdiskusi dan para wanita sibuk di lantai 2.Sementara
Sore harinya, Vloryne hendak pulang kerja. Dia melihat mobil Devon di tempat parkir, tetapi Devon tidak berada di dalam mobil.Kebetulan seorang petinggi kampus lewat. Dia berkata kepada Vloryne, "Devon datang ke kampus. Di aula ada upacara penyumbangan, kamu boleh lihat acaranya. Nanti kalian baru pulang bersama. Makan hotpot waktu musim dingin sangat menyenangkan."Vloryne menanggapi, "Pak, kamu pandai menikmati hidup."Petinggi menunjukkan sayuran yang dibawanya dan menimpali, "Lihat, istriku terus desak aku dari tadi. Dia suruh aku pulang masak dan jaga cucu."Vloryne tersenyum dan memandangi petinggi yang berjalan pergi. Kemudian, dia berjalan ke aula sambil membawa termos. Banyak mahasiswa yang menyapa Vloryne.Salah satu mahasiswa berujar, "Bu Vloryne, Pak Devon ada di aula."Setiap orang yang lewat memberi tahu Vloryne hal yang sama. Devon menjadi terkenal di kampus setelah menyumbang 100 miliar.Vloryne yang menaiki tangga aula mendengar suara Devon dari kejauhan. Kala ini, De
Vloryne terdiam menatap Devon. Pria itu mengenakan mantel hitam. Ketika sosoknya yang tinggi berdiri di dalam ruang kerja, suasananya terasa tegang.Devon berjalan ke arah Vloryne, lalu memeluk gadis kecil yang sedang menangis sambil membelai rambutnya. Dia berkata dengan sangat lembut, "Katanya nggak menangis."Vloryne bersandar di pundak Devon sembari bergumam, "Kamu pasti sengaja.""Terharu nggak?" tanya Devon.Vloryne memukul Devon dua kali.Devon terkekeh-kekeh dan membiarkan Vloryne melampiaskan emosinya. Hatinya juga terasa sedih. Lima tahun ini, sebenarnya Devon takut dan cemas Vloryne akan jatuh cinta pada orang lain sebelum dirinya sukses. Jika itu terjadi, apa yang akan dia pakai untuk meminta Vloryne kembali?Cinta antara pria miskin dan putri keluarga kaya hanya ada di dalam novel. Kenyataannya begitu kejam. Vloryne tidak peduli, tetapi Devon tidak rela melihat Vloryne hidup menderita. Kini, Devon dan Vloryne berpelukan di dalam ruang kerja. Mereka akan segera menikah.Di
Rencana pernikahan Devon dan Vloryne berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan.Vloryne terkadang merasa ini hanya ilusi. Semuanya berjalan terlalu lancar seakan-akan perpisahaan beberapa tahun ini tidak pernah terjadi. Vloryne dan Devon seperti selalu bersama.Setelah bertemu kembali, Devon bahkan tidak banyak bertanya tentang kehidupan Vloryne di luar negeri. Dia memperlakukan Vloryne seperti dulu.Vloryne sudah tidak semuda dan secantik dulu lagi, tetapi Devon memperlakukannya seperti gadis berusia 20 tahun. Vloryne diam-diam berpikir bahwa Devon pasti suka gadis berusia 18 tahun. Sayangnya, waktu telah berlalu dan tidak bisa kembali.Devon hanya tersenyum.Pada musim dingin, hari-hari terasa lebih singkat. Setelah pulang kerja, Vloryne datang ke vila Devon, tetapi Devon belum pulang. Dua pembantu yang dipekerjakan Devon sudah mulai menyiapkan makan malam.Ketika Vloryne turun dari mobil, dia menerima panggilan dari Devon. Vloryne bertanya dengan lembut, "Kamu pulang jam berapa?"De
Vloryne kembali menatap Devon dengan polos.Devon mengeluarkan dompet dari mantelnya sambil terkekeh-kekeh. Dia mengambil kartu bank platinum dan menaruhnya di telapak tangan Vloryne. "Ini kartu cadanganku, nggak ada batas pengeluaran," ucapnya.Vloryne berucap pelan, "Baik banget. Terima kasih, Pak Devon!"Devon menepuk-nepuk kepala gadis itu.Vloryne sontak memeluk leher kekasihnya dan berkata, "Terima kasih, Om Gadun."Devon membalas dengan menangkup wajah mungil Vloryne dan menciumnya dalam-dalam. Dahulu, dia adalah seorang dosen dan sekarang dirinya adalah pebisnis andal.Namun, tingkah Vloryne membuatnya tidak bisa menahan diri. Setelah mengakhiri ciumannya, Devon membisikkan kata-kata nakal di telinga gadis itu, membuatnya tertegun sekaligus malu.Devon menggigit ujung hidung Vloryne dan berucap, "Seleramu cukup mengagetkan."Vloryne tidak berani menggoda Devon lagi. Dia duduk lebih tegak dan meminta pria itu untuk mengemudi. Devon menatapnya sejenak, baru menghidupkan mesin.Se